BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan tidak sedikit anak yang merasa kesulitan dalam mempelajari Matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar matematika dari tahun ke tahun. Padahal Matematika merupakan mata pelajaran yang banyak berguna dalam kehidupan dan merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam UNAS. Ini berarti Matematika merupakan sarana berpikir logis untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu Matematika perlu diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di sekolah. Berdasarkan hasil tesdaritahunketahunsebelumnya yang didapat, tes Matematika di kelas VI SD N Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati cenderung memperoleh hasil yang masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Darisetiap hasil ulangan sebagian besar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75, sehingga belum mencapai ketuntasan klasikal. Penulis sebagai guru Matematika di kelas VI SDN Blaru Pati menemui kesulitan dalam mengajar Matematika. Diketahui hasil belajar Matematika bahwa 59% siswa mendapatkan nilai yang belum tuntas yaitu KKM 75sebanyak 20 orang siswa, dan hanya 41% siswa yang sudah tuntas yaitu KKM 75sebanyak 14 orang siswa. Dan hanya 6 orang siswa yang mendapatkan nilai di atas 80. Baru setelah diadakan ulangan perbaikan, ketuntasan klasikal tercapai, dan itupun mesti dilakukan berulang kali, bahkan pada beberapa materi yang dianggap lebih sulit ulangan perbaikan (remedial) perlu diulang lagi. Padahal untuk melakukan ulangan perbaikan perlu tambahan waktu, yang terkadang harus dilakukan setelah jam pelajaran Matematika berakhir atau di waktu jam pelajaran lain. Berdasarkan hasil pengalaman, proses pembelajaran yang digunakan di kelas VI SDN Blaru Pati adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Siswa masih belum aktif dalam kegiatan pembelajaran karena selama pembelajaran guru banyak memberikan ceramah tentang materi. Sehingga aktivitas yang dilakukan siswa biasanya hanya mendengar dan mencatat, siswa jarang bertanya atau mengemukakan pendapat. Diskusi 1
2 kelompok jarang dilakukan sehingga interaksi dan komunikasi antara siswa dengan siswa lainnya maupun dengan guru masih belum terjalin selama proses pembelajaran. Pada akhirnya sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Matematika. Berdasarkan masalah tersebut peneliti ingin meningkatkan hasil belajar Matematika khususnya pada materi tentang menentukan Luas dan Volume. Dalam penelitian ini penulis melakukan perbaikan proses pembelajaran pada siswa kelas VI SDN Blaru Pati. Model pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa ikut berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung, siswa dapat saling bertukar pendapat dalam kelompok untuk memahami konsep Luas dan Volume, serta siswa mampu menyelesaikan soal Luas dan Volume secara berdiskusi dalam kelompok. Dan dapat memungkinkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Maka peneliti mencoba model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa selama kegiatan belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang lebih mendorong keaktifan, kemandirian, tanggung jawab dalam diri siswa, dan berdiskusi dalam kelompok adalah model pembelajaran Student Teams Achievment Divisions(STAD).Hal ini dilakukan sesuai bahwa model pembelajaran Student Teams Achievment Divisions (STAD)dapat mengaktifkan siswa,siswa dapat bertanggung jawab, dan siswa dapat berdiskusi dalam kelompok, sehingga siswa lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran.melalui penerapan model pembelajaran student Teams Achievment Divisions (STAD)dan diharapkan siswa lebih mudah dalam menelaah dan mengerti tentang menghitung Luas dan Volume yang diajarkan. Dengan demikian maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Students Teams Achievment Divisions (STAD) bagi Siswa Kelas VI SDN Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester I / 2012-2013. 1.2 Permasalahan Penelitian Dalam proses pembelajaran pada materi Luas dan Volume sebagian besar siswa kelas VI SDN Blaru Pati mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal Luas dan Volume. Siswa masih lemah dalam pemahaman konsep Luas dan Volume, hal ini yang
3 menyebabkan prestasi belajar rendah dilihat dari hasil rata-rata ulangan harian siswa. Dalam pembelajaran siswa masih malu bertanya dan mengeluarkan pendapat sehingga keaktifan siswa belum nampak. Hal itu dikarenakan pembelajaran matematika di kelas VI SDN Blaru masih berpusat pada guru. Interaksi dan komunikasi antara siswa dengan siswa lainnya maupun dengan guru belum terjalin selama proses pembelajaran karena diskusi kelompok jarang dilakukan. Sehingga peneliti akan menggunakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar dalam kelompok agar siswa akan terbiasa aktif bertanya dan berpendapat. Salah satu model yang mendorong keaktifan, kemandirian, dan tanggung jawab dalam diri siswa diantaranya adalah model pembelajaran Student Steams Achievment Divisions (STAD). 1.3 Cara Pemecahan Masalah Berdasarkan masalah yang dihadapi maka salah satu hal yang dilakukan adalah perbaikan dengan cara menggunakan model pembelajaranstudent Teams Achievment Divisions (STAD), dengan alasan model pembelajaran Student Teams Achievment Divisions (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori Psikologi sosial. Dalam teori ini sinergi yang muncul dalam kerja kooperatif menghasilkan motivasi yang lebih daripada individualistik dalam lingkungan kompetitif. Kerja kooperatif meningkatkan perasaan positif satu dengan lainnya, mengurangi keterasingan dan kesendirian, membangun hubungan dan menyediakan pandangan positif terhadap orang lain. Model Student Teams Achievment Divisions (STAD) ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain didasarkan pada prinsip bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri, serta adanya penghargaan kelompok yang mampu mendorong para siswa untuk kompak, setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menunjang timnya mendapat nilai yang maksimum sehingga termotivasi untuk belajar. Model Student Teams Achievment Divisions (STAD) memiliki dua dampak sekaligus pada diri para siswa yaitu dampak instruksional dan dampak sertaan. Dampak instruksional yaitu penguasaan konsep dan ketrampilan, kebergantungan positif, pemrosesan kelompok, dan kebersamaan. Dampak sertaan yaitu kepekaan sosial, toleransi atas perbedaan, dan kesadaran akan perbedaan. Kelemahan yang mungkin
4 ditimbulkan dari penerapan model Student Teams Achievment Divisions(STAD) ini adalah adanya perpanjangan waktu karena kemungkinan besar tiap kelompok belum dapat menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan sampai tiap anggota kelompok memahami kompetensinya. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini hanya akan membahas upaya Peningkatkan Hasil Belajar Matematika tentang Luas dan Volume melalui model pembelajaran Student Teams Achievment Divisions (STAD) bagi siswa kelas VI SDN 2 Blaru Pati semester I tahun 2012-2013 dengan alat peraganya berupa model bangun datar, model bangun ruang, dan, lembar permasalahan. 1.4 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievmen Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang Luas dan Volume bagi siswa kelas VI SDN Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati semester I/ 2012-2013?. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika tentang Luas dan Volumebagi siswa kelasvi SDN Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati pada semester I / 2012-2013 melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Avhievment Divisions (STAD), dengan kriteria penilaian sekurang-kurangnya mencapai ketuntasan 70%. Hasil penelitian tindakan kelas dapat memberikan manfaat yaitu: (1) Bagi Siswa : - Dapat memacu dan memotivasi minat siswa. - Dapat meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. - Mendapatkan pengalaman belajar yang baru dengan memanfaatkan tutor sebaya dan pengalaman belajar secara berkelompok. - Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
5 (2). Bagi Guru : - Mendapatkan pengalaman mengajar yang lebih memudahkan siswa dalam memahami materi yaitu dengan memberi kesempatan siswa untuk mengamati dan memahami konsep secara langsung. - Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa. (3). Bagi Sekolah: Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, pencapaian prestasi belajar meningkat.