sehingga mebutuhkan frekuensi pemberian dosis yang cukup tinggi. Penelitian sebelumnya oleh Chien (1989) mengenai perbandingan antara nilai

dokumen-dokumen yang mirip
Penghantaran obat secara transdermal dibuat dalam bentuk patch. Dimana patch terdiri dari berbagai komponen, namun komponen yang paling penting dari

tanpa tenaga ahli, lebih mudah dibawa, tanpa takut pecah (Lecithia et al, 2007). Sediaan transdermal lebih baik digunakan untuk terapi penyakit

molekul yang kecil (< 500 Dalton), dan tidak menyebabkan iritasi kulit pada pemakaian topikal (Garala et al, 2009; Ansel, 1990).

bioavailabilitasnya meningkat hingga mencapai F relsl = 63 ± 22 %

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

PENGARUH HPMC DAN GLISEROL TERHADAP TRANSPOR TRANSDERMAL PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN MATRIKS PATCH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

PENGARUH HPMC DAN PROPILEN GLIKOL TERHADAP TRANSPOR TRANSDERMAL PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN MATRIKS PATCH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

Teknik likuisolid merupakan suatu teknik formulasi dengan obat yang tidak terlarut air dilarutkan dalam pelarut non volatile dan menjadi obat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketoprofen [(3-benzophenyl)-propionic acid] adalah turunan asam

/ ml untuk setiap mg dari dosis oral, yang dicapai dalam waktu 2-3 h. Setelah inhalasi, hanya sekitar 10% -20% dari dosis dihirup mencapai paruparu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana obat menembus ke dalam kulit menghasilkan efek lokal dan efek sistemik.

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

periode waktu yang terkendali, selain itu sediaan juga harus dapat diangkat dengan mudah setiap saat selama masa pengobatan (Patel et al., 2011).

Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui

dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah sangat berkembang, salah satunya adalah sediaan transdermal. Dimana sediaan

banyak digunakan dalam pengobatan akut dan jangka panjang dari asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik dengan

OPTIMASI HPMC SEBAGAI MATRIKS DAN MENTHOL SEBAGAI ENHANCER TERHADAP PENETRASI PROPRANOLOL HCL DALAM SEDIAAN PATCH TRANSDERMAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMASI KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM SEBAGAI MATRIKS DAN TWEEN 60 SEBAGAI ENHANCER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

PENGARUH EUDRAGIT RL-100 DAN PROPILEN GLIKOL TERHADAP TRANSPORT TRANSDERMAL PROPRANOLOL HCL DALAM MATRIKS SEDIAAN PATCH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

OPTIMASI CMC NA SEBAGAI MATRIKS DAN MENTHOL SEBAGAI ENHANCER TERHADAP PENETRASI PROPRANOLOL HCL DALAM SEDIAAN PATCH TRANSDERMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI KOSMETIK UNTUK MENDAPATKAN EFEK YANG MAKSIMAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa masalah fisiologis, termasuk waktu retensi lambung yang

santalin, angolensin, pterocarpin, pterostilben homopterocarpin, prunetin (prunusetin), formonoetin, isoquiritigenin, p-hydroxyhydratropic acid,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

terbatas, modifikasi yang sesuai hendaknya dilakukan pada desain formula untuk meningkatkan kelarutannya (Karmarkar et al., 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

BAB I PENDAHULUAN. kecil daripada jaringan kulit lainnya. Dengan demikian, sifat barrier stratum korneum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Diltiazem Hidroklorida merupakan obat golongan calcium channel blocker

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

PENGARUH EUDRAGIT RL-100 DAN GLISEROL TERHADAP TRANSPORT TRANSDERMAL PROPPRANOLOL HCL DALAM MATRIKS SEDIAAN PATCH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

RIFDA AMALIA

zat alc.if dari tablet dapat diatur mtuk tujuan tertentu (Banker &

I. PENDAHULUAN. sumber pemenuhan kebutuhan tubuh untuk melakukan metabolisme hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Tablet ODT merupakan tablet yang larut dimulut, dengan bantuan saliva sampai terdispersi

mudah ditelan serta praktis dalam hal transportasi dan penyimpanan (Voigt, 1995). Ibuprofen merupakan obat analgetik antipiretik dan anti inflamasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum Pembuatan kurva baku... 35

oleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat anti inflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan untuk terapi

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCl DENGAN MATRIKS METOLOSE 90SH : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

SKRIPSI SANASHTRIA PRATIWI K Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATRIKS DENGAN KOMBINASI POLIMER POLIVINIL ALKOHOL DAN ETIL SELULOSA SERTA PENINGKAT PENETRASI PEG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

menyebabkan timbulnya faktor lupa meminum obat yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan dalam efektivitas pengobatan. Permasalahan ini dapat diatasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penghantaran obat tinggal di lambung sangat menguntungkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada saat ini, penggunaan obat melalui rute transdermal banyak digunakan dan menjadi salah satu cara yang paling nyaman dan inovatif dalam sistem penghantaran obat ke dalam tubuh. Penghantaran obat transdermal mempunyai beberapa keunggulan daripada bentuk sediaan oral, antara lain: (1) mampu mencegah metabolisme lintas pertama pada obat; 2) Pemberian dosis obat dapat diberhentikan sewaktu-waktu; 3) Pengurangan frekuensi dosis obat apabila terjadi keluhan pada pasien; 4) Penghantaran obat dapat diberikan dengan durasi yang lebih lama daripada peroral; 5) Lingkungan fisiologis dan kimia relatif tetap (Hadgraft, 1996). Penghantaran obat dengan sistem transdermal dapat efektif, obat harus mampu untuk berpenetrasi pada barrier kulit dan mampu mencapai tergetnya (Williams, 2003; Hadgraft, 1996). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah diastolik yang lebih besar dari 90 mmhg disertai dengan kenaikan tekanan darah sistolik (140 mm Hg). Hipertensi disebabkan oleh peningkatan tonus otot polos vaskular perifer, yang menyebabkan peningkatan resistensi arteriola dan menurunnya kapasitas sistem pembuluh vena. Salah satu obat yang digunakan untuk antihipertensi adalah obat-obat β- bloker (Katzung, 2001). Propranolol adalah obat golongan β- bloker non selektif yang digunakan dalam klinik bersifat antagonis kompetitif. Penyekat β non selektif bekerja pada reseptor β1 dan β2. Semua obat golongan β bloker menurunkan tekanan darah pada hipertensi, tetapi obat ini tidak menimbulkan hipotensi postural karena adrenoseptor α masih berfungsi. Propranolol mempunyai waktu paruh eliminasi singkat yaitu 4 6 jam, 1

2 sehingga mebutuhkan frekuensi pemberian dosis yang cukup tinggi. Penelitian sebelumnya oleh Chien (1989) mengenai perbandingan antara nilai bioavailibilitas sistemik sediaan oral dan transdermal yang dilakukan pada kelinci, menunjukkan nilai bioavailibilitas dari sediaan transdermal lebih tinggi yaitu: 74,8 ± 10,1%, sedangkan untuk sediaan oral adalah 12,3 ± 5,9% Propranolol yang dibuat secara oral untuk antihipertensi memberikan efek samping antara lain gangguan metabolisme lipid, insomnia, halusinasi, dan penghentian obat secara mendadak dapat menimbulkan rebound hipertensi, akibat dari regulasi naiknya reseptor β. Dilihat dari nilai bioavailibilitasnya yang lebih baik dan besarnya efek samping yang besar dari sedian oral, maka pemilihan sediaan dipilih bentuk transdermal (Katzung, 2001). Menurut penelitian terdahulu oleh Murthy et al (2007) telah melakukan penelitian dengan menggunakan bahan aktif propranolol HCl dengan menggunakan cellulose acetat dan ethyl cellulose sebagai matriks untuk mengontrol pelepasan transdermal dan propilen glikol dengan konsentrasi 40% menunjukkan bahwa sediaan transdermal dapat meningkatkan bioavailabilitas obat Komponen dari sediaan matriks patch secara umum adalah release liner, adhesive, backing layer dan matriks. Liner adalah bagian dari matriks patch yang harus dilepaskan terlebih dahulu sebelum digunakan sehingga patch dapat ditempelkan pada kulit. Adhesive mempunyai fungsi untuk membasahkan kulit dimana patch ditempelkan. Backing layer bagian dari patch digunakan agar tidak ada bagian yang hilang dari patch dan tidak ada bahan lain yang tidak diinginkan masuk ke dalam patch. Matriks mempunyai fungsi untuk mengontrol pelepasan obat yang biasanya dikombinasikan dengan plastizicer yang berfungsi untuk mengatur viskositas dari patch. Matriks umumnya mengandung campuran polimer

3 dan plasticizer. Difusi permanen melalui polimer matriks dikontrol crosslinking polimer dan level hidrasi gel (Williams, 2003). Hidroksipropilmetilselulosa merupakan polimer hidrofil turunan selulosa yang dapat meningkatkan hidrofilisasi kristal obat dan apabila digunakan sebagai matriks mempunyai profil disolusi dari bahan obat yang terdispersi untuk pembawa larut air, sebab matriks atau pembawa yang larut air akan menghasilkan pelepasan bahan obat yang cepat (Retno, 2004). Hidroksipropilmetilselulosa dipilih sebagai matriks sediaan transdermal karena dapat meningkatkan bioavailabilitas dan mencapai konsentrasi dalam plasma yang lebih baik dibandingkan bila dibuat menjadi sediaan bentuk oral (Verma dan Iyer, 2000). Percobaan untuk sediaan patch telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. Patel et al (2009) telah melakukan percobaan dengan menggunakan bahan aktif scopolamine metal bromide dengan menggunakan HPMC dengan rentang konsentrasi antara 10% - 35% dan pada semua rentang konsentrasi tersebut memberikan hasil yang baik. Ubaidulla et al (2007) menggunakan bahan aktif carvedilol, ethyl cellulose dan Eudragit yang dibuat sediaan patch transdermal dapat mengontrol hipertensi yang telah dicoba pada kulit tikus. Menurut penelitian oleh Mundada (2009) yang membandingkan antara polietilenglikol 400 pada kadar 5% - 15% dan propilenglikol didapatkan hasil penelitian bahwa polietilenglikol 400 pada kadar 15 % yang digunakan sebagai plasticizer dapat meningkatkan koefisien permeabilitas dari bahan obat karena terlarutnya α-keratin dalam stratum korneum daripada bila menggunakan propilenglikol (Mundada dkk, 2009). Kadar obat yang digunakan dalam penelitian adalah 40 mg /9,8 cm 2, sedangkan kadar obat dalam darah adalah 6 711 µg/ml. Kadar propranolol yang digunakan memenuhi syarat karena masih masuk dalam rentang kadar

4 yang dapat menghasilkan efek. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan berikut ini dimana A = 7,068 x 10 6 µm 2 ; C 0 = 4,08 µg/µm 2 ; Cl = 0,462 x 10 3 ml/kg.jam ; Log k p = -2,5 ; k p = 2,68 µm/jam ; Cp.ss = 238,97 µg/ml. Dari data perhitungan di atas dapat dilihat bahwa Cp.ss (kadar obat dalam plasma) adalah 238,97 µg/ml, masih masuk dalam rentang kadar tunak yang dapat menghasilkan efek. Untuk memperoleh konsentrasi PEG 400 dan HPMC yang menghasilkan parameter transpor pelepasan dan penetrasi propranolol sebagai bahan aktif dengan nilai yang optimum, dapat digunakan teknik optimasi factorial design. Factorial design adalah metode desain formula dengan penentuan secara simultan efek beberapa faktor dan interaksinya. Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh HPMC, PEG 400 dan interaksinya terhadap pelepasan dan penetrasi propranolol dalam sediaan patch transdermal? 2. Bagaimana komposisi HPMC sebagai matriks dan PEG 400 sebagai peningkat pelepasan yang memberikan pelepasan dan penetrasi optimum propranolol? Penelitian yang dibuat bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui pengaruh HPMC, PEG 400 dan interaksinya terhadap pelepasan dan penetrasi propranolol dalam sediaan patch transdermal.

5 2. Untuk mengetahui komposisi HPMC sebagai matriks dan PEG 400 sebagai peningkat pelepasan yang memberikan pelepasan dan penetrasi optimum propranolol Hipotesis dari rumusan masalah di atas yaitu: 1. HPMC dan PEG 400 memberikan pengaruh dan ada interaksi terhadap pelepasan dan penetrasi propranolol dalam sediaan patch transdermal. 2. Komposisi HPMC sebagai matriks dan PEG 400 dapat melepaskan dan memberikan efek penetrasi yang optimum terhadap propranolol. Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah: Dengan mengetahui komposisi HPMC sebagai matriks dan PEG 400 sebagai peningkat pelepasan diharapkan dapat memberikan informasi tentang efek pelepasan dan penetrasi yang diberikan terhadap propranolol sebagai bahan aktif.