BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik di dalam aspek kebahasaan maupun kesusastraan. Jika kompetensi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran baik berkenanaan dengan guru ataupun siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nadia Dezira Hasan, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga pendidikan sebagai titik acuan untuk meningkatkan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan perubahan Kurikulum 2013 merupakan sebuah ikhtiar dan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya di mana manusia hidup. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (Th. 2003:2), tercantum tentang pengertian pendidikan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Era globalisasi menuntut setiap manusia untuk bersaing secara kompetitif. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan memiliki kemampuan berpikir secara sistematis dan logis untuk menghadapi permasalahan yang dihadapinya baik saat ini maupun masa yang akan datang. Sejalan dengan itu pemerintah terus mengembangkan program pendidikan ke arah yang lebih baik dengan adanya inovasi dalam pengembangan kurikulum. Model pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran, untuk memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Dengan memperhatikan kondisi tersebut perlu adanya upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran tematik. Guru perlu menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan cara berfikir siswa yang lebih baik lagi dengan sebelumnya. Berdasarkan masalah di atas, penulis berupaya mencari solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran tematik di SDN Cibogo Bandung. Sesuai dengan pendekatan Kurikulum 2013, siswa diajak 1

2 berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan yang harus dilakukan. Guru dapat memperkaya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan alam, SDN Cibogo Bandung mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti proses pelajaran karena: 1. Siswa kurang termotivasi ketika belajar. 2. Kurangnya tanggung jawab siswa di dalam pembelajaran. 3. Sumber belajar yang minim. 4. Metode hanya menggunakan ceramah. 5. Siswa masih belum bisa mengaitkan dan mengaplikasikan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan dan menilai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran di SDN Cibogo Bandung masih ditemukan berbagai masalah antara lain bahwa hasil pembelajaran masih kurang baik dan siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran sebagai akibat kurang baiknya sistem evaluasi dan metode pembelajaran yang monoton tidak bervariasi, membosankan yang menekankan pada mengingat dan memahami saja. Sehubungan dengan hal tersebut pembelajaran pada umumnya hanya pada pemberian pengetahuan (Kognitif) belum pada afektif dan psikomotor siswa. Kurang optimalnya pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dan penugasan yang kurang bervariasi dan kreatif pada Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan ini juga terjadi di SDN Cibogo Bandung kelas II tempat penulis melakukan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN Cibogo Bandung masalah tersebut harus ditanggulangi. Karena terihat dari hasil yang diperoleh kurang maksimal. Siswa yang tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 9 orang dan yang belum tuntas sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sejumlah 16 orang dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 25 orang dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70 Pada pembelajaran tersebut guru menggunakan metode

3 ceramah dan penugasan saja, yaitu sebuah metode mengajar dengan cara menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa dan pembelajaran yang hanya memberikan pemahaman dan membagikan lembar kerja kepada siswa. Pada umunya siswa mengikuti pembelajaran secara pasif. Jelaslah bahwa dalam pembelajaran tersebut tidak terlihat adanya aktifitas siswa, karena siswa hanya duduk terdiam mendengarkan apa yang dibicarakan oleh guru. Sehingga siswa kurang aktif dan prestasi belajar pun kurang maksimal. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut yaitu model pembelajaran Discovery Learning melalui penerapan model Discovery Learning ini siswa dapat belajar lebih aktif dan dapat menarik minat siswa dalam belajar, dengan model Discovery Learning siswa dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan paparan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengaplikasikan penerapan model Discovery Learning sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran tematik yang membawa siswa dalam suasana yang lebih menarik, dengan judul PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUBTEMA MENJAGA KESELAMATAN DI PERJALANAN (Penelitian Tindakan Kelas Pada Tema Keselamatan di Rumah dan Perjalanan Subtema Menjaga Keselamatan di Perjalanan Terhadap Siswa Kelas II Semester 2 SDN Cibogo Bandung). B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya keaktifan siswa pada saat mengikuti pelajaran yang dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar pada pembelajaran. 2. Proses pembelajaran bersifat monoton dan hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan, sehingga kurang menarik perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Kurangnya ketersediaan media pembelajaran.

4 4. Hasil belajar siswa tidak sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. C. Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah Umum Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan siswa kelas II SDN Cibogo Bandung? 2. Rumusan Masalah Khusus a. Bagaimana perencanaan menyusun RPP dengan menggunakan Model Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Pada Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan siswa kelas II SDN Cibogo Bandung? b. Bagaimana pelaksanaan Model Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan guru Pada Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan kelas II SDN Cibogo Bandung? c. Bagaimana penerapan Model Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan siswa pada Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan siswa kelas II SDN Cibogo Bandung? d. Bagaimana penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar Pada Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan siswa kelas II SDN Cibogo Bandung? D. Pembatasan Masalah Memperhatikan hasil di dalam identifikasi masalah, dan rumusan masalah penelitian yang telah diutarakan, diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka dalam penelitian ini penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas sebagai berikut: 1. Keaktifan belajar dalam pembelajaran yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

5 2. Dari sekian banyak pokok bahasan pada tema keselamatan di rumah dan di perjalanan, dalam penelitian ini akan menelaah pembelajaran pada materi tentang menjaga keselamatan di perjalanan. 3. Objek dalam penelitian ini hanya akan meneliti siswa pada kelas II SDN Cibogo Bandung. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan melalui model Discovery Learning pada siswa kelas II SDN Cibogo Bandung. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus sebagai berikut: a. Dapat menyusun RPP dengan menggunakan Model Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Pada Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan siswa kelas II SDN Cibogo Bandung. b. Dapat menerapkan Model Discovery Learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa Pada Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan kelas II SDN Cibogo Bandung. c. Untuk meningkatkan keaktifan siswa Pada Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan siswa kelas II SDN Cibogo Bandung. d. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa Pada Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan siswa kelas II SDN Cibogo Bandung. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pembelajaran Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan dengan pengembangan ilmu pengetahuan. b. Menambah kajian tentang hasil penelitian pembelajaran Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan di SD serta memberikan wawasan

6 mengenai model Discovery Learning di kelas II SDN Cibogo Bandung. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Membantu mempermudah siswa dalam menguasai materi. 2) Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan. 3) Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran menjadi pelajaran menarik bagi siswa. b. Bagi Guru 1) Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi pembelajaran yang sudah berlangsung. 2) Mengembangkan kurikulum di tingkat kelas, serta untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran. 3) Penelitian ini dapat membantu guru menambah wawasannya untuk mengajar. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan kualitas pembelajaran Tema Keselamatan di Rumah dan Perjalanan Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan di SDN Cibogo Bandung, meningkatkan kualitas pembelajaran Tema Keselamatan di Rumah dan Perjalanan Subtema 4 Menjaga Keselamatan di Perjalanan melalui berbagai macam model pembelajaran yang ada. d. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana menerapkan model Discovery Learning yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. G. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dan penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah berikut:

7 1. Model Discovery Learning Discovery learning adalah teori belajar yang diidefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self. Lefancois dalam Mohammad Takdir Illahi (2012, hlm. 29). Dasar ide Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas. Dengan mengaplikasikan metode Discovery Learning secara berulangulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan. Penggunaan metode Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus ekspositori siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery siswa menemukan informasi sendiri. 2. Keaktifan Sudirman (2009, hlm. 100) berpendapat bahwa aktifitas disini yang baik yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktifitas itu harus saling terkait. Kaitan antar keduanya akan membuahkan aktifitas belajar yang optimal. Banyak aktifitas yang dapat dilakukan siswa di sekolah. Beberapa macam aktifitas itu harus diterapkan guru pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Gage dan Berliner dalam Dimyanti & Mudjiono (2006, hlm. 45), dalam teori ini diartikan bahwa anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar yaitu anak mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang

8 diperolehnya. Siswa aktif mengolah informasi yang diterima dan berusaha dengan seluruh anggota badannya untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah, menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan. 3. Hasil Belajar Menurut Sukardi (2008, hlm. 2), hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran. Menurut Hamalik (2011, hlm. 37), Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses pembelajaran berlangsung, yang dapat memberikan pengaruh tingkah laku baik pengetahuam, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Hasil belajar juga merupakan bentuk perubahan perilaku siswa pada arah positif sebagai akibat dari proses belajar yang telah dilakukan. Batasan pada hasil belajar mencakup aspek yang luas, yakni pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa yang dapat diterapkan pada kesgiatan kehidupan sehari-hari siswa.