Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

kenaikan tekanan darah atau hipertensi. [1]

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mana program tersebut tercakup dalam kegiatan Kesehatan Kerja dan Higiene

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan teknologi disamping dampak positif, tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. hiburan seperti mempublikasikan film, lagu, video, game online dan lain

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin maju ini, perusahaan juga semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi tinggi, diharapkan industri dapat berproduksi. yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan. Dalam jangka panjang bunyibunyian

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tentu akan berdampak pada terjadinya berbagai masalah yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban telah menggeser perkembangan industri ke arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

Dian Pratiwi*), Ir. Irawan Wisnu Wardhana, MS dan Sri Sumiyati, ST, MSi. **)

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya baik fisik, mental maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan di bidang industri dari industri tradisioal menjadi industri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tersebut sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO GEDE

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari tahun ke tahun. Peningkatan dan perkembangan ini

BAB I PENDAHULUAN. terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta

PENGARUH PROSES PEMESINAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA INDUSTRI OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka membangun perekonomian, maka perkembangan industri sedang berlangsung dengan menggunakan semakin

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Semua suara yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. NIDCD (2010) menyatakan bahwa kejadian gangguan pendengaran akibat bising

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

BAB V PEMBAHASAN. perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH LAMA DAN MASA KERJA TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAHAN (Suatu Studi di Industri X Tahun 2014)

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita simpulkan bahwasanya kesehatan masyarakat sangat berguna untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN, TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT NADI PADA PEKERJA PERTENUNAN DI KECAMATAN BALIGE TAHUN 2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah upaya kesehatan lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat serta bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, salah satunya kebisingan yang melebihi nilai ambang batas. Sasaran upaya kesehatan lingkungan tidak hanya pada lingkungan masyarakat seperti pemukiman penduduk dan tempat-tempat umum tetapi juga mencakup pada lingkungan kerja. Lingkungan kerja dapat memberi beban tambahan bagi pekerja. Beban tambahan tersebut berupa ketidaknyamanan dan keluhan kesehatan yang dirasakan oleh pekerja seperti sakit kepala, stres, gangguan pendengaran, jantung berdebar-debar, dll. Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan pekerja di tempat kerja adalah faktor fisik, faktor kimiawi, faktor biologi, faktor fisiologis/ergonomis dan faktor psikologis. Salah satu faktor fisik yang mengakibatkan gangguan kesehatan pada pekerja adalah suara yang bising. Kebisingan adalah semua bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan (Anizar, 2009). Kebisingan dapat berasal dari aktivitas manusia seperti bicara, tertawa, suara musik dan lain-lain. 1

2 Bising juga dapat berasal dari alat atau benda buatan manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin-mesin yang ada di pabrik. Kebisingan dengan intensitas yang tinggi tidak hanya menyebabkan gangguan pada indera pendengaran, tetapi dapat juga menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan manusia berupa peningkatan sensitifitas tubuh seperti peningkatan sistem kardiovaskuler dalam bentuk kenaikan tekanan darah dan denyut jantung dan bila kondisi tersebut terus berlangsung dalam waktu yang lama, akan muncul reaksi psikologis berupa penurunan konsentrasi dan kelelahan (Chandra, 2007). Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia bahwa tempat kerja yang mempunyai kebisingan dengan intensitas di atas 85 db(a) menyebabkan terjadinya gangguan-gangguan kesehatan pada tenaga kerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suardy (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas kebisingan di tempat kerja dengan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik pada karyawan PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) Makassar dengan intensitas kebisingan 105 db (A). Penelitian Dinar (2011) terhadap karyawan unit compressor PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri Kebakkramat, Karanganyar yang menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara kebisingan dengan tekanan darah pada karyawan, hal ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi intensitas kebisingan, maka semakin tinggi pula tekanan darah pada karyawan. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Tomas (2007) menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara tekanan darah rata-rata

3 tenaga kerja sebelum dan sesudah bekerja pada proses kerja fabrikasi dibengkel utama PT.Tambang Batu Bara Bukit Asam dengan intensitas kebisingan 110,3 db(a). Pertenunan yang berada di Kecamatan Balige merupakan industri tekstil yang memproduksi kain ulos dan sarung. Berdasarkan survei awal, pertenunan ini menggunakan alat tenun mesin (ATM) bertenaga listrik dalam proses produksi. Pada saat proses produksi bagian dari alat tenun mesin tersebut bergerak dan gerakan tersebut menghasilkan bunyi yang sangat bising. Jenis kebisingannya termasuk kebisingan menetap berkelanjutan. Kondisi lingkungan kerja yang sangat bising itu terlihat pada saat pekerja melakukan komunikasi harus dengan berteriak agar bisa terdengar. Jam kerja di pertenunan ini lebih dari 8 jam per harinya dengan masuk pukul 07.00 dan selesai kerja pukul 18.00 WIB (istirahat 12.30-13.30WIB). Pekerja selama bekerja tidak menggunakan alat pelindung diri yaitu alat pelindung telinga. Dari uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk menganalisis tingkat kebisingan, tekanan darah dan frekuensi denyut nadi pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas diketahui bahwa lokasi pertenunan tersebut merupakan tempat yang berisiko terhadap terjadinya kebisingan. Kondisi lingkungan kerja yang bising ini berasal dari mesin tenun. Keterpaparan terhadap kebisingan yang melebihi nilai ambang batas pada kurun waktu yang cukup lama

4 dapat memicu gangguan tekanan darah pada pekerja di pertenunan tersebut. Untuk itu perlu diketahui tingkat kebisingan, frekuensi denyut nadi dan tekanan darah pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebisingan dengan tekanan darah dan untuk mengetahui perbedaan frekuensi denyut nadi pada pekerja sebelum dan sesudah bekerja dan pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui tingkat kebisingan di lingkungan kerja pertenunan Kecamatan Balige. 2. Untuk mengetahui tekanan darah pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige. 3. Untuk mengetahui perbedaan frekuensi denyut nadi sebelum dan sesudah bekerja pada pekerja di pertenunan di Kecamatan Balige. 4. Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige. 5. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebisingan dengan tekanan darah pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige. 1.4 Hipotesis Penelitian Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan tekanan darah pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige.

5 Ada perbedaan frekuensi denyut nadi pada pekerja sebelum dan sesudah bekerja di pertenunan di Kecamatan Balige. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan kepada pemilik pertenunan dan para pekerja tentang risiko kebisingan terhadap tekanan darah dan frekuensi denyut nadi sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan risiko kebisingan. 2. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan kegiatan penelitian. 3. Sebagai informasi dan bahan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya.