BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wira Suwasti, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanty Tiarareja, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. 1. Menurut kurikulum 2006 salah satu tujuan dari pembelajaran matematika di SD/

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desy Mulyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman mengajar, permasalahan seperti siswa jarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan satu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk. tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

Sri Handayani Budiharto Triyoto Sumarno UPBJJ-UT Semarang ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

kebutuhan anak yang berusia antara 7-12 tahun. Anak dalam kelompokusia 7-12 tahun menurut Piaget (dalam Riyanto : 2002), anak pada usia ini pada tahap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu kegiatan sosial antara peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

I. PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya ada tiga hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran sains yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: RIZNA PERICLESERI RUFI ATNA NIM: A

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Irpan Maulana, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Juniarti Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP ENERGI BUNYI DI KELAS V SD INPRES TA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggunakan akal pikiran mereka sebagai jawaban dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Nurjanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. politik, antropologi, psikologi, dan ekologi. Salah satu tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Verra Septia Nursari, 2013

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MODUL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Namun masalah pendidikan menjadi hal yang paling utama bahkan menjadi perharian dan penanganan khususnya pemerintah. Pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan dan mengadakan inovasi-inovasi baru untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan agar pendidikan di Indonesia dapat berkembang dan mampu menghadapi persaingan global. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat (1) meyebutkan bahwa : proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berperan aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi siswa. IPA atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejalagejala alam. Hal ini sejalan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006:17) bahwa IPA berhubungan dengan cara cari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses temuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakanpembelajaran yang melatih keterampilan proses sebagai cara produk sains ditemukan. Keterampilan Proses Predict-Observe-Explain Untuk 1 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

2 dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan proses pada diri siswa sebagai dasar untuk dapat memahami konsep-konsep IPA, hal tersebut dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Oleh karena itu, keterampilan proses dalam pembelajaran sangat diperlukan sehingga daya ingat siswa menguasai konsep yang dipelajari akan menjadi lebih baik. Maka kreatifitas seorang guru dalam mengajarkan IPA juga dituntut agar memudahkan dan menyenangkan siswa dalam pembelajaran. Fakta lapangan menunjukkan, bahwa kelas V E SD Negeri Asmi mengalami kesulitan dalam memahami materi IPA. Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti pada pra penelitian terhadap guru dan siswa ditemukan salah satu materi yang masih sulit dipahami siswa adalah Cahaya dan Sifat-sifatnya. Selama ini dalam mengajarkan materi tentang cahaya (1) guru kebanyakan menggunakan metode ceramah, sehingga mengakibatkan kegiatan pembelajaran terbatas dan siswa cepat bosan dalam kegiatan pembelajaran, (2) guru kurang melibatkan siswa dihadapkan pada lingkungan belajar yang kongkrit, dalam memanipulatif alat peraga, artinya maskipun ada alat peraga tetapi hanya guru yang menggunakan tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan-percobaan yang dapat memberikan pengalaman dan meningkatkan aktivitas siswa, (3) guru kurang memahami arti pendekatan keterampilan proses seperti mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan sehingga tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakannya, dan (4) rendahnya pemahaman siswa pada materi cahaya ini terlihat dari ketidak mampuan siswa yang ditunjukkan dalam data hasil belajar dimana nampak bahwa hasil belajar siswa dari 33 orang siswa hanya 9 siswa atau 27% siswa yang tuntas dan 24 orang siswa atau 73% siswa yang belum tuntas. Dengan menggunakan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA berarti guru memandang siswa sebagai subyek belajar yang diharapkan dapat mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hedriani (1995:5) bahwa :

3 Keterampilan proses adalah keterampilan intelektual social maupun sosok yang diperlukan untuk dapat mengembangkan lebih lanjut pengetahuan atau konsep yang dimiliki. Dengan dimilikinya keterampilan ini siswa berpeluang untuk dapat memperoleh konsep-konsep baru atau informasiinformasi baru. Selain hal diatas, penerapan pendekatan keterampilan proses IPA berdampak positif bagi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Pudjiadi (1996:5) bahwa: siswa dapat berminat dalam mempelajari Sains apabila diberi kesempatan melakukan aktivitas proses Sains melalui pengamatan secara nyata atau dengan mencobakan proses Sains yang telah disiapkan daripada diberi pengajaran secara verbal. Siswa diharapkan menguasai tiga keterampilan proses melalui mempredeksikan, mengamati dan menjelaskan atau Predict, Observe and Explain (P.O.E.). P.O.E. membelajarkan siswa dengan membuat prediksi suatu materi berdasarkan konsepsi mereka sendiri, kemudian mengobservasi pengetahuan materi tersebut secara nyata, dan yang terakhir menjelaskan hasil pengamatan mereka serta menjelaskan ketidak sesuaian prediksi mereka denngan keadaan yang sebenarnya. Penerapan pendekatan keterampilan proses (P.O.E.) dapat dipadukan dengan pembelajaran kooperatif. Lebih jelasnya bahwa pembelajaran IPA akan lebih baik apabila dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif berbasis pendekatan keterampilan proses (P.O.E.). Pembelajaran berbasis pendekatan keterampilan proses (P.O.E.) lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran. Jadi dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA khususnya materi Cahaya dan Sifat-sifatnya. Numbered Heads Together merupakan pendekatan struktur informal dalam metode pembelajaran kooperatif. Numbered Heads Together berarti penomoran (Numbering) dan berpikir bersama (Heads Together). Prinsip kerja Numbered Heads Together membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan setiap kelompok tersebut akan mendapatkan nomor yang digunakan oleh guru sebagai patokan dalam menunjuk siswa ketika mengerjakan tugas. Selain itu pembagian

4 kelompok juga dimaksudkan agar setiap siswa dapat bertukar pikiran dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ditugaskan oleh guru secara bersamasama sehingga diharapkan akan meningkatkan minat dan memotivasi belajar baik secara individu maupun kelompok. Penerapan Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict-Observe-Explain) sesuai dengan karakteristik materi Cahaya dan Sifat-sifatnya karena dengan melakukan diskusi siswa dapat bertukar pikiran mangenai materi yang dipelajari dan memiliki kesempatan yang sama untuk memprediksi (predict), mengamati (observe) dan menjelaskan (explain) hasil diskusi sehingga semua kelompok dituntut untuk memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, peneliti menerapkan pendekatan keterampilan proses (Predict-Observe-Explain) sebagai dasar untuk dapat memahami konsep-konsep IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka peneliti bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas pada kelas V E SDN Asmi kecamatan Regol kota Bandung tahun pelajaran 2012-2013 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together Berbasis Pendekatan Keterampilan Proses (Predict-Observe-Explain) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti secara umum mengangkat suatu permasalahan tentang Bagaimana Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict-Observe-Explain) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V E SDN Asmi kecamatan Regol kota Bandung pada mata pelajaran IPA materi Cahaya dan Sifat-sifatnya? Lebih khusus rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

5 a. Bagaimana perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict-Observe-Explain) pada kelas V E SDN Asmi kecamatan Regol kota Bandung pada mata pelajaran IPA materi Cahaya dan Sifat-sifatnya? b. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict-Observe-Explain) pada kelas V E SDN Asmi kecamatan Regol kota Bandung pada mata pelajaran IPA materi Cahaya dan Sifat-sifatnya? c. Bagaimana hasil belajar siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict- Observe-Explain) pada kelas V E SDN Asmi kecamatan Regol kota Bandung pada mata pelajaran IPA materi Cahaya dan Sifat-sifatnya? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi tentang penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict-Observe-Explain) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V E SDN Asmi kecamatan Regol kota Bandung pada mata pelajaran IPA materi Cahaya dan Sifat-sifatnya. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi tentang: a. Perencanaan guru dalam merancang model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict- Observe-Explain) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V E SDN Asmi kecamatan Regol kota Bandung pada mata pelajaran IPA materi Cahaya dan Sifat-sifatnya. b. Pelaksaanaan pembelajaran melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict- Observe-Explain) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V E SDN Asmi kecamatan Regol kota Bandung pada mata pelajaran IPA materi Cahaya dan Sifat-sifatnya.

6 c. Hasil belajar siswa dalam model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict-Observe- Explain) pada kelas V E SDN Asmi kecamatan Regol kota Bandung pada mata pelajaran IPA materi Cahaya dan Sifat-sifatnya. 2. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Asmi kecamatan Regol kota Bandung ini menurut peneliti memiliki banyak manfaat, yaitu : a. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict-Observe-Explain). b. Bagi Guru Jika hasil penelitian ini dirasakan dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para guru agar dapat menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict-Observe- Explain) sebagai usaha memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran. c. Bagi Siswa Dengan penelitian ini diharapkan hasil belajar siswa meningkat. d. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya. D. Definisi Operasional Istilah-istilah di bawah ini merupakan definisi yang terkandung dalam judul skripsi yang akan digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan PTK yang didefinisikan sebagai berikut : Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah model pembelajaran dimana siswa belajar secara berkelompok saling bekerja

7 sama untuk memecahkan suatu permasalahan agar mereka mempunyai tanggung jawab atas permasalahan yang dihadapinya. Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif salah satunya yaitu tipe Numbered Heads Together. Numbered Heads Together adalah cara pembelajaran yang dirancang dengan melibatkan siswa dalam kelompok belajar, dimana terjadi antara dengan siswa dengan kelompoknya untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru. Tahapan dalam Numbered Heads Together yaitu penomoran, pengajuan pertanyaan, diskusi dan pemberian jawaban. Pendekaran keterampilan proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggrerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Predict-Observe-Explain merupakan tiga jenis keterampilan proses yang digunakan untuk menjawab masalah melalui langkah memprediksi, mengamati, dan menjelaskan suatu peristiwa atau kejadian. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang diperoleh melalui pembelajaran yang tergambarkan dalam indikator dan/atau tujuan pembelajaran sebagai hasil penjabaran dari Kompetensi Dasar. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan penjelasan istilah yang ada, maka dapatlah dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together berbasis pendekatan keterampilan proses (Predict-Observe-Explain) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi Cahaya dan Sifat-sifatnya.