Dr. Ir. Rarah R. A. Maheswari, DEA Dr. Ir. Sutrisno, MAgr Ir. Abu Bakar, MS

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

Y ij = µ + B i + ε ij

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

bulan Februari 2017, sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan April hingga

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

METODE Lokasi dan Waktu Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

Percobaan akan dilakukan pada bulan Mei-September Percobaan. Keteknikan Pengolahan Pangan, Laboratorium Pilot Plan, dan Laboratorium Kimia

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Teknik Isolasi Bakteri

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Yijk = + αi + βj + (αβ) ij + ijk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

II. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

UJI KEMAMPUAN BAKTERI Bacillus megaterium DAN Bacillus subtilis UNTUK MEREMOVAL LOGAM BERAT KROMIUM (III)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

MATERI DAN METODE. Prosedur

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR KULTUR JARINGAN

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Susu UHT Impor Bahan Media dan Reagen Alat

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

Transkripsi:

APLIKASI MEDAN PULSA LISTRIK TEGANGAN TINGGI (HIGH PULSE ELECTRIC C FIELD) SEBAGAI SALAH SATU CARA MEMPERTAHANKAN KUALITAS FISIK, KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS SUSU SEGAR Tim Peneliti : Dr. Ir. Rarah R. A. Maheswari, DEA Dr. Ir. Sutrisno, MAgr Ir. Abu Bakar, MS Kerja sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) 2009

I. PENDAHULUAN Klasifikasi i Mutu Susu Segar Berdasarkan Jumlah Mikroba No Mutu susu segar Perkiraan jumlah bakteri/ml 1. Baik <5x10 5 2. Cukup baik 10 6 4 x 10 6 3. Kurang 4 x 10 6 2x10 7 4. Rendah > 2 x 10 7

PETERNAK Waktu tunggu KOPERASI Log Jumlah Sel yang hidup Waktu Kurva Pertumbuhan Mikroba N = No x 2 n Dimana : N adalah jumlah mikroba akhir No adalah jumlah mikroba awal n adalah waktu generasi

EFEK PEMANASAN TEKNOLOGI PENANGANAN SUSU ALTERNATIF (HPEF) 1. Penurunan kandungan nutrisi (komponen yang tidak tahan panas : protein dan vitamin) 2. Penurunan kualitas sensori (bau, rasa, warna) 3. Memerlukan energi yang besar 1. Tidak melibatkan panas 2. Kandungan nutrisi dan sensory tidak berubah 1. KUD 2. Industri kecil/menengah 3. Peternak

TINJAUAN PUSTAKA PRINSIP KERJA HPEF I ti i Inactivasi mikroorganisme

PENDEKATAN TEORI INAKTIVASI MIKROORGANISME 1. Electrical l breakdown, Zimmermann (1986) 2. Electroporasi (Vega Mercado et al., 1996)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN ALAT : multimeter Merk Sanwa DMM CD 771, threatment chamber tipe batch pararel plate dari stainless steel ST 316, osiloscope merk ATTEN, probe tegangan tinggi tipe PD 28, cold storage, termocouple, cawan petri, tabung reaksi, oven, digital colony counter tipe DC-3, vortex mixer, kaca objek, mikroskop, k inkubator, tabung reaksi, botol Schott, jarum Öse, labu erlenmeyer, pipet volumetrik, panci, penangas listrik, autoklaf,,pembakar spirtus dan cawan petri BAHAN : susu kambing, bakteri uji yang terdiri atas E. coli ATCC 25922, S. aureus ATCC 25923 dan S. Typhimurium ATCC 14028, safranin, spirtus, iodium Gram, alkohol l 70%, etanol 95%, kristal violet, nutrient agar (NA), nutrient broth (NB), NaCl fisiologis, aquades, Eosin Methylen Blue Agar (EMBA), Salmonella and Shigella Agar (SSA) dan Staphylococcus Agar (SA).

METODE PENELITIAN Persiapan bakteri uji 1. Pemeriksaan kemurnian kultur - morfologi koloni - morfologi sel keseragaman sel (pewarnaan) Susu Segar Uji kualitas Bakteri murni Sterilisai 115 o C 3 menit Ditumbuhkan ke NB 30 ml dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C 2. Spektrofotometer (kekeruhan) OD 3. Pemupukan Populasi Dibuat populasi uji ±10 6 Suspensi di running di HPEF Pengujian jumlah mikroba dalam selang waktu tertentu

HASIL DAN PEMBAHASAN Perlakuan Jarak elektrode : 3, 4, 5 mm Suhu proses : suhu ruang (27±1 o C); suhu dingin (4-8 o C) ml) Jumlah mikro oba (log 10 cfu/ 5,5 5,3 5,1 4,9 4,7 4,5 43 4,3 4,1 3,9 3,7 3,5 0 1 2 3 4 5 6 Jarak elektrode 3 mm Jarak elektrode 4 mm Jarak elektrode 5 mm Vpp = 1,36 kv Vmax = 0,83 kv 3 mm 1,62 log siklus 4mm1 1,1717 log siklus 5 mm 0,5 log siklus Waktu (jam) Total Mikroba dengan Jarak Electrode yang Berbeda Total Mikroba dengan Jarak Electrode yang Berbeda pada Suhu Ruang (27o±1 o C)

fu/ml) roba (log 10 cf Jumlah mik 4,9 4,7 4,5 4,3 4,1 3,9 3,7 3,5 0 1 2 3 4 5 6 Waktu (jam) Jarak elektrode 3 mm Jarak elektrode 4 mm Jarak elektrode 5 mm 3 mm 0,6 log siklus 4 mm 0,2 log siklus 5 mm 0,02 log siklus Total Mikroba dengan Jarak Electrode yang Total Mikroba dengan Jarak Electrode yang Berbeda pada Suhu Dingin (4-8 o C)

u/m l) l n m ikroba (cf 13 12 11 10 9 8 7 y = -0,6415x + 12,257 y = -0,4303x + 11,948 y = -0,1752x + 11,776 R 2 = 0,8334 R 2 = 0,6826 R 2 = 0,7657 0 1 2 3 4 5 6 Jarak elektrode 3 mm Jarak elektrode 4 mm Jarak elektrode 5 mm Linear (Jarak elektrode 3 mm) Linear (Jarak elektrode 4 mm) Linear (Jarak elektrode 5 mm) Nilai μ 3 mm 0,6415 4 mm 0,4303 5 mm 0,1752 Waktu (jam) Koefisien Inaktivasi Mikroba dengan Jarak g Electrode yang Berbeda pada Suhu Ruang (27o±1 o C)

ln m ikro ba (cfu/m l) 11 10,5 10 9,5 9 8,5 8 7,5 y = -0,204x + 9,2347 y = -0,0556x + 10,001 y = 0,017x + 9,8113 R 2 = 0,3848 R 2 = 0,1448 R 2 = 0,0036 7 0 1 2 3 4 5 6 Waktu (jam) Jarak elektrode 3 mm Jarak elektrode 4 mm Jarak elektrode 5 mm Linear (Jarak elektrode 3 mm) Linear (Jarak elektrode 4 mm) Linear (Jarak elektrode 5 mm) Nilai μ 3 mm 0,204 4mm 0,05560556 5 mm 0,017 Koefisien Inaktivasi Mikroba dengan Jarak Electrode yang Berbeda pada Suhu Dingin (4-8 o C) Kesimpulan : Perlakuan suhu ruang dan jarak treatment chamber 3 mm terbaik

Inaktivasi Mikroba Pathogen Pada Berbagai Kondisi Log E. coli (cfu/ml) 6,8 6,6 6,4 6,2 6 5,8 5,6 5,4 5,2 5 4,8 0 15 30 45 60 Waktu (menit) 7,4 7,2 7 6,8 E Coli (pada suhu kamar) 6,6 E Coli (pada suhu dingin) 6,4 E Coli (Perlakuan Coil) 6,2 6 5,8 5,6 5,4 Penurunan E. Coli ATCC 25922 ococus aureus(cfu/ml) Log Staphyl 0 15 30 45 60 Waktu (menit) Staphylococcus (pada suhu kamar) Staphylococcus (pada suhu dingin) Staphylococcus (Perlakuan Coil) Penurunan Staphylococcus aureus ATCC 25923 6,5 mpenurunan mikroba 6 almonella Typhimurium (log 10 cfu/ml) S a 5,5 5 4,5 4 0 50 100 150 200 Waktu (menit) Salmonella Typhimurium perlakuan Salmonella Typhimurium Kontrol E coli 1,09 log siklus S aureus 0,54 log siklus S Typhimurium 0,91 log siklus P B kt i S l ll Penurunan Bakteri Salmonella Typhimurium ATCC 14028

ln Populasi E. coli (c cfu/ml) 14 13,8 13,6 13,4 13,2 13 12,8 y = -0,0194x + 13,787 R 2 = 0,8683 12,6 12,4 0 10 20 30 40 50 60 70 Waktu (menit) 14 13,8 13,6 13,4 E Coli (Coil) Linear (E Coli (Coil)) 13,2 y = -0,0112x + 13,804 13 R 2 = 0,3472 ln Populasi S. aureu us(cfu/ml) 12,8 12,6 0 10 20 30 40 50 60 70 Waktu (menit) Staphylococcus Linear (Staphylococcus) ln Populasi S. Ty yphimurium (cfu/m l) Koefisien (u) kinetika E. Coli ATCC 25922 14,5 14 13,5 13 12,5 12 y = -0,0063x + 13,844 R 2 = 0,3091 11,5 0 50 100 150 200 Waktu (Menit) Salmonella ll (Coil) Linear (Salmonella (Coil)) Koefisien (u) kinetika Salmonella Typhimurium ATCC 14028 Koefisien (u) kinetika Staphylococcus aureus ATCC 25923 Nilai u E coli 0,02; S aureus 0,01 S Typhimurium i 001 0,01

Uji Kimia Susu HPEF 3,3 3,5 3,2 3 Kad ar Lem ak ( % ) 3,1 3 2,9 2,8 2,7 SNI Susu Pasteurisasi Susu Segar Susu PEF (30') Susu PEF (60') ar P rotein ( % ) Kad 2,5 2 1,5 1 SNI Susu Pasteurisasi Susu Segar Susu PEF (30') Susu PEF (60') 2,6 0,5 2,5 1 0 1 Kadar Lemak Susu Segar, SNI Susu Pasteurisasi dan Susu Pasteurisasi dengan Metode PEF 30 dan 60 Kadar Protein Susu Segar, SNI Susu Pasteurisasi dan Susu Pasteurisasi dengan Metode PEF 30 dan 60

Uji Kimia Susu HPEF 1,03 8,5 1,026 8 BJ (g/cm 3) 1,022 1,018 Susu Segar Susu PEF (30') BKTL (% ) 7,5 Susu PEF (60') 7 SNI Susu Pasteurisasi Susu Segar Susu PEF (30') Susu PEF (60') 1,014 6,5 1,01 6 1 1 Pengujian Berat Jenis Susu Segar dan Susu Pasteurisasi PEF 30 dan 60 Kadar SNF Susu Segar, SNI Susu Pasteurisasi dan Susu Pasteurisasi dengan metode PEF 30 dan 60

Kesimpulan 1. Inaktivasi mikroba pada suhu ruang (27±1 o C) lebih tinggi dibandingkan suhu dingin 2. Inaktivasi mikroba tertinggi dicapai dengan gap elektorode terpendek 3. Semakin kecil nilai koefisien (u) inaktivasi mikroba menunjukkan rendahnya sensitifitas iifi mikroba terhadap pengaruh medan pulsa listrik tegangan tinggi. 4. Mikroba pahtogen yang peka (mudah diinaktivasi) terhadap pengaruh medan listrik berturut-turut adalah E. coli, Staphylococcus aureus dan Salmonlla Typhimurium