BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dapur. Seni Kerajinan banyak didominasi dari bahan yang berjenis batang.

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I PENDAHULUAN. pendukung karya ( Van De Ven, 1995:102 ) seperti figure manusia, tokoh

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai jual. Karya kerajinan biasanya terbuat dari berbagai bahan dan hasil

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar pada paparan hasil dan temuan penelitian, makna perubahan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bhineka Tunggal Ika

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Kecamatan Medan Marelan ada suatu Usaha Mikro Kecil dan

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bentuk imajinasi dan ide ide kreatif yang diwujudkan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perahu adalah salah satu alat transportasi bagi manusia yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti yang dihasilkan oleh pengerajin karya Saf Handycraft yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kerajinan merupakan produk yang dihasilkan manusia yang dapat dilihat

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. daya alam berupa keindahan alam, flora, fauna, peninggalan-peninggalamn

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

SENI KRIYA MERANCANG DAN MEMBUAT KARYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan,

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA Oleh : Dr. Ir. Sriyadi., MP (8 Januari 2016)

BAB I PENDAHULUAN. dan diwujudkan dalam berbagai karya relief. Karya relief merupakan bentuk

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

ESTETIKA KOMODIFIKASI PADA BUDAYA ADU ZATUA NIAS SELATAN-SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.

BAB I PENDAHULUAN. kuliah teori dan praktek. Menurut Kurikulum Program Studi Pendidikan Seni

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetik dan nilai artistik. Karya seni rupa tercipta dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan efek pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa terdiri dari berbagai jenis tergantung pada sudut pandang tinjauannya. Jika dilihat dari segi wujud dan bentuknya, maka seni rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Berdasarkan fungsinya, seni rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. Seni rupa murni adalah seni yang diciptakan semata-mata untuk dinikmati keindahannya dan seringkali sebagai kepuasan batin pembuatnya. Dengan kata lain, seni rupa murni lebih mengutamakan nilai estetika dari pada nilai guna. Berbeda dengan dengan seni rupa murni, seni rupa terapan lebih memperhatikan fungsinya. Seni rupa terapan merupakan seni yang diciptakan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh karya seni rupa terapan yang umum kita lihat adalah seni kriya, desain arsitektur, dan lain sebagainya (http://senibudayasenirupaa.blogspot.co.id, 25 Oktober 2016). Berbicara tentang seni kriya sama dengan membicarakan sesuatu yang mempunyai hubungan erat dengan ketrampilan tangan atau kerajinan tangan yang memerlukan ketelitian dalam setiap detail karya yang dibuat. Seni kriya sudah sejak jaman dahulu ada di Nusantara, yang mana seni kriya inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya seni rupa yang ada di Indonesia. Kriya adalah jenis karya seni 1

2 terapan yang menitik beratkan pada ketrampilan tangan untuk mengolah bahan baku yang ada di sekitar lingkungan kita menjadi benda yang mempunyai nilai fungsi dan jga nilai estetis. Istilah seni kriya berasal dari akar kata krya (bahasa Sanskrta) yang berarti "mengerjakan; dari akar kata tersebut kemudian menjadi kata : karya, kriya, kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek. Dalam pengertian berikutnya semua hasil pekerjaan termasuk berbagai ragam keteknikannya disebut "seni kriya.(haryono, 2002 dalam http://senibudayasenirupa.blogspot.co.id /2015/01/ seni-kriya.html). Di Sumatera Utara terdapat kriyawan seni kriya yang kreatif dengan mengolah bahan dasar limbah kayu menjadi suatu karya seni kriya yang indah. Para kriyawan lebih banyak memanfaatkan tempat wisata sebagai sarana untuk menjual hasil karya seni kriya yang diciptakannya, seperti di Medan, Bukit Lawang, Samosir, Berastagi dan tem pat wisata lainnya yang banyak di kunjungi para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Salah satu lokasi yang banyak di kunjungi para wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara adalah Bukit Lawang, yang terletak di kelurahan Timbang Lawan Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. Di Bukit Lawang banyak terdapat para kriyawan yang mengolah bahan dasar limbah kayu menjadi suatu karya seni kriya yang dapat dijadikan sebagai cenderamata bagi para pengunjung yang berwisata ke Bukit Lawang. Bentuk seni kriya yang dihasilkan bermacam-macam, Salah satunya adalah aneka bentuk patung Orang Utan. Bukit Lawang merupakan salah satu

3 tempat konservasi (pemeliharaan/perlindungan) bagi Orang Utan, dimana Orang Utan adalah salah satu satwa langka di Indonesia. Oleh karena itu Orang Utan dijadikan sebagai icon atau ciri khas Bukit Lawang. Sebagian besar para kriyawan di Bukit Lawang, banyak menciptakan karya ukiran patung Orang Utan yang bermacam-macam bentuknya. Selain ukiran patung Orang Utan, di Bukit Lawang juga terdapat karya kriya lainnya, seperti Miniatur alat transportasi (mobil, becak, kapal layar, perahu kecil), Aksesoris (gelang, cincin, kalung), mainan kunci, hiasan lampu, peralatan rumah tangga dan lain-lain. Bahan yang dipakai adalah limbah kayu Jati, kayu Merbau, kayu Raja, kayu Trembesi, kayu Ketapang dan kayu Pinus. Limbah kayu yang digunakan para kriyawan yang berada di kawasan wisata Bukit Lawang kebanyakan berasal dari hutan Taman Wisata Gunung Leuser. Para kriyawan tidak melakukan penebangan pohon melainkan mencari ranting-ranting kayu yang terbawa aliran sungai dari hutan. Para kriyawan memanfaatkan ranting-ranting pohon yang terjatuh akibat adanya tiupan angin atau proses alami lainnya yang terbawa oleh aliran sungai. Ranting pohon ini memiliki karakteristik yang kuat dan tahan lama serta memiliki bentuk dan tekstur yang unik. Karya seni kriya tersebut dapat menjadi salah satu jenis cenderamata bagi para wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Bukit Lawang dan juga menjadi mata pencaharian bagi kriyawan yang berada di kawasan wisata Bukit Lawang. Namun dari hasil observasi dan wawancara penulis dilapangan pada minggu ke 3 bulan Agustus tahun 2016, perajin mengatakan bahwa karya seni

4 kriya yang dihasilkan masih kurang diminati konsumen. Karena pada hasil karya kriyawan kurang memahami penerapan unsur visual seni rupa, seperti penerapan unsur garis, bidang, warna dan tekstur yang tepat pada karya seni kriya kayu yang akan diciptakan. Selain itu peneliti mengamati karya-karya yang dihasilkan oleh para kriyawan masih kurang menerapkan prinsip-prinsip seni rupa yang tepat, seperti prinsip keseimbangan, keselarasan, proporsi dan lain-lain. Penulis ingin mengkaji bagaimana kriyawan di kawasan wisata Bukit Lawang, mampu mengoptimalkan limbah kayu ini. Bagaimana kriyawan mampu membuat produk kerajinan yang optimal berdasarkan penerapan unsur-unsur visual seni rupa dan prinsip-prinsip seni rupa yang yang baik dan benar. Dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap produk kerajinan di kawasan wisata Bukit Lawang dan mengkaji karya hasil kerajinan tersebut dari unsur visual seni rupa dan prinsip-prinsip seni rupa Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Kajian Estetis Seni Kriya Kayu Dikawasan Wisata Bukit Lawang Kabupaten Langkat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Masalah penerapan unsur visual seni rupa pada karya seni kriya kayu di Kawasan Wisata Bukit Lawang Kabupaten Langkat. 2. Masalah keindahan bentuk dari karya seni kriya kayu yang dihasilkan, seperti bentuk motif, warna dan proporsi.

5 3. Masalah penerapan prinsip-prinsip seni rupa pada karya seni kriya kayu di Kawasan Bukit Lawang Kabupaten Langkat. 4. Masalah prospek pengembangan estetika produk pada karya seni kriya kayu di Kawasan Bukit Lawang Kabupaten Langkat 5. Masalah penggunaan limbah kayu jika tidak dimanfaatkan secara optimal oleh kriyawan berpotensi mengakibatkan polusi disekitar aliran sungai. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan keterbatasan waktu dan dana yang dimiliki penulis, maka dari berbagai masalah yang diidentifikasi di atas, diterapkan batasan masalah sebagai berikut : 1. Masalah penerapan unsur visual seni rupa pada karya seni kriya kayu di Kawasan Wisata Bukit Lawang Kabupaten Langkat. 2. Masalah penerapan prinsip-prinsip seni rupa pada karya seni kriya kayu di Kawasan Bukit Lawang Kabupaten Langkat. 3. Masalah prospek pengembangan estetika produk pada karya seni kriya kayu di Kawasan Bukit Lawang Kabupaten Langkat D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan unsur visual seni rupa pada karya seni kriya kayu di Kawasan Wisata Bukit Lawang Kabupaten Langkat?

6 2. Bagaimanakah penerapan prinsip-prinsip seni rupa pada karya seni kriya kayu di Kawasan Bukit Lawang Kabupaten Langkat? 3. Bagaimanakah prospek pengembangan estetika produk pada karya seni kriya kayu di Kawasan Bukit Lawang Kabupaten Langkat? E. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengetahui penerapan unsur visual seni rupa pada hasil karya seni kriya kayu di Kawasan Wisata Bukit Lawang Kabupaten Langkat. 2. Mengetahui penerapan prinsip-prinsip seni rupa pada karya seni kriya kayu di Kawasan Bukit Lawang Kabupaten Langkat. 3. Menjelaskan bagaimana prospek pengembangan estetika produk pada karya seni kriya kayu di Kawasan Bukit Lawang Kabupaten Langkat F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain : Hasil penelitian mengenai kerajinan limbah kayu di kawasan wisata Bukit Lawang diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak. 1. Menambah wawasan para kriyawan mengenai karya seni kriya kayu dan dapat lebih mengoptimalkan kreatifitasnya dalam mengelola limbah-limbah kecil seperti limbah kayu menjadi suatu karya seni kriya yang bernilai estetis dan bernilai jual. 2. Agar kriyawan di kawasan wisata Bukit Lawang dapat mengetahui tentang prinsip-prinsip seni rupa yang belum di terapkan dalam

7 produk-produknya dan memperbaiki serta menerapkan prinsip-prinsip desain pada produk selanjutnya. 3. Sebagai bahan masukan bagi para mahasiswa Seni Rupa untuk menambah wawasan dalam berkarya. 4. Sebagai bahan perbandingan untuk menghasilkan bentuk karya seni yang lebih optimal, berkualitas dan memiliki daya jual yang tinggi. 5. Dapat menjadi pembelajaran atau referensi yang baik bagi penulis dan bagi pembaca. 6. Sebagai bahan perbandingan yang relevan bagi peneliti selanjutnya. 7. Untuk melatih kemampuan keterampilan penulis dalam melakukan penelitian ilmiah