PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

Keywords: speaking skill, continous story telling technique, elementary school

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V SD NEGERI DELI TUA

Yuliningsih Dr. Sunarti, M. Pd Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Joyful Learning Journal

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V DI SDN 10 TANJUNG PAOH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS V SD N KARANGMOJO BANTUL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA VCD FILM KARTUN SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN WONOSARI 4

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNYANYI MENGGUNAKAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA PADUAN SUARA

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Bercerita Melalui Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas II SDN Dukuhmencek 01 Sukorambi Jember

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING SD NEGERI PLOSO 1 PACITAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENIGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA SISWA KELAS V SD

Pendahuluan. Wardani et all, Penerapan Model Pembelajaran...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI DENGAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS VIII F SMPN 1 PADANG PANJANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

III. METODE PENELITIAN

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BENDA KONKRET PADA ANAK KELOMPOK B

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN KOTAK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI DI SD NEGERI 06 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah 1. 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW KELAS IV SDN JLABAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN.

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STORY TELLING DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI POGUNG KIDUL

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIME TOKEN ARENDS DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN IPS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN STRATEGI 3W2H PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALAM ARTIKEL E-JOURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

PENERAPAN TEKNIK INFO BERANTAI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN STRATEGI BUKU BERGAMBAR MINIM KATA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 IMOGIRI, BANTUL

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING KEBUMEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN KALIMAT PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PANJER

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI DISKUSI TIPE SYNDICATE GROUP SISWA KELAS V SD NEGERI KREMBANGAN

Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Melalui Metode Bermain Peran Mikro Pada Kelompok B

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

III. PROSEDUR PENELITIAN. dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR SISWA KELAS I SD NEGERI GEMBONGAN

PENGGUNAAN METODE SAS DENGAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS I

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS III SDNEGERI PENDOWOHARJO SLEMAN


Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD GEMBONGAN

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP HAMONG PUTERA NGAGLIK

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA DENGAN BERBAGAI KALANGAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUTIARA SINGARAJA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SURYODININGRATAN 2

Transkripsi:

Peningkatan Kemampuan Komunikasi... (Ita Nur Jannah) 89 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING KEBUMEN ENHANCEMENT OF THE VERBAL COMMUNICATION SKILLS THROUGH TECHNIQUES SOCIODRAMAS AT 5 th GRADE STUDENT IN SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING DISTRICT OF KEBUMEN Oleh Abstrak : Ita Nur Jannah, Universitas Negeri Yogyakarta Ittanur@ymail.com Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kemunikasi lisan memalui teknik sosiodrama pada siswa kelas V di SD Negeri 3 Banjarejo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan alur putar spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V sebanyak 14 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan 2 siklus dan setiap siklus 3 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah statistik deskriptif kuantitatif yaitu dengan mencari rata-rata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lisan siswa kelas V SD Negeri 3 Banjarejo Puring Kebumen. Peningkatan kemampuan komunikasi lisan pada siklus I sebesar 24,80 dari kondisi awal 44,29 meningkat menjadi 69,09. Pada siklus II meningkat sebesar 12,20 dari kondisi awal 44,29 meningkat menjadi 81,29. Kata kunci: kemampuan komunikasi lisan, teknik sosiodrama Abstract This research is for increasing the verbal communication skills through techniques sociodramas at 5 th grade students in SD Negeri 3 Banjarejo Puring District of Kebumen. This research is a classroom action research with rotating spiral groove developed by Kemmis and Taggart. This research was conducted in SD Negeri 3 Banjarejo Puring Kebumen with research subjects are all students of class V as much as14 students. This classroom action research conducted by two cycles and each cycle of 3 meetings. Data collection techniques using observation sheets, interview and documentation. Data analysis technique in this research is quantitative descriptive statistic that is by finding the average. The results of this study indicate that sociodramas technique can improve verbal communication skills at 5 th students of SD Negeri 3 Banjarejo Puring Kebumen. Increased verbal communication skills in the first cycle of 24,80 from 44,29 initial conditions rose to 69,09. In the second cycle increased by 12,20 from 44,29 initial conditions rose to 81,29. Keywoards: verbal communication skills, techniques sociodramas PENDAHULUAN Perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi pada anak secara fungsional. Salah satu aspek yang penting dalam perkembangan anak adalah perkembangan bahasa dimana perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan lainnya (Halida, 2011:27). Menurut Djago Tarigan (1992: 132) bahasa adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui lisan sebagai media komunikasi yang efektif. Selain dari pendapat tersebut, H.G Tarigan (2008: 16) berpendapat bahwa komunikasi lisan adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan dalam pikiran seseorang agar dapat dipahami orang lain. Arsjad dan Mukti (1991:1), menyatakan bahwa dari kenyataan berbahasa, seseorang lebih

90 E-journal Bimbingan dan Konseling Edisi 04 Tahun ke-5 2016 banyak berkomunikasi secara lisan dibandingkan dengan cara lain. Dalam kehidupan sehari-hari lebih dari separuh waktu digunakan untuk berkomunikasi lisan dan mendengarkan. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa kelas V SD adalah mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama (Departemen Pendidikan nasional, 2006). Standar kompetensi ini terbagi dalam dua kompetensi dasar yang salah satunya adalah memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Dalam pembelajaran sastra di sekolah, siswa diajak untuk memerankan tokoh, berekspresi sesuai dengan karakter tokoh dalam teks cerita, dan berani berbicara di depan umum yang ditampilkan dalam bentuk karya sastra yaitu drama. Untuk itu, aktivitas pengungkapan karya sastra dalam bentuk drama ini diterapkan pada pembelajaran komunikasi lisan dalam kompetensi dasar memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Komunikasi lisan merupakan salah satu keterampilan sastra yang harus dicapai siswa karena siswa akan memperoleh banyak manfaat dari kegiatan komunikasi lisan tersebut. Beberapa manfaatnya adalah siswa dapat mengekspresikan perannya melalui gerak, mimik, dan gesture sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan, siswa dapat menjadikan drama sebagai media untuk menuangkan kreativitasnya dalam bermain peran, siswa dapat terlatih berkomunikasi lisan di depan umum, dan tentunya siswa mendapatkan keterampilan yang tidak dapat dimiliki oleh semua orang. Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 3 Banjarejo Puring Kebumen, terlihat bahwa kemampuan komunikasi lisan di sekolah tersebut kurang begitu diperhatikan, sehingga tidak jarang terdapat siswa yang tidak dapat menyampaikan pesan atau informasi dalam bahasa lisan dengan baik Sebagai salah satu solusinya diperlukan metode pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan untuk membuat siswa lebih bersemangat dalam melatih kemampuan komunikasi lisannya. Sebagai salah satu solusinya, peneliti menggunakan teknik sosiodrama. Alasan memilih teknik ini karena teknik sosiodrama dirasa lebih efektif dan efisien untuk diterapkan pada pembelajaran keterampilan berkomunikasi lisan. Teknik sosiodrama dikatakan efektif karena proses belajar lebih banyak dilakukan dengan bermain. Permainan adalah hal paling menarik untuk anak-anak usia sekolah dasar. Sedangkan dikatakan efisien karena penerapan teknik ini akan lebih menghemat waktu, hal ini disebabkan karena siswa dapat tampil praktik berkomunikasi lisan secara berkelompok. Selain itu siswa dapat menghilangkan rasa takut dan malu karena mereka dapat tampil dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Teknik sosiodrama dapat digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran inovatif. Sosiodrama merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Kompetensi yang dikembangkan melalui teknik ini antara lain kompetensi bekerjasama, berkomunikasi,

Peningkatan Kemampuan Komunikasi... (Ita Nur Jannah) 91 tanggung jawab, toleransi, dan menginterpretasikan suatu kejadian (Yuni Pratiwi, 2009). Djumhur & Muh Surya (1978 :109) menyatakan bahwa sosiodrama dipergunakan sebagai salah satu teknik untuk memecahkan masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peran. Di dalam sosiodrama ini sesorang akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Romlah (1999:104) sosiodrama adalah permainan peran yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiodrama adalah teknik bermaian peran dalam rangka untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan interpersonal (rasa cemburu, dilema, dan lain sebagainya) yang dilakukan dalam kelompok. Teknik sosiodrama merupakan salah satu metode pembelajaran yakni peserta didik melakukan suatu kegiatan memainkan peran tokoh lain dengan penuh penghayatan dan kreativitas berdasatkan peran suatu kasus yang sedang dibahas sebagai materi pembelajaran. Melalui penerapan teknik ini diharapkan siswa mampu memfokuskan pikiran, kemampuan, dan pengetahuan yang mereka miliki ke dalam perannya sehingga siswa akan lebih mudah mengorganisasikan ide-ide dan pikiran dalam bahasa lisan. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Teknik sosiodrama merupakan salah satu metode pembelajaran yakni peserta didik melakukan suatu kegiatan memainkan peran tokoh lain dengan penuh penghayatan dan kreativitas berdasatkan peran suatu kasus yang sedang dibahas sebagai materi pembelajaran. Melalui penerapan teknik ini diharapkan siswa mampu memfokuskan pikiran, kemampuan, dan pengetahuan yang mereka miliki ke dalam perannya sehingga siswa akan lebih mudah mengorganisasikan ide-ide dan pikiran dalam bahasa lisan. Kemmis dan McTaggart (Dede Rahmat & Aip Badrujaman, 2012:12) pada hakikatnya penelitian tindakan berupa rangkaian kegiatan yang terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi antara peneliti dan praktisi dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan di dalam kelas dengan cara mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menganalisanya serta menyusun rencana dan melakukan kegiatankegiatan penyempurnaan dengan maksud tujuan untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalam kelas. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian yang akan dilakukan adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Banjarejo Puring Kebumen. Jumlah seluruh siswa kelas V ada 14 anak yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

92 E-journal Bimbingan dan Konseling Edisi 04 Tahun ke-5 2016 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2015 di SD Negeri 3 Banjarejo yang terletak di Desa Banjarejo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Pemberian Tindakan (siklus) Peneliti melaksanakan penelitian yang terdiri dari rangkaian kegiatan yaitu melakukan observasi dan wawancara pra-penelitian. Selanjutnya peneliti menilai kemampuan awal siswa dengan melakukan permainan untuk memancing siswa untuk berkomunikasi lisan. Data penelitian berupa angka yaitu skor penilaian kemampuan komunikasi lisan. Kemudian dilanjutkan pemberian tindakan, observasi, dan refleksi. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi serta didukung oleh wawancara dan dokumentasi selama pemberian tindakan. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti membuat pedoman observasi sebagai patokan untuk menilai kemampuan komunikasi lisan siswa. Pedoman observasi yang dipakai peneliti dalam penilaian ini adalah instrumen tiap-tiap unsur dengan kemungkinan skor maksimal 100 seperti yang dikemukakan oleh Arsjad dan Mukti (dalam Nurbiana, 2008: 36) Kisi-kisi pedoman observasi untuk menilai kemampuan komunikasi lisan siswa SD berdasarkan definisi operasional diuraikan dalam tabel 1 berikut: Aspek Indikator Deskriptor Skor Kebahasaan mengucapkan bunyi a. Ketepatan bahasa dengan tepat, jelas, 15 pengucapan mudah dipahami, dan keefektifan komunikasi baik Non Kebahasaan b. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai c. Pilihan kata (diksi) b. Ketepatan sasaran pembicaraan c. Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku d. Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara e. Gerak gerik dan mimik yang tepat f. Kenyaringan suara g. Kelancaran h. Penguasaan topik pembicaraan menempatkan tekanan, nada, sendi, dan durasi 15 sangat sesuai, serta pembicaraan terlihat menarik memilih kata yang digunakan dengan jelas, tepat, dan bervariasi 10 sehingga pendengar sangat memahami maksud dari pembicara menggunakan kalimat dengan efektif (keutuhan, 20 perpautan, pemusatan perhatian, dan kehematan menguasai ketiga sikap (wajar, tenang, 5 tidak kaku) dalam berkomunikasi lisan mengarahkan pandangannya ke arah 5 lawan bicara saat mereka berkomunikasi lisan Gerak gerik dan mimik anak tepat sesuai peryataan 5 mangatur volume suaranya dengan tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga pendengar dapat menangkap maksud dari si pembicara mengucapkan kalimat tidak terlalu cepat, dan tidak terputus-putus menguasai topik pembicaraan sangat baik 5 10 10 Skor Maksimal 100 Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa maupun guru. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terpimpin yaitu pewawancara menggunakan sederetan pertanyaan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara untuk siswa No Pertanyaan Jawaban Subyek 1 Bagaimana kesan kalian ketika melakukan sosiodrama? 2 Apakah kalian memahami cara berkomunikasi lisan dengan baik setelah melakukan sosiodrama? 3 Apakah kalian mampu berkomunikasi lisan dengan baik?

Peningkatan Kemampuan Komunikasi... (Ita Nur Jannah) 93 4 Hambatan apa yang kalian alami ketika melakukan sosiodrama? 5 Apakah sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lisan kalian? Pedoman wawancara untuk guru No Pertanyaan 1 Apakah ada perubahan kemampuan komunikasi lisan siswa antara sebelum dan sesudah tindakan? 2 Apakah tindakan yang dilakukan dapat dianggap berhasil? 3 Hambatan apa yang ada selama pemberian tindakan? 4 Bagaimana hasil dari tindakan yang telah dilakukan? 5 Apakah sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lisan pada siswa? Teknik Analisis Data No Rentang Nilai Kategori 1 0-40 Sangat Kurang 2 41-60 Kurang 3 61-80 Cukup 4 81-90 Baik 5 91-100 Baik Sekali Jawaban Subyek Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif sebagai data utama dan data kualitatif sebagai data pendukung. Data kuantitatif diperoleh dari daftar penilaian sedangkan data kualitatif diperoleh dari wawancara. Teknik analisis deskriptif kuantitatif adalah dengan mencari rerata. Rumus untuk mencari rerata menurut Burhan Nurgiantoro (2010: 219) ialah sebagai berikut: Keterangan: M : nilai rata-rata (mean) X : jumlah nilai seluruh siswa N : jumlah siswa Hasil analisis berdasarkan rumus tersebut kemudian diinterpretasikan dalam lima tingkatan menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2010: 269) sebagi berikut: Analisis deskriptif kualitatif dilakukan sesuai dengan konsep Miles & Huberman (1992: 15-21) yaitu analisis data model interaktif. Data hasil wawancara tersebut kemudian dideskripsikan sebagai data pendukung observasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Banjarejo. SD Negeri 3 Banjarejo terletak di desa Banjarejo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen Deskripsi Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari tanggal 30 November -17 Desember 2015. Deskripsi Data Awal dan Subjek Penelitian Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan wawancara dan observasi. Hasil wawancara dengan guru kelas V menunjukan bahwa kemampuan komunikasi lisan siswa masih sangat rendah. Peneliti memberikan permainan yang bertema lanjutkan ceritaku untuk mengetahui kemampuan awal kemampuan komunikasi lisan siswa. Ketika siswa sedang melakukan permainan yang bertema lanjutkan ceritaku< peneliti bersama guru melakukan observasi menggunakan pedoman observasi. Hasil observasi penilaian kemampuan awal komunikasi lisan siswa setiap siswa berbeda-beda dan dalam kategori kurang. Jumlah Skor Rata-rata Kategorisasi Siswa Hasil Penilaian 14 44.29 Kurang Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Tindakan Pelaksanaan Pra Tindakan

94 E-journal Bimbingan dan Konseling Edisi 04 Tahun ke-5 2016 Peneliti dan guru kelas berdiskusi mengenai teknik sosiodrama, cara melakukan tindakan, dan peran yang dilakukan oleh guru dalam melakukan tindakan penelitian. Kemudian menentukan jadwal pelaksanaan tindakan serta merancang tindakan penelitian yang akan dilakukan. Pemberian Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan mambahas materi dengan durasi 35 menit. Jadwal siklus I tanggal 1, 3 dan 4 Desember 2015. Materi disampaikan peneliti dengan monitoring peneliti dan guru kelas sebagai observer. Pada pertemuan pertama siswa dibagi menjadi tiga kelompok dan masing- masing kelompok mendapat judul naskah sosiodrama yang berbeda. Pada pertemuan kedua masing-masing kelompok bertukar judul sosiodrama, begitu juga pada pertemuan ketiga. Jadi setiap kelompok pernah memerankan semua judul sosiodrama. pada siklus I: Subyek (14 Siswa) Hasil tindakan dari ketiga pertemuan Skor Siklus I P 1 P 2 P 3 Rata-rata Siklus I Rata-rata 64.07 70.57 72.64 69.09 Berdasarkan hasil pra tindakan dan siklus I dengan perolehan rata-rata skor pra tindakan 44.29 dan rata-rata skor siklus I sebesar 69.09 sudah menunjukkan adanya peningkatan skor sebesar 24.8. Refleksi Refleksi dilakukan dengan melalui diskusi antara peneliti dan guru kelas untuk mengetahui perkembangan dan kekurangan mengenai tindakan yang sudah dilakukan pada siklus sebelumnya. Pada dasarnya penerapan teknik sosiodrama pada tindakan ini sudah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan komunikasi lisan pada siswa. Subyek (14 Siswa) Kekurangan yang terjadi di siklus I diantaranya: a) Kerjasama kelompok dalam mempelajari naskah sosiodrama belum terbentuk, b) Guru belum menjelaskan aspek dalam komunikasi lisan c) pemberian waktu untuk menghafalkan masih sangat kurang. Pemberian Tindakan Siklus II Persiapan tindakan siklus II hampir sama dengan persiapan pada siklus I. Namun pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Kendala-kendala yang dihadapi pada pelaksanaan tindakan siklus I diupayakan untuk diantisipasi. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 14, 15 dan 17 Desember 2015. Hasil dari ketiga pertemuan pada siklus II dapat dilihat dari observasi dan wawancara. Pelaksanaan waancara pada tanggal 17 setelah tindakan pada pertemuan ketiga. Hasil observasi siklus II: Skor Siklus II P 1 P 2 P 3 Rata-rata Siklus II Rata-rata 77.21 80.79 85.86 81.29 Refleksi Refleksi dilakukan peneliti dengan guru kelas. dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan dan kekurangan yang ada dalam tindakan selama siklus II berlangsung. Pada dasarnya penerapan teknik sosiodrama pada

Peningkatan Kemampuan Komunikasi... (Ita Nur Jannah) 95 tindakan ini sudah baik dan berjalan lancar dan sudah menunjukkan adanya peningkatan pada siswa. Hasil penilaian pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 81.29 telah terjadi peningkatan dibanding dengan siklus I dengan skor rata-rata 69.09. Peningkatan pada siklus II ini sebesar 12,2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan komunikasi lisan yang dapat dilihat dari perbandingan hasil pra tindakan, siklus I dan siklus II berikut: Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu skor rata-rata masing-masing siswa minimal 81,29 atau pada kategori baik. Setelah refleksi, didapat hasil yang baik dalam peningkatan kemampuan komunikasi lisan dengan tercapainya target yang sudah ditetapkan tanpa hambatan yang dapat mempengaruhi hasil sehingga peneliti bersama guru bersepakat bahwa penelitian tindakan dapat dihentikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa teknik sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lisan siswa kelas V SD Negeri 3 Banjarejo Puring Kebumen. Pemberian tindakan ini dilaksanakan melalui dua siklus dan masingmasing siklus tiga kali pertemuan. Hasil skor rata-rata observasi mengalami peningkatan dan didukung oleh wawancara yang juga menunjukkan adanya peningkatan. Hasil observasi menggunakan lembar penilaian, pada pra tindakan diperoleh hasil skor rata-rata 44.29, pada siklus I diperoleh skor ratarata sebesar 69.09. Sedangkan pada siklus II diperoleh skor rata-rata 81.29, sehingga dapat diperoleh peningkatan skor sebesar 37.00 Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi lisan selalu meningkat pada setiap siklus. Dengan ini peneliti berhasil melaksanakan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu kemampuan komunikasi lisan siswa kelas V SD Negeri 3 Banjarejo Puring Kebumen mengalami peningkatan melalui metode sosiodrama. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Diharapkan siswa memiliki keberanian sehingga siswa mampu berkomunikasi lisan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi Guru Kelas Guru diharapkan dapat melatih kemampuan komunikasi lisan siswa, serta teknik sosiodrama dijadikan sebagai alternatif penerapan metode pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia 3. Bagi Guru Pemimbing

96 E-journal Bimbingan dan Konseling Edisi 04 Tahun ke-5 2016 Guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat menggunakan teknik sosiodrama sebagai salah satu teknik bimbingan untuk melatih perkembangan kemampuan komunikasi lisan siswa. 4. Bagi peneliti selanjutnya a. Peneliti selanjutnya sebaiknya merancang sosiodrama dengan ide cerita yang lebih menarik. b. Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan berbagai macam teknik layanan bimbingan yang lebih kreatif dan inovatif untuk melatih kemampuan komunikasi lisan siswa. H.G Tarigan. (2002). Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tatik Romlah. (2001). Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang : Universitas Negeri Malang. Suharsimi Arikunto, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika Yuni Pratiwi. (2009). Penerapan Strategi Bermain Peran dalam Pembelajaran di taman Kanak-Kanak. Makalah disajikan dalam Lokakarya Pembelajaran untuk Anak Usia Dini. DAFTAR PUSTAKA Arsjad dan Mukti1 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Burhan Nurgiantoro. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum 2006, Standar Kompetensi Mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Djago Tarigan. (1992). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I Buku II.4 Modul 1-6. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Djumhur & Moh. Surya. (1978). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : C.V ILMU. Halida. (2011). Metode Bermain Peran dalam Mengotimalkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini (4-5 tahun). Jurnal [online]. Pontianak: PAUD FKIP Universitas Tanjungpura. (http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jckrw/a rticle/view/270/275. Diakses tanggal 20-05-2012).