BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Setelah peneliti selesai melakukan penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Media internet sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bagian ini mengemukakan tiga pokok bahasan, yaitu kesimpulan hasil penelitian dan

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama penentu kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

2015 PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan imajinasi berpikir siswa dalam berkarya. Pelajaran menggambar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia memiliki sentral dalam perkembangan intelektual,

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (2) Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN dan IMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

139 Dwi Lestari Yuniawati, 2013 Manajemen Sekolah Berbasis Program Akselerasi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Encar Carwasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kualitas pendidikan bagi pembangunan bangsa di masa datang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik.

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. (UAS). Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam. emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah menimbang: kurikulum sekaligus yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

Alfiyatul Fajar K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan minat belajar dan keterampilan menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu menjadi salah satu faktor yang penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model pembelajaran Reciprocal Teaching. Menurut Palincsar dan Sullivan model reciprocal teaching memiliki 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 16 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

Transkripsi:

276 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Setelah peneliti selesai melakukan penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: Bahwa pembelajaran menggambar ilustrasi di beberapa SMP Kota Bandung yang berlangsung pada saat peneliti melakukan penelitian tahun 2012 sampai 2014 belum menitikberatkan pada pencapaian tujuan penguasaan kemampuan menggambar ilustrasi berbasis tradisi. Setelah melalui beberapa tahap ujicoba dan tahap validasi terbentuk model pembelajran MPMIBT (Model Pembelajaran Menggambar Ilustrasi yang Berbasis Tradisi) hasil pengembangan. Bentuk Final MPMIBT dan Bentuk Implementasi MPMIBT tersebut dapat dilihat pada halaman 261 dan 262 berikut ini:

277 Bagan 5.1 Bentuk Final MPMIBT Konsep Dasar: Tahap Pertama: Bercerita Budaya Tradisi Setempat Guru meminta peserta didik mendengarkan cerita budaya tradisi setempat Tahap Ketiga: Mendeskripsikan Isi Cerita Guru meminta peserta didik mendeskripsikan isi cerita seperti yang mereka dengar dan amati. Tahap Kelima Analogi Personal dan menentukan Tema Gambar Menugaskan untuk menentukan tema gambar ilustrasi berdasarkan analogi personal dan ide dari cerita dan gambar budaya tradisi setempat. Tahap Ketujuh: Pelaksanaan Praktek Menggambar Ilustrasi Menugaskan, membimbing, dan melatih membuat gambar ilustrasi bertema budaya tradisi setempat. Eklektik: Perenialisme, Permisif, Scientific, Kontrukstivisme, Behaviorisme, Sinektik, PAIKEM, Metode Variatif dan Drill dalam praktek. Tahap Kedua: Menunjukkan Gambar-gambar Budaya Tradisi setempat Peserta didik mengamati gambar-gambar cerita budaya tradisi setempat yang ditunjukkan guru. Tahap Keempat: Analogi Langsung dan Menggali ide Menggambar Ilustrasi Menugaskan peserta didik untuk membuat analogi langsung dan memilihnya sebagai ide menggambar ilustrasi. Tahap Keenam: Persiapan Praktek Menggambar Ilustrasi Mempersiapakan bahan dan alat untuk praktek menggambar ilustrasi bertema budaya tradisi setempat. Tahap Kedelapan: Penyimpulan, Penilaian dan Tindak Lanjut Guru membimbing menyimpulkan, meniilai, dan tindak lanjut.

278 Bagan 5.2 Bentuk Final Implementasi MPMIBT KEGIATAN GURU TAHAP I KEGIATAN 1.Menyusun RPP 2.Menyiapkan Media dan Alat 1.Memberikan pre-test 2.Apersepsi Guru meminta peserta didik mendengarkan cerita budaya tradisi setempat. PERSIAPAN TAHAP II PELAKSANAAN Dasar: Perenialisme, Permisif, Scientific, Konstruktivisme, Behaviorisme, Sinektik, PAIKEM, Metode variatif, dan Drill dalam praktek PESERTA DIDIK 1.Mengerjakan pre-test. 2. Bertanya jawab tentang materi yang telah diajarkan. Peserta didik mendengarkan cerita budaya tradisi setempat Guru menugaskan peserta didik memperhatikan gambar-gambar yang ditunjukkannya. Guru meminta peserta didik mendeskripsikan situasi atau topik seperti yang mereka dengar dan amati dalam cerita. Menugaskan peserta didik untuk membuat analogi langsung dan memilihnya sebagai ide menggambar ilustrasi. Menugaskan menentukan tema gambar ilustrasi berdasarkan analogi personal dan ide dari cerita dan gambar budaya tradisi.setempat. Menugaskan mempersiapkan bahan dan alat untuk praktek menggambar ilustrasi Menugaskan, membimbing, dan melatih membuat gambar ilustrasi bertema budaya tradisi setempat. Guru membimbing penyimpulan, penilaian, 1.Pendahuluan 2. Kegiatan Inti a.bercerita Budaya Tradisi Setempat b. Menunjukkan Gambargambar Budaya Tradisi Setempat c.mendeskripsikan Isi Cerita d.analogi Langsung dan Menggali Ide e. Analogi Personal dan Menentukan Tema f. Persiapan Praktek Menggambar Ilustrasi g.pelaksanaan Praktek Menggambar Ilustrasi Kegiatan Penutup: h.penyimpulan, Penilaian, dan Tindak LanJut TAHAP III REVISI Peserta didik mengamati gambargambarbudaya tradisi setempat yang ditunjukkan guru..mendeskripsikan topik cerita dan gambar budaya tradisi setempat yang mereka dengar dan amati Mengusulkan analogi-analo gi langsung dari cerita budaya tradisi setempat dan memilih salah satu yang paling menarik dijadikan ide menggambar ilustrasi. Peserta didik menentukan tema gambar ilustrasi berdasarkan pada analogi personal dan ide dari cerita dan gambar budaya tradsisi setempat yan g mereka dengar dan amati. Mempersiapak bahan dan alat untuk praktek menggambar ilustrasi bertema budaya tradisi setempat. Peserta didik membuat gambar ilustrasi bertema budaya tradisi setempat dengan di bimbingan dan dilatih oleh guru. Peserta didik dibimbing guru menyimpulkan, mengumpulkan hasil gambar untuk dinilai oleh guru dan teman, pameran, dan menerima tugas tindak lanjut berupa dan tindak lanjut. MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR (remedial/pengayaan). ILUSTRASI

279 Hasil implementasi model pembelajaran yang peneliti kembangkan yakni MPMIBT dalam validasi tampak pertama; pada proses pembelajaran dengan ditandai semakin terlibatnya peserta didik secara aktif, sehingga bentuk pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centree) semakin tampak, kedua tampak pada hasil perbandingan nilai pre-test dan post-test antara kelompok eksperimen dan kontrol yang menunjukkan perbedaan. Terbukti kelompok eksperimen rerata nilai post-test-nya lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.pada setiap katagori sekolah. Ketiga gambar yang dibuat oleh peserta didik yang menggunakan MPMIBT rata-rata bercorak tradisi sebagai indikasi semakin tumbuh dan meningkatnya kesadaran kecintaan terhadap tradisi, jika dibandingkan hasil gambar peserta didik yang menerapkan model konvensional. Keempat tampak pada nilai hasil belajar yang semakin meningkat lebih tinggi dibanding menerapkan model pembelajaran yang konvensional, ini sebagai bukti bahwa pembelajaran dengan menerapkan MPMIBT lebih dapat meningkatkan kemampuan menggambar ilustrasi berbasis tradisi dibanding dengan pembelajaran yang menerapkan model konvensional. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Model a. Tingkat Kemampuan Guru dalam Pemahaman dan Penerapan MPMIBT; Semakin menguasai dan semakin terampil guru dalam penerapan MPMIBT semakin maksimal dalam penerapannya, sehingga tampak pula peningkatan kualitas proes dan hasil pembelajaran menggambar ilustrasi yang dicapai. b. Kreativitas dan Gaya Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran; Guru yang memiliki kreatifitas tinggi dan gaya mengajar yang baik akan menerapkan MPMIBT secara lues, lentur, fleksibel, menarik dan tepat bagi peserta didik, sehingga proses pembelajaran berjalan lebih hidup, kondusif dan efektif. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kualitas pelaksanaan MPMIBT, sehingga proses dan hasilnya lebih optimal. c. Tingkat Minat Guru Terhadap Pembelajaran Seni Rupa; Semakin tingginya minat guru terhadap pembelajaran Seni Rupa menambah gairahnya guru dalam mengajar menggambar ilustrasi, sehingga semakin

280 menambah semangat dan sungguh-sungguh dalam pelaksanaan pembelajaran, termasuk sungguh-sungguh pula dalam penerapan model MPMIBT, sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil belajar. d. Tingkat Kemampuan, Minat dan Bakat Peserta Didik; Semakin tinggi minat dan kuatnya bakat serta kemampuan kognitif maupun psikomotorik dalam menggambar ilustrasi, semakin optimal proses dan hasil pembelajarannya. Itu tampak pada perbedaan proses dan hasil antara sekolah klaster 1, 2, dan 3, yang menunjukkan bahwa sekolah yang berinput peserta didik lebih baik, menghasilkan proses dan hasil belajar menggambar ilustrasi yang lebih baik pula. e. Kelengkapan Sarana dan Prasasara Sekolah; Semakin lengkap sarana prasarana sekolah dalam pembelajaran menggambar ilustrasi semakin leluasa guru dan peserta didik dalam pemilihan media, bahan, maupun tempat menggambar, sehingga proses pembelajaran dan hasil belajar dengan penerapan MPMIBT semakin maksimal sehingga menghasilkan proses dan hasil belajar menggambar ilustrasi yang optimal. B. Implikasi Dampak dari temuan penelitian membuktikan bahwa Model Pembelajaran Menggambar Ilustrasi yang Berbasis Tradisi (MPMIBT) dapat memfasilitasi para peserta didik untuk meningkatkan kemampuan menggambar ilustrasi berbasis tradisi. Hal ini berimplikasi terhadap: 1. Peningkatan Peranan Guru dalam Pembelajaran. Beberapa peranan guru dalam pembelajaran, yakni; Pertama; Guru harus pandai menahan diri untuk menguasai untuk bertanya, membaca, mengamati, mengasosisi, mencoba mencurahkan ide gagasan, dalam bentuk gambar yang bersumber dari budaya tradisi. Kedua; Guru dituntut untuk lebih memahami tentang budaya tradisi setempat sehingga mampu memberikan bimbimngan kepada para peserta didik untuk memilih budaya tradisi yang positif untuk dikembangkan dalam tema menggambar secara tepat. Ketiga; Guru harus pandai

281 menerapkan metode yang tepat untuk memancing ide gagasan yang berakar dari budaya tradisi dan melatih para peserta didik untuk mencurahkan dalam bentuk gambar. Keempat; Guru harus kreatif, lues, fleksibel, dan memiliki gaya yang tepat dalam berinteraksi dengan peserta didik, supaya pembelajaran berlangsung menyenangkan dan kondusif. 2. Harus Memanfaatkan Alat, Bahan, Media, Sarana dan Prasarana Sekolah Secara Kreatif dan Optimal. Di dalam menggambar ilustrasi para peserta didik membutuhkan alat, bahan, media, dan suasana yang kondusif, untuk itu guru harus pandai menyediakan variasi alat, bahan, media, dan suasana tempat menggambar, supaya tidak menjenuhkan peserta didik. Untuk itu dibutuhkan dukungan dari pimpinan sekolah dan segenap personil lainnya. 3. Variasi Tempat Belajar. Guru perlu dukungan pimpinan sekolah dan segenap personil lainnya dalam penyediaan tempat menggambar yang variatif, bukan di kelas biasa saja, tetapi sewaktu-waktu dan berkala perlu penyegaran tempat baru di studio, atau di luar kelas. 4. Pemanfaatan Secara Optimal Media dan Sumber Pembelajaran Pemanfaatan media dan sumber pembelajaran budaya tradisi setempat harus optimal. Sekolah harus memfasilitasi dan mendorong pemanfaatan media dan sumber pembelajaran yang bersumber dari budaya tradisi setempat, yang berupa gambar-gambar, benda-benda asli, dan sumber tertulis, serta pemanpaatan sumber tradisi asli di lingkungan setempat, di samping sumber dari internet dan sumber relevan lainnya. C. Rekomendasi

282 Berdasarkan simpulan hasil penelitian dalam pengembangan MPMIBT ini, maka peneliti menuliskan rekomendasi. Rekomendasi peneliti sampaikan kepada para guru Pendidikan Seni Rupa khususnya guru SMP, Dinas Pendidikan Nasional, serta kepada para peneliti Pengembangan Model Pembelajaran Menggambar Ilustrasi selanjutnya. 1. Pihak Guru Di dalam Kompetensi Lulusan, yang dijabarkan melalui Kompetensi Inti, dan dirinci melalui Kompetensi Dasar dalam Kurikulum 2013, mengandung makna pesan bahwa salah satu kompetensi sikap adalah menciptakan manusia Indonesia yang bertanggung jawab, berbudi pekerti, cinta tanah air dan bangsa. Budaya tradisi di dalamnya mengandung muatan nilai-nilai luhur bangsa yang dapat menunjang pencapaian kompetensi tersebut di atas, sehingga pembelajaran yang menekankan pada penggalian, pengembangan, dan pelestarian nilai-nilai positif dapat tercapai. Pembelajaran menggambar ilustrasi sebagai bagian dari pembelajaran Seni Rupa tentunya diharapkan mampu menunjang pencapaian kompetensi yang diharapkan tadi. Model Pembelajaran Menggambar Ilustrasi yang Berbasis Tradisi kiranya dapat dijadikan alternatif dalam menentukan model yang tepat, dalam rangka pencapaian tujuan tersebut. Beberapa hal yang menjadi pendukung rekomendasi penerapan MPMIBT bagi para guru Pendidikan Seni Rupa, di antaranya: Pertama; MPMIBT sangat menunjang pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diamatkan dalam kurikulum 2013 maupun kurikulum sebelumnya, sebab sikap cinta terhadap budaya tradisi, memahami budaya tradisi, dan terampil berkarya yang berakar dari budaya tradisi sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kedua; MPMIBT terbukti mampu meningkatkan kemampuan menggambar ilustrasi yang berbasis tradisi. Penerapan MPMIBT akan berhasil dengan baik apabila guru pelaksana menerapkan secara sungguhsungguh, dengan terlebih dahulu memahami wawasan tentang budaya tradisi setempat, teknik menggambar ilustrasi, serta paham dan terampil dalam menerapkan MPMIBT. MPMPIBT akan sia-sia apabila para guru pengguna tidak

283 menerapkan secara sungguh-sungguh, diakibatkan kurang paham dan kurang ada motivasi untuk menanamkan nilai-nilai positif tradisi bangsa, dan terbiasa dengan model pembelajaran konvensional serta enggan melakukan perubahan-perubahan dan inovasi dalam pembelajaran. 2. Pihak Sekolah Berhasil tidaknya penerapan MPMIBT bukan saja terletak di tangan guru, melainnkan juga harus didukung oleh segenap potensi sekolah, baik itu pimpinan, para peserta didik, dan sarana prasarana. Terutama pimpinan sekolah harus mendukung dan membantu secara aktif dan nyata dalam implementasi MPMIBT di sekolahnya. Para peserta didik juga dilatih dibiasakan mengikuti proses pembelajaran yang dinginkan oleh MPMIBT, yaitu aktif, bertanya, membaca, mengasosiasi, mencoba, mengkomunikasikan, tentang budaya tradisi setempat baik lisan, tertulis, maupun dalam bentuk visual gambar ilustrasi. Semakin terbiasa peserta didik melaksanakan proses pembelajaran seperti di atas, maka keberhasilan penerapan MPMIBT dapat tercapai. Peran segenap personil sekolah lainnya juga berpengaruh, dukungan guru bidang studi yang lain, para stap TU, dan komite sekolah akan memperlancar guru dalam penerapan MPMIBT, karena akan lebih nyaman dan percaya diri. 3. Pihak Dinas Pendidikan dan Pemda Setempat Era otonomi daerah peran Pemda Tingkat I maupun Tingkat II, sangat dominan dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah, termasuk peran Dinas Pendidikan Tingkat Kabupaten /Kota dan Tingat Provinsi. Dengan demikian kebijakannya sangat menentukan dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah di wilayahnya. MPMIBT salah satu model pembelajaran yang ikut berperan dalam rangka penggalian, pengembangan dan pelestarian potensi daerah, terutama potensi budaya tradisi daerah setempat. Bidang budaya tradisi daerah setempat sebagai salah satu potensi yang penting dalam rangka pengembangan bidang pariwisata. Untuk itu dibutuhkan dukungan yang berupa kebijakan dan pasilitas lainnya

284 dalam rangka penerapan MPMIBT dari pihak pemda dan dinas terkait. Dukungan kebijakan dapat berupa mempermudah perijinan penyelenggaraan sosialisasi MPMIBT terhadap para guru dalam bentuk penataran, pelatihan, workshop, dan desiminasi. Dukungan pasilitas lainnya seperti bantuan dana, dan tempat kegiatan. Selain itu pihak Pemda dan Dinas Pendidikan dapat bekerja sama dengan para pimpinan sekolah untuk mendukung implementasi MPMIBT di dalam pembelajaran menggambar ilustrasi pada khususnya dan pembelajaran Seni Rupa pada umumnya di sekolah, dengan cara dukungan dana, alat, media, bahan, dan sarana prasarana dalam pembelajaran menggambar ilustrasi. 4. Pihak LPTK Pengembangan Model Pembelajaran Menggambar Ilustrasi yang Berbasis Tradisi dapat dijadikan salah satu alternatif kajian mendalam tentang khasanah keilmuan yang dapat memperkaya keragaman model pembelajaran dan pengembangan praktis sebagai acuan dalam praktek pembelajaran. 5. Pihak Peneliti Selanjutnya MPMIBT sebagai hasil penelitain yang telah mengikuti prosedur ilmiah, tetapi hasilnya belumlah sempurna, sebab masih memiliki beberapa kelemahan, sangat terbuka untuk menguji kembali atau meneliti untuk melengkapi kelemahannya. Sejumlah keterbatasan yang perlu disempurnakan di antaranya: Pertama; MPMPIBT sebagai hasil penelitian untuk pembelajaran menggambar ilustrasi pada jenjang SMP, masih perlu dikaji lebih lanjut untuk jenjang SD atau SMA, dan pada bidang lainnya dalam pembelajaran seni rupa, seperti menggambar bentuk, menggambar ekspresi, bahkan dalam pembelajaran kria dua dimensi (kerajinan menganyam dan membatik), atau kria tiga dimensi (keramik), atau pembelajaran seni patung. Kedua; MPMIBT yang dihasilkan oleh peneliti ini hanya masih dalam lingkup terbatas, baik terbatas dari segi jumlah populasi, luas wilayah, dan jumlah putaran uji coba dan validasi, sehingga walupun sudah terbukti berhasil meningkatkan kemapuan menggambar ilustrasi yang berbasis tradisi, bukan berarti dapat digeneralisasi ke ruang lingkup yang lebih besar dan di daerah lain akan berhasil sama. Untuk itu bagi peneliti lain direkomendasikan

285 untuk menguji lebih lanjut dalam lingkup yang lebih luas dan di wilayah daerah lain, guna penyempurnaan hasil penelitian ini. Ketiga; Penemuan MPMIBT ini dapat dijadikan wacana yang menarik, di tengah-tengah kekhawatiran akan matinya seni tradisi akibat terdesak oleh budaya modern Barat, yang dikhawatirkan berdampak terhadap lunturnya identitas budaya bangsa.