BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

BAB 1 PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pada 30 November 2011).

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1. Latar Belakang I - 1

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BAB 1: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 1.1 LATAR BELAKANG. Hal 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MANGGARAI PENDAHULUAN

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 96 /Kpts/KPU-Kota /2016

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Buku Putih Sanitasi 2013

STRATEGI SANITASI KOTA. 1.1 Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 71 /Kpts/KPU-Kota /2016

PPSP BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 1 PENDAHULUAN DRAFF BUKU PUTIH SANITASI KOTA METRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

Transkripsi:

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA Provinsi Jawa Tengah Disiapkan oleh: POKJA PPSP KOTA SALATIGA 1

Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah sehingga Buku Putih Sanitasi Kota Salatiga selesai disusun. Ini merupakan titik tolak menuju sanitasi yang lebih baik. Sanitasi merupakan hal yang sangat penting dan selalu bersentuhan dengan kehidupan kita sehari-hari. Permasalahan sanitasi merupakan persoalan yang sangat mendasar dalam bidang kesehatan. Namun proses pencemaran akibat sanitasi buruk memang membutuhkan waktu lama untuk bisa terlihat dampaknya, membuat sebagian besar masyarakat cenderung mengabaikan bahaya yang bisa ditimbulkan bagi kesehatan mereka. Apabila terus dibiarkan, maka permasalahan ini lama kelamaan akan menjadi bom waktu yang berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat. Melihat fakta tersebut, maka Kota Salatiga berkomitmen untuk ikut serta dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP), dan dengan serius membenahi kondisi sarana sanitasi kota, karena sanitasi merupakan masalah global dan menjadi tolak ukur kemajuan suatu daerah. Daerah dengan sanitasi yang baik menandakan bahwa tingkat ekonomi di daerah tersebut juga baik. Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi pemaparan secara jujur dan terperinci mengenai sanitasi kota sebagai acuan perencanaan, pendanaan, pelaksanaan dan pengawasan program sanitasi kota. Diharapkan buku ini menjadi pedoman dalam menetapkan program kerja prioritas dan secara komprehensif dijadikan dasar untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK). Penyusunan buku putih sanitasi ini dilaksanakan secara partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan yang berhubungan dengan masalah sanitasi. Mudah-mudahan dengan selesainya Buku Putih ini, kita bersama dapat mewujudkan kondisi sanitasi yang lebih baik dalam satu kerangka menuju tercapainya visi Kota Salatiga yang Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat. Salatiga, Agustus 2012 Walikota Salatiga Yuliyanto, SE, MM 2

Daftar Isi Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.2 Demografi 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.4 Tata Ruang Wilayah 2.5 Sosial dan Budaya 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga 3.1.2 Tatanan Sekolah 3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik 3.2.1 Kelembagaan 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK 3.2.4 Pemetaan Media 3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha 3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.2.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak 3.3 Pengelolaan Persampahan 3.3.1 Kelembagaan 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK 3.3.4 Pemetaan Media 3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha 3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.3.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak 3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan 3.4.1 Kelembagaan 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK 3.4.4 Pemetaan Media 3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha 3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.4.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak 3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 3.5.1 Pengelolaan Air Bersih 3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga 3

3.5.3 Pengelolaan Limbah Medis Bab 4: Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik 4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan 4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan 4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi 5.1 Area Berisiko Sanitasi 5.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Daftar Tabel Daftar Peta Daftar Gambar Gambar 1.1 Tahap Penyusunan Buku Putih BUKU PUTIH SANITASI Daftar Istilah Daftar Istilah dapat mengacu pada Glossary Sanitasi di Lampiran Petunjuk Praktis ini. Gunakan sesuai istilah yang ada di dalam dokumen Buku Putih Sanitasi. 4

Bab 1 Pendahuluan BUKU PUTIH SANITASI 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu faktor bagi menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO, http://www.who.int/topics/sanitation/en/.diakses pada 30 November 2011). Khususnya untuk Kota Salatiga, tidak memadainya sistem sanitasi berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan lingkungan. Hal tersebut mendorong pemerintah kota untuk meningkatkan kondisi sanitasi melalui pendekatan menyeluruh berskala kota. Pendekatan ini dimulai dengan pembentukan Tim Pokja Sanitasi Kota Salatiga. Salah satu tujuan dibentuknya tim ini adalah untuk mensinergikan kerja dinas-dinas yang berkaitan dengan sanitasi (Air Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS) dalam satu wadah guna memperbaiki kinerja dan konsep sanitasi di masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Tim Sanitasi Kota Salatiga melakukan pertemuan rutin untuk mengumpulkan, mengkaji serta menganalisa data dalam rangka memetakan kondisi sanitasi Kota Salatiga. Hasil pengumpulan, kajian dan analisa data tersebut disajikan dalam sebuah dokumen yang disebut sebagai Sanitation White Book atau Buku Putih Sanitasi. Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi hasil pengkajian dan pemetaan kondisi sanitasi yang dijadikan dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK). Tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi Kota Salatiga ini adalah untuk menyediakan dasar dan acuan bagi dimulainya pekerjaan pengembangan sanitasi yang lebih terintegrasi. Disamping itu, buku ini juga nantinya dapat menjadi panduan kebijakan kota/daerah dalam kegiatan pengelolaan sanitasi, termasuk didalamnya adalah penetapan prioritas dalam pengembangan sanitasi skala kota yang mencakup strategi sanitasi, rencana tindak serta anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi. Dengan adanya Buku Putih Sanitasi ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh Kota Salatiga adalah sebagai berikut: 1. Diketahuinya kondisi menyeluruh sanitasi kota saat ini yang meliputi Air limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS, untuk menjadi masukan penting bagi penyusunan prioritas pembangunan sanitasi. Hal ini dapat dicapai karena Buku Putih Sanitasi disusun dari kompilasi berbagai data terkait sanitasi Kota Salatiga; 2. Adanya pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi Kota Salatiga yang lebih jelas dan tepat sasaran; 3. Buku Putih Sanitasi dapat dijadikan acuan strategi sanitasi kota karena Buku Putih Sanitasi juga menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK); 4. Buku Putih sanitasi dapat dijadikan rekomendasi bagi perencanaan pembangunan daerah khususnya di bidang Air Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS; 5. Buku Putih Sanitasi dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di bidang sanitasi; 6. Buku Putih Sanitasi juga dapat digunakan juga sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana pencapaian pembangunan di bidang sanitasi. 5

1.2 Landasan Gerak Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha untuk memastikan pembuangan kotoran manusia, cairan limbah dan sampah secara higienis. Hal ini akan berkontribusi pada kebersihan dan lingkungan hidup yang sehat, baik di rumah maupun lingkungan sekitarnya (Sumber: Tahap B Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi Kota). Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kota Salatiga adalah sebagai berikut: 1. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan sistem : a. Pengolahan On Site menggunakan sistem tangki septik atau cubluk dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga. b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat ataupun komunal. 2. Black water (air tinja/limbah padat) yaitu air tinja yang tercemar tinja, umumnya berasal dari WC. Volumenya dapat cair atau padat, umumnya orang dewasa menghasilkan 1.5 liter air tinja/hari. Air ini mengandung bakteri E.coli yang berbahaya bagi kesehatan, oleh sebab itu harus disalurkan melalui saluran tertutup ke arah pengolahan/penampungan. Air tinja bersama tinjanya disalurkan ke dalam tangki septik. Tangki septik dapat berupa 2 atau 3 ruangan yang dibentuk oleh beton bertulang sederhana. Air yang sudah bersih dari pengolahan ini barulah dapat disalurkan ke saluran primer/sekunder, atau lebih baik lagi dapat diresapkan ke dalam tanah sebagai bahan cadangan air tanah. 3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). 4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan mematuskan air permukaan. Kajian Wilayah Sanitasi Kajian wilayah sanitasi di Kota Salatiga meliputi seluruh wilayah administrasi Kota Salatiga yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan: a. Kecamatan Sidorejo, terdiri dari : 6. Kelurahan Tingkir Tengah. 1. Kelurahan Blotongan; c. Kecamatan Argomulyo, terdiri dari : 2. Kelurahan Sidorejo Lor; 1. Kelurahan Noborejo; 3. Kelurahan Salatiga; 2. Kelurahan Ledok; 4. Kelurahan Bugel; 3. Kelurahan Tegalrejo; 5. Kelurahan Kauman Kidul; dan 4. Kelurahan Kumpulrejo; 6. Kelurahan Pulutan. 5. Kelurahan Randuacir; dan b. Kecamatan Tingkir, terdiri dari : 6. Kelurahan Cebongan. 1. Kelurahan Kutowinangun; d. Kecamatan Sidomukti, terdiri dari : 2. Kelurahan Gendongan; 1. Kelurahan Kecandran; 3. Kelurahan Sidorejo Kidul; 2. Kelurahan Dukuh; 4. Kelurahan Kalibening; 3. Kelurahan Mangunsari; dan 5. Kelurahan Tingkir Lor; dan 4. Kelurahan Kalicacing. 6

Visi Misi Kota Salatiga BUKU PUTIH SANITASI Mengacu pada Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Salatiga tahun 2012-2017. Kota Salatiga menetapkan Visi Pembangunan Daerah yaitu Salatiga yang Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat. - Sejahtera mempunyai arti meningkatkan pemenuhan kebutuhan layanan dasar, fasilitas umum, pelayanan publik dan pembangunan berwawasan lingkungan. - Mandiri mengandung arti mewujudkan Kota Salatiga sebagai pusat kegiatan masyarakat yang berkemampuan serta berperan aktif dalam pembangunan yang dilandasi oleh jiwa dan semangat kewirausahaan untuk meningkatkan potensi dan daya saing daerah. - Bermartabat bermakna untuk mewujudkan Kota salatiga sebagai pusat penyelenggaraan pemerintahan yang tunduk pada prinsip-prinsip tata pemerintahan yang bersih, profesional, berwibawa, demokratis, menjunjung tinggi supremasi hukum dan penghormatan yang tinggi terhadap hak asasi manusia. Dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, maka visi tersebut diimplementasikan dalam beberapa misi pembangunan sebagai berikut : Misi 1 : Menyediakan Pemenuhan Kebutuhan Layanan Dasar Misi 2 : Mengelola Tata Ruang Kota yang Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Misi 3 : Mengembangkan penanganan atas penyandang masalah kesejahteraan sosial Misi 4 : Meningkatkan perekonomian daerah berbasis ekonomi kerakyatan dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan Misi 5 : Melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dalam rangka memperkuat identitas dan jati diri daerah Misi 6 : Mengembangkan Hubungan yang Sinergis Antara Pemangku Kepentingan Pembangunan Misi 7 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan dengan prinsip-prinsip good governance Misi 8 : Mengembangkan pemahaman politik melalui budaya politik demokratis yang santun dan mengedepankan supremasi hukum Misi 9 : Mengembangkan pengarusutamaan Gender dalam berbagai bidang kehidupan dan perlindungan anak, remaja, serta perempuan dalam segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kota Salatiga terhadap pengelolaan ruang kota yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, pada tahun 2011 telah terbit Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030. Dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030 dikatakan bahwa tujuan penataan ruang Kota Salatiga adalah mewujudkan Kota Salatiga sebagai pusat pendidikan dan olahraga di kawasan Kendal-Ungaran-Semarang-Salatiga-Purwodadi (Kedungsepur) yang berkelanjutan didukung sektor perdagangan dan jasa yang berwawasan lingkungan. Sedangkan manfaat perda ini, untuk menjamin kepentingan public sekaligus individu, efisiensi sumber daya, konservasi lingkungan hidup, mengurangi konflik ruang dan mengurangi ketimpangan sosial. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030 merupakan pedoman bagi perencanaan lain yang sedang dan akan disusun, hal ini terlihat dari misi ke 2 RPJMD Kota Salatiga, yakni mengelola tata ruang yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 7

1.3 Maksud dan Tujuan BUKU PUTIH SANITASI Maksud utama dari penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Salatiga adalah untuk memberikan informasi awal yang lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi Kota Salatiga saat ini sebagai dasar untuk membuat perencanaan pengembangan sanitasi di masa yang akan datang. Adapun tujuan dari penyusunan Buku Putih Kota Salatiga adalah untuk: 1. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini. 2. Menyediakan data sebagai dasar analisis situasi dilihat dari segala aspek, sehingga zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan/area resiko sanitasi 3. Memberikan informasi bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam bersinergi dan menjalankan perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi ke depan. 4. Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama. 5. Bahan masukan untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Salatiga jangka menengah. 1.4 Metodologi Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Metode Penyusunan a. Berdasarkan data primer (narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat). b. Berdasarkan data sekunder (arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masingmasing dinas/kantor terkait baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta). Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survai terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), survai peran media dalam perencanaan sanitasi, survai kelembagaan, survai keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survai keuangan, serta survai peran serta masyarakat dan gender. 2. Tahapan Penyusunan Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. Gambar berikut menjelaskan tahapan penyusunan buku putih sanitasi Kota. 8

1.5.1. Dasar Hukum Gambar 1.1 Tahap Penyusunan Buku Putih Kegiatan pengembangan sanitasi di Kota Salatiga didasarkan pada peraturan dan produk hukum yang meliputi : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya, 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, 5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, 6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, 8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, 9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, 10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, 11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, 12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, 13. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 14. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, 15. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, 16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman, 17. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, 18. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, 19. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, 20. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, 9

21. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, 22. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah, 23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, 24. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, 25. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan, 26. Peraturan pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, 27. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 Bentuk dan Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang, 28. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, 29. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai, 30. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional Pengeloaan Sumber Daya Air, 31. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Penyusunan Pola Sumber Daya Air, 32. Permendagri Nomor 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan, 33. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030 1.5.2. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Dokumen Perencanaan Lainnya a. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RPJMD RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi. Oleh karena itu, Buku Putih Sanitasi ini merupakan penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang bersifat lintas sektor, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif sesuai dengan konsep dasar pemikiran RPJMD. Munculnya isu kerusakan lingkungan, ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan prinsip-prinsip penataan ruang, maupun tumpang tindih penataan ruang menjadikan pengelolaan tata ruang kota yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dijadikan sebagai Misi Kedua Pembangunan Pemerintahan Kota Salatiga untuk periode 2012-2017 yang tertuang dalam RPJMD. b. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Renstra SKPD Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi. Renstra SKPD dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan Buku Putih Sanitasi ini maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi. c. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Salatiga RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi, dimana untuk rencana tahun 2012 perkiraan jumlah penduduk dan volume sektor sanitasi diperhitungkan sesuai dengan perkiraan dan prediksi dalam RTRW. Buku Putih Sanitasi mengarah pada operasionalisasi teknis urusan khusus sanitasi dari RTRW, agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wilayah terlaksana pula implementasi dari Buku Putih Sanitasi. d. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) Salah satu tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi adalah memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang 10

disepakati bersama yang tertuang dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) yakni Tujuan (Goal) 7 yaitu Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup. Pencapaian target Goal 7 berdasarkan salah satu indikator, yaitu : Rumah tangga yang memanfaatkan akses sanitasi dasar (pengolahan air limbah, pengelolaan sampah, sistem drainase) pada tahun 2015 meningkat menjadi 81% dari tahun 2010 sebesar 76,17%; 11