PERKEMBANGAN TEKNOLOGI P ARTISI SEBAGAI AL TERNA TIF PROSES DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM

PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF

ANALISIS DAN KONSEP PENANGANAN AKTINIDA MINOR DALAM LIMBAH PLTN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ADS

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

ATW (ACCELERATOR DRIVEN TRANSMUTATION WASTE) SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF PENUTUPAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PELARUTAN URANIUM DALAM CARAM LELEH KCI-LiCI PADA PROSES DAUR ULANC BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PENYERAPANLOGAM DEN GAN TANNIN

TEKNOLOGI DUPIC SEBAGAI ALTERNATIF PENUTUPAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

Prinsip Dasar Pengelolaan Limbah Radioaktif. Djarot S. Wisnubroto

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

Kajian Awal Aspek Neutronik Dari Rancangan Konseptual Fasilitas ADS Berbasis Reaktor Kartini

PENANGGULANGANTANTANGAN SEKARANG DAN MASA DEPAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH NUKLIR AKTIVITAS TINGGI DAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS

KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya

No Penghasil Limbah Radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang mempunyai kewajiban mengumpulkan, mengelompokkan, atau mengolah sebelum diser

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di

pekerja dan masyarakat serta proteksi lingkungan. Tujuan akhir dekomisioning adalah pelepasan dari kendali badan pengawas atau penggunaan lokasi

PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

PERSYARATAN PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ATW (ACCLERATOR TRANSMUTATION WASTE) SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF PENUTUP AN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana pada Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung.

ANALISIS TINGKAT BAHAYA PADA PASKA PERLAKUAN DAUR ULANG PEMBAKARAN/TRANSMUTASI AKTINIDA. Marsodi, dan Mulyanto

RANCANGAN KONSEPTUAL REAKTOR SUBKRITIK UNTUK KAJIAN TRANSMUTASI LIMBAH PLTN BERBASIS REAKTOR KARTINI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah

STRATEGI DAN PROSPEK EKONOMI BACK-END CYCLE MENGGUNAKANATW

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Studi Skenario Transmutasi Plutonium dan Aktinida Minor dengan Reaktor Termal

ANALISIS PERHITUNGAN TRANSMUTASI LIMBAH AKTINIDA MINOR: KAJIAN AWAL SMALL-SCALE ACCELERATOR DRIVEN SYSTEM BERBASIS REAKTOR KARTINI

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar

PENGOLAHAN LIMBAH AKTIVITAS TINGGI DENGAN GELAS FOSFAT

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi

KAJIAN AWAL ASPEK NEUTRONIK DARI RANCANGAN KONSEPTUAL FASILITAS ADS BERBASIS REAKTOR KARTINI

ANALISIS TERMAL GARAM CAMPURAN MgCl 2 -NaCl

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

SOAL. Za-salsabiila Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

PE GELOLAA BAHA BAKAR UKLIR BEKAS DARI REAKTOR PEMBA GKIT LISTRIK TE AGA UKLIR

STUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR. Abdul Waris 1* dan Budiono 2

EV ALUASI KOMPOSISI LIMBAH TRU DALAM BAHAN BAKAR BEKAS REAKTOR NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

STUDI PERHITUNGAN KARAKTERISTIK REAKTIVITAS AYUN PADA SISTEM SUB-KRITIK

STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR. Kuat Heriyanto, Nurokhim, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

RISET PROSES PELELEHAN TERAS SAAT KECELAKAAN PARAH

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

STUDI TI GKAT RADIOAKTIVITAS DA PA AS PELURUHA BAHA BAKAR BEKAS REAKTOR AIR RI GA SEBAGAI FU GSI WAKTU

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

Reaktivitas Reaktor Nuklir Sebagai Fungsi Burnup dan Waktu Operasi Reaktor a,1) Mohammad Heriyanto b,1) Giffari Alfarizy

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

EKSTRAKSI STRIPPING URANIUM MOLIBDENUM DARI GAGALAN PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

PE GARUH BUR -UP TERHADAP KUA TITAS DA KARAKTERISTIK BAHA BAKAR UKLIR BEKAS PLT. urokhim Pusat Teknology Limbah Radioaktif-BATAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

ISSN * R. Didiek Herhady dan **Sigit PROSES ULANG BAHAN BAKAR BEKAS CARA BASAH PENDAHULUAN ABSTRAK

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

KARAKTERISTIK PRODUK FISI SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH DAN EVALUASI SOURCE TERM

ABSTRAK ABSTRACT. Gunandjar. Gunandjar ISSN Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN,

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM SEIFGARD DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

III.3. Material Fisil dan Fertil III.4. Persamaan Diferensial Bateman III.5. Efek Umpan Balik Reaktivitas Suhu dan Void III.6.

MEMPELAJARI PENGARUH LOGAM TANAH JARANG SERIUM (Ce) dan. LANTANUM (La) PADA ANALISIS TORIUM DENGAN METODA PENDAR SINAR-

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

LINGKUP KESELAMATAN NUKLIR DI SUATU NEGARA YANG MEMILIKI FASILITAS NUKLIR

TAHANAN JENIS GELAS-LIMBAH DAN KAPASITAS PANAS UNTUK OPERASI MELTER PADA VITRIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

STUDI TINGKA T RADIOAKTIVIT AS DAN PANAS PELURUHAN BAHAN BAKAR BEKAS REAKTOR AIR RINGAN SEBAGAI FUNGSI W AKTU

RISET KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADA SAAT REAKTOR MENGALAMI FLUKTUASI DAYA

RISET KEUTUHAN PENGUNGKUNG REAKTOR SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH

PERHITUNGAN DEFLESI BAHAN BAKAR TERAS PWR

Transkripsi:

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI P ARTISI SEBAGAI AL TERNA TIF PROSES DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BATAN PENDAHULUAN Konsep partisi clan transmutasi (P & T) sebagai salah satu alternatif dalam proses daur bahan bakar nuklir telah dikembangkan lebih dari satu dekade yang lain, clan konsep P & T ini akan terns menjadi suatu topik penelitian yang menarik selama penggunaan nuklir sebagai sumber energi tetap berlangsung. Informasi terakhir mengenai perkembangan teknologi P &T adalah berasal dati Fifth International Information Exchange Meeting yang diselenggarakan oleh Nuclear Research Centre SCK.CEN berkeijasama dengan Komisi Eropa pada tanggal 25-27 November 1998 di Mol, Belgia. Konferensi ini diikuti oleh 120 peserta dari 15 negara serta 3 organisasi internasional, dengan jumlah makalah 55 (43 makalah untuk presentasi oral dan 12 makalah untuk sesi poster). Makalah-makalah yang masuk meliputi makalah umum, partisi, fabrikasi bahan bakar dan target transmutasi, data tampang lintang, iradiasi reaktor, perbandingan reaktor dengan accelerator-driven system (ADS), clan evaluasi dampak radiologi jangka panjang. DE Makalah ini adalah ringkasan dati makalah-makalah yang diajukan dalam pertemuan tersebut yang diharapkan berguna untuk meng-update pengetahuan kita ten tang daur bahan bakar nuklir. PARTISI Konsep partisi merupakan barn pijakan dasar dalam strategi P&T clan secara tegas mempengaruhi dan membatasi kondisi transmutasi unsurunsur aktinida minor (minor actinides/ma) dan/atau basil belah berwaktu paruh panjang (long-lived fission products/llfp). Konsep partisi akan memberikan pilihanpilihan seperti jenis bahan bakar padat atau garam cair (molten salt), proses catulbatch atau proses kontinyu, serta membatasi seberapa besar fraksi MA yang menjadi limbah. Fraksi MA ini merupakan bagian terpenting dari unsur-unsur yang ada karena kandungannya dalam limbah di atas batas kelarutan MA di geosfir. Pengurangan lebih lanjut terhadap fraksi MA dapat dicapai dengan mengoptimalkan P &T, da1am arti memilih kondisi terbaik untuk fasilitas t'uldlnl.//1t'/1i1 Va( ~ Na.2.2(XX}

proses clan kondisi terbaik untuk reaktor atau ADS, yang selanjutnya akan mempengaruhi radiotoksisitas di tempat penyimpanan. Diskusi perbandingan proses hidrometalurgi dan proses pyrochemical telah dilakukan karena kedua proses tersebut masing-masing mempunyai kelebihan clan kekurangan. Proses hidrometalurgi telah cukup dikenal untuk memisahkan Am, Cm clan lantanida sehingga ada kemungkinan dapat dikembangkan dalam skala prototype. Tetapi laporan terakhir dari suatu prototype proses P&T menunjukkan adanya batasan radiotoksisitas akibat adanya akumulasi kebocoran dalam skema daur ulangnya, sehingga pemisahan dengan efisiensi yang tinggi sangat diperlukan sekali. Di lain pihak proses pirometalurgi lebih muda dibanding hidrometalurgi tetapi mendapat perhatian yang cukup tinggi akhir-akhir ini. Proses ini mungkin lebih mudah diadaptasi terutama untuk proses P &T dengan multi daur ulang beriradiasi tinggi serta pendinginan dengan waktu pendek dari bahan bakar clan target, namun metode ini akan dibatasi oleh pengurangan radiotoksisitas pada tahap transmutasi. Berikut adalah beberapa metode partisi yang cukup menarik perhatian yang kemungkinan akan dikembangkan lebih lanjut. Proses dual ekstraksi solven (dual solvent extraction process) yang diajukan oleh JNC(I) clan berdasar pada pemisahan U-Pu-Np dati larutan dengan menggunakan metode Advanced PUREX, dilanjutkan dengan proses pengambilan kembali Am dan Cm dati limbah aktivitas tinggi t'u/dinui1t'/1/1 Vd ~ No..2.2tXJO menggunakan proses Advanced TRUEX. Suatu riset yang mendekati proses sebenarnya menggunakan limbah aktivitas tinggi telah dilakukan di Laboratorium "Hot" -Fasilitas Proses Kimia Tokai. Aktinida clan Lantanida dapat dipisahkan dari rafinatnya, serta penggunakan ligan donor type "lunak" (CYANEX 301 murni clan ODP) menunjukkan pemisahan yang bagus pada Am/Eu. Porn penting lainnya adalah ekstraksi secara elektrolitik menunjukkan hasil yang mengesankan untuk memisahkan beberapa logam tanah jarang termasuk hasil belah aktivitas rendah. Suatu program yang dinamakan NEWP AR T2-4) yang merupakan suatu bagian dati program kerangka kerja Eropa IV memfokuskan pada metode pemisahan Am clan Cm dalam ratinat PUREX (Pemisahan Np dimasukkan ke dalam proses improved PUREX). Program ini dibagi dalam dua tahap, yang pertama adalah pengambilan aktinida clan lantanida dari hasil belah menggunakan proses DIAMEX, sedangkan tahap kedua adalah pemisahan aktinida dati lantanida menggunakan proses CY ANEX. Suatu proses yang dinamakan sebagai proses SESAME dapat ditambahkan dalam program tersebut untuk memisahkan Am dari Cm. Suatu kemajuan yang berarti telah dicapai pada proses DIAMEX untuk memahami kerja ekstraktan malonamide mengambil aktinida clan lantanida trivalent sebagai senyawa nitrat, clan penelitian menggunakan bahan aktif akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Suatu terobosan nyata telah dilakukan oleh dua organisasi independen mengenai kemampuan [II]

CY ANEX 301 sebagai ekstaktan untuk vitrifikasi HL W, clan volume limbah memisahkan Am dan Eu dengan factor yang disementasi hanya 20% dari pemisahan 6000. Terobosan lainnya limbah yang ditimbulkan oleh proses adalah adanya senyawa BTP (pyridinebis-l PUREX. Lebih dari itu, konsentrasi,2, 4-tryazines) yang memisahkan aktivitas a dari limbah yang An(III)/Ln(III) dengan faktor pemisahan disementasi lebih rendah dibandingkan Am terhadap Eu sebesar 140 dengan I GBq/ton sehingga mem- dari larutan asam nitrat berkonsentrasi punyai kemungkinan untuk dibuang ke tinggi. Sebagai kesimpulannya, suatu penyimpanan limbah tanah dangkal. rasa percaya diri makin meningkat terhadap program NEWP ART untuk Saat ini sedang dilakukan pengembangan penggunaan limbah HLL W mencapai tujuan proses industri sebenarnya. pemisahan MA yang efisien clan Aktivitas penelitian di Rusia modem. Proses partisi 4 grup dikembangkan difokuskan pada nuklida pemancar panas (Cs-137 dan Sr-90) menggunakan oleh JAERI(5), yaitu memisahkan kobalt dikarbolid(6). Uji coba limbah aktivitas tinggi menjadi empat yang dilakukan menunjukkan suatu grup: yaitu unsur transuranium basil yang memuaskan dari segi proses menggtinakan DIDP A, grup Tcplatinum serta keselamatannya. Fasilitas (PGM), Sr-Cs dan grup ekstraksi industri menggunakan kobalt lainnya. Efisiensi pemisahan dapat dikarbolid dioperasikan selama dicapai secara percobaan menggunakan simulasi lll..l W, clan basil estimasi beberapa bulan di Mayak clan menunjukkan basil yang bagus menggunakan terhadap seluruh proses partisi limbah HL W sebenarnya. mencapai atau melebihi target suatu Diskusi internasional sedang dilakukan pengambilan kembali yang menghasilkan untuk memulai kembali proses limbah aktivitas tinggi tersebut. tervitrivikasi yang setelah disimpan Proses partisi pirokimia telah selama 1000 tahun dapat dibandingkan dengan mineral yang mengandung 3 % diajukan oleh Jepang(7), Rusia(8) dan Republik Cek(9). Di Jepang, CRIEPI uranium. Dalam pemisahan Am clan melakukan penelitian partsisi pirokimia Cm dari lantanida dapat dilakukan melibatkan denitrasi, klorinasi clan pengurangan konsentrasi lantanida ekstraksi multi stage. Pada proses ini sampai dibawah 25% dengan efisiensi lebih dati 98% logam alkali dapat pemisahan 99,99% untuk aktinida. dipisahkan di tahapan denitrasi. Ketahanan radiasi DID P A 7 kali lipat Hampir semua unsur-unsur lain dibanding TBP, clan produk degradasinya terkonversi dari oksida ke klorida tidak menimbulkan efek negatif akibat tahapan klorinasi. Eksperimen terhadap ekstraksi TRU serta limbah pemisahan dalam hat ill ekstraksi sekundemya jauh lebih sedikit akibat berkali-kali (multiple) juga dilakukan berkurangnya kemampuan solven. dalam sistem LiCI-KCl/Bi, clan lebih Pemisahan menjadi empat grup mampu mengurangi kuantitas limbah dengan dari 99% tiap TRU dapat diambil. Senyawa kimia yang dipakai di dalam factor 3,3 dibandingkan dengan proses, seperti gas klorin Cd, Bi, Ph, [EJ t:'t/h'lntll1t'$ Vd ~ Na.2.2000

Li dapat didaur ulang. Sebagai hasil akhir, maka proses ini diperkirakan menimbulkan limbah yang lebih sedikit sebagai bahan bakar pada suhu tinggi. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa tak ada gangguan atau penl1asalahan dibanding dengan proses cair dan fisika maupun kimia terjadi untuk hanya memerlukan suatu fasilitas yang relatif sederhana/kompak. Tetapi perlu mengaplikasikan MSR dan teknologi bahan bakar yang mendukungnya. diperhatikan berkenaan dengan Di Republik Ceko, daur bahan masalah korosi dan masalah bahanbahan dalam penggunaan di industri. bakar kering untuk reaktor cepat telah diteliti secara mendasar(9). Metode ini, Di Rusia, penggunaan teknologi dikembangkan di bekas negara reaktor garam leleh IMolten Salt Reactor (MSR) dimulai pada tahun 70 Cekoslovakia ditahun 70an dan SOan, penelitian berdasar pada perbedaan an(8). MSR ini dapat dikatakan volatilitas U, PU clan FP di dalam merupakan komponen kedua dalam bentuk senyawa fluoridanya. Suatu daur bahan bakar nuklir multi-strata, teknologi skala pilot, FREGAT-2, dimana MSR menginsenerasi sebagian dati plutonium bersama-sama dengan MA, dan kalau diperlukan sebagian dibangun untuk verifikasi teknologi fluorida melalui eksperimen daur ulang bahan bakar bekas dati BOR-60. Saat FP. Hasil dati penelitian terakhir ini, penelitian dan organisasi industri di menunjukkan bahwa proses MSR republik Ceko bermaksud menggunakan dengan PuF dan MA di dalam 2LiF- BeF cair merupakan konsep yang mungkin. Stabilitas radiasi dati loop pengala.mannya untuk pro- gram nasional pengembangan teknologi transmutasi. reaktor dengan bahan bakar garam molten menunjukkan bahwa garam fluorida mungkin dapat digunakan DAFTARPUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] OZAWA. et al., "A New Reprocessing System Composed of PUREX and TRUEX Processes for Total Separation of Long-lived Radionuclides", Proceedings of the Fifth International Infonnation Exchange Meeting, Actinide and Fission Product Partitioning and Transmutation, Mol, Belgium, 25-27 November 1998. MADIC, C. et al., "NEWPART: A European Research Programme for Minor Actinide Partitioning", ibid. COURSON, O. et al., "Separation of Minor Actinides from Genuine HUW Using The DIAMEX Process", ibid. MODOLO, G. et al., "Actinides (Ill) -Lanthanides group separation from Nitric Acid using New Aromatic Diorganyldithiophosphinic Acids", Ibid. KUBOTA, M. et al., "Development of the Four Group Partitioning Process at JAERf', Ibid. ~l//d/nl//1~ai1 Vd.? No.2.2(X:t:) DtJ

. [6] [7] [8] [9] ROMANOVSKY, V.N. et ai., "R&D Activities on Partitioning in Russia", Ibid. KINOSffiTA, K. et ai., "Estimation of Material Balance in Pyrometallurgical Partitioning Process for TRUs from HLLW", Ibid. IGNATIEV, V.V. et ai., "Molten Salt Reactor Technology for Partitioning & Transmutation and Harmonisation of The Future Nuclear Fuel Cycle", Ibid. UHLIR, J. et ai., "An experience on dry nuclear fuel reprocessing in the Czech Republic", Ibid. ---0000000--- w t'li/diijl//1c'/1i1 Vd ~ No..2.2axJ