BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan dua macam pembelajaran yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share menurut Lyman

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berhubungan dengan dua macam variabel, yaitu variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode dalam penelitian ini menggunakan metode Kuasi Eksperimen (eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian memandu peneliti tentang urutan bagaimana penelitian itu dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen (experimental research).metode penelitian eksperimen ini digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada siswa

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan beberapa definisi operasional sebagai berikut: a. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together yaitu, pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 5-6 orang siswa yang heterogen dimana setiap siswanya diberi nomor. Siswa diminta duduk bersama dengan teman sekelompoknya, kemudian guru memberikan pertanyaan untuk setiap anggota kelompok yang akan didiskusikan dengan kelompoknya, kemudian guru memanggil nomor anggota secara acak untuk menjawab pertanyaan yang telah didiskusikan dengan teman sekelompoknya. Pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol adalah model pembelajaran konvensional, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari lima sampai enam orang siswa, kemudian keenam kelompok tersebut melakukan diskusi bersama teman sekelompoknya masing-masing (Lampiran A1). b. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal berpikir kritis berdasarkan fungsi dan indikator

29 kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mencakup 5 subindikator menurut Ennis (1985), yaitu memfokuskan pertanyaan (mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan dan mengidentifikasi/ merumuskan kriteria untuk menentukan jawaban yang mungkin), menganalisis argumen (mengidentifikasi suatu kesimpulan), menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi (menggeneralisasikan tabel) mengidentifikasi asumsi (memerlukan asumsi, membangun argumen). c. Penguasaan konsep siswa yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif siswa menurut taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Hasil belajar siswa diukur melalui instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda jenjang C 1 -C 6. B. Metode Dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode penelitian Quasi Eksperimen atau eksperimen semu (Arikunto, 2006). Metode ini digunakan karena banyak faktor dari subjek penelitian yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa. 2. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalan Non equivalent Control Group Design (Sugiyono, 2010:116). Terdapat satu kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

30 NHT dan satu kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif pembelaran konvensional (metode diskusi). Masing-masing kelas diberikan tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, dan setelah selesai kegiatan pembelajaran kedua kelas di berikan tes akhir. Desain penelitian ini digambarkan dengan rancangan sebagai berikut. Tabel 3.1 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test Eksperimen O 1 X O 2 Kontrol O 3 Y O 4 Keterangan: O 1,O 3 : Pre Test X : Penerapan Model Numbered Head Together (NHT) O 2,O 4 : Post Test Y : Penerapan Metode Diskusi 3. Populasi dan sampel a. Populasi VIII. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 3 Lembang kelas b. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII H dan kelas VIII I. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara acak karena karakteristik kelas yang beragam. Sampel kelas yang dipilih yaitu kelas yang memiliki karakteristik siswa yang aktif dalam setiap pembelajarannya. Dari dua kelas penelitian ditetapkan kelas VIII I sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai kelas kontrol.

31 4. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Lembang Jl. Holtitikura No. 24 Lembang Bandung Barat. Dari tanggal 3 Agustus sampai 10 Agustus 2012. C. Instrumen penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Soal Penguasaan Konsep Soal hasil belajar berbentuk pilihan ganda C 1 -C 6 sebanyak 20 butir soal berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. Tes tertulis pilihan ganda ditujukan untuk melihat aspek kognitif siswa yang akan menggambarkan hasil belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan. Tes pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal ini, diberikan saat pretest dan posttest dengan tujuan untuk mengukur aspek kognitif siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan (Lampiran B1). 2. Soal kemampuan berpikir kritis Soal kemampuan berpikir kritis yang digunakan berupa soal uraian sebanyak 10 butir soal yang memuat indikator kemampuan berpikir kritis yang dimodifikasi dari fungsi kemampuan berpikir kritis menurut Paul dan Elder (Inch et al., 2006:6). Dan Kemampuan berpikir kritis siswa diukur dengan menggunakan rublik penilaian (Lampiran C1). 3. Angket Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Angket diberikan kepada siswa setelah proses

32 pembelajaran selesai. Adapun kisi-kisi angket yang digunakan adalah sebagai berikut (Lampiran C2). Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket No Aspek yang Ditanyakan No. Pertanyaan Jumlah Pertanyaan 1 Kesulitan 2,3,13 3 2 Pemahaman terhadap konsep 8,14 2 3 Ketertarikan 1,5,6,9,15 5 4 Keaktifan 4,7,10 3 5 Berpikir kritis 11,12 2 Total 15 4. Wawancara Guru Wawancara digunakan untuk mengetahui respon guru terhadap model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Wawancara guru dilakukan setelah proses pembelajaran selesai. Instrumen wawancara yang digunakan berbentuk uraian yang diberikan kepada guru mata pelajaran biologi (Lampiran C2). D. Teknik Pengumpulan Data Langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Menyusun instrumen penelitian. Untuk pengukuran hasil belajar, soal-soal disusun berdasarkan tingkatan taksonomi Bloom C 1 -C 6. 2. Melakukan validasi soal melalui proses judgment dan pengujian. 3. Merumuskan dan menyusun angket untuk mengetahui respon siswa terhadap soal-soal penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa. 4. Menentukan subjek penelitian kemudian melakukan pemilihan kelas sampel. 5. Seluruh subjek penelitian melaksanakan tes pengukuran penguasaan konsep dan kemampuan berpijkir kritis siswa baik pretest maupun posttest.

33 6. Seluruh subjek mengisi angket yang bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran Numbered Head Together. 7. Melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran biologi mengenai penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together. 8. Hasil tes dianalisis dan diinterpretasikan. E. Prosedur penelitian Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, pengolahan data dan penarikan kesimpulan. 1. Tahap persiapan Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan tahap persiapan. Tahap persiapan ini meliputi: a. Membuat rencana pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator sebagai pedoman yang akan digunakan pada proses belajar mengajar berikut dengan alat evaluasinya (Lampiran A1). b. Membuat instrumen penelitian (Lampiran B1.2 dan B2.2). c. Judgement instrumen penelitian (Lampiran B1.1 dan B2.1) d. Analisis hasil uji coba instrumen untuk memperoleh tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan realibilitas soal, serta distraktor (Lampiran E.1). 2. Tahap Perencanaan Penelitian Dalam perencanaan penelitian, dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: a) Penentuan sampel penelitian b) Melakukan uji coba instrumen

34 c) Analisis instrumen d) Revisi instrumen. 3. Tahapan pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian, dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: a. Membentuk kelompok siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol secara heterogen berdasarkan aspek kognitf siswa sebelumnya. b. Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang tiap kelompok. c. Melakukan tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Pelaksanaan proses belajar mengajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran dikelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan pembelajaran di kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (metode diskusi). Proses belajar mengajar dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. 4. Tahap pengolahan data dan analisis data Dalam pengolahan data dan analisis data, dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: a) Mengolah data hasil penelitian b) Menganalisis data hasil penelitian c) Penarikan simpulan dan saran.

35 F. Analisis Uji Coba Instrumen 1. Analisis Tes Penguasaan Konsep Uji butir soal tes objektif untuk mengukur penguasaan konsep siswa: a. Uji Validitas Soal Menurut Arikunto (2008) validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus Product Moment dengan angka besar atau kasar yaitu: r xy N XY X Y N X 2 X 2 N Y 2 Y 2 Arikunto (2008:75) memberikan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Validitas Koefisien Korelasi Keterangan 0,8 1 Sangat Tinggi 0,6 0,8 Tinggi 0,4 0,6 Cukup 0,2 0,4 Rendah 0,0 0,2 Sangat Rendah b. Uji Reliabilitas Reabilitas merupakan konsistensi soal dalam memberikan hasil pengukuran. Menurut Arikunto (2008) Reliabilitas soal dihitung untuk seluruh soal, dengan rumus korelasi : r 2 n S pq n 1 S 11 2

36 Keterangan : r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q N = banyaknya item S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) c. Tingkat kesukaran Menurut Arikunto (2008) rumus uji tingkat kesukaran adalah: P B JS Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran soal penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa adalah sebagai berikut : Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Keterangan 0,0 0,3 Sukar 0,3 0,7 Sedang 0,7 1,0 Mudah d. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto:2008). Rumus untuk menentukan indeks daya pembeda yaitu:

37 D B J A A B J B B P A P B Keterangan : Ja = banyaknya peserta kelompok atas Jb = banyaknya peserta kelompok bawah Ba= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar Bb= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Menurut Arikunto (2008:218) klasifikasi nilai daya pembeda adalah sebagai berikut : Tabel 3.5 Klasifikasi Nilai Daya Pembeda Daya Pembeda Keterangan 0,0 0,2 Jelek 0,2 0,4 Cukup 0,4 0,7 Baik 0,7 1,0 Baik sekali Negatif Tidak baik (sebaiknya dibuang) Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen Penguasan Konsep Realiabilitas = 0,67 (Tinggi) Validitas Soal No. Daya Pembeda Daya Pembeda Korelasi/ Soal Keterangan Validitas Ket. soal 1 27,27 Cukup 95,00 Sangat 0,497 cukup Direvisi 2 0,00 Jelek 7,50 Sangat 0,233 Rendah Dibuang sukar 3 36,36 Cukup 52,50 Sedang 0,205 Rendah Dipakai 4 54,55 Baik 42,50 Sedang 0,428 Cukup Dipakai 5 9,09 Jelek 95,00 Sangat 0,368 Rendah Dipakai 6 36,36 Cukup 35,00 Sedang 0,401 Cukup Dipakai 7 27,27 Cukup 30,00 Sukar 0,276 Rendah Direvisi 8 36.36 Tidak 55,00 Sedang 0,411 Cukup Dipakai Baik 9 72,73 Baik sekali 52,50 Sedang 0,528 Cukup Dibuang

38 Realiabilitas = 0,67 (Tinggi) Validitas Soal No. Daya Pembeda Daya Pembeda Korelasi/ Soal Keterangan Validitas Ket. soal 10 27,27 Cukup 30,00 Sukar 0,276 Rendah Direvisi 11 0,00 Jelek 7,50 Sangat 0,233 Rendah Dipakai sukar 12 27,27 Cukup 92,50 Sangat 0,497 Cukup Dibuang 13 36,36 Cukup 77,50 Mudah 0,330 Rendah Dipakai 14 63,64 Tidak Baik 52,50 Sedang 0,585 Cukup Direvisi 15 18,18 Jelek 92,50 Sangat 0,457 Cukup Dipakai 16 54,55 Baik 75,00 Mudah 0,543 Cukup Dipakai 17 27,27 Cukup 92,50 Sangat 0,457 Cukup Dipakai 18 36,36 Cukup 35,00 Sedang 0,401 Cukup Dipakai 19 36,36 Cukup 40.00 Sedang 0,174 Sangat Dibuang rendah 20 36,36 Cukup 77,50 Mudah 0,330 Rendah Dipakai 21-9,09 Tidak 95,00 Sangat -0,156 - Dibuang Baik 22 36,36 Cukup 70,00 Sedang 0,439 Cukup Dipakai 23 27,27 Cukup 92,50 Sangat 0,457 Cukup Dipakai 24 18,18 Jelek 95,00 Sangat 0,440 Cukup Dipakai 25 18,18 Jelek 17,50 Sukar 0,259 Rendah Dipakai 26 9,09 Jelek 95,00 Sangat 0,154 Sangat Dipakai rendah 27-27,27 Tidak 40,00 Sedang -0,148 - Direvisi baik 28 36,36 Cukup 75,00 Mudah 0,303 rendah Dipakai 29 9,09 Jelek 60,00 Sedang 0,102 Sangat Dipakai rendah 30 18,18 Jelek 95,00 Sangat 0,440 Cukup Dipakai

39 Berdasarkan hasil uji coba instrumen terhadap 30 soal pilihan ganda, diperoleh soal yang valid sebanyak 27 soal yang valid, tetapi yang diambil hanya 20 soal yang dipakai sebagai instrumen penelitian penguasaan konsep. Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen Berpikir Kritis Realiabilitas = 0,70 (tinggi) Validitas Soal No. Daya Pembeda Daya Pembeda Korelasi/ Soal Keterangan Validitas Ket. soal 1. 48,48 Baik 63,64 Sedang 0,657 Tinggi Dipakai 2. 42,42 Baik 66,67 Sedang 0,663 Tinggi Dipakai 3. 36,36 Cukup 51,52 Sedang 0,516 Cukup Dipakai 4. 33,33 Cukup 56,06 Sedang 0,579 Cukup Dipakai 5. 24,24 Cukup 72,73 Mudah 0,444 Rendah Dipakai 6. 42,42 Baik 66,67 Sedang 0,663 Tinggi Dipakai 7. 45,45 Baik 28,79 Sukar 0,402 Rendah Dipakai 8. 48,48 Baik 72,73 Mudah 0,636 Tinggi Dipakai 9. 18,18 Jelek 69,70 Sedang 0,273 Rendah Dibuang 10. 48,48 Baik 54,55 Sedang 0,780 Tinggi Dipakai 11. 15,15 Jelek 65,15 Sedang 0,364 Rendah direvisi 12. 60,61 Baik 45,45 Sedang 0,656 Tinggi Dipakai 13. 18,18 Jelek 69,70 Sedang 0,273 Rendah Dibuang 14. 15,15 Jelek 27,27 Sukar 0,041 - Dibuang 15. 6,06 Jelek 45,45 Sedang 0,656 Tinggi Dipakai Berdasarkan hasil uji coba instrumen terhadap 15 soal berpikir kritis, diperoleh soal yang valid sebanyak 14 soal, tetapi yang diambil hanya 10 soal yang dipakai sebagai instrumen penelitian. 2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Dari hasil pretest dan postest kemampuan berpikir kritis siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, data yang telah diperoleh dianalisis melalui tahap berikut: 1. Penskoran pada tiap butir soal memiliki bobot nilai tertentu, yaitu 3-0.

40 2. Menentukan kategori tingkat kemampuan berpikir kritis siswa yang didapat dengan menghitung persentase dari tiap indikator dengan menggunakan aturan sebagai berikut (Arikunto,2008) : Tabel 3.9 Kategori tingkat kemampuan berpikir kritis siswa Presentase Klasifikasi 90% A < 100% Sangat baik 75% B < 100% Baik 55% C < 100% Cukup 40% D < 100% Kurang 0% E < 100% Jelek Rumus yang digunakan untuk kategori tingkat kemampuan berpikir kritis siswa adalah : Kemampuan Tingkat perolehan gain ternormalisasikan dikategorikan sebagai berikut Arikunto (2008). Tabel 3.9 Kategori Gain Dinormalisasi NG > 0,70 Tinggi 0,30 < NG > 0,70 Sedang NG < 0,30 Rendah

41 I. Alur Penelitian Pra persiapan Penyusunan proposal Studi pendahuluan Persiapan: Kajian teoritis tantang model pembelajaran NHT, kurikulu Instrumen penelitian kemampuan berpikir kritis Rencana Pembelajaran (RPP) Uji coba Intrumen Revisi instrument Pelaksanaan Pretest Kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional (diskusi,ceramah) Kelas eksperimen dengan model NHT Pelaksanaan posttest Hasil Penelitian Analisis dan pengolahan data Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Penelitian

42