pasien dan pendampingnya. Tidak hanya mewadahi fungsi hunian, Children Cancer Care Service juga mewadahi fungsi oprasional yayasan yang bergerak

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB II TINJAUAN FASILITAS PELAYANAN ANAK KANKER DI YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

2

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Esensi Proyek

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penderita Kanker Leukemia di Yogyakarta BAB 1 PENDAHULUAN

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II DESKRIPSI DAN PROFIL PENDERITA DIABETES

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. JOGJA.AUTISM.CARE Pusat Terapi Anak Autis di Yogyakarta

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil YoY menurut Provinsi,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

Asrama dan Gedung Kegiatan Mahasiswa UAJY Dengan Pendekatan Arsitektur Tropis

BAB I PENDAHULUAN. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 1! - September 2012!

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis baru untuk Gamatechno Campus Suite, meliputi kegiatan, waktu

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

Disabilitas. Website:

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga sasaran untuk supervisi akademik adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN I.1

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ranah kesehatan selalu marak diperbincangkan dimana saja hal tersebut di

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen di D.I. Yogyakarta. Tabel 1. 1 Jumlah Penduduk DIY menurut Kabupaten/Kota Tahun (000 jiwa)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Historical cakupan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Tabel 1.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Diagram 1.1. Jumlah Penyadang Cacat Yogyakarta Sumber: Dinas Sosial Provinsi D.I. Yogyakarta,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan (Tim Penyusun Kamus, 1988: 758 ). Geriatri berasal dari

REKAPITULASI DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PER PROVINSI TAHUN 2012 SUMBER DATA : DINAS SOSIAL PROVINSI

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Eksistensi Proyek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi pendahuluan yang akan memaparkan penjelasan pengadaan proyek hingga permasalahannya. Selain itu, bab I juga berisi rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup studi, metode studi dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Penjelasan terkait latar belakang dibagi menjadi latar belakang pengadaan proyek dan latar belakang permasalahan. Latar belakang pengadaaan proyek menjelaskan akan kebutuhan terhadap fasilitas dan potensi yang ditawarkan, sehingga adanya kelayakan pengadaaan proyek. Sedangkan, latar belakang permasalahan menjelaskan permasalahan-permasalahan fasilitas dan pendekatan yang digunakan. 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Masa kanak-kanak merupakan masa yang memegang peranan cukup penting dalam menemukan dan membentuk kepribadian, karakter dan potensi seseorang. Masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak sangat dipengaruhi kondisi fisik dan psikologis anak tersebut. Hal-hal tersebut akan menjadi faktor-faktor pembentuk citra diri seorang anak. Sehingga, seorang anak berhak untuk mendapatkan masa kecil yang baik dan berkualitas. Berbeda dengan anak yang memiliki tubuh yang sehat, kebanyakan anak kanker kehilangan masa kecil yang menyenangkan dikarenakan kelamahan tubuh, proses pengobatan dan pengaruh obat. Proses pengobatan berskala memaksa mereka untuk menarik diri dari lingkungan dan kegiatan sehari-hari mereka, misalnya bersekolah, bermain dan bergaul bersama teman-teman mereka. Halhal tersebut akan menjadi faktor yang cukup mempengaruhi social skill dan kondisi psikologis-emosional anak dan berdampak pada kualitas hidup anak tersebut. Kualitas hidup yang buruk dapat mempengaruhi kondisi kesehatan yang menjadi menurun. Sehingga, perlu adanya pengadaan proyek yang dapat memfasilitasi kebutuhan anak kanker yang mempengaruhi kualitas hidup mereka. Children Cancer Care Service merupakan proyek yang ditawarkan sebagai fasilitas pelayanan non medis bagi anak-anak yang berjuang dengan penyakit kanker. Fasilitas non medis berupa fasilitas hunian sementara bagi para 1

pasien dan pendampingnya. Tidak hanya mewadahi fungsi hunian, Children Cancer Care Service juga mewadahi fungsi oprasional yayasan yang bergerak membantu para pasien, menjadi pusat informasi terkait kanker anak pada masyarakat, serta melayani perawatan paliatif pasien dan fungsi edukasi. Prevalensi kanker anak di Indonesia pun juga relatif tinggi. Data lain menunjukkan bahwa prevalensi kanker mencapai 1,4 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab utama kematian pada anak di atas usia enam bulan di negara berkembang. Kasus kanker terjadi pada golongan usia anak yang mencapai 2-6% dan kanker merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan 10% kematian pada anak (Riskesdas, 2013). Pengadaan proyek Children Cancer Care Service (CCCS) di Yogyakarta dilandasi oleh beberapa hal mendasar, seperti fenomena banyaknya pasien anak kanker luar daereah Yogyakarta yang melakukan pengobatan disalah satu rumah sakit di Yogyakarta. Beberapa pasien diantaranya berasal dari beberapa daerah di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat hingga Kalimantan dan lain-lain. Banyaknya rujukan terhadap salah satu rumah sakit di Yogyakarta tersebut dilandasi oleh penemuan dan penggunaan metode protokol untuk proses pengobatan kanker anak. Bahkan, diketahui 8 anak dari sepuluh kasus kanker khususnya leukimia dinyatakan sembuh. Leukimia merupakan jenis kanker yang menduduki peringkat tertinggi pada anak. Berdasarkan artikel yang didapat, Rumah Sakit Sardjito di Yogyakarta diakui menjadi pusat perawatan anak kanker yang dikenal di dunia karena dukungan perawatan, tim dokter dan tim laboratorium yang capable. Hal tersebut menjadi alasan pada tahun 2012 DIY ditunjuk menjadi tuan rumah Konferensi Kanker Anak. Konferensi tersebut mengangkat tema optimalisasi perawatan kanker anak di negara dengan keterbatasan daya. Prevalensi kasus penyakit kanker tertinggi di Indonesia ditemukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),yaitu 4,1%. Data tersebut diperoleh dari Riskesdas dan Pusat Data dan Informasi Kementerian RI (Republik Indonesia) 2013. 2

Tabel 1.1 Data Jumlah Pasien Kanker di Indonesia No Provinsi % Diagnosis dokter (D) Estimasi Jumlah absolut (D) 1 Aceh 1,4 6.541 2 Sumatera Utara 1,0 13.391 3 Sumatera Barat 1,7 8.560 4 Riau 0,7 4.301 5 Jambi 1,5 4.995 6 Sumatera Selatan 0,7 5.500 7 Bengkulu 1,9 3.419 8 Lampung 0,7 5.517 9 Kep. Bangka Belitung 1,3 1.742 10 Kep. Riau 1,6 3.100 11 DKI Jakarta 1,9 19.004 12 Jawa Barat 1,0 45.473 13 Jawa Tengah 2,1 68.638 14 DI Yogyakarta 4,1 14.596 15 Jawa Timur 1,6 61.230 16 Banten 1,0 11.523 17 Bali 2,0 8.279 18 Nusa Tenggara Barat 0,6 2.791 19 Nusa Tenggara Timur 1,0 4.972 20 Kalimantan Barat 0,8 3.607 21 Kalimantan Tengah 0,7 1.630 22 Kalimantan Selatan 1,6 6.145 23 Kalimantan Timur 1,7 6.745 24 Sulawesi Utara 1,7 4.003 25 Sulawesi Tengah 0,9 2.508 26 Sulawesi Selatan 1,7 14.119 27 Sulawesi Tenggara 1,1 2.608 28 Gorontalo 0,2 222 29 Sulawesi Barat 1,1 1.377 30 Maluku 1,0 1.663 31 Maluku Utara 1,2 1.338 32 Papua 0,6 508 33 Papua Barat 1,1 3.642 INDONESIA 1,4 347.792 Sumber : Infodatin, Pusat Data dan Informasi Kementrian Indonesia, 2015 3

Tabel 1.1.1 Data Prevalensi penyakit kanker semua umur DIY 2013 Kabupaten/Kota Kanker (%) Kulon Progo 4.9 Bantul 1.8 Gunung Kidul 3.7 Sleman 6.1 Kota Yogyakarta 3.5 DI Yogyakarta 4.1 Sumber : Riskesdas 2013-Dinas Kesehatan Provinsi Data pada tabel 1.1 menunjukan bahwa Provinsi Jawa Tengah memiliki prevalensi tertinggi kedua setelah Provinsi DIY, yaitu 2,1% dengan estimasi jumlah absolut tertinggi, yaitu 68.638.Sedangkan, pada tabel 2 membuktikan bahwa untuk Provinsi DIY dominasi para pasien bukan berasal dari kota Yogyakarta, melainkan berasal dari kabupaten-kabupaten di DIY. Hal ini menguatkan alasan rumah sakit di daerah luar kota Yogyakarta memberikan rujukan para pasien kanker untuk berobat di kota Yogyakarta. Para pasien anak kanker membutuhkan waktu rata-rata 3 bulan - 2,5 tahun untuk proses pengobatan dan perawatan. 1 Proses pengobatan dan perawatan yang cukup lama membuat para pasien dan keluarganya membutuhkan fasilitas penunjang seperti fasilitas hunian sementara, fasilitas edutement (education dan entertainment) dan yang lainnya. Masih minimnya fasilitas penunjang bagi para pasien dan keluarganya dapat dilihat dari fenomena masih adanya para pasien beserta keluarganya yang menggunakan area rumah sakit, seperti aula rumah sakit hingga lorong rumah sakit. Adanya rencana Yayasan Kanker Indonesia cabang Yogyakarta untuk membangun unit baru guna menambah kapasitas daya tampung pasien, menguatkan akan kebutuhan fasilitas penunjang bagi pasien anak kanker di Yogyakarta. Informasi tersebut dikutip dari salah satu surat kabar di Yogyakarta. Berdasarkan dari data dan informasi yang didapatkan, hal-hal tersebut menjadi landasan dalam latar belakang pengadaan proyek Cancer Care Service. Proyek ini berujuan untuk mewadahi fasilitas penunjang bagi pasien kanker khusus anak,dengan fasilitas utama ada fasilitas hunian (rumah singgah). Selain fasilitas tersebut, fasilitas perawatan paliatif dan edukasi 1 Informasi diperoleh dari hasil Interview Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja 4

menjadi fasilitas yang mendukung proses perawatan dan pengobatan para pasien. 1.1.2 Latar Belakang Permasalahan Anak yang mengidap penyakit kanker umumnya akan kehilangan banyak waktu untuk bersekolah, bermain, mengembangkan bakat dan potensi bahkan untuk bersosialisasi karena proses pengobatan yang cukup panjang. Hal tersebut tentu saja berdampak pada kondisi psikologis dan emosional anak. Kondisi psikologis pada anak kanker memiliki sedikit perbedaan dengan anak yang sehat pada umumnya yaitu mudah gelisah, tertekan (depresi), kemarahan, ketakutan, dan putus asa. Kondisi psikologis ini dapat menyebakan anak menjadi cenderung diam atau sebaliknya (hyperactive), memiliki pribadi tertutup, mudah menangis dikarenakan kekhawatiran mereka. Kondisi seperti ini juga dapat menyebabkan menurunya kualitas hidup dan berdampak pada menurunya kondisi fisik yang dapat memperparah penyakit kanker, sehingga para pasien memerlukan perawatan paliatif. Selain masalah psikologis anak kanker juga memiliki keterbatasan fisik. Jenis kanker yang dominan ditemukan pada pasien kanker pada anak di Yogyakarta, yaitu kanker darah (Leukimia), kanker bola mata (Neuroblostoma) dan Kanker Neosafaring. Jika melihat dari jenis kanker yang diderita, kelemahan fisik pada pasien dapat berupa seperti lemas, mudah lelah, mudah pusing, dan demam, gangguan penglihatan, serta keterbatasan atau kecacatan ringan. Keterbatasan fisik tersebut menuntut kualitas safety pada proyek. Proyek menekankan pada permasalah psikologis dan keterbatasn fisik para pasien. Sehingga issues yang diangkat untuk rancangan fasilitas rumah singgah anak kanker adalah meningkatkan kualitas hidup pengguna, mewadahi kebutuhan psikologis dan kebutuhan bersosialisasi, meningkatkan potensi anak. Sehingga pendekatan yang digunakan adalah healing environment dan psikologis anak kanker, dengan tujuan untuk menciptakan desain yang ceria,ramah, aman dan nyaman bagi anak. Selain itu rancangan diharapkan dapat meberikan stimuli-stimuli yangmempengaruhi kondisi emosional, psikologis dan kesehatan para pengguna. Elemen desain yang akan didesain berupa tatanan ruang, serta pelingkup (termasuk fasad bangunan). 5

1.2 Rumusan Masalah Bagaimana pendekatan healing environment yang dipadukan dengan psikologis anak kanker dalam wujud rancangan proyek Children Cancer Care Service di Yogyakarta melalui pengolahan tatanan ruang dan pelingkup dapat memenuhi kebutuhan sosial maupun psikologi anak kanker? 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Mewujudkan rancangan Children Cancer Care Service di Yogyakarta yang dapat memenuhi kebutuhan sosial maupun psikolgis bagi pasien melalui pengolahan tatanan ruang dan pelingkupnya dengan healing environment dan psikologis anak kanker. 1.3.2 Sasaran Terdapat beberapa sasaran untuk mencapai tujuan rancangan Children Cancer Care Service di Yogyakarta : 1. mencari data kanker anak dan kasusnya 2. mempelajari penyakit kanker dan proses perawatan pada pasien anak kanker, serta teori perkembangan anak. 3. mempelajari psikologis anak dan healing environment 4. mempelajari tipologi bangunan 5. melakukan komparasi bengunan bertipologi sama untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan termasuk tatanan ruang 6. observasi dan analisis prilaku dan psikologis pasien. 7. analisis element design yaitu fungsi, element ruang dan pelingkup 8. analisis site 9. membuat konsep fungsi, ruang dan pelingkup, serta struktur dan utilitas. 1.4 Lingkup Studi 1.4.1 Materi Studi a. Lingkup Spatial Bagian objek studi yang akan diolah pada lingkup spatial adalah tatanan ruang dalam dan ruang luar, beserta pelingkupnya. b. Lingkup Substansial Bagian-bagian ruang luar dan ruang dalam pada obyek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah suprasegmen arsitektur yang 6

mencakup bentuk, jenis bahan, warna, tekstur, dan ukuran/skala/proporsi pada elemen-elemen pembatas, pengisi, dan pelengkap ruangnya. 1.4.2 Pendekatan Studi Penyelesaian penekanan studi akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan psikologi anak dan healing environment pada rancangan Children Cancer Care Service di Yogyakarta 1.5 Metode Studi 1.5.1 Pola Prosedural Berikut langkah-langkah metode adalah 1. Metode pengumpulan data Pada metode pengumpulan data, dengan mengumpulkan data primer dari rumah singgah untuk anak kanker dan yayasan-yayasan kanker yang menaungi, serta rumah sakit yang memiliki fasilitas pengobatan kanker di Yogyakarta. Metode pengumpulan data menggunakan metode observing environmental behavior dengan tujuan untuk mengamati user menggunakan lingkungannya, mengetahui bagaimana lingkungan fisik dapat mendukung atau mengganggu prilaku pengguna (zeizel,1984). - metode dengan melakukan proses wawancara dalam tahap observasi, data yang diperoleh meliputi proses perawatan pasien, kondisi fisik dan psikis pasien, fasilitas, serta kegiatan pasien dan yayasan. - Data sekunder berupa presentase jumlah pasien kanker di Yogyakarta, dan proses perawatan paliatifnya berdasarkan pustaka. 7

1.5.3 Tata Langkah BAB I. PENDAHULUAN Kecenderungan jumlah pasien kanker anak dari luar kota, sehingga kebutuhan meningkat Perlunya fasilitas yang mewadahi kebutuhan psikologis dan sosial anak LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Pengadaan Children Cancer Care Service Perlunya kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif dan menyenangkan sebagai perawatan paliatif pasien. Perlunya fasilitas yang meningkatkan kualitas hidup pasien Perlunya fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dan keterbatasan pasien. Desain yang fokus untuk memenuhi kebutuhan psikologi dan sosial, menjadi desain yang ramah terhadap pasien anak kanker dengan healing environment dengan pengolahan tatanan ruang serta pelingkupnya RUMUSAN PERMASALAHAN Bagaimana pendekatan healing environment yang dipadukan dengan psikologis anak kanker dalam wujud rancangan proyek Children Cancer Care Service di Yogyakarta melalui pengolahan tatanan ruang dan pelingkup dapat memenuhi kebutuhan sosial maupun psikologi bagi anak kanker? BAB IV. TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORETIKAL Teori perkem bangan anak Pengenalan/penjel asan penyakit kanker anak dan psikologis anak Elemen fungsi Elemen ruang Elemen pelingkup Children space Teori tentang healing environment Tinjauan tentang wilayah Yogyakarta BAB III. TINJAUAN WILAYAH Tinjauan tentang fasilitas pelayanan anak kanker BAB II. TINJAUAN PROYEK Pengolahan Suprasegmen Arsitektur yang child friendly ANALISIS PENEKANAN STUDI Pengolahan Suprasegmen Elemen desain, terkait fungsi, ruang dan pelingkup Pengolahan Suprasegmen Elemen desain berupa ruang dan pelingkup dengan kualitas child friendly dan therapeutic yang sesuai dengan healing environment ANALISIS PROGRAMATIK Analisis Perencanaan Analisis Perancangan BAB V. ANALISIS BAB VI. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KONSEP PERANCANGAN CHILDREN CANCER CARE SERVICE DI YOGYAKARTA Konsep Programatik, berupa ruang, pelingkup dan gubahan massa KONSEP PERENCANAAN CHILDREN CANCER CARE SERVICE DI YOGYAKARTA 8

1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pengadaan proyek, latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan, sasaran, pendekatan studi, metode dan sistematika BAB II TINJAUAN FASILITAS ANAK KANKER DI YOGYAKARTA Berisi tentang tinjauan umum pengertian tipologi bangunan rumah singgah anak kanker dan fasilitasnya, serta tinjauan proyek bertipologi sama di Yogyakarta dan komparasi dengan proyekproyek bertipologi sama dengan fasilitas. BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA Tinjauan berupa, persyaratan, kebutuhan, standar perencanaan, standar perancangan, dan penjelasan lain yang diperlukan. BAB IV TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORITIKAL Berisi tentang tinjauan mengenai teori healing environment, psikologi anak dan penjelasan tentang penyakit dan perawatan anak penderita kanker serta elemen desain. BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi analisis penekanan studi dengan menganalisis prilaku dan psikologi pasien dan analisisis programatik berupa elemen ruang, yaitu analisis fungsional, analisis ruang dan pelingkup serta analisis site BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi konsep perencanaan dan perancangan Children Cancer Care Service, dengan konsep progamatik berupa konsep ruang dan pelingkup, konsep gubahan massa, struktur dan utilitas. 9