Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

dokumen-dokumen yang mirip
INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARANGKAN II KABUPATEN KLUNGKUNG BALI 2014

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

PREVALENSI HIPERTENSI PADA PENDUDUK UMUR 30 TAHUN HINGGA 80 TAHUN DI KECAMATAN TEMBUKU BANGLI BALI TAHUN 2013

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

Prosiding Farmasi ISSN:

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

PENELITIAN GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA HIPERTENSI Di Kelurahan Nologaten, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

INTISARI PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PADA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

PERAN KELUARGA DALAM MEMANTAU KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

E- ISSN: , Print ISSN: ISM VOL. 6 NO.1, MEI-AGUSTUS, HAL 41-48

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB IV METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

PROFIL PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK GINJAL-HIPERTENSI.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI

Unnes Journal of Public Health

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta.

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

KARAKTERISTIK PENDERITA RETINOPATI HIPERTENSI YANG DATANG BEROBAT KE POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2012-MEI 2013.

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG MANFAAT BUAH MENGKUDU UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

KaryaTulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Disusun Oleh: FINDA AMRIANA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

INTISARI PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

PREVALENSI PENYAKIT HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABANG I PERIODE JANUARI 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

PENELITIAN. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI DALAM PENCEGAHAN STROKE di PUSKESMAS PONOROGO UTARA KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi


BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

Kasad*, Supriyanti** Langsa

Transkripsi:

GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN PERAN SERTA KELUARGA PADA KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI DESA TIMBRAH KECAMATAN KARANGASEM PADA JANUARI 014 Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali. ABSTRAK Tekanan darah menjadi faktor penting terhadap sistem homeostasis tubuh. Adanya perubahan tekanan darah akan membawa dampak terhadap sistem organ, seperti jantung, ginjal, dan otak. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmhg. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan dilakukan pada bulan Januari 014. Objek penelitian adalah pasien yang tinggal di Desa Timbrah Kecamatan Karangasem. Teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling dan pemberian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi ysng berusia lebih dari 60 tahun sebanyak 16 orang (53,3%) dan kurang dari 60 tahun berjumlah 14 orang (46,7%). Angka ketidakberhasilan pengobatan hipertensi sebesar 43,3% diperoleh dari sampel yang tidak memiliki dukungan keluarga. Kepatuhan sampel dalam minum obat juga terbukti cukup buruk (53,8%) sehingga berakibat tidak ada perbaikan yang signifikan pada hasil pengukuran tekanan darahnya. Untuk mendukung angka keberhasilan pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan adanya penyuluhan penyakit hipertensi sehingga kepatuhan dan peran serta keluarga dapat meningkat. Kata kunci : hipertensi, kepatuhan minum obat, peran keluarga 1

THE OVERVIEW OF MEDICATION ADHERENCE AND PARTICIPATION OF FAMILIES IN THE SUCCESSFUL TREATMENT OF PATIENTS WITH HYPERTENSION IN RURAL SUB-DISTRICT TIMBRAH KARANGASEM IN JANUARY 014 ABSTRACT Blood pressure is an important factor to the homeostasis of the body system. The presence of blood pressure changes will have an impact on organ systems, such as heart, kidney, and brain. Hypertension was defined as blood pressure persistent where systolic blood pressure above 140 mmhg and diastolic blood pressure above 90 mmhg. This study used a descriptive method and conducted in January 014. The object of the study were patients who lived in the village Timbrah Karangasem district. The sampling technique by means of random sampling and questionnaire administration. The results showed that respondents who suffer from hypertension arrives over the age of 60 years as many as 16 people (53.3%) and less than 60 years amounted to 14 people (46.7%). Figures unsuccessful treatment of hypertension of 43.3% was obtained from samples that do not have family support. Compliance in taking medication samples also proved to be quite bad (53.8%) resulting in no significant improvement in the results of blood pressure measurement. To support the success rate of treatment of hypertension can be done in the presence of hypertension counseling so that compliance and the role of the family can be increased. Keywords : hypertension, compliance, family support

PENDAHULUAN Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmhg dan atau diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmhg. Perubahan tekanan darah ini dapat mengganggu regulasi homeostasis tubuh. Organ-organ yang terserang dampak dari perubahan ini antara lain jantung, ginjal, mata, dan otak. Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala dan keluhan tertentu sebelum menjadi berat. Hipertensi biasanya ditemukan secara tidak sengaja yaitu saat pemeriksaan fisik oleh karena suatu kondisi tertentu. 1, Batasan hipertensi dikenal dengan ketetapan JNC VII ( TheSeven of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood Pressure). Ketetapan ini juga telah disepakati Badan Kesehatan Dunia (WHO), organisasi hipertensi internasional (ISH), maupun organisasi hipertensi regional, termasuk Indonesia (InaSH). Menurut data WHO, di seluruh dunia, sekitar 97 juta orang atau 6,4% penghuni bumi mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 9,% di tahun 05. Dari 97 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang termasuk Indonesia. 3,4 Berdasarkan pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 3,%, sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan atau riwayat minum obat hanya 7,8% atau hanya 4,% dari kasus hipertensi di masyarakat. Berarti 75,8% kasus hipertensi di Indonesia belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan. Menurut data WHO, di seluruh dunia, sekitar 97 juta orang atau 6,4% penghuni bumi mengidap hipertensi. 3,4 Proporsi penderita penyakit kardiovaskuler yang dirawat di rumah sakit di Indonesia terus meningkat dari,1% di tahun 1990 menjadi 6,8% di tahun 001. Penelitian yang dilakukan Misbach (001) dalam melihat faktor risiko penyakit kardiovaskuler akibat hipertensi, menunjukan tekanan darah <10 mmhg akan meningkatkan risiko mortalitas akibat penyakit kardiovaskuler sebanyak 6,1%, sedangkan tekanan darah 10-139 mmhg meningkatkan risiko hingga 16,3%, 140-159 mmhg sebanyak,7%, dan 160 mmhg bisa menaikkan risiko hingga 8 kali lipat yakni 49,%. 5,6 Adanya peningkatan kejadian dan ketidakberhasilan pengobatan hipertensi tidak lepas dari bagaimana kepatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan. Selain itu, peran keluarga dalam memberikan dukungan amat penting dalam memberikan efek positif bagi penderita hipertensi guna meningkatkan kesadaran dalam pengobatan hipertensi. 5,6,7 Hal-hal inilah yang menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai gambaran kepatuhan minum obat dan peran serta keluarga pada keberhasilan pengobatan hipertensi di Desa Timbrah, Karangasem. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan dan diukur dalam waktu yang bersamaan. Variabel yang menjadi objek penelitian adalah kepatuhan minum obat pasien dan peran keluarga pasien terhadap pengobatannya. Kriteria inklusi adalah pasien hipertensi yang berobat di puskesmas Karangasem yang tinggal di Desa Timbrah dan dipilih secara acak. Kriteria eksklusi adalah pasien yang menolak untuk berpartisipasi. Pengumpulan data dilakukan di Desa Timbrah Kecamatan Karangasem dengan melibatkan 30 responden dan dilakukan pada bulan Januari 014. Responden adalah pasien hipertensi yang berobat di puskesmas Karangasem. 3

HASIL PENELITIAN Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang dimana dilakukan pemilihan secara simple random sampling. Responden berasal dari DesaTimbrah Kecamatan Karangasem yang berobat di puskesmas Karangasem. Variasi karakteristik responden antara lain umur dan jenis kelamin, Tabel 1.1 Karakteristik Umur dan Jenis kelamin Karakteristik Frekuensi Responden Umur <60 tahun 14 46,7% 60 tahun 16 53,3% Jenis Kelamin Laki-Laki 15 50% Perempuan 15 50% Pengambilan sampel dilakukan terhadap pasien hipertensi dari Desa Timbrah yang berobat di puskesmas Karangasem pada bulan Januari 014 sesuai yang terlihat pada tabel 1.1. Didapatkan bahwa sampel yang berumur lebih dari atau sama dengan 60 tahun lebih banyak yaitu 16 orang. Perbandingan dengan jumlah frekuensi sama yaitu 15 orang terdapat pada sampel untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tabel 1. Gambaran kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi Kepatuhan Frekuensi Baik 4 13,3% Buruk 6 86,7% Tabel menunjukkan bahwa masih sangat banyak pasien hipertensi yang tidak patuh dalam menjalani pengobatannya. Hal tersebut dilihat dari jumlah responden yang tidak patuh minum obat, yaitu sebanyak 6 orang atau sebesar 86,7%. Tabel 1.3 Gambaran peran serta keluarga pada pengobatan pasien hipertensi Peran Frekuensi serta Ada 17 56,7% Tidak ada 13 43,3% Peran serta keluarga pada pengobatan pasien tampak cukup baik, dilihat dari jumlah pasien yang keluarganya ikut berperan dalam pengobatannya sebanyak 17 orang (56,7%). Dukungan ini sangat penting artinya bagi penderita dari aspek psikologisnya. Analisis univariat juga diterapkan untuk mengetahui gambaran keberhasilan pengobatan pasien hipertensi yang berobat ke puskesmas Karangasem I pada bulan Januari 014. Didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1.4 Gambaran keberhasilan pengobatan pada pasien hipertensi pada minggu ketiga bulan Januari 014 Keberhasilan Pengobatan Frekuensi Membaik 11 36,7% Tetap 3 10% Memburuk 16 53,3% Didapatkan dari data bahwa selama bulan Januari 014 tidak dicapai dengan maksimal, ditunjukkan dari memburuknya tekanan darah pasien yaitu sebanyak 16orang (53,3%). 4

Tabel 1.5 Tabulasi silang antara kepatuhan minum obat dengan keberhasilan pengobatan hipertensi Kepatuhan minum obat Baik Buruk Tekanan darah Membaik Tetap Memburuk 50% 9 34,6% 0 0% 3 11,5% 50% 14 53,8% Hasil tabulasi silang antara kepatuhan minum obat dengan keberhasilan pengobatan hipertensi dapat dilihat pada tabel 1.5 bahwa angka ketidakberhasilan pengobatan hipertensi tertinggi terjadi pada pasien yang memiliki perilaku tidak patuh minum obat yaitu 14 orang (53,8%). Tabel 1.6 Tabulasi silang antara peran serta keluarga pasien dengan keberhasilanpengobatan hipertensi Peran serta keluarga Ada Tidak ada Tekanan darah Membaik Tetap Memburuk 9 5,9% 15,3% 0 0% 3 3,1% 8 47,1% 8 61,6% Total 17 13 Hasil tabulasi silang antara peran serta keluarga pasien dengan keberhasilan pengobatan hipertensi dapat dilihat pada tabel 1.6 bahwa keberhasilan pengobatan Total 4 6 hipertensi paling tinggi pada pasien yang memiliki keluarga yang berperan aktif dalam pengobatannya yaitu 9 orang (5,9%) sedangkan ketidakberhasilan pengobatan paling banyak terjadi pada pasien yang tidak mendapatkan peran serta keluarga yaitu sebanyak 8 orang (61,6%). PEMBAHASAN Dari tabel di atas diketahui kebanyakan umur responden berada di rentang lebih dari 60 tahun yakni sebanyak 16 orang (53,3%). Kemudian diikuti dengan rentang umur kurang dari 60 tahun yang berjumlah 14 orang ( 46,7%). Proporsi sampel dengan jenis kelamin perempuan seimbang dengan sampel berjenis kelamin laki-laki, yaitu 50%. Dari hasil observasi peneliti, didapatkan bahwa dokter di puskesmas sudah memberikan jenis obat yang sesuai. Namun, hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa kepatuhan sampel cukup buruk (53,8%) yang berakibat tidak ada perbaikan yang signifikan pada hasil pengukuran tekanan darahnya. Ini dibuktikan dengan hasil observasi peneliti pada saat mengunjungi rumah sampel untuk melakukan pengukuran tekanan darah mendapati sebagian besar sampel memiliki jumlah sisa butir obat yang berlebih daripada seharusnya. Namun, pada sampel yag patuh minum obat terdapat kecenderungan perbaikan pada hasil pengukuran tekanan darahnya. Selain itu, peran serta keluarga sangat penting terhadap keberhasilan pengobatan hipertensi. Hal ini diwujudkan dengan keterlibatan keluarga untuk mengingatkan sampel meminum obatnya, menjaga pola hidup sampel guna menghindari faktor pencetus hipertensi, serta mengantar ataupun mengingatkan pasien datang berobat ke puskesmas. Keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena dalam hubungan keluarga 5

tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita, tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang mengalami permasalahan. Menurut teori Green bahwa dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang memperkuat seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5,9% keberhasilan pengobatan hipertensi dipengaruhi oleh peran serta keluarga yang mendukung sampel dalam usaha pengobatannya. Hal ini berbanding terbalik dimana 61,6% kegagalan pengobatan turut dipengaruhi karena tidak adanya peran serta keluarga. Didapatkan dari data penelitian bahwa selama bulan Januari 014 perbaikan pengobatan tidak dicapai dengan maksimal. Hal ini terlihat dari perburukan tekanan darah pada sampel yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Jumlah sampel yang mengalami perbaikan pada hasil pengukuran tekanan darahnya sebanyak 11 orang (36,7%). Dan sampel yang tidak mengalami perubahan pada hasil pengukuran tekanan darahnya terdapat sebanyak 3 orang (10%). SIMPULAN Dari penelitian didapat bahwa kepatuhan pengobatan memiliki kecenderungan pada keberhasilan pengobatan dengan 50% keberhasilan dicapai sampel yang patuh minum obat. Dari hasil penelitian terdapat 61,6% kegagalan pengobatan hipertensi dialami oleh sampel yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga selama menjalani pengobatan hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa sangat penting adanya faktor dukungan keluarga dalam perbaikan kondisi pasien dalam usaha mengendalikan hipertensi. Selain itu, kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat hipertensi yang diberikan dokter juga penting. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah sebisa mungkin harus dikendalikan guna mencapai kestabilan tekanan darah yang optimum. Gaya hidup sehat harus senantiasa dibiasakan untuk menjaga kondisi pasien. DAFTAR PUSTAKA 1. Anggraini, A.D., Waren, Annes, Situmorang, Eduward (009), Faktor -- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 008, Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Fauci, A.S., Kasper, D.L., Longo, D.L. et al. (008), Hypertensive Vascular Disease, In: Harrison s Principles of Internal Medicine 17 th edition, United States of America, The McGraw-Hill s Companies, Inc 3. Depkes (007). Laporan RISKESDAS 007. Departemen Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 007 4. Djarwoto (011), Penanganan Hipertensi terkini, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 5. Yasin Dudella (01), Analisis faktor - faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di poliklinik jantung Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang, Surabaya 6. Muljadi (001), Pencegahan dan pengobatan hipertensi pada Penderita usia dewasa, Departemen Ilmu penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta 7. Susanto Edy (010), Analisis faktor - faktor yang berhubungan dengan hipertensi dalam mengendalikan kesehatan di Puskesmas Mranggen Demak, Semarang 6