KONSEPSI DASAR PENDAPATAN NEGARA DAN BELANJA NEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEPSI DASAR PENDAPATAN NEGARA DAN BELANJA NEGARA

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan.

2017, No Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan.

KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN

2 257/PMK.02/2010 tentang Tata Cara Perhitungan, Penyediaan, Pencairan, Dan Pertanggungjawaban Dana APBN Yang Kegiatannya Dilaksanakan Oleh PT Asabri

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga

GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

Ekonomi Bisnis dan Financial

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur.

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lemba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No penetapan pejabat perbendaharaan dan mekanisme pengujian keuangan lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; d. bahwa berdasa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Metode Pembayaran Tagihan Negara

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 182 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG

Pengujian dan Pembayaran Tagihan

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA DARURAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Keuangan. Kas.

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2014 BNPB. Keuangan. Beban APBN. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Petunjuk Pelaksanaan.

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2016, No b. bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 222/PMK.05/2014 TENTANG DANA PERHITUNGAN FIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 005 TAHUN 2013 R TENTANG

SISTEM PENGELUARAN NEGARA

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR LAMPUNG, PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: P.35/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

Transkripsi:

KONSEPSI DASAR PENDAPATAN NEGARA DAN BELANJA NEGARA DIKLAT BENDAHARA PENGELUARAN APBN Dasar Hukum Keuangan Negara Pengelolaan Keuangan Negara berpedoman pada beberapa ketentuan yang menjadi landasan hukum antara lain adalah : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak. 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dalam rangka pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, selanjutnya Menteri Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan lainnya sebagai petunjuk teknis. Dalam hal ketentuan mengenai pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara memerlukan penjelasan yang lebih detil maka diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal sesuai sub bidang keuangan yang terkait. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 1

Pengertian Keuangan Negara, Penerimaan Negara, dan Belanja Negara 1. Keuangan Negara Sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2003, Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Perumusan pengertian Keuangan Negara ini menggunakan empat pendekatan yaitu : a. Dari sisi obyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. b. Dari sisi subyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh obyek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. c. Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban. d. Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara. Selanjutnya dalam rangka pengelolaan Keuangan Negara dirumuskan pengertian Perbendaharaan Negara. Pengertian Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 2

APBD. Pengertian sebagaimana dimuat dalam Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dimana Undang-undang ini dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum di bidang administrasi keuangan negara. 2. Pendapatan Negara Dalam UU Keuangan Negara dikenal istilah Pendapatan Negara dan Penerimaan Negara. Pengertian penerimaan adalah uang yang masuk ke kas negara. Sedangkan Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pengertian Pendapatan disempurnakan di PP No. 71 Tahun 2010, yaitu semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Tidak semua Penerimaan Negara merupakan Pendapatan Negara. Penerimaan Negara yang tidak akan dibayarkan kembali kepada pihak lain dikategorikan Pendapatan Negara, misalnya penerimaan perhitungan pihak ketiga seperti potongan iuran askes, potongan iuran pensiun dan tabungan hari tua. 3. Belanja Negara Dalam UU Keuangan Negara juga dikenal istilah pengeluaran Negara dan Belanja Negara. Pengeluaran negara adalah uang yang keluar dari kas negara. Sedangkan Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Dalam PP No. 71 Tahun 2010, belanja didefinisikan sebagai semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Tidak semua pengeluaran Negara merupakan Belanja Negara karena merupakan pembayaran kembali penerimaan Negara yang bukan hak pemerintah, misalnya pengeluaran atas iuran pension dan tabungan hari tua kepada PT. Taspen, dan pengeluaran atas iuran asuransi kesehatan kepada PT. Askes. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 3

Jenis-Jenis Pendapatan Negara Jenis Penerimaan Negara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 antara lain : 1. Penerimaan Perpajakan. Penerimaan Perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Pajak Dalam Negeri adalah semua penerimaan negara yang berasal dari pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN) barang dan jasa, dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), cukai, dan pajak lainnya. Pajak Perdagangan Internasional adalah semua penerimaan negara yang berasal dari bea masuk dan pajak/pungutan ekspor. 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan antara lain sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba Badan Usaha I'lilik Negara, serta penerimaan Negara bukan pajak lainnya, PNBP menurut UU No. 20 Tahun 1997 dikelompokkan sebagai berikut : a. penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah, misalnya penerimaan jasa giro, Sisa Anggaran Pembangunan, dan Sisa Anggaran Rutin. b. penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam, antara lain royalti di bidang perikanan, royalti di bidang kehutanan dan royalti di bidang pertambangan. c. penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan Negara yang dipisahkan, antara lain, dividen, bagian laba Pemerintah, dana pembangunan semesta, dan hasil penjualan saham Pemerintah. d. penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah, antara lain, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan pelatihan, pemberian hak paten, merek, hak cipta, pemberian visa dan paspor, serta pengelolaan kekayaan Negara yang tidak dipisahkan, dsb. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 4

e. penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda administrasi, antara lain, lelang barang rampasan Negara dan denda. f. penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah. g. penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang tersendiri. Sesuai PP No. 22 Tahun 1997 PNBP terdiri dari dua jenis : a. PNBP Umum, yaitu PNBP yang berlaku pada semua Kementerian Negara/Lembaga meliputi : 1) Penerimaan kembali anggaran. 2) Penerimaan hasil penjualan barang/kekayaan negara. 3) Penerimaan hasil penyewaan barang/kekayaan negara. 4) Penerimaan hasil penyimpanan uang negara (jasa giro) 5) Penerimaan ganti rugi atas kerugian negara (tuntutan ganti rugi dan tuntutan perbendaharaan). 6) Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah. 7) Penerimaan dari hasil penjualan dokumen lelang. b. PNBP Fungsional, yaitu PNBP yang berlaku hanya pada Kementerian Negara/Lembaga tertentu. 3. Penerimaan Hibah Penerimaan Hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan swasta dalam negeri serta sumbangan lembaga swasta dan pemerintah luar negeri yang menjadi hak pemerintah. Jenis-Jenis Belanja Negara Jenis-jenis belanja negara sesuai UU No. 17 Tahun 2003 diantaranya: 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal 4. Belanja Utang Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 5

5. Belanja Subsidi 6. Belanja Hibah 7. Belanja Bantuan Sosial 8. Belanja Lain-Lain Asas-Asas Keuangan Negara 1. Asas-Asas Keuangan Negara Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar. Aturan pokok tersebut kemudian dijabarkan dalam asas-asas umum pengelolaan keuangan negara yaitu: a. Asas kesatuan, asas ini menghendaki agar semua Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah disajikan dalam satu dokumen anggaran. b. Asas universalitas, asas ini mengharuskan agar setiap transaksi keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen anggaran. c. Asas tahunan, asas ini membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun tertentu. d. Asas spesialitas mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci secara jelas peruntukannya. Selain itu juga terdapat asas-asas baru sebagai pencerminan best practices (penerapan kaidah-kaidah yang baik) dalam pengelolaan keuangan negara : a. akuntabilitas berorientasi pada hasil; b. profesionalitas; c. proporsionalitas; d. keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara; e. pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 6

2. Asas-asas Perbendaharaan Negara Asas-asas keuangan negara yang telah dijabarkan diatas merupakan kaidah umum pengelolaan keuangan negara. Untuk itu dalam pelaksanaan keuangan negara asas-asas itu dijabarkan lebih lanjut dalam asas-asas perbendaharaan sebagai berikut : a. Undang-undang tentang APBN merupakan dasar bagi Pemerintah Pusat untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran negara. Sedangkan untuk Pemerintah Daerah (Pemda), Peraturan Daerah tentang APBD merupakan dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah. b. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia. c. Semua pengeluaran negara, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai dengan program pemerintah pusat, dibiayai dengan APBN. Begitu juga untuk Pemda, semua pengeluaran daerah, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai dengan program pemerintah daerah, dibiayai dengan APBD. d. Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak dan/atau tidak terduga disediakan dalam bagian anggaran tersendiri yang selanjutnya diatur dalam peraturan pemerintah. e. Kelambatan pembayaran atas tagihan yang berkaitan dengan pelaksanaan APBN/APBD dapat mengakibatkan pengenaan denda dan/atau bunga. Pejabat Pengelola Keuangan Satker 1. Pejabat Perbendaharaan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ditegaskan bahwa Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 7

kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan tersebut dikuasakan kepada : a. Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan. Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan adalah Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia b. Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya. Menteri/pimpinan lembaga sebagai pembantu Presiden adalah Chief Operational Officer (COO) untuk suatu bidang tertentu pemerintahan. Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, disebutkan bahwa Pejabat Perbendaharaan terdiri dari tiga yaitu Pengguna Anggaran, Bendahara Umum Negara (BUN), dan Bendahara Penerimaan/Pengeluaran. 2. Pejabat Pengelolaan Keuangan Satker Satuan Kerja adalah unit organisasi lini Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Nonkementerian dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran. Untuk melaksanakan pengelolaan keuangan pada satuan kerja pada kementerian negara/lembaga maka ditunjuk pejabat pengelolaan keuangan pada satuan kerja sebagaimana Gambar 1.1. Gambar 1.1. Pejabat Pengelola Keuangan Satker Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 8

a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Jenis KPA Pejabat yang Menunjuk Keterangan Satker K/L Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA bersifat ex-officio Dapat didelegasikan Dana urusan Menteri/Pimpinan Lembaga atas usul kepada Gubernur/ bersama Gubernur/ Bupati/ Walikota Bupati/Walikota. Dana Gubernur dekonsentrasi Dapat didelegasikan Tugas Menteri/Pimpinan Lembaga atas usul kepada Gubernur/ pembantuan Gubernur/ Bupati/Walikota Bupati/Walikota. KPA memiliki tugas dan wewenang: 1) menyusun DIPA; 2) menetapkan PPK dan PPSPM; 3) menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran; 4) menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencairan dana; 5) melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran Belanja Negara; 6) melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara; 7) memberikan supervisi, konsultasi, dan pengendalian pelaksanaan kegiatan dan anggaran; 8) mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan 9) menyusun laporan keuangan dan kinerja sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara. PPK memiliki tugas dan wewenang: 1) menyusun rencana pelaksanaan Kegiatan dan rencana pencairan dana; 2) menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 9

3) membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian dengan Penyedia Barang/Jasa; 4) melaksanakan Kegiatan swakelola; 5) memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian yang dilakukannya; 6) mengendalikan pelaksanaan perikatan; 7) menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara; 8) membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP; 9) melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Kegiatan kepada KPA; 10) menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan Kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan; 11) menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Kegiatan; dan 12) melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran Belanja Negara. c. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran. PPSPM memiliki tugas dan wewenang: 1) menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP beserta dokumen pendukung; 2) menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 3) membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan; 4) menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPM; 5) menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih; 6) melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA; dan 7) melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 10

d. Bendahara Penerimaan Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang Pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Nonkementerian. Dalam melaksanakan anggaran pendapatan pada kantor/satuan Kerja di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga, Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mengangkat Bendahara Penerimaan. Kewenangan mengangkat Bendahara Penerimaan oleh PA dapat didelegasikan kepada kepala Satuan Kerja. Pengangkatan Bendahara Penerimaan dilakukan setelah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku BUN. Pejabat/pegawai yang akan diangkat sebagai Bendahara Penerimaan harus memiliki sertifikat Bendahara yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan atau pejabat yang ditunjuk. Adapun tugas bendahara penerimaan adalah sebagai berikut: 1) menerima dan menyimpan uang Pendapatan Negara; 2) menyetorkan uang Pendapatan Negara ke rekening Kas Negara secara periodik sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan; 3) menatausahakan transaksi uang Pendapatan Negara di lingkungan Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja; 4) menyelenggarakan pembukuan transaksi uang Pendapatan Negara; 5) mengelola rekening tempat penyimpanan uang Pendapatan Negara; dan 6) menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara kepada Badan Pemeriksa Keuangan dan Kuasa BUN. Bendahara Penerimaan bertanggung jawab secara pribadi atas uang Pendapatan Negara yang berada dalam pengelolaannya. Bendahara Penerimaan bertanggung jawab secara fungsional atas pengelolaan uang Pendapatan Negara yang menjadi tanggung jawabnya kepada Kuasa BUN. e. Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 11

mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Nonkementerian. Dalam melaksanakan anggaran belanja pada kantor/satuan Kerja dilingkungan Kementerian Negara/Lembaga, Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mengangkat Bendahara Pengeluaran. Kewenangan mengangkat Bendahara Pengeluaran dapat didelegasikan kepada kepala Satuan Kerja. Pengangkatan Bendahara Pengeluaran dilakukan setelah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku BUN. Pejabat/pegawai yang akan diangkat sebagai Bendahara Pengeluaran harus memiliki sertifikat bendahara yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan atau pejabat yang ditunjuk. Pengangkatan Bendahara Pengeluaran tidak terikat periode tahun anggaran. Jabatan Bendahara Pengeluaran tidak boleh dirangkap oleh KPA atau Kuasa BUN. Tugas bendahara pengeluaran adalah: 1) menerima dan menyimpan uang persediaan; 2) melakukan pengujian tagihan yang akan dibayarkan melalui uang persediaan; 3) melakukan pembayaran yang dananya berasal dari uang persediaan berdasarkan perintah KPA; 4) menolak perintah pembayaran apabila tagihan tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 5) melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya atas kewajiban kepada Negara; 6) menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada Negara ke Rekening Kas Umum Negara; 7) menatausahakan transaksi uang persediaan; 8) menyelenggarakan pembukuan transaksi uang persediaan; 9) mengelola rekening tempat penyimpanan uang persediaan; 10) menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara kepada Badan Pemeriksa Keuangan dan Kuasa BUN; dan 11) menjalankan tugas kebendaharaan lainnya. Menteri/Pimpinan Lembaga atau kepala Satker menetapkan pejabat pengganti sebagai Bendahara Pengeluaran apabila Bendahara Pengeluaran: Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 12

1) Dipindahtugaskan 2) Pensiun 3) Diberhentikan dari jabatannya 4) Berhalangan sementara Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas uang/surat berharga yang berada dalam pengelolaannya. Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara fungsional atas pengelolaan uang/surat berharga yang menjadi tanggung jawabnya kepada Kuasa BUN. f. Pejabat Lainnya Pejabat lainnya diangkat untuk membantu melaksanakan pengelolaan keuangan satker antara lain : 1) Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah orang yang ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran belanja, kepala Satuan Kerja dapat mengangkat Bendahara Pengeluaran Pembantu. Pejabat/pegawai yang akan diangkat sebagai Bendahara Pengeluaran Pembantu harus memiliki sertifikat bendahara yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan atau pejabat yang ditunjuk. Tugas bendahara pengeluaran pembantu adalah sebagai berikut: a) menerima dan menyimpan UP; b) melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber dari UP; c) melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP berdasarkan perintah PPK; d) menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; e) melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya atas kewajiban kepada negara; f) menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara; Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 13

g) menatausahakan transaksi UP; h. menyelenggarakan pembukuan transaksi UP; dan h) mengelola rekening tempat penyimpanan UP. 2) Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) Dalam melaksanakan kewenangan KPA di bidang belanja pegawai, KPA mengangkat PPABP untuk membantu PPK dalam mengelola administrasi belanja pegawai. PPABP bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi belanja pegawai kepada KPA. Tugas PPABP : a) melakukan pencatatan data kepegawaian secara elektronik dan/atau manual yang berhubungan dengan belanja pegawai secara tertib, teratur, dan berkesinambungan; b) melakukan penatausahaan dokumen terkait keputusan kepegawaian dan dokumen pendukung lainnya dalam dosir setiap pegawai pada Satker yang bersangkutan secara tertib dan teratur; c) memproses pembuatan Daftar Gaji induk, Gaji Susulan, Kekurangan Gaji, Uang Duka Wafat/Tewas, Terusan Penghasilan/Gaji, Uang Muka Gaji, Uang Lembur, Uang Makan, Honorarium, Vakasi, dan pembuatan Daftar Permintaan Perhitungan Belanja Pegawai lainnya; d) memproses pembuatan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP); e) memproses perubahan data yang tercantum pada Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga setiap awal tahun anggaran atau setiap terjadi perubahan susunan keluarga; f) menyampaikan Daftar Permintaan Belanja Pegawai, ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya kepada PPK; g) mencetak Kartu Pengawasan Belanja Pegawai Perorangan setiap awal tahun dan/atau apabila diperlukan; dan h) melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan penggunaan anggaran belanja pegawai. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 14

3) Pejabat Pengadaan Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung, dan E- Purchasing. Tugas Pejabat Pengadaan : a) menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/ Jasa; b) menetapkan Dokumen Pengadaan; c) menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran; d) mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional; e) menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi; f) melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk; g) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk: Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah); dan/atau Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); h) menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK; i) menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PA/KPA; j) membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada PA/KPA. k) memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 15

4) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Anggota Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari pegawai negeri, baik dari instansi sendiri maupun instansi lainnya. Tugas pokok dan kewenangan untuk: a) melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak; b) menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/pengujian; c) membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan. Dalam hal pemeriksaan Barang/Jasa memerlukan keahlian teknis khusus, dapat dibentuk tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. 5) Petugas Akuntansi Keuangan Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA (Satker) menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No.57/PB/2013 yang terdiri dari Petugas Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai berikut: a) Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA; b) Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA; c) Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan; d) Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan; e) Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK UAKPA; f) Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab; g) Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan; h) Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPAW; Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 16

i) Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 17