BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahasa oleh berbagai media, baik itu media cetak maupun media non-cetak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kehidupan manusia selalu terjadi interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman semakin maju di era globalisasi ini. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

VARIASI BAHASA. oleh. F P B S Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. ini dapat terlaksana dengan bahasa sebagai media perantaranya. Bahasa dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat baik secara lisan maupun tertulis. Manusia akan mengalami

VARIASI BAHASA DALAM SOSIOLINGUISTIK. A. Pengertian Sosiolinguistik

BAB I PENDAHULUAN. minoritas bahasa), pemerintah dan dunia pendidikan. Mempelajari bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia dalam hidupnya sangatlah beragam. Baik itu

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KERANGKA TEORI. dengan kata sosial yaitu berhubungan dengan masyarakat. Linguistik adalah ilmu

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devy Elfayanti Karmana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa yang digunakan sehari-hari dapat memunculkan adanya variasi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peran bahasa mencakup segala bidang kehidupan karena segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang variasi penggunaan bahasa dalam brosur obat-obatan herbal belum

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

REGISTERDUNIA GAIB DALAM KUMPULAN RUBRIK JAGADING LELEMBUT MAJALAH DJAKA LODANG PERIODE APRIL SAMPAI JULI TAHUN 2011 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, salah satunya adalah PT Rumpun Sari Kemuning (PT RSK). Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Teh yang diproduksi PT RSK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Bahasa dijadikan sebagai ciri atau identitas diri oleh

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hubungan antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kodrati manusia sebagai makhluk sosial. Saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sebagai salah satu tempat interaksi bahasa berlangsung,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. manusia meningkat. Meningkatnya kebutuhan manusia memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYERAPAN ISTILAH ASING REGISTER KEDOKTERAN PADA RUBRIK KESEHATAN SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI JANUARI MARET 2008 SKRIPSI

REGISTER KEAGAMAAN DI LINGKUNGAN DAARUT TAUHIID BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup bermasyarakat. Dengan bahasa orang dapat. lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga faktorfaktor

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pendidikan tidak dapat diragukan lagi. akan pola-pola penggunaan bahasa dalam interaksi belajar mengajar.

Penting Tidaknya Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentuk berdasarkan undang-undang RI tahun 1999 tentang pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

CAMPUR KODE DALAM IKLAN ACARA DI RADIO RRI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

Gambar 1. 1 Bagian Pucuk Daun Teh (Ghani, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan kepada orang lain. Sering disebut juga bahwa bahasa itu merupakan alat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi sangat penting bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia yang mampu membedakan dari makhluk lainnya. Ilmu yang mempelajari bahasa adalah linguistik. Di dalam ilmu ini bahwa yang mengkaji unsurunsur bahasa serta hubungannya dengan memenuhi unsur sebagai alat penghubung antar manusia satu dengan yang lainnya. Untuk itu bahasa tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena sebagai alat penopang aktivitas di dalam bermasyarakat. Di dalam berbahasa tersebut ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor linguistik serta faktor non linguistik diantaranya faktor sosial, karena bahasa tidak dapat dipisahkan oleh pengguna bahasa, dan tidak dapat diingkari bahwa bahasa merupakan bagian dari suatu sistem sosial. Awalnya bahasa diteliti oleh manusia hanya terbatas pada strukturnya karena masalah yang muncul hanya pada masalah strukturnya saja. Seiring dengan kemajuan zaman yang cukup pesat mulailah bermunculan permasalahan bahasa yang semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan penelitian bahasa memerlukan disiplin-disiplin ilmu yang lain. Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina (1995: 2) disiplin ilmu itu diantaranya antropologi, psikologi, dan sosiologi. Hubungan antara 1

2 antropologi dan linguistik menimbulkan multidisiplin antropolinguistik, hubungan antara psikologi dengan linguistik menimbulkan multidisplin psikolinguistik, dan hubungan antara sosiologi dan linguistik menimbulkan multidisiplin sosiolinguistik. Kajian bahasa yang dikaitkan dengan faktor sosial, itu menunjukkan suatu hal yang menarik. Karena sosiolinguistik menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakaian bahasa dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat. Bahasa tidak lepas dari masyarakat pemakainya karena bahasa dipandang sebagai gejala sosial. Sebagai gejala sosial, bahasa dapat ditentukan oleh faktor linguistik dan faktor nonlinguistik. Faktor-faktor nonlinguistik terdiri dari faktor sosial dan faktor situasional. Faktor sosial tersebut antara lain status sosial, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, umur, jenis kelamin, dan sebagainya. Adapun faktor situasional tersebut adalah siapa yang berbicara, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah apa. Adanya faktor-faktor sosial dan situasional tersebut mengakibatkan timbulnya variasi-variasi bahasa. Variasi bahasa itulah yang merupakan penerapan dari tidak adanya keseragaman dalam bahasa. Perbedaan variasi bahasa akan tampak jelas apabila berasal dari daerah yang berlainan, kelompok sosial berbeda, situasi bahasa yang berlainan, dan zaman yang

3 berbeda. Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaan pemakaiannya dapat disebut dengan istilah register. Variasi ini biasanya berupa penggunaan gaya atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan. Keragaman atau kevariasian bahasa bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang dilakukan sangat beragam. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Variasi bahasa dari segi penutur di antaranya : idiolek, yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan bahwa setiap orang memiliki idoleknya masing-masing, di dalam idiolek berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. dialek, yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. kronelek atau dialek temporal, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Sebagai contoh variasi bahasa Indonesia dalam masa tahun tigapuluhan, variasi bahasa digunakan dalam tahun limapuluhan, yang digunakan masa, dan sebagainya. Sosiolek atau dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status golongan, dan kelas sosial para penutur (Chaer, 1995: 84). Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register. Variasi bahasa berdasarkan

4 bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misal, bidang jurnalistik, militer, pertanian, kedokteran, dll. Variasi bahasa dari segi keformalan menurut Martin Joos (1967) dalam bukunya The Five Clock membagi variasi bahasa atas lima macam gaya (style), yaitu gaya atau ragam baku (frozen), gaya atau ragam resmi (formal), gaya atau ragam usaha (konsultatif), gaya atau ragam santai (casual), dan gaya atau ragam akrab (intimate). Variasi bahasa dari segi sarana dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulis, atau juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, misal dalam telepon dan telegraf. Adanya ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa lisan dan bahasa tulis memiliki wujud struktur yang tidak sama. Kawasan Kemuning berada di antara Candi Sukuh dan Candi Cetho. Lokasi tepat perkebunan ini ada di daerah Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, dan Kabupaten Karanganyar, tepatnya di lereng gunung Lawu sebelah barat sekitar 3 Km dari Tawangmangu. Adapun perkebunan teh ini dibatasi oleh, sebelah utara kecamatan Jenawi, sebelah selatan Ngadungan kecamatan Ngargoyoso, sebelah timur daerah hutan pinus Wonomarto, sedangkan sebelah barat Kebun karet PTP XVIII kebun Batu Jamus. Secara astronomis lokasi perkebunan teh terletak antara 11,1-11,5LS dan terletak pada keetinggian tanah antara 800-1540 m di atas permukaan laut. Perkebunan teh ini beriklim subtropik, dengan curah hujan sepanjang tahun antara 3000-4000 mm per

5 tahun, tanpa musim kemarau panjang. Luas areal perkebunan teh Kemuning adalah 37,82 ha. Pemetik teh di desa Kemuning, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar ini berasal dari penduduk yang tinggal disekitar kebun teh tersebut. Mayoritas pemetik teh ini adalah wanita dan rata-rata ibu rumah tangga. Secara tidak langsung pekerjaan tersebut menjadi penopang ekonomi keluarga, dan menjadi pekerjaan tetap bagi mereka, sehingga terciptalah bahasa-bahasa khas pemetik teh untuk mempermudah dalam berkomunikasi dengan para pemetik teh lainnya. Aktivitas para pemetik teh dapat kita jumpai pada saat pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB 13.00 WIB, tergantung cuaca dan lokasi di mana teh tersebut siap untuk dipetik. Pemetik teh tersebut bekerja secara bersama-sama, pendapatan mereka tergantung dari hasil daun teh yang dipetik. Para pemetik teh tersebut memiliki kekhasan bahasa dan kosa kata di dalam melakukan aktivitasnya. Bahasa yang khas terdiri dari kosakata atau istilah yang dipakai pemetik teh dan hanya dapat dipahami oleh mereka. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat kekhasan pemakaian bahasa pada pemetik teh di desa Kemuning, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar dan menjadi bahan penelitian. Karena peneliti belum adanya peneliti lainnya yang melakukan penelitian dalam kajian ini. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui bentuk-bentuk register, ciri register dan faktor yang menyebabkan munculnya register pemetik teh di desa Kemuning, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar.

6 B. Pembatasan Masalah Pemetik teh di desa Kemuning, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar ini berasal dari penduduk yang tinggal di sekitar kebun teh tersebut. Mayoritas pemetik teh ini adalah wanita dan rata-rata ibu rumah tangga. Aktivitas para pemetik teh dapat kita jumpai pada saat pagi hari mulai pukul 06.00 WIB- 13.00 WIB, tergantung cuaca dan lokasi di mana teh tersebut siap untuk dipetik. Apabila teh siap petik biasanya tergantung pada cuaca, pada musim penghujan biasanya teh lebih cepat pertumbuhannya setiap hari 1 cm, sedangkan pada musim panas tentu saja kurang dari 1 cm, jadi ini juga mempengaruhi hasil petikan. Pemetik teh tersebut bekerja secara bersama-sama, pendapatan mereka tergantung dari hasil daun teh yang dipetik, setiap orang bisa saja mencapai 60 kg sekali petik selama waktu yang ditentukan. Para pemetik teh tersebut memiliki kekhasan bahasa dan kosa kata di dalam melakukan aktivitasnya. Bahasa yang khas terdiri dari kosakata atau istilah yang dipakai pemetik teh dan hanya dapat dipahami oleh para pemeik teh. Menggunakan bahasa yang khas dan merupakan variasi bahasa berdasarkan pemakainya atau disebut dengan register. Register merupakan bagian dari variasi bahasa, bentuk register tersebut sebagai penanda ciri dari pemetik teh di dalam melakukan kegiatan mereka. Penggunaan bahasa yang khas itu terdiri dari kosakata atau istilah yang dipakai pemetik teh dan hanya dapat dipahami bagi yang ikut berkecimpung di dalamnya. Dari ulasan tersebut peneliti memfokuskan bentuk-bentuk register,

7 ciri register dan faktor yang menyebabkan munculnya register pemetik teh di desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. C. Perumusan Masalah Dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk-bentuk register pemetik teh di desa Kemuning, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar? 2. Bagaimana ciri register pemetik teh di desa Kemuning, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar? 3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan munculnya register pemetik teh di desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan deskripsi yang jelas mengenai: 1. Bentuk register pemetik teh di desa Kemuning, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar. 2. Ciri register pemetik teh di desa Kemuning, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar. 3. Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya register pemetik teh di desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar.

8 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, sebagai berikut; 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan pembaca mengenai variasi bahasa, khususnya mengenai register pemetik teh. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan menambah khazanah penelitian, khususnya dalam bidang sosiolinguistik. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata sebuah perkembangan bahasa Indonesia, yakni tentang variasi bahasa khususnya bentuk-bentuk register, ciri register dan faktor penyebab register sehingga bermanfaat bagi dunia pendidikan, yaitu guru dan siswa dapat mengetahui dan mempelajari ragam bidang register dari suatu kelompok sosial. F. Sistematika Penelitian Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai skripsi yang akan di susun, maka dapat dikemukakan sistematika sebagai berikut. Bab partama, merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Selanjutnya, Bab dua, merupakan tinjauan pustaka yang berisi penelitian dijelaskan tentang penelitian yang terdahulu yang relevan, serta landasan teori yang

9 berkaitan dengan penelitian ini, yaitu tentang definisi sosiolinguistik, definisi variasi bahasa, definisi register. Kemudian, bab tiga dipaparkan metodelogi penelitian yang berisi tentang jenis dan metode penelitian, objek penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta penyajian hasil analisis. Bab empat, pada bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai bahasa khas pemetik teh di desa Kemuning, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar, penyajian data-data yang telah terkumpul, kemudian dikelompokkan sesuai dengan kepentingannya kemudian dianalisis untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang muncul sebelumnya. Terakhir, bab lima disajikan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.