BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses pengembangan potensi dirinya agar dapat menghadapi perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi erat kaitannya dengan hasil belajar yang dicapai siswa, semakin

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE BERBASIS LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan matematika sangat penting untuk di ungkapkan. Dalam. Gambaran anak anak dalam mengikuti pelajaran mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kekuatan dinamis dalam kehidupan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan dilaksanakan untuk maksud yang positif dan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini juga tak dapat dipungkiri terjadi karena peran

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau sederajat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil

UPAYA PENINGKATAN INTENSITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIIC SMPN 3 Sawit Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang dikehendaki dunia kerja (Career Center Maine Department

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE SNOW BALL DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan adanya motivasi

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengajar berjalan dengan baik dan efektif, diperlukan usaha yang sungguhsungguh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,

MUSRIAH A

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

meggunakan metode penemuan. Secara umum, manfaat metode penemuan dalam proses pembelajaran matematika konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan

BAB I PENDAHULUAN. dibanding dengan hasil nilai evaluasi mata pelajaran yang lain. Anggapan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

BAB I PENDAHULUAN. baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewasaan moral. Pada. dasarnya adalah interaksi manusia, pembinaan yang berlangsung

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. senantiasa ingin berhubungan dengan manusia. Ia ingin mengetahui. dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : RISMAWATI RATNA ESTRI A

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. saing di ajang internasional, rendahnya rata-rata nilai UAN (Ujian Akhir. guru menerangkan sementara murid mencatat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan. didik dapat terbimbing kearah hidup yang lebih dewasa serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif (Wulan, 2011:1). Selain itu tujuan. memanfaatkan informasi yang telah diperoleh.

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN GUIDED NOTE TAKING

UPAYA PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara diberbagai belahan dunia manapun akan selalu. mengutamakan pendidikan karena keberhasilan suatu pendidikan akan

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran

PENERAPAN STRATEGI SCAFFOLDING

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. mereka untuk melanjutkan sekolah dan siswa berprestasi mempunyai. berbeda dengan siswa dari sekolah pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang tinggi untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam raport, indeks prestasi studi, angka dan predikat keberhasilan.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi manusia dewasa, beradab, normal (Jumali,dkk, 2004:1). Melalui pendidikan diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di bidangnya sehingga sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang tanpa adanya pendidikan. Dengan demikian, pendidikan harus diarahkan untuk membentuk manusia yang berkualitas, mampu bersaing, memiliki budi pekerti yang luhur dan bermoral baik. Pendidikan adalah suatu upaya untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya, baik pada dimensi intelektual moral maupun psikologis. Dalam pendidikan yang paling penting yaitu proses dari pendidikan tersebut bukan hasil akhirnya, karena dengan proses tersebut peserta didik dapat menjadi lebih mengerti atau paham dari sebelumnya. Hal ini tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak sehari dua hari tetapi tahunan bahkan puluhan tahun. Tetapi secara tidak disengaja, peserta didik pada setiap harinya selalu melakukan pendidikan yang akan 1

2 mengembangkan kemampuannya dalam kehidupan sehari hari walaupun secara tidak sadar. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Mengingat pentingnya matematika, maka dalam pengajarannya bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam matematika itu sendiri, tetapi lebih menekankan pada pola berpikir siswa agar dapat memecahkan masalah secara kritis, logis, kreatif, cermat, dan teliti. Alasan-alasan mempelajari matematika itu bermacam-macam. Menurut Cornelius dalam Abdurahman (2003: 253) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Kemajuan dunia pendidikan tidak mengubah pandangan siswa Indonesia terhadap pendidikan khususnya pendidikan matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar secara nyata matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih dalam peningkatan mutunya. Banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sulit, menakutkan bahkan ada sebagian dari

3 mereka yang membenci sehingga matematika dianggap sebagai momok oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa malas dan tidak banyak melakukan aktivitas dalam belajar matematika. Kurangnya aktivitas dalam belajar maka akan sangat mempengaruhi keberhasilan dan kreativitas belajar siswa. Ketakutan yang muncul dari diri siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, tetapi juga didukung oleh ketidakmampuan guru menciptakan situasi yang dapat membawa siswa tertarik terhadap matematika. Proses belajar mengajar matematika yang baik adalah guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang ada sehingga siswa mampu mencoba memecahkan persoalannya. Guru perlu membantu mengaktifkan murid untuk berpikir. Dalam pengajaran matematika diharapkan siswa benar-benar aktif. Dengan belajar aktif diharapkan memiliki dampak positif pada siswa tentang apa yang dipelajari akan lebih lama bertahan dalam benak siswa. Walaupun siswa termasuk dalam kategori mempunyai kemampuan yang pandai, namun apabila aktivitas dalam belajarnya rendah maka prestasi belajar metematika siswa tersebut tidak akan sebagus siswa yang lebih dalam belajarnya (Noviana, 2005: 5). Permasalahan yang sering terjadi selama proses pembelajaran disebabkan karena guru dalam menjelaskan materi kurang memberikan respon terhadap tanggapan siswa di kelas. Selain itu guru masih menggunakan cara konvensional dalam menjelaskan pada siswa. Guru masih sering mencatat, memberikan rumus serta contoh soalnya kemudian siswa

4 diberi soal untuk dikerjakan. Situasi ini yang menyebabkan siswa lemah dalam menghubungkan ide ide yang ada dalam matematika terutama dalam pengerjaan soal karena lemahnya kreativitas belajar siswa. Oleh karena itu adanya kreativitas belajar sangat diperlukan dalam belajar matematika karena dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Rendahnya kreativitas belajar siswa juga terjadi di SMP Negeri 2 Geyer yang mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. Faktor yang menyebabkan rendahnya kreativitas belajar siswa di SMP N 2 Geyer yaitu pembelajaran yang masih terpusat pada guru sehingga mengakibatkan rendahnya keinginan siswa untuk untuk belajar. Kreativitas sangat berperan dalam belajar, dengan kreativitas inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan kreativitas itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Dalam proses belajar mengajar di kelas VII C SMP Negeri 2 Geyer ditemukan beberapa permasalahan yang sering terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu: 1) hampir tidak ada siswa yang mempunyai inisiatif untuk bertanya pada guru sebesar 16,13%, 2) apabila ditanya guru hampir tidak ada siswa yang berani menjawab, mereka menjawab secara bersamaan sehingga menyebabkan suara tidak jelas sebesar 9,68%, 3) banyak siswa yang malas untuk mengerjakan soal dan biasanya siswa baru mengerjakan setelah guru menulis jawaban sebesar 19,35%, dan 4) siswa masih banyak yang belum berani dalam menyanggah pendapat atau ide teman sebesar 6,45%.

5 Faktor dominan yang menyebabkan rendahnya kreativitas belajar siswa SMP Negeri 2 Geyer adalah guru matematika yang kurang menarik dalam memberikan materi sehingga membuat siswa menjadi bosan dengan pelajaran matematika. Akibatnya kreativitas belajar matematika siswa kurang optimal. Salah satu cara mengatasinya yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange. Strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange adalah cara mendalam bagi peserta didik untuk berdiskusi tentang berbagai masalah dengan beberapa (namun tidak semua) teman sekelasnya. Pertukaran itu dapat dengan mudah dilengkapi dengan materi pelajaran (Mel Silberman, 2005: 85). Penerapan strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange berbasis LKS memiliki maksud dasar untuk mengubah pola pembelajaran lama yang menganggap bahwa guru adalah sumber dari proses pembelajaran menjadi pola pembelajaran baru yaitu sumber dari proses pembelajaran adalah guru dan siswa, sehingga siswa merasa senang dalam proses pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika dan kreativitas belajar siswa terhadap pelajaran matematika semakin besar. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Geyer tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini memerlukan kerjasama antara guru matematika dan peneliti melalui PTK. Prosedur PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru matematika untuk

6 mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat di kaji, di tingkatkan dan di tuntaskan. Dengan demikian proses pembelajaran matematika yang menerapkan strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange di harapkan dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan strategi Rotating Trio Exchange berbasis LKS sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas belajar matematika pada materi Bilangan Bulat? 2. Adakah peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi Rotating Trio Exchange berbasis LKS di SMP Negeri 2 Geyer. Adapun kreativitas belajar siswa yang perlu ditingkatkan sebagai berikut: a. Kreativitas belajar siswa untuk bertanya pada guru b. Kreativitas dalam menjawab pertanyaan dari guru c. Kreativitas belajar siswa dalam mengerjakan soal d. Kreativitas belajar siswa dalam menuanggah pendapat atau ide teman C. Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian, tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang dapat dijadikan sebagai petunjuk sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

7 1. Mendiskripsikan proses pembelajaran matematika melalui strategi Rotating Trio Exchange berbasis LKS kelas VII C di SMP Negeri 2 Geyer. 2. Untuk meningkatkan kreativitas belajar matematika pada siswa setelah menggunakan strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange berbasis LKS kelas VII C di SMP Negeri 2 Geyer. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan secara teoritis, kepada pembaca dan guru dalam meningkatkan kreativitas terhadap pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Penelitian ini berguna untuk membantu meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika. b. Bagi Guru Merupakan masukkan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan tentang strategi pembelajaran terutama dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa.

8 c. Bagi Sekolah Memberi masukkan untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran matematika dan memberi sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran. d. Bagi Peneliti Dapat menjadi salah satu dasar dan masukkan sebagai calon guru, serta dapat memperoleh pengalaman langsung dalam penerapan pembelajaran melalui strategi Rotating Trio Exchange. E. Definisi Istilah 1. Kreativitas Belajar Kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan kemampuan formasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya. 2. Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange Strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange adalah cara mendalam bagi peserta didik untuk berdiskusi tentang berbagai masalah dengan beberapa (namun biasanya tidak semua) teman sekelasnya. Pertukaran itu dapat dengan mudah dilengkapi dengan materi pelajaran (Mel Silberman, 2005: 85). Strategi Rotating Trio Exchange dalam penerapannya mempunyai langkah-langkah atau prosedur, antara lain:

9 a. Buatlah berbagai macam pertanyaan yang membantu peserta didik memulai diskusi tentang isi pelajaran. b. Bagilah peserta didik menjadi kelompok yang masing masing beranggotakan 3 orang. Aturlah kelompok itu di dalam ruangan agar masing-masing dalam kelompok itu dapat dengan jelas melihat kelompok di sebelah kanan dan di sebelah kirinya. c. Berilah masing masing trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama bagi tiap-tiap kelompok) untuk didiskusikan. d. Setelah waktu berdiskusi habis, mintalah trio trio itu menentukan nomor 0, 1, 2 pada kelompoknya. Arahkan siswa yang bernomor 1 untuk memutar satu trio searah jarum jam. Arahkan siswa yang bernomor 2 untuk memutar dua trio searah jarum jam. Untuk peserta didik yang bernomor 0 tetap di tempat duduk. Hasilnya akan terbentuk trio baru. e. Berikanlah pertanyaan baru pada tiap tiap trio. Tingkatkan kesulitan dari pertanyaan-pertanyaan yang anda berikan. f. Anda dapat memutar trio sebanyak pertanyaan yang anda miliki dan waktu diskusi yang disediakan.