BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menetukan derajat perkembangan suatu bangsa. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya yang berkualitas. Sekolah sebagai salah satu wadah pendidikan yang berperan penting untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas, mempunyai daya saing dan berprilaku baik. Frekuensi belajar merupakan sesuatu yang penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya keaktifan anak proses pembelajaran tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Pada siswa sering dijumpai siswa yang hanya belajar jika ada ulangan atau jika ada tugas dari sekolah. Kebanyakan siswa masih kurang mengembangkan sikap aktif dalam dirinya. Hal itu tampak terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa kurang efekif dan responsif terhadap materi yang disampaikan. Kondisi ini menjadikan siswa lebih banyak tergantung pada pendidik. Selain itu, tidak sedikit ditemkan siswa yang mengikuti pelajaran saat ini namun lupa dengan pelajaran yang sebelumnya. Padahal diketehui bahwa pada pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang saling berkesinambungan antara materi yang satu dengan materi selanjutnya. Pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang saling berhubungan antara materi yang satu dengan materi yang lainnya. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran akuntansi diperlukan suatu model pembelajaran yang berfariasi dan 1
2 tepat untuk suatu materi agar materi yang sudah dipelajari tidak mudah lupa. Artinya dalam penggunaan model pembelajaran tidak harus sama dalam semua pokok pembahasan, sebab dapat terjadi bahwa suatu model pembelajaran tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi tidak cocok untuk pokok bahasan yang lain. Kenyataan yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi akuntansi masih tergolong rendah, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini juga terjadi di SMK Negeri 1 Medan, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis, siswa masih kurang aktif dan masih sulit memahami pembelajaran akuntansi yang mengakibatkan hasil belajar akuntansi siswa di SMK Negeri 1 Medan tergolong rendah. Hal ini terlihat dari perolehan nilai ulangan siswa yang masih rendah, rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas X AK 1 dari 38 siswa 20 orang siswa tidak mencapai KKM, demikian juga dengan siswa kelas X AK 2 dari 38 siswa 22 orang siswa tidak mencapai KKM. SMK Negeri 1 Medan menerapkan KKM 75. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel rekapitulasi nilai ulangan harian siswa :
3 Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian I,II,III Kelas X AK 1,2,3,4 SMK Negeri 1 Medan Kelas KK M Jumlah Siswa Nilai Tuntas UH 1 UH 2 UH 3 Nilai Nilai Nilai Nilai Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Nilai Tidak Tuntas X AK 2 75 38 siswa 47,3 % 52,7% 42,1 % 57,9% 57,8% 42,2% X AK 2 75 37 siswa 43,2 % 56,8% 43,2% 56,8% 40,5% 59,5% X AK 3 75 37 siswa 43,5% 56,5% 45,9% 54,1% 40,5% 59,5% X AK 4 75 35 siswa 42,9% 57,1% 48,6% 51,4% 57,1% 42,9% Jumlah 147 176,9 223,1 179,8 220,2 195,9 204.1 siswa Ratarata 75 37siswa 44,23 55,78 44,95 55,05 48,98 51,03 Sumber : Data Nilai Guru, Januari 2017 Dari data diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar akuntansi siswa masih rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu faktor tersebut adalah metode mengajar yang digunakan oleh guru (Dimyati,2013). Metode mengajar yang digunakan oleh guru sebagai salah satu faktor ekstern yng mempengaruhi belajar siswa harus mampu menarik perhatian dan minat belajar siswa serta mampu mempengaruhi siswa untuk selalu aktif saat mengikuti pembelajaran. Metode mengajar yang baik mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan siswa tetap mengingat materi yang sudah di pelajari sehingga ketika diadakan ulangan harian siswa mampu menjawab soal-soal yang diberikan guru. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan bahwa cara mengajar guru yang masih monoton akibat kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam suatu materi pembelajaran akuntansi, disamping itu guru juga masih menjadi sumber pengetahuan bagi siswa. Sehingga pelajaran yang didapat oleh siswa bersifat sementara, apabila ditanya kembali pada
4 pertemuan berikutnya sebagian besar siswa sudah lupa dengan materi tersebut. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketertarikan siswa dalam menyerap materi yang telah diberikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran guru masih mengguanakan metode konvensional dimana guru menjadai satu- satunya sumber pengetahuan (Teacher Center Learning) akibatnya siswa merasa bahwa pelajaran yang dipelajari tidak bermakna untuk kehidupan sehari mereka. Padahal diketahui bahwa mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang saling berkaitan dan harus didukung oleh keterampilan mengitung. Apabila siswa tidak memahami pelajaran maka akan sulit untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Oleh karena itu, guru sebagai sentral dalam pengembangan pendidikan harus merencanakan, mengorganisasikan, dan mengelola proses belajar sedemikian rupa sehingga bahan ajar yang diberikan dapat diserap dan dimiliki siswa dengan baik. Guru harus dapat mendesain pengajaran dengan baik dan dapat menerapkan model dan pendekatan pengajaran yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan. Guru perlu menerapkan model dan pendekatan pembelajaran untuk memahami materi ajar serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan menciptakan model pembelajaran yang efektif guru mampu membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan bermakna sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengejar yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Salah satu model dan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Jhonson, 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian dari Oktaviansa (2013).
5 Model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situsi kehidupan sehari-hari. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa dan tidak mudah untuk dilupakan. Dengan menggunakan model ini diharapkan siswa menjadi mudah dalam memahami pelajaran akutansi yang nantinya berguna bagi kegiatan sehari-hari mereka. Pendekatan scientific merupakan pendekatan pembelajaran yang berbasis penyelidikan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah guru. Adapun proses pembelajaran berbasis penyelidikan ilmiah diwujudkan dalam usaha sistematik untuk mendapatkan jawaban atau suatu permasalahan melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan pendekatan Scientific Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK Di SMK Negeri 1 Medan T.P 2016/2017 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan judul latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK di SMK Negeri 1 Medan? 2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran CTL dengan pendekatan scientific terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK di SMK Negeri 1 Medan?
6 3. Apakah hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model pembelajaran CTL dengan pendekatan scientific lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model pembelajran CTL pada siswa kelas X AK di SMK Negeri 1 Medan? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Model pembelajaran yang di teliti adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan pendekatan scientific dan model CTL sebagai pembanding 2. Hasil belajar yang di teliti adalah hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK Di SMK Negeri 1 Medan 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah hasil belajar akuntansi yang di ajarkan dengan model pembelajaran CTL dengan pendekatan scientific lebih tinggi di bandingkan dengan hasil belajar akuntansi yang di ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada siswa kelas X AK di SMK Negeri 1 Medan? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang disebutkan diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetaui perbandingan hasil belajar akuntansi yang di ajarkan dengan model pembelajaran CTL dengan pendekatan scientific dan
7 hasil belajar akuntansi yang di ajarkan dengan model pembelajaran CTL pada siswa kelas X AK di SMK Negeri 1 Medan T.P 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh model pembelajaran CTL dengan pendekatan scientific terhadap hasil belajar akuntansi siswa. 2. Dapat memberikan masukan yang berarti/bermakna pada sekolah khususnya pada guru akuntansi sebagai alternatif dengan menggunakan model pembelajaran CTL dengan pendekatan scientific untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas academic FE Unimed juga bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dengan judul yang sama.