PENGGUNAAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN MEBEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lain lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN JOB ORDER COSTING METHOD GUNA MENINGKATKAN AKURASI LABA PADA PERUSAHAAN MEBEL UD.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING DAN PENENTUAN HARGA JUAL PADA PD. SULIH MAULIDA JAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II BAHAN RUJUKAN

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era modern seperti ini dinilai sangat ketat dan menuntut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terus berkembang dengan total modal yang besar nantinya bisa berubah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA CV CHAMPION FURNITURE PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MIE KERING AYAM 2 TELOR PADA PT TIGA PILAR SEJAHTERA (STUDI KASUS PADA PT TIGA PILAR SEJAHTERA SRAGEN)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

Pramudya, Implemntasi Penerapan Metode Job Order Costing Dalam Penentuan Cost of Product...

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN PADA CV MEDIA SOLUTION PALEMBANG

THE APPLICATION OF JOB ORDER COSTING METHODS TO INCREASE THE ACCURACY OF CALCULATING COST OF GOODS MANUFACTURED ON CV. HARAPAN JAYA MANDIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA CV TELAGA KENCANA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman)

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usaha mereka dapat berlangsung dalam jangka panjang (going concern). Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. DITA DAYA GUNA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok

EVALUASI KETEPATAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA ABADI ALUMINIUM, SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. besar saja untuk selalu mengembangkan usahanya, tetapi usaha kecil dan menengah

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGGUNAAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN MEBEL (Studi Kasus Pada CV. SURYA GEMILANG JAYA SEMARANG ) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Akuntansi pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas DianNuswantoro Disusun Oleh DINI CATUR WULANDARI B12.2013.02345 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2017 i

ii

iii

iv

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menguji penentuan harga pokok produksi pada CV Surya Gemilang Jaya Semarang dengan metode pesanan (metode job order costing) berdasarkan informasi biaya produksi pada Februari 2017. Perusahaan yang memproduksi berdasarkan pesanan yang masuk dari konsumen. Penentuan harga pokok produksi tersebut digunakan agar perusahaan dapat menaruh laba yang diharapkan manajemen ketika terjadi teknik tawar menawar dengan pihak konsumen. Hasil dari penelitian ini menemukan bukti bahwa dalam anggaran harga pokok pesanan menurut perusahaan sebesar RP. 7.796.600 meskipun menurut harga pokok pesanan dengan metode job order costing sebesar RP.7.036.000. Berdasarkan hasil analisis adanya perbandingan perhitungan harga pokok produksi antara perhitungan perusahaan dengan metode job order costing disebabkan karena perusahaan tidak mengenali secara rinci unsur - unsur harga pokok produksi, sehingga harga pokok produksi yang dihitung oleh perusahaan menjadi terlalu besar. Sebaiknya perhitungan harga pokok produksi lebih akurat maka mengharuskan perusahaan untuk menyusutkan harga pokok produksi agar harga jual suatu produk mampu menjadi lebih kecil. Kata kunci : Harga Pokok Produksi, Metode Job Order Costing dan Biaya Produksi. v

ABSTRACT This study was conducted to test the determination of the cost of goods manufactured in CV Surya Gemilang Jaya Semarang with job order costing method based on the information of the cost of production in February 2017. The company is producing based on incoming orders from consumers. Determining the cost of goods manufactured is used for the company to put expected earnings during bargaining with the customers. The results of this study found evidence that the budgetary cost of the order costing according to the company RP. 7.796.600 although according to job order costing method amounted RP. 7.036.000. Based on analysis there is a difference calculation of the cost of goods manufactured between the calculation of the company and job order costing method because the company did not identify the elements in detail of cost of goods manufactured, so the cost of goods manufactured is calculated by the company becomes too big. The calculation of goods manufactured should be more accurate, thus the company reduce the cost of goods manufactured to selling prices of the product to be smaller. Keywords: Cost of goods manufactured, Job Order Costing Methods and Production Costs. vi

Motto Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sesungguhnya (urusan) yang lain dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasrah : 6 8) Barang siapa yang tergesa gesa untuk mendapatkan suatu sebelum masanya, maka dia akan terhalang untuk mendapatkannya (kaedah ushul) Pesan kebahagiaan yang paling cepat sampai ke hati orang lain adalah senyuman tulus ikhlas dari hati yang paling dalam vii

HALAMAN PERSEMBAHAN Ya allah... Satu lagi tugas telah aku selesaikan hari ini Bila tugas ini berujung pada kegagalan Berikanlah aku kekuatan, ketabahan untuk dapat menerimanya Bila berujung pada keberhasilan Berikanlah aku kesempatan untuk dapat mensyukurinya Hanya kepada rahmat dan karuniamulah Aku dapat memperoleh keberhasilan Beri aku hari esok yang lebih baik Amin... Karya kecil ini aku persembahkan untuk : 1. Bapak, ibu, ketigakakakku, dankeempatponakanku. 2. Sahabat sahabatperjuangankuifah, Wuwu, Linda 3. Teman teman UDINUS angkatan 2013 viii

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul PENGGUNAAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN CV. SURYA GEMILANG JAYA SEMARANG. Skripsi ini penulis susun, guna memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana ( S1 ) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Peran serta berbagai pihak turut menentukan terselesaikannya penulisan skripsi ini, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M. Kom., selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Bapak Prof. Vincent Didiek W.A.,MBA.,ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang 3. Bapak Yulita Setiawanta, SE, M.Si, selaku ketua program studi S 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. ix

4. Ibu Ririh Dian Pratiwi,SE., M.SI., AK., CA, selaku dosen wali yang selama ini sudah berjasa membantu dalam masa perkuliahan saya. 5. Ibu Enny Susilowati M, M.Si., Ak., CA., CFMA.,selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan dalam proses penyelesaian skripsi ini. 6. Ibu Ririh Dian Pratiwi,SE., M.SI., AK., CA, selaku dosen wali yang selama ini sudah berjasa membantu dalam masa perkuliahan saya. 7. Bapak Yulita Setiawanta, SE, M.Si, selaku ketua program studi S 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 8. Ibu Ririh Dian Pratiwi,SE., M.SI., AK., CA, dan Ibu Ira Septriana,SE.,M.SI AK., CA selaku dosen penguji yang yang telah membantu dalam memberikan saran dan kritik dalam kesempurnaan skripsi ini. 9. Bapak Moga, selaku pemilik mebel CV. Surya Jaya Gemilang yang telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi dalam penelitian ini. 10. Seluruh Dosen dan Karyawan pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 11. Kedua orang tuaku yang telah meninggalkan saya untuk selama lamanya yang telah sabar membesarkan saya sampai saat ini walaupun saat ini tidak bisa melihat anakmu ini sukses dan sampai wisuda. 12. Ketiga kakakku,tanti, wiwik dan Eni yang selalu memberikan dorongan, semangat, serta doa hingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. 13. Sahabat Spesial kuwuwu, ifa, linda yang selalu menemani saya dan memberi motivasi kepada saya dalam pengerjaan skripsi maupun dalam keadaan susah dan senang. x

14. Teman-teman saya yang selalu mendukung saya hingga skripsi ini selesai. 15. Semua Angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi kuntansi Udinus Semarang yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dian Nuswantoro. Semarang, 7 Maret 2017 Penulis, (DINI CATUR WULANDARI) NIM : B12.2013.02345 xi

DAFTAR ISI Judul... i Surat Pernyataan Keaslian Skripsi... ii Halaman Perngesahan Skripsi... iii Halaman Pengesahan Kelulusan Ujian Skripsi... iv Abstrak... v Motto... vii Halaman Persembahan... viii Kata Pengantar... viii Halaman Daftar Isi... xi Daftar Tabel... xv Daftar Gambar... xvi Daftar Lampiran... xvii BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar BelakangMasalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Sistematika Penelitian... 7 BAB II Tinjauan Pustaka... 9 2.1 Landasan Teori... 9 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya... 9 2.1.2 Pengertian Proses Produksi... 10 2.1.3 Penggolongan Biaya... 10 2.1.4 Klasifikasi Biaya... 13 2.1.5 Pengertian Harga Pokok Produksi... 14 2.1.6 Komponen Harga Pokok Produksi... 15 2.1.7 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi... 16 2.1.8 Metode Harga Pokok Produksi... 17 2.1.9 Metode Harga Pokok Pesanan ( Job Order Costing)... 18 2.2 Penelitian Terdahulu... 21 2.3 Kerangka Konseptual... 23 BAB III Metode Penelitian... 25 3.1 Objek Penelitian... 25 3.2 Jenis Dan Sumber Data... 25 3.3 Metode Pengumpulan Data... 25 3.4 Metode Analisis Data... 27 BAB IV Hasil Dan Pembahasan... 29 4.1 Deskripsi Objek Penelitian... 29 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan... 29 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 31 4.1.3 Lokasi Perusahaan... 31 4.1.4 Struktur Organisasi... 32 xii

4.2 Data Penelitian... 34 4.2.1 Bahan Baku... 34 4.2.2 Tenaga Kerja... 35 4.2.2.1 Jam Kerja Karyawan... 35 4.2.2.2 Upah Karyawan... 36 4.2.3 Mesin dan Peralatan Yang Digunakan... 36 4.3 Proses dan Hasil Produksi... 38 4.3.1 Produk Yang Dihasilkan... 38 4.3.2 Hasil Produksi... 38 4.3.3 Daerah Pemasaran... 39 4.4 Pembahasan... 39 4.4.1 Proses Perhitungan Harga Pokok Produksi... 39 4.4.2 Perhitungan Dengan Metode Job Order Costing... 43 4.4.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Perusahaan dengan Metode Job Order Costing... 56 4.5 Temuan... 57 BAB V Penutupan... 59 5.1 Kesimpulan... 59 5.2 Saran... 61 Daftar Pustaka... 63 Lampiran... 65 xiii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...21 Tabel 4.1 Mesin dan Peralatan Produksi 37 Tabel 4.2 Harga Pokok Bahan Baku / Satuan Perusahaan.40 Tabel 4.3 Perhitungan Perusahaan Biaya Bahan Baku Lemari Jati 41 Tabel 4.4 Perhitungan Perusahaan Biaya Tenaga Kerja 41 Tabel 4.5 Perhitungan Perusahaan Biaya Lain Lain 42 Tabel 4.6 Perhitungan Perusahaan Harga Pokok Produksi 43 Tabel 4.7 Alokasi Biaya Angkut Pemebelian Bahan Baku 44 Tabel 4.8 Biaya Bahan Baku..47 Tabel 4.9 Pesanan Yang Dikerjakan Pada Periode 3 15 Februari 2017...47 Tabel 4.10 Biaya Tenaga Kerja 48 Tabel 4.11 Biaya Bahan Baku Penolong...49 Tabel 4.12 Pemelirahaan Mesin dan Peralatan.51 Tabel 4.13 Penyusutan Peralatan dan Mesin...52 Tabel 4.14 Perhitungan HPP dengan Metode Job Order Costing..56 Tabel 4.15 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi...56 xiv

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka konseptual... 23 Gambar 4.2 Struktur Organisasi CV. Surya Gemilang Jaya Semarang... 32 Gambar 4.3 Bagian Proses Produksi... 38 xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini usaha sangat berkembang dengan pesat, baik dalam skala makro ataupun mikro. Banyak perusahaan yang berkembang begitu pesat sehingga dapat menimbulkan pesaing yang begitu ketat, baik dalam mendapatkan sebuah laba maupun dalam menguasai pasar. Oleh karena itu, perusahaan sangat berusaha menghasilkan produk yang sangat berkualitas untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang sudah berkembang. Usaha Kecil Menengah (UKM) di berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh. Hal ini karena kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga maupun rumahan. Dengan demikian konsumennya pun berasal dari kalangan menengah ke bawah maupun menengah keatas. Selain itu, Peranan UKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. Dalam menghadapi persaingan terutama pada pedagang bebas saat ini yang semakin maju, dunia industri khususnya pada perusahaan manufaktur harus benar benar percaya diri untuk dapat bersaing dengan perusahaan perusahaan diluar sana. Perusahaan diharuskan untuk dapat mengambil sebuah keputusan dalam menjaga kelangsungan hidup sebuah perusahaan agar dapat bertahan dan berkembang. 1

2 Akuntansi biaya dalam perhitungan harga pokok produksi berperan menetapkan, menganalisa dan melaporkan pos-pos biaya yang mendukung laporan keuangan sehingga dapat menunjukkan data yang wajar. Akuntansi biaya menyediakan data-data biaya untuk berbagai tujuan maka biaya-- biaya yang terjadi dalam perusahaan harus digolongkan dan dicatat dengan sebenarnya, sehingga memungkinkan perhitungan harga pokok produksi secara teliti. Perhitungan harga pokok produksi adalah hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga jual suatu produk (Setiadi, dkk 2014). Menurut I Made, dkk (2014 )dalam perhitungan harga pokok produksi merupakan kumpulan untuk dapat menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tetapi dalam penentuan upah tenaga harian dimasukkan ke dalam komponen biaya ovehead pabrik padahal upah tenaga harian seharusnya masuk ke dalam biaya tenaga kerja langsung karena biaya tenaga kerja merupakan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang secara langsung mengerjakan proses produksi. Hal ini akan berpengaruh terhadap biaya overhead pabrik tersebut akan menjadi lebih besar sehingga akan mempengaruhi kebijakan atau keputusan-keputusan pada perusahaan. Biaya transportasi pengiriman barang dimasukkan ke dalam komponen biaya overhead pabrik yang seharusnya masuk ke dalam biaya penjualan sehingga akan mempengaruhi besarnya biaya overhead pabrik. Pemerintah selalu mendorong suatu pertumbuhan UKM, dengan melakukan pembinaan, pelatihan, dan sosialisasi agar dapat meningkatkan SDM dalam pertumbuhan UKM diharapkan tidak hanya dalam segi kuantitas saja serta dengan

3 segi kualitas. Dalam hal ini bertujuan dapat meningkatkan kemitraan menuju terciptanya daya saing dipasar global. Dengan adanya fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh pemerintah diharapkan masyarakat agar tertarik untuk mendirikan UKM dan diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan guna mengembangkan suatu nilai ekonomi dilingkungan sekitar. Zaman Exclusive Furniture merupakan UKM yang bergerak pada bidang manufaktur khususnya memproduksi sofa, kursi kayu, meja makan dan springbed. Penentuan Setiawan,dkk (2010) meneliti tentang di UKM yang bergerak dibidang manufakture khususnya memproduksi sofa, kursi kayu, meja makan dan springbed. Mengelompokkan biaya produksi dengan jelas, perhitungan hanya mengakumulasikan semua total biaya produksi dibagi dengan produk yang telah di hasilkan dan perhitungan biaya produksi tersebut tidak memperhatikan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dengan tujuan untuk menghindari ketidakefektifan penghitungan biaya produk satu per satu. Febrian, dkk (2013), tentang perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode Job Order Costing, ditemukan adanya perbedaan dalam menentukan sebuah biaya produksi sehingga biaya yang dihasilkan tidak sesuai dengan laba yang diharapkan. Sehingga untuk mengetahui harga pokok setiap pesanan sangat penting bagi manajemen dalam mengambil sebuah keputusan. Kusumawardani, dkk(2013), penelitian tentang perhitungan harga pokok produksi menggunakan job order costing pada UMKM CV. Tristar Alumunium, disimpulkan ada kesalahan dilakukan pada perhitungan bahan baku yang tidak dipisahkan denganbiaya penunjang dan biaya aksesoris, harga bahan baku yang

4 menggunakan tarif awal pembelian, perhitungan biaya tenaga kerja langsung. Hasil analisis harga pokok produksi bahwa perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan lebih kecil daripada perhitungan harga pokok produksi mempengaruhi perhitungan laba yang dilakukan perusahaan menjadi lebih rendah dari laba yang sebenarnya. Agus T Poputra,dkk (2014), Harga pokok produksi, perusahaan terlebih dahulu harus menyusun kalkulasi harga pokok. Demikian juga halnya dengan perhitungan biaya perlu diperhatikan karena untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu yang penting adalah pengendalian terhadap biaya - biaya, demi mencapai laba. Dalam proses produksinya perusahaan akan mengeluarkan biaya biaya dari mulai pembuatan sampai menghasilkan barang jadi yang siap dijual. Biaya biaya tersebut dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi membentuk HPP dan digunakan sebagai dasar dalam penentuan harga jual produk. Oleh karena itu perhitungan HPP sangat penting karena sangat mempengaruhi dalam penentuan harga jual produk yang dihasilkan Penentuan metode job order costing sangatlah penting dalam mengambil keputusan bagi manajemen, dimulai dengan diterimanya pesnan bagi pelanggan maka perusahaan harus segera menghitung harga pokok produksi dengan cermat dan akurat untuk menentukan harga jual produk tersebut. Dengan menggunakan metode job order costing maka perusahaan dapat menghitung dan mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan untuk suatu pesanan suatu saat, karena metode job order costing ini biaya produksi masing masing produk dipisahkan secara jelas sehingga dapat dihitung harga pokok produksi setiap pesanan dengan mudah.

5 CV Surya Gemilang Jaya Semarang adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang mebel seperti meja, kursi, lemari pakaian, kursi tamu, lemari hias dan lain lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H. Jono dan yang saat ini dikelola oleh anaknya yang bernama Bapak Moga selaku pemilik perusahaan mebel tersebut. Berawal dari ayah mempunyai perusahaan dibidang perdagangan umum (general kontraktor) meubeler / mebel serta perusahaan kontraktor dan penngadaan barang. Perjalan karir Bapak Moga yang dimulai sudah hampir 36 tahun sampai sekarang berhasil mendirikan gedung sendiri untuk perusahaan di samping rumahnya yang bertempat di Jalan Kenconowungu IV No 18 Semarang Kecamatan Semarang Barat, perusahaan ini mempunyai letak yang strategis yang dapat menyebabkan perusahaan ini dapat maju dengan pesat. Berdasarkan uraian diatas dari hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan tersebut, penulis ingin melakukan penelitian ulang mengenai perhitungan harga pokok produksi menggunakan Job Order Costing Method. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setiawan, dkk (2010), dengan objek penelitian yang berbeda serta tahun yang berbeda pula. Objek dari penelitian yang dilakukan adalah CV. Surya Gemilang Jaya Semarang, dengan alasan bahwaperhitunganjob Order Costing belumdilakukanolehperusahaantersebut.penulis dapat tertarik menjadikan permasalahan dalam perhitungan harga pokok produksi sebagai penelitian dengan judul PENGGUNAAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKISI UNTUK

6 MENINGKATKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN MEBEL (Studi Kasus Pada CV. SURYA GEMILANG JAYA SEMARANG ) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana CV. Surya Gemilang Jaya menentukan harga pokok produksinya? 2. Bagaimana perhitungan Job Order Costing Method (metode harga pokok pemesanan ) dalam menetapkan harga pokok produksi mebel? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan bahwa tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis harga pokok produksi mebel dengan menggunakan Job Order Costing di CV. Surya Gemilang Jaya? 2. Untuk menganalisis penentuan harga pokok produksi mebel di CV. Surya Gemilang Jaya. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan agar memberikan manfaat kepada beberapa pihak : 1. Bagi perusahaan (UKM) Penelitian ini diharapkan agar dapatmemberikan sebuah rekomendasi dalam sistem perhitungan biaya produk serta menjadikan CV. Surya Gemilang Jaya menjadi lebih berkembang kedepannya. 2. Bagi Penulis

7 Penulisan ini diharapkan dapat meberikan manfaat maupun wawasan kepada kami tentang bagaimana cara biaya dan pengalokasiannya. 3. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk membuat tugas atau skripsi penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian skripsi ini dapat dibagi kedalam 5 bab dan setiap bab dibagi menjadi kedalam sub sub bab, hal ini dimaksudkan agar dapat lebih jelas dan dapat mudah dipahami. Secara garis besar materi sebuah pembahasan dari masing masing bab tersebut dijelaskan sebagai berikut : BABI : Pendahuluan Pada bab ini dapat dikemukakan kedalam latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Pada bab ini disebutkan teori teori yang digunakan dalam sebuah perhitungan harga pokok produksi. BAB III : Metode Penelitian Bagian ini terdiri dari objek penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, variabel dan definisi operasional, teknik pengumpulan data, serta metode analisis data yang digunakan.

8 BAB IV : Hasil Dan Pembahaan Pada bab ini dikemukakan mengenai sebuah profil objek penelitian, aktivitas produksi, pencatatan dan perhitungan harga pokok produksi menggunakan Job Oder Costing Method. BAB V : Kesimpulan Dan Saran Pada bab ini dikemukakan mengenai kesimpulan terhadap hasil yang memberikan saran yang memberikan saran yang diharapkan berguna bagi CV. Surya Gemilang Jaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan sumber daya dalam suatu orgaisasi. Sebagai contoh, menghitung biaya produk merupakan salah satu fungsi akuntansi biaya yang memenuhi ebutuhan akuntansi keuangan dalam menilai persediaan dan kebutuhan akntansi manajemen dalam membuat keputusan (seperti memilih produk yang akan dipasarkan). Sedangkan menurut Mulyadi (2010), akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produkatau jasa, dengan cara cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek akuntansi biaya adalah biaya. Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok : penentuan kos produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. Untuk memenuhi tujuan penentuan kos produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi dimasa yang lalu atau biaya historis. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut,antara lain : 9

10 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, 2. Diukur dalam satuan uang, 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. 2.1.2 Pengertian Proses Produksi Dalam menghitung biaya produksi, akuntansi biaya harus mengikuti proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Setiap pengolahan bahan baku memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, sehingga akuntansi biaya digunakan untuk mencatat setiap tahap pengolahan tersebut, untuk menghasilkan informasi biaya produksi yang dikonsumsi untuk dapat menghasilkan suatu produk ( Mulyadi 2010 ). 2.1.3 Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2012) biaya dapat digolongkan menurut : 1. Objek pengeluaran Dalam cara penggolongan ini,nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar,maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. 2. Fungsi pokok dalam perusahaan Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu : 1. Biaya produksi Biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

11 2. Biaya pemasaran Biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. 3. Biaya administrasi dan umum Biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. 3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan : 1. Biaya langsung Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. 2. Biaya tidak langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. 4. Perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi : 1. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh : bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

12 2. Biaya semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. 3. Biaya semifixed Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 4. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh : gaji direktur produksi 5. Biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pengeluaran modal Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Contoh : pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran. 2. Pengeluaran pendapatan Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Contoh : biaya iklan, biaya tenaga kerja. 2.1.4 Klasifikasi Biaya Menurut Garrison (2013) biaya diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

13 1. Biaya produksi Sebagian besar perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori besar : a. Bahan langsung Bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi disebut bahan baku atau bahan mentah. Bahan baku langsung adalah bahan baku yang menjadi bagian utama dari produk jadi dimana biayanya dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Sedangkan bahan baku tidak langsung adalah barang yang tidak terlalu bermanfaat untuk menelusuri biaya bahan baku yang tidak berpengaruh secara signifikan dalam produk jadi. b. Tenaga kerja langsung Tenaga kerja yang tidak dapat ditelsuri ke produk tertentu karena rumit dan memakan biaya disebut tenaga kerja langsung c. Overhead pabrik Overhead pabrik merupakan biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. 2. Biaya Non - produksi Biaya nonproduksi umumnya dibagi menjadi 2 kategori, yaitu : a. Biaya penjualan Mencakup semua biaya yang diperlukan untuk menangani pesanan pelanggan. b. Biaya administrasi

14 Meliputi semua biaya yang berhubungan dengan manajemen umum organisasi. 2.1.5 Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukkan harga pokok (barang dan jasa ) yang diproduksi dalam suatu periode akuntansi tersebut. Hal ini berarti bahwa harga pokok produksi merupakan bagian dari harga pokok. Berikut ini adalah pengertian harga pokok (Mulyadi 2010 ). Mulyadi (2010) menjelaskan harga pokok produksi atau disebut harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan. Biaya produksi merupakan biaya biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Sedangakan menurut Menurut Hansen dan Mowen (2013) harga pokok produksi yang akurat adalah penting untuk analisis profitabilitas dan keputusan strategis yang berkenaan dengan desain produk, penetapan harga dan bauran produk. 2.1.6 Komponen Harga Pokok Produksi Menurut Carter (2009). Ketiga elemen biaya hubungannya dengan produk sebagai pembentuk harga pokok produksi adalah :

15 1. Biaya bahan baku Menurut carter (2009) pengertian bahan baku adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integra dari produk jadi dan dimasukkan secara exsplisit dalam perhitungan biaya produk. Menurut Carter (2009) biaya bahan baku adalah biaya yang digunakan untuk memperoleh semua bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi dan dapat dikalkulasikan secara langsung kedalam biaya produksi. 2. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya tenaga kerja langsug dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Menurut Carer tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi serta tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung ditelusur pada komposisi produk jadi. 3. Biaya Overhead Pabrik Overhead pabrik merupakan biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. 2.1.7 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2010) untuk mengetahui laba atau rugi secara periodik suatu perusahaan dihitung dengan mengurangkan pendapat yang diperoleh dengan biaya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh nilai laba atau rugi tersebut. Oleh karena itu diperlukan informasi harga pokok produksi. Manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut :

16 1. Menentukan harga jual produk Perusahaan yang berproduksi memproses produk untuk memenuhi persediaan di gudang, dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan biaya produksi persatuan produk. Penentuan harga jual, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya. 2. Memantau realisasi biaya produksi Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi yang ditetapkan, oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah produksi menkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sendiri. 3. Menghitung laba rugi periodik Mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dalam periode tertentu. 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca Saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggung jawaban per periode, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi, yang menyajikan harga pokok persediaan prduk jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca msih dalam proses, berdasarkan catatan

17 biaya produksi yang masih melekat pada prduk jadi yang belum dijual pada tanggal neraca serta dapat diketahui produksinya. 2.1.8 Metode Harga Pokok Produksi Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungakan unsur unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur unsur biaya kedalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan : Full Costing dan Variabel Costing ( Mulyadi 2010 ). Menurut Mulyadi (2010) full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini : Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx Harga pokok produksi xxx Penentuan harga pokok produksi digunakan untuk perhitungan laba rugi perusahaan yang akan dilaporkan kepada pihak eksternal perusahaan. Informasi mengenai harga pokok produksi menjadi dasar bagi manajemen dalam mengambil sebuah keputusan harga jual produk yang bersangkutan. Pada setiap perusahaan

18 mempunyai metode perhitungan harga pokok yang berbeda beda. Metode pengumpulan harga pokok dikelompokkan menjadi dua metode yaitu prosesncosting dan job order costing. 2.1.9 Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing Method) Dalam sistem perhitunangan biaya berdasarkan pesanan ( Job Order Costing atau Job Order ), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali sebuah item persediaan. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan : 1. Karakteristik perusahaan yang menggunakan Job Order Costing Method Menurut mulyadi ( 2010 ) mengemukakan karakteristik metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang diproduksinya berdasarkan suatu pesanan sebagai berikut : a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesanan dan jenis produk serta dihitung harga pokok produksinya secara individual b. Biaya produksi harus berdasarkan hubungan produk menjadi dua kelompok berikut : biaya produk langsung dan biaya tidak langsung. c. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan biaya overhead pabrik. d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan berdasarkan biaya sesungguhnya, sedangkan biaya overhead pabrik dihitung dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang sudah ditentukan.

19 e. Harga pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi oleh perusahaan. 2. Karakteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasaran Pesanan Menurut Mulyadi (2010 ) perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarka pesanan dari luar atau dalam suatu perusahaan. Karakteristik usaha tersebut adalah : a. Proses pengolaha suatu produk secara terputus putus. Jika pesanan yang satu sudah selesai dikerjakan maka proses produksi dihentikan serta mulai dengan pesanan berikutnya. b. Produk yang dihasilkan harus sesuai dengan pesanan. c. Produksi seharusnya diajukan memenuhi suatu pesanan, bahan untuk memenuhi persediaan di gudang. 3. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan Menurut Mulyadi (2010) dalam perusahaan yang prodksinya berdasarkan pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk : a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Suatu perusahaan yang memproduksinya berdasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi sudah ditentukan oleh pemesan. Maka harga jual yang dibebankan kepada pemesanan sangat dipelukan oleh besarnya biaya suatu produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi pesanan tertentu. b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan

20 Harga jual produk ynag dipesan oleh pemesan telah terbentuk dipasar, sehingga keputusan yang akan diambil oleh manajemen adalah menerima atau menolak suatu pesanan. Dalam mengambil keputusan tersebut, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima. c. Memantau realisasi biaya produksi Informasi taksiran suatu biaya produksi juga bermanfaat sebagai salah satu dasar untuk mempertimbangkan apakah diterima atau tidak suatu pesanan. d. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan Untuk mengetahui apakah pesanan mampu menghasilkan laba atau mengakibatkan rugi, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut. e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajiakan dalam neraca. Manajemen harus menyajikan laporan keuangan periodik. 2.2 Penelittian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan penelitian dijelaskan dalam tabel 1 adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Setiawan, Hendra, Tarida Marlin S. Manurung dan Yunita Evaluasi Penerapan Job Order Costing Dalam Penentuan 1. Dengan menggunakan metode job order costing PT. Organ Jaya dapat mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi

21 (2010). Harga Pokok Produksi (Studi Kasus Pada PT Organ Jaya). 2. I Made Hendra ApriadiI, Iyus Akhmad HarisI, Kadek Rai Suwena2 (2014) Analisis harga pokok pemesanan dalam menentukan harga pokok produksi pada PT Mardika Griya Prasta Tahun 2014. kancing brayang akan dibebankan kepada pemesan. 2. Dalam menghitung harga pokok produksi tidak lepas dengan adanya peran biaya tenaga kerja PT Organ Jaya untuk menghitung besarnya biaya tenaga. Perhitungan biaya tenaga kerja berdasarkan metode harga pokok pemesanan dalam menentukan harga pokok produksi perusahaan dengan menggunakan sistem upah borongan. 3. Kusumawardani,R ully.2013 4. Febryan,Ann,Utari,Anis Rahma Iskandar.2013 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Job Order Costing (Studi Kasus UMKM CV. TRISTAR Alumunium) Perhitungan harga pokok produksi slip BCA berdasarkan pesanan pada CV Sinar Kencana di Samarinda. 1. CV. TRISTAR melakukan produksi sesuai pesanan dan menghitung harga pokok produksi menggunakan metode Job Order Costing, tapi masih belum sesuai dengan teori. 2. Perencanaan dan pengendalian biaya produksi dapat dilakukan dengan perhitungan harga pokok produksi secara tepat dan akurat dengan tetap menjaga kualitas daribarang atau produk yang dihasilkan tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Dalam menghitung harga pokok produksi untuk slip Bank BCA, perusahaan menggunakan metode kalkulasi yang sederhana. Penetapan harga ditentukan berdasarkan jumlah produksi pada bulan sebelumnya, dikarenakan penetapan harga untuk produksi dilakukan di awal proses produksi.

22 5. Poputra. T Agus dkk. 2014 penentuan Harga Pokok Produksi Dalam Menetapkan Harga Jual Pada UD. Martabak Mas Narto Semarang Harga pokok produksi, perusahaan terlebih dahulu harus menyusun kalkulasi harga pokok. Demikian juga halnya dengan perhitungan biaya perlu diperhatikan karena untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu yang penting adalah pengendalian terhadap biaya - biaya, demi mencapai laba. Dalam proses produksinya perusahaan akan mengeluarkan biaya biaya dari mulai pembuatan sampai menghasilkan barang jadi yang siap dijual. Biaya biaya tersebut dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi membentuk Hpp dan digunakan sebagai dasar dalam penentuan harga jual produk. Oleh karena itu perhitungan Hpp sangat penting karena sangat mempengaruhi dalam penentuan harga jual produk yang dihasilkan. Dari kelima penelitian terdahulu diatas, kelima limanya memberikan informasi bahwa Metode Job Order Costing sangat penting untuk diterapkan dalam suatu perusahaan. Karena ada hasil penelitian yang didapat bahwa ketika suatu perusahaan menerapkan Metode Job Order Costing, maka metode tersebut sangat penting bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi harga jual produk sesuai dengan perusahaan. 2.3 Kerangka Konseptual Harga pokok produksi merupakan seluruh biaya produksi yang digunakan untuk memproses suatu barang atau jasa hingga selesai dalam suatu periode waktu tertentu. Dalam penelitian ini perhitungan harga pokok produksi dilakukan

23 menggunakan perhitungan perusahaan dibandingkan perhitungan menggunakan metode Job Order Costing. Berdasarkan penjelasan diatas dapat digambarkan kerangka penelitian sebagai berikut : Melakukan Observasi diperusahaan CV. Surya Gemilang Jaya Menentukan Harga Pokok Produksi Analisis harga pokok produksi Analisis dengan harga metode poko perusahaan Analisis Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing Membandingkan Perhitungan Selisih Rekomendasi Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada CV. Surya Gemilng Jaya yang bertempat di Jl. Kenconowungu IV no 18 Kota Semarang. Usaha ini bergerak dibidang produksi mebel. Atas izin dan kesediaan yang telah di berikan oleh pemilik usaha ini untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam malakukan penelitian, maka dari itu jadikan sebagai objek penelitian. 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data kuantitatif (data yang dinyatakan dalam bentuk angka). Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan skunder. Data primer diperoleh dengan meggunakan wawancara secara langsung dengan perusahaan serta observasi langsung untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan dan untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh penulis. Data sekunder diperoleh dengan menggunakan dokumentasi perusahaan secara tidak langsung seperti data - data proses produksi yang sudah dilakukan oleh perusahaan. 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut : 1. Survei Pendahuluan Peneliti melakukan peninjauan awal untuk mendapatkan data mengenai gambaran umun suatu perusahaan, untuk mengetahui informasi mengenai produksi 24

25 dalam perusahaan, serta mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam perusahaan maka harus diteliti lebih lanjut. Survei ini bertujuan untuk memastikan apakah kondisi secara umum serta mengetahui tingkat relevansi topik penelitian dengan perusahaan yang akan diteliti. 2. Survei Lapangan Survei lapangan merupakan kelanjuatan dari survei pendahuluan dengan melakukan teknik pengumulan data yang akan dijadikan subjek penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Teknik yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : a. Wawancara Wawancara merupakan cara pengumpulan data melalui komunikasi yang dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yng berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Yang dapat dilakukan adalah dengan wawancara secara langsung kepada bapak Moga selaku pemilik perusahaan perihal data-data yang terkait dengan sejarah berdirinya perusahaan tersebut, struktur organisasi, perhitungan harga pokok produksi, dan data biaya tak langsung. b. Dokumentasi Dokumentasi adalalah salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang dimiliki oleh perusahaan. c. Observasi langsung Observasi Langsung adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan melakukan kunjungan langsung ke objek penelitian. Dilakukan

26 dengan kunjungan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu CV untuk mengamati keadaan dari kondisi perusahaan. 3.4 Metode Analisis Data Analisis data dapat dikelompokkan menjadi analisis kuantitatif dan kualitatif, yaitu membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode perusahaan dan metode Job Order Costing serta melihat pengaruh dari hasil suatu perhitungan harga pokok produksi tersebut terhadap harga jual serta laba rugi suatu perusahaan. Langkah - langkah teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan, mempelajari dan memahami data-data Mengenai aktivitas - aktivitas produksi serta data - data yang berkaitan dengan proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Melaksanakan tahap-tahapanjob order costing Melaksanakan tahap - tahapan Job Order Costingdalam rangka perhitungan harga pokok produksi. Job Order Costing diawali dengan identifikasi proses produksi yang dilakukan oeh perusahaan dan biaya - biaya yang digunakan untuk memproduksi suatu produk dalam perusahaan tersebut. 3. Pengumpulan dan pengelompokkan biaya Pengidentifikasian dan pengelompokan biaya berdasarkan teori harga pokok produksi sebagai berikut : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Harga Pokok Produksi xxx xxx xxx xxx

27 4. Membandingkan informasi harga pokok produksi Informasi harga pokok produksi yang dihasilkan melalui Job Order Costing dengan informasi harga pokok produksi melalui metode yang diterapkan oleh perusahaan. 5. Penyajian data dan penarikan kesimpulan Data dapat disajikan dalam bentuk hasil perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode perusahaan dengan menggunakan metode Job Order Costing.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV Surya Gemilang Jaya Semarang adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang mebel seperti meja, kursi, lemari pakaian, kursi tamu, lemari hias dan lain lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H. Jono dan yang saat ini dikelola oleh anaknya yang bernama Bapak Moga selaku pemilik perusahaan mebel tersebut. Berawal dari ayah mempunyai perusahaan dibidang perdagangan umum (general kontraktor) meubeler / mebel serta perusahaan kontraktor dan penngadaan barang. Perjalan karir Bapak Moga yang dimulai sudah hampir 36 tahun sampai sekarang berhasil mendirikan gedung sendiri untuk perusahaan di samping rumahnya yang bertempat dijalan kenconowungu IV No 18 Semarang Kecamatan Semarang Barat, perusahaan ini mempunyai letak yang strategis yang dapat menyebabkan perusahaan ini dapat maju dengan pesat. Kesabaran, ketekunan dan kerja keras dari bapak moga ternyata tidak sia sia. Sudah hampir 36 tahun, dalam upaya lebih untuk meerbitkan perusahaan mebel dan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi konsumen yang semakin luas, maka dibentuklah perusahaan berbadan hukun dengan nama CV Surya Gemilang Jaya, yang mempunyai ijin usaha (SIUP) EAEHD- 5003 dan mempunyai NPWP 01.830.7934-503.000. Jam operasional di CV. Surya Gemilang Jaya mulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB untuk hari Senin sampai hari Sabtu 28

29 sedangkan untuk hari Minggu beroprasi pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan selalu membutuhkkan modal. Berdasarkan sumbernya, struktur modal mebel CV Surya Gemilang Jaya semarang terdiri dari : 1. Modal pemilik Modal inidiperoleh dari bapak H. Jono selaku orang tua dari bapak Moga yang sekarang menjadi pemimpin perusahaan dalam CV. Surya Gemilang Jaya Semarang. 2. Modal lainnya Modal lainnya mebel CV Surya Gemilang Jaya Semarang diperoleh melalui hutang bank. Mebel CV Surya Gemilang Jaya Semarang, dalam aktifitasnya sehari hari bukan saja berusaha untuk memajukan perusahaan, tetapi juga memberikan kualitas yang bagus dalam pembuatan mebel tersebut untuk dapat diperjual belikan kepada konsumen. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan antara lain : a. Mencari keuntungan untuk hidup suatu perusahaan. b. Menciptakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran bagi masyarakat sekitar perusahaan. c. Ikut berpartisipasi dalam pembuatan mebel. 4.1.2 Visi dan Misi CV. Surya Gemilang Jaya Visi CV. Surya Gemilang Jaya

30 Menjadikan perusahaan agar mampu bersaing dengan perusahaan - perusahaan yang beroperasi dibidang yang sama dan menjadikan perusahaan tersebut agar lebih dikenal oleh konsumen secara luas. Misi CV. Surya Gemilang Jaya 1. Menghasilkan laba dalam mengembangkan suatu usaha. 2. Meningkatkan mutu pada suatu produk yang dipasarkan. 3. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. 4. Mensejahterakan karyawan dan lingkungan sekitar. 5. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan customer. 4.1.3 Lokasi Perusahaan Mebel CV. Surya Gemilang Jaya berlokasi di Jalan Kenconowungu IV No. 18 Semarang Kelurahan Karang Ayu Kecamatan Semarang Barat. Alasan pemilihan lokasi perusahaan di Jalan Kenconowungu IV No. 18 karena beberapa hal, yaitu : 1. Terletak dipusat kota, maka komunikasi dengan pihak luar perusahaan seperti bank, kantor pos dan lain lain lain dapat berjalan lancar. 2. Terletak diarea sekolahan PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan kantor kelurahan dan kecamatan sehingga mempermudah pencarian order dari pelanggan yang kebanyakan dari luar kota. 3. Berada didekat jalan utama Anjasmoro menuju pusat kota sehingga memperlancar arus transportasi baik untuk perjalanan maupun perdangan kepada konsumen.

31 4.1.4 Struktur Organisasi Struktur perusahaan dalam menjalankan tugas dan aktifitasnya memerlukan struktur organisasi yang baik dan teratur, hal ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan itu sendiri, karena didalam struktur organisasi terdapat susunan dan hubungan pertanggung jawaban dan wewenang dari pimpinan sampai pada masing masing bagian. Dengan demikian diharapkan struktur oganisasi yang ada akan mempermudah dalam pelaksanaan tugas. Struktur organisasi CV Surya Gemilang Jaya sebagai berikut : Pemilik Usaha Bagian Keuangan Bagian Desain Bagian produksi dan Kasir Accounting (Akuntansi ) Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Tugas, wewenang, tanggung jawab masing masing bagian pada perusahaan mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang adalah sebagai berikut :

32 1. Pemilik Usaha Pemilik usaha merupakan orang yang memiliki kekuasaan penuh terhadap perusahaan tersebut. Di CV. Surya Gemilang Jaya untuk pengambilan keputusan sepenuhnya oleh pemilik, seperti pembelian bahan baku, pemesanan, dan jadwal produksi. 2. Bagian Keuangan Bagian keuangan bertugas untuk bertanggung jawab dengan masalah keuangan seperti hasil pendapatan dari pengiriman barang maupun pengeluaran untuk gaji pegawai dan pembelian bahan bahan material yang dibutuhkan untuk memproduksi barang serta membuat laporan setiap minggunya. 1) Kasir a. Menerima dan mencatat barang dari produksi. b. Setor penjualan kepada kepala keuangan. 2) Accounting a. Menyusun dan membuat laporan keuangan b. Menyusun dan membuat surat surat yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. c. Melakukan pembayaran gaji karyawan. 3. Bagian Desain Bagian desain bertugas bertugas untuk mendesain macam macam lemari, meja dan lain lain, yang harus kreatif agar barang barang yang dibuat dapat memenuhi kepuasan konsumen dan harus selalu mempunyai ide baru dalam mendesain lemari,

33 kursi, tempat tidur, dll agar konsumen tidak merasa bosan dalam memberi produk tersebut. 4. Bagian Produksi dan Finishing Bagian produksi bertugas untuk memproduksi barang barang dan harus mempunyai kemampuan dalam membuat suatu barang sehingga barang yang dihasilkan bermutu dan berkualitas dalam segi pembuatan barang tersebut. Bagian Finishing bertugas menghaluskan tekstur kayu dan mengecat kayu yang sudah jadi. 4.2 Data Penelitian 4.2.1 Bahan Baku Bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dalam berproduksi meliputi beberapa jenis bahan baku, yaitu : 1. Kayu : digunakan sebagai bahan utama yang diolah Adapun jenis kayu berbeda - beda menurut kebutuhannya antara lain : a. Kayu Jati. b. Kayu Mahoni. c. Kayu Sonokeling. 2. Multiplek : Digunakan sebagai bahan sampingan selain kayu Jenis multiplek ada beberapa macam antara lain : a. Multiplek Biasa b. Multiplek Poly Resin ( Poly Film )

34 c. Multiplek Face ( Phenolic Film / Tego Film ) 4.2.2 Tenaga Kerja Sejalan dengan perkembangan perusahaan yang semakin baik dari tahun ke tahun, maka perusahaan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang terus mengupayakan peningkatan produksi, penambahan mesin, peralatan dan bahan baku yang juga diikuti dengan peningkatan jumlah pegawainya. Dalam menjalankan aktifitas sehari hari sampai sekarang perusahaan telah tercatat mempekerjakan karyawan sebanyak kurang lebih 20 karyawan terdiri dari : 1. Karyawan Desain sebanyak 1 orang. 2. Karyawan Produksi sebanyak 1 orang. 3. Karyawan Finishing sebanyak 5 orang. 4. Karyawan lapangan ( pemasaran ) sebanyak 3 orang. 4.2.2.1 Jam Kerja Karyawan Jam kerja karyawan terdiri dari 1 yaitu waktu kerja biasa : 1. Waktu kerja biasa Adalah waktu kerja yang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Waktu kerja pada perusahaan ini adalah : 1) Hari Senin Sabtu Jam 08.00 12.00 jam kerja Jam 12.00 13.00 jam istirahat

35 Jam 13.00 17.00 jam kerja 2) Hari Minggu Jam 08.00 12.00 jam kerja Jam 12.00 13.00 jam istirahat Jam 13.00 15.00 jam kerja 4.2.2.2 Upah Karyawan Sistem upah karyawan yang dipergunakan padacv. Surya Gemilang Jaya Semarang adalah sistem upah minggunan dan bulanan untuk semua karyawan diperusahaan adalah upah UMR sebesar Rp 2.125.000. Berikut ketentuan upah yang didapat pada seluruh karyawan sebagai berikut : 1. Mingguan Dalam satu minggu kira kira karyaman mendapatkan upah / gaji kurang lebih sebesar Rp 531.250. 2. Bulanan Karyawan mendapatkan upah / gaji sebesar ( UMR ). 4.2.3 Mesin dan Peralatan yang Digunakan Selain bahan baku utama, proses produksi juga didukung oleh mesin dan peralatan yang berguna untuk menunjang kegiatan produksi antara lain :

36 Tabel 4.1 : Mesin dan Peralatan Produksi Jenis Jumlah Fungsi Pensil 6 Digunakan dalam menulis atau membuat pola Gergaji 3 Ada 2 jenis gergaji sesuai fungsi dan penggunaanya, yaitu : Gergaji potong dan gergaji belah. Gergaji potong digunakan untuk memotong atau memutus serat kayu. Mempunyai ciri sudut ketajaman 45 dan gilaran bolak-balik. Sedangkan gergaji belah digunakan untuk membelah kayu yang sejajar serat. Gergaji belah ada bentangnya dan mempunyai ciri ketajaman 60. Bor Tangan Listrik 2 mesin bor listrik yang multi fungsi bisa untuk pengeboran kayu dan juga untuk beton, agar pemakaian lebih efektif dan dapat digunakan segala macam keperluan. Palu Besi 3 Palu besi digunakan untuk pemasangan benda-benda keras ataupun untuk memukul paku. Gunakan palu yang kepala palu terbuat dari material baja agar awet tahan lama. MesinPasah 2 Berfungsi untuk mengerjakan perataan dan penghalusan permukaan kayu pada sisi memanjang atau melebar. Mesin Serut 2 Mesin serut sesuai untuk benda kerja yang jauh lebih besar. Benda yang dipotong, yang terutama permukaannya datar, horisontal, vertikal, bersudut. Mesin Amplas 2 Mesin amplas digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu / alat finishing. Mesin Profil 2 Digunakan untuk membentuk pola pada tepi kayu agar lebih rapi dan menarik. Pahat Tusuk 2 Penggunaannya untuk membuat lubang, meratakan lubang atau pen. Untuk pemukulnya gunakan palu kayu agar gagang pahat tidak rusak. Penggaris Siku 4 Penggaris siku digunakan untuk memberi tanda atau garis agar dalam pemotongan kayu dapat membentuk sudut 90 dan saat pemasangan bisa lurus dan rapi. Circular Saw 3 Digunakan untuk memotong dan membelah kayu.

37 Fit Table/Table Saw Untuk memotong kayu biasanya dilengkapi dengan bantuan mistar penghantar potong Meteran Roll 2 Digunakan untuk mengukur benda kerja yang lebih panjang. Gunakan meteran dengan pita yang terbuat dari baja supaya tahan lama. Dan bila tidak dipakai pita tersimpan di kotaknya. 4.3 Proses dan Hasil Produksi 4.3.1 Produk Yang Diproduksi Dalam menghasilkan produk perusahaan harus melewati beberapa proses produksi yang ada, yaitu desain, produksi, dan finishing. Langkah langkah dalam proses desain yaitu dengan cara menggambar terlebih dahulu. Setelah itu baru memulai dengan desain setelah desain selesai barulah proses finishing. Proses dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini : Desain Produksi Finishing Membuat Pola Pembahanan Pengamplasan Pembentukan Pengecatan Perakitan Gambar 4.2 Bagian Proses Produksi CV. Surya Gemilang Jaya Semarang

38 4.3.2 Hasil Produksi Produk yang di hasilkan oleh perusahaan mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang bervariasi jenisnya pada bulan Februari 2017, antara lain : Produk yang dihasilkan oleh perusahaan mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang bervariasi jenisnya pada bulan februari 2017 : 1) Lemari Kayu Jati. 2) Lemari Kayu Mahoni. 3) Kayu Chili. 4.3.3 Daerah Pemasaran Daerah pemasaran hasil hasil produksi CV. Surya Gemilang Jaya Semarang. Untuk mendapatkan order dari pelanggan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan saluran distribusi langsung. Seluruh dstribusi langsung dilakukan perusahaan secara langsung kekonsumen ataupun kepelanggan sebagai order langsung kepada konsumen atau pelanggan. 4.4 Pembahasan 4.4.1 Proses Perhitungan Harga Pokok Produksi CV. Surya Gemilang Jaya CV. Surya Gemilang Jaya Semarang adalah perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan. Metode pengumpulan biaya yang digunakan adalah metode harga pokok pesanan, karena proses produksinya secara terputus putus yang akan memproduksi suatu produk sesuai dengan spesifikasi dari pemesanan dengan memperhitungkan beberapa unsur biaya produksi tertentu yang

39 terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biya lain lain. Proses perhitungan gharga pokok produksi adalah sebagai berikut : 1) Biaya produksi dikelompokkan menurut besarnya pemakaian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain lain, namun pada perusahaan membebankan beberapa persentase dari biaya bahan baku. 2) Menghitung total biaya produksi yang digunakan dalam setiap pesanan. 3) Menghitung harga poko perunit setiap satuan dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan harga pokok penjualan produk lemari menurut mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang yaitu : 1. Perhitungan Biaya Bahan Baku Perhitungan biaya bahan baku pada mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang ditentukan dengan cara mengalikan jumlah bahan yang dipakai dengan harga pokok bahan. Adapun harga pokok persatuan dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 4.2 Harga Pokok Bahan Baku / Satuan CV Surya Gemilang Jaya Semarang No Jenis Bahan Baku Satuan Harga pokok / satuan 1. Kertas Lembar Rp. 2.000 2. Pensil pak Rp. 15.000 3. Kayu Jati Balok Rp. 2.500.000 4. Kayu Mahoni Balok Rp. 1.200.000 5. Kayu Sonokeling Balok Rp. 750.000 6. Amplas Lembar Rp. 6.000 7. Woodstain (pelitur) Kaleng Rp.65.000

40 Adapun perincian dari pemakaian bahan baku untuk pesanan lemari kayu jati pintu dua dapat dilihat pada tabel 4.3 : Tabel 4.3 Perhitungan Perusahaan Biaya Bahan Baku Lemari Jati No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian ( 1) Harga per unit (2) Jumlah (1) X (2) 1. Desain Kertas 5 lembar Rp. 2.000 Rp. 10.000 pensil 1 pak Rp. 15.000 Rp. 15.000 2. Produksi Kayu jati 3 balok Rp. 2.500.000 Rp. 7.500.000 Kayu Mahoni 2 balok Rp. 1.200.000 Rp.2.400.000 Kayu Sonokling 2 balok Rp. 750.000 Rp. 1.500.000 Amplas 5 lembar Rp. 6.000 Rp. 30.000 Woodstain (pelitur) 2 kaleng Rp. 65.000 Rp. 130.000 Total Rp. 11.585.000 Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan bahan baku yang dikeluarkan untuk memenuhi pesanan sebanyak 2 lemari sebesar Rp. 11.585.000. 2. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggolongkan elemen biaya tenaga kerja menjadi tiga bagian yaitu : Tabel 4.4 Perhitungan Perusahaan Biaya Tenaga Kerja Lemari Kayu Jati Jumlah Karyawan ( 1 ) Jam Kerja ( 2 ) Tarif Per Hari ( 3 ) Jumlah Biaya ( 1 ) x ( 2 ) x ( 3 ) Desain ( 1 orang ) 1 hari Rp. 76.000 Rp. 76.000 Produksi ( 1 orang ) 7 hari Rp. 76.000 Rp. 532.000 Finishing( 2 orang ) 5 hari Rp. 76.000 Rp. 760.000 Total Rp. 1.368.000

41 Upah Minimum Regional= 2.125.000 : 28 hari = Rp. 76.000/ hari Hari kerja per bulan Dari tabel 5 diatas diketahui total biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lemari sebanyak 1 lemari adalah sebesar Rp. 1.278.000. 3. Perhitungan Biaya Lain Lain CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan tarif biaya lain lain atau biaya yang disebut perusahaan adalah biaya resiko. Perusahaan membebankan biaya lain lain yang didasarkan pada persentase tertentu atas biaya bahan baku. Besarnya persentase tarif biya lain lain dibebankan untuk pesanan lemari kayu jati pada adalah sebesar 25 % dari biaya bahan baku. Tabel 4.5 Perhitungan Perusahaan Biaya Lain Lain Lemari Kayu Jati Keterangan Lemari Kayu Jati Dasar pembebanan ( biaya bahan baku) Tarif Biaya Lain Lain Jumlah Biaya Lain lain Jumlah Biaya per balok / gelondong Rp. 11.585.000 25 % Rp. 1.120.000 Rp. 250 Dari tabel 6 diatas menunjukkan bahwa besarnya biaya lain lain dibebankan dimuka untuk pesanan lemari kayu jati bulan Februari sebesar Rp. 1.120.000 per 1 lemari dengan jumlah pesanan lemari selama bulan Februari. 4. Penentuan Harga Pokok Produksi

42 Proses produksi yang dilakukan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang pada bulan Februari 2017 salah satu produknya adalah lemari kayu jati sebagai berikut : Tabel 4.6 Perhitungan Perusahaan Harga Pokok Produksi Lemari Kayu Jati Unsur biaya Total Biaya Biaya Bahan Baku Rp. 11.585.000 Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.368.000 Biiaya Lain Lain Rp. 1.120.000 Jumlah Biaya Produksi Rp. 14.073.000 Jumlah Buah Lemari Rp. 2 HPP Dibebankan Per lemari Rp.7.036.500 Tingkat Keuntungan 32 % Harga Jual Rp. 4.500.000 4.4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Job Order Costing Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan ( Job OrderCosting atau Job Order ) biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (Job) yang terpisah. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan. 1) Perhitungan Biaya Bahan Baku Dalam menentukan atas pemakaian bahan baku untuk mengerjakan kuantitas bahan baku yang dipakai masing masing pesana dengan harga perolehan bahan baku. Cara yang dilakukan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang sudah tepat tetapi perusahaan belum memasukkan biaya angkut atas dasar perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli.

43 Tabel 4.7 Alokasi Biaya Angkut Pembelian Bahan Baku Lemari Jenis Bahan Baku Kuantitas Harga per kuantitas Jumlah harga bahan baku (1) Pembagian biaya angkut (1)X 0.010761 Harga pokok bahan baku Kayu Jati 2 Balok Rp. 2.500.000 Rp 5.000.000 Rp. 53.800 Rp.5.053.800 Kayu 2 Balok Rp. 1.200.000 Rp. 2.400.000 Rp. 25.800 Rp. 2.425.800 Mahoni Kayu 2 Balok Rp. 750.000 Rp. 1.500.000 Rp. 16.150 Rp. 1.516.150 Sonokling Amplas 5 Lembar Rp. 6.000 Rp. 30.000 Rp. 3.20 Rp. 30.323 Woodstain 2 Kaleng Rp. 65.000 Rp. 130.000 Rp. 1.400 Rp. 131.400 ( plitur ) Total Rp. 9.060.000 Rp. 97.500 Rp. 9.157.500 Biaya angkut = Rp. 97.500 = 0.010761 Jumlah pembelian harga bahan baku Rp. 9.060.000 Perhitungan Biaya Bahan Baku : Perhitungan biaya bahan baku menggunakan metode persediaan average (1) Bahan baku kayu jati Persediaan awal 1 balok Rp. 2.500.000 Pembelian 3 balok Rp. 7.577.850 Harga pokok barang yang siap diproses Rp. 10.077.850 Pemakaian 3 balok X 2.519.500 Rp.7.558.500

44 Persediaan akhir 1balok Rp. 2.519.350 Harga pokok bahan baku kayu jati = Rp. 10.077.850 = RP. 2.519.500 4 balok Penggunaan bahan baku kayu jati 3 balok sebesar Rp. 7.558.500 (2) Bahan baku kayu mahoni Persediaan awal 1 balok Rp. 1.200.000 Pembelian 2 balok Rp. 2.424.900 Harga pokok barang yang siap diproses Rp. 3.624.900 Pemakaian 2 balok X 1.208.300 Rp. 2.416.600 Persediaan akhir 1 balok Rp. 1.208.300 Harga pokok bahan baku kayu mahoni Rp. 3.624.900= Rp. 1.208.300 3 balok Penggunaan bahan baku kayu mahoni 2 balok sebesar Rp. 2.416.600 (3) Bahan baku kayu sonokeling Persediaan awal 1 balok Rp. 750.000 Pembelian 2 balok Rp. 1.515.550 Harga pokok barang yang siap diproses Rp. 2.265.550 Pemakaian 2 balok X 755.200 Rp. 1.510.400 Persediaan akhir Rp. 755.200 Harga pokok bahan baku kayu chii Rp. 2.265.500 = Rp. 755.200 3 balok Penggunaan bahan baku kayu chili 2 balok sebesar Rp. 1.510.400 (4) Penggunaan bahan baku amplas Persediaan awal 2 amplas Rp. 12.000

45 Pembelian 5 amplas Rp. 30.350 Harga pokok barang yang siap diproses Rp. 42.350 Pemakaian 5 amplas X 6.050 Rp. 30.250 Persediaan akhir 7 amplas Rp. 12.100 Harga pokok bahan baku amplas = 6.050 7 Penggunaan bahan baku amplas 5 lembar sebesar Rp. 30.250 (5) Penggunaan bahan baku woodstain ( plitur) Persediaan awal 3 kaleng Rp. 195.000 Pembelian 2 kaleng Rp. 131.350 Harga pokok barang yang siap diproses Rp. 326.350 Pemakaian 2 kaleng X Rp. 65.250 Rp. 130.500 Persediaan akhir 3 kaleng Rp. 195.850 Harga pokok bahan baku woodstain (plitur) Rp. 326.350= Rp. 65.250 5 kaleng Penggunaan bahan baku amplas 2 kaleng plitur sebesar Rp. 130.500

46 Tabel 4.8 Biaya Bahan Baku Lemari Kayu Jati No. Jenis Bahan Baku Jumlah 1. Desain 2. Produksi Pemakaian Harga Amplas 5lembar Rp. 30.250 Woodstain ( plitur ) 2 kaleng Rp. 130.500 Kayu Jati 3balok Rp. 7.558.300 Kayu Mahoni 2 balok Rp. 2.416.600 Kayu Sonokeling 2 balok Rp. 1.510.400 Total Rp. 11.646.050 2) Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi lemari kayu jati CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan cara dengan mengalikan jumlah tenaga kerja untuk perusahaan belum sesuai dengan Metode Job Order Costing, karena pesanan lemari kayu jati proses pengerjaannya dilakukan bersamaan pada bagian finishing mulai tanggal 3 15 Februari 2017 berikut tabel pesanan yang dikerjakan secara bersamaan : Tabel 4.9 Pesanan Yang Dikerjakan Pada Periode 3 15 Februari 2017 Tanggal 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Desain Produksi

47 Finishing Keterangan : = Pesanan Lemari Kayu Jati Tabel 4.10 Biaya Tenaga Kerja Langsung Jumlah Karyawan (1) Jam Kerja (Hari) (2) Tarif per hari (3) Jumlah Biaya (1) X (2) X (3) Desain ( 1 orang ) 1 hari Rp. 76.000 Rp. 76.000 Produksi ( 1 orang ) 7 hari Rp. 76.000 Rp. 532.000 Finishing ( 2 orang ) 5 hari Rp. 76.000 Rp. 760.000 Total Rp1.368.000 Upah Minimum Regional= 2.125.000= Rp. 76.000/ hari Hari kerja per bulan 28 hari 3) Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead merupakan biaya yang secara tidak langsung mempengaruhi proses produksi. Biaya overhead pabrik adalah keseluruhan biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Adapun beberapa biaya overhead pabrik yang berhubungan dengan proses produksi lemari kayu jati antara lain : (1) Biaya Bahan Penolong

48 Bahan penolong adalah bahan yang menjadi bagian produksi jadi atau bahan yang meskipun produk jadi tetapi nilainya relatif kecil. Bahan penolong dalam produksi lemari kayu jati antara lain sebagai berikut : Tabel 4.11 Biaya Bahan Baku Penolong No Bahan Penolong Harga 1. Paku Rp. 15.000 2. Lem Kayu Rp. 20.000 3. Thinner Rp. 20.000 4. Amplas Rp. 15.000 5. Engsel Rp. 15.000 6. Kunci Rp.15.000 7. Pewarna Rp. 60.000 8. Kaca Rp. 125.000 Total Rp. 285.000 Berdasarkan tabel 4.11, biaya bahan baku penolong yang digunakan untuk mendukung kegiatan proses produksi pada pesanan lemari kayu jati sebesar Rp. 285.000. (2) Biaya Listrik dan Air Listrik digunakan oleh CV. Surya Gemilang Jaya Semarang untuk mendukung kegiatan produksi di perusahaan. Listrik biasanya digunakan sebagai penerangan dan untuk mengoperasikan mesin pada CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan listrik yang dipasok dari PLN. Berdasarkan pengeluaran perusahaan setiap bulannya, tagihan listrik untuk perusahaan sekitar 75 % dari biaya total listrik perbulannya. Biaya listrik perbulan sebesar Rp. 750.000 sedangkan air untuk perbulannya sebesar Rp. 350.000 ini berarti perusahaan menggunakan air sebesar 50 % dari total

49 perbulannya karena digunakan oleh perusahaan dan rumah pemilik perusahaan tersebut. a) Perhitungan Biaya Listrik Bulan Februari 2017 Biaya listrik perusahaan = 75 % X Rp. 750.000 = Rp. 562.500 Biaya listrik untuk pesanan lemari kayu jati Rp. 4.500.000 x Rp. 562.500 Rp. 11.000.000 b) Perhitungan Biaya Air Bulan Februari = Rp. 230.000 Biaya Air Perusahaan = 50 % X 350.000 = Rp. 175.000 Biaya air untuk pesanan lemari kayu jati Rp. 4.500.000 x Rp.175.000 Rp. 11.000.000 Keterangan * : = Rp. 71.600 Nilai jual produk selama bulan februari 2017 : Lemari kayu jati Rp. 4.500.000 Lemari kayu mahoni Rp. 3.500.000 Lemari kayu sonokeling Rp. 3.000.000 Rp. 11.000.000 (3) Biaya Pemeliharan Mesin dan Peralatan

50 Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan merupakan biaya perawatan dan perbaikan serta pembelian suku cadang mesin dan kendaraan apabila mesin atau kendaraan mengalami kerusakan. Kendaraan yang digunakan berkaitan dengan kegiatan produksi lemari kayu jati merupakan 2 unit truck yang digunakan untuk kegiatan operasional. Biaya pemelirahaan mesin yang dikeluarkan perusahaan antara lain pelumas mesin, penghalus kayu dll. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharan kendaraan antara lain biaya ganti oli, beli bensin dan service. Rincian biaya pemeliharaan mesin dan kendaraan terdapat pada tabel 4.12 : Tabel 4.12 Pemeliharaan Mesin Dan Peralatan No. Keterangan Kuantitas Biaya Perbulan Jumlah Biaya 1. Gergaji 2 Rp. 75.000 Rp. 150.000 2. Bor 2 Rp. 60.000 Rp. 120.000 3. Mesin Serut 2 Rp. 70.000 Rp. 140.000 4. Mesin Lengkungan 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000 5. Mesin Amplas 3 Rp. 70.000 Rp. 210.000 6. Mesin Belah 2 Rp. 100.000 Rp. 200.000 7. Profil 1 Rp. 40.000 Rp. 40.000 8. Mobil Truck 2 Rp. 600.000 Rp. 1.200.000 Total Rp. 2.110.000 Berdasarkan tabel 4.12 pemelirahaan mesin dan kendaraan selama bulan Februari 2017 sebesar Rp. 2.110.000. Biaya pemeliharaan mesin Rp. 4.500.000 Rp. 11.000.000 x Rp.2.110.000

51 = Rp. 863.200 Nilai jual produk selama bulan Februari 2017 : Lemari kayu jati Rp. 4.500.000 Lemari kayu mahoni Rp. 3.500.000 Lemari kayu sonokeling Rp. 3.000.000 Rp. 11.000.000 (4) Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan Setiap penggunaan mesin dan peralatan dalam kegiatan produksi akan mengalami penyusutan. Penyusutan dari mesin dan kendaraan tersebut akan mengakibatkan timbulnya biaya yang disebut dengan biaya penyusutan. Perhitungan nilai penyusutan yang digunakan adalah berdasarkan nilai ekonomis atau lebih dikenal dengan metode garis lurus. Untuk lebih memudahkan Wajib Pajak dan memberikan keseragaman dalam pengelompokan harta tetap berwujud, keluarlah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 mengatur tentang pengelompokan jenis jenis harta berwujud. Rumus metode garis lurus untuk asset tetap berwujud sebagai berikut : Beban penyusutan = ( Harga Beli Nilai Sisa ) Umur Ekonomis Lebih jelasnya dapat lihat tabel 4.13 penyusutan mesin dan kendaraan sebagai berikut :

52 Keterangan Jumlah Unit Tabel 4.13 Penyusutan Peralatan dan Mesin Harga per Unit Harga Beli Nilai Sisa Umur Ekonomi s Beban Penyusutan Per Tahun Gergaji 2 2.500.000 5.000.000 1.000.000 4 500.000 Bor 2 750.000 1.500.000 300.000 4 150.000 Mesin serut 2 1.500.000 3.000.000 300.000 8 150.000 Mesin 1 1.500.000 1.500.000 300.000 8 150.000 lengkungan Mesin amplas 3 750.000 2.250.000 225.000 8 112.500 Mesin belah 2 1.000.000 2.000.000 200.000 8 100.000 Profil 1 500.000 500.000 50.000 8 250.000 Mobil truck 2 195.800.000 391.600.000 39.160.000 8 19.580.000 Total 20.992.500 Berdasarkan pada tabel 4.13 beban penyusutan peralatan dan mesin yang dibebankan perusahaan selama sebulan dapat dihitung sebagai berikut : Beban penyusutan perbulan = 20.992.500 = Rp. 1.749.000 12 Beban penyusutan lemari kayu jati = Rp. 4.500.000 x Rp. 1.749.000 Rp. 11.000.000 = Rp. 715.500 Nilai jual produk selama bulan Februari 2017 : Lemari kayu jati Rp. 4.500.000 Lemari kayu mahoni Rp. 3.500.000 Lemari kayu sonokeling Rp. 3.000.000 Rp. 11.000.000

53 (5) Biaya Penyusutan Bangunan Biaya penyusutan bangunan merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan bangunan yang menyebabkan penurunan nilai gedung tersebut dalam jangka waktu tertentu. Gedung yang digunakan akan mengalami penyusutan setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu. Besarnya biaya didasarkan pada luasnya bangunan perusahaan. Bangunan yang dipakai untuk proses produksi sebesar Rp. 500.000.000. perhitungan biaya penyusutan gedung sebagai berikut : Penyusutan gedung = ( Rp. 500.000.000 45.000.000 ) 40 Tahun = 11.375.000 / tahun = Rp. 11.375.000 12 bulan = Rp. 948.000 / bulan Penyusutan gedung lemari kayu jati = Rp. 4.500.000 Rp. 11.000.000 x Rp.948.000 = Rp. 387.800 Nilai jual produk selama bulan Februari 2017 : Lemari kayu jati Rp. 4.500.000 Lemari kayu mahoni Rp. 3.500.000 Lemari kayu sonokeling Rp. 3.000.000 Rp. 11.000.000

54 (6) Biaya Pemeliharaan Bangunan Biaya pemeliharaan bangunan merupakan biaya yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai untuk reparasi dan pemeliharaan gedung yang mendukung proses produksi. Besarnya biaya pemeliharaan bangunan ini didasarkan pada luas area pabrik yang dikonsumsi. Hasil wawancara dengan pemilik mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semaranag dalam pemeliharaan bangunan, pemilik perusahaan mengeluarkan uang tunai sebesar Rp. 200.000 pada bulan februari 2017untuk renovasi gedung luar dan dalam. Untuk menentukan pembebanan pemeliharaan bangunan pada pesanan lemari kayu jati didasarkan pada proporsi nilai harga jual pada pesanan bulan februari 2017. Biaya pemeliharaan gedung lemari kayu jati = Rp. 4.500.000 x Rp. 200.000 Rp. 11.000.000 Nilai jual produk selama bulan Februari 2017 : = Rp. 81.800 Lemari kayu jati Rp. 4.500.000 Lemari kayu mahoni Rp. 3.500.000 Lemari kayu sonokeling Rp. 3.000.000 Rp. 11.000.000 (4) Penentuan Harga Pokok Produksi Metode Job Order Costing Proses perhitungan harga pokok produksi pesanan lemari kayu jati dengan metode job order costing terdapat pada tabel 4.14 sebagai berikut :

55 Tabel 4.14 Perhitungan Harga Pokok Produksi Lemari Kayu Jatidengan Metode Job Order Costing. Unsur Biaya Metode Job Order Costing Biaya bahan baku Rp. 11.590.250 Biaya tenaga kerja langsung Rp. 1.368.000 Biaya overhead pabrik Biaya bahan baku penolong Rp. 285.000 Biaya listrik dan air Rp. 301.700 Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan Rp. 863.200 Biaya penyusutan mesin dan peralatan Rp. 715.500 Biaya penyusutan bangunan Rp. 387.800 Biaya pemeliharaan bangunan Rp. 81.800 Harga pokok produksi Rp. 15.593.250 Jumlah pergelondong 2 Hpp dibebankan per gelondong Rp. 7.796.600 Tingkat keuntungan 33 % Harga jual Rp. 4.500.000 4.4.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Haga Pokok Produksi Dengan Menggunakan Metode Perusahaan dan Metode Job Order Costing. Berdasarkan kedua metode perhitungan yang telah disajikan sebelumnya, maka dapat dilakukan analisis perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dan metode job order costing. Hasil perbandingan kedua metode perhitungan terdapat tabel 4.15. Tabel 4.15 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Lemari Kayu Jati Unsur Biaya Biaya Bahan Baku Perhitungan Job Order Costing Perhitungan perusahaan Perbedaan Rp. 11.590.250 Rp. 11.585.000 Perhitungan perusahaan lebih rendah karena pada perhitungan perusahaan tidak membebankan

56 biaya angkut pembelian bahan baku. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Lain Lain Biaya Overhead Pabrik : Biaya Bahan BakuPenolong Biaya Listrik Dan Air Biaya Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Biaya Penyusutan Mesin Dan peralatan Biaya Penyusutan Bangunan Biaya Pemeliharaan Bangunan Harga Pokok Produksi Jumlah Per buah Harga Pokok Penjualan Per gelondong Tingkat Keuntungan Rp. 1.368.000 Rp. 1.368.000 Perhitungan TKL perusahaan dan job order costing sama hasilnya. Rp. 1.120.000 Biaya ini didapat dari yng ditentukan sebesar 25 % dari biaya bahan baku yang digunakan oleh perusahaan. Rp. 285.000 Perhitungan perusahaan belum mengebnal istilah biaya overhead pabrik pada perhitungan metode job order costing mengidentifikasi secara terpisah kompenen biaya overhead pabrik Rp. 301.700 Rp.863.200 Rp. 715.500 Rp. 387.800 Rp. 81.800 Rp.15.593.250 Rp. 14.073.000 2 2 Tiap Pesanan Rp. 7.796.600 Rp. 7.036.000 33 % 32% Perbedaan harga pokok penjualan metode job order costing dengan perhitungan perusahaan menghasilkan tingkat keuntungan yang berbeda dengan harga jual yang ditentukan perusahaan sebesar Rp. 4.500.000 Rp. 4.500.000 Rp. 4.500.000

57 Temuan Setelah melakukan penelitian pada CV. Surya Gemilang Jaya Semarang dengan mengevaluasi penentuan harga pokok produksi untuk Lemari Kayu Jati. Evaluasi harga pokok produski tersebut menghasilkan perbedaan antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan metode Job Order Costing yang diuraikan seperti dibawah ini : 1. Perhitungan Biaya Bahan Baku Cara yang digunakan oleh CV. Surya Gemilang Jaya Semarang dalam perhitungan harga pokok produksi untuk lemari kayu jati adalah mengalikan kuantitas / jumlah pemakaian bahan baku dengan harga pokok bahan baku. Cara yang dilakukan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang tersebut kurang tepat. Karena pembebanan biaya angkut belum dimasukkan dalam pembelian harga pokok bahan baku. Besarnya biaya bahan baku metode perusahaan dalam pembuatan lemari kayu jati adalah sebesar Rp. 11.585.000, sedangkan besarnya biaya bahan baku dengan metode job order costing dalam pembuatan lemari kayu jati adalah sejumlah Rp. 11.590.250 2. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Cara yang dilakukan oleh CV. Surya Gemilang Jaya Semarang dalam perhitungan tenaga kerja langsung untuk lemari kayu jati kurang tepat, karena CV. Surya Gemilang Jaya Semarasemua biaya yang membebankan tenaga kerja mulai pengerjaan pesanan mulai tanggal 3 Februari 15 Februari 2017 kesemua pesana

58 lemari kayu jati. Besarnya biaya tenaga kerja dalam perhitungan perusahaan adalah sebesar Rp. 1.368.000, sedangkan perhitungan biaya tenaga kerja langsung dengan menggunakan metode job order costing aalah sebesar Rp. 1.368.000. 3. Perhitungan Biaya Overhead Pabrik CV. Surya Gemilang Jaya Semarang dalam melakukan usahanya belum mengenal istilah biaya overhead pabrik sehingga perusahaan menyebutkan biaya lain lain (biaya resiko). Perusahaan menghitung biaya lain lain dengan cara memberikan tarif dimuka sebesar 25 % dari biaya bahan baku untuk keperluan lain lain dalam proses produksi. Dalam metode job order costing cara yang dilakukan dalam menentukan biaya overhead pabrik adalah dengan menjumlahkan unsur biaya overhead pabrik seperti biaya bahan penolong, biaya penyusutan peralatan dan mesin, biaya pemeliharaan peralatan dan mesin, biaya listrik dan air, biaya penyusutan bangunan dan biaya pemeliharaan bangunan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada CV. Surya Gemilang Jaya Semarang terhadap perhitungan harga pokok produksi menurut suatu perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi yang sesungguhnya menggunakan Metode Job Order Costing, maka terdapat kesimpulan yang dapat berguna bagi Mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang dalam menentukan harga jual yang akurat. Adapun kesimpulan yang diambil sebagai berikut : 1. CV. Surya Gemilang Jaya Semarang meerapkan perhitungan harga poko produksi masih sangat sederhana. Elemen biaya yang dihitung dalam perhitungan perusahaan meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan hanya pada suatu pesanan, biaya lain lain. Perhitungan harga pokok produksi pesanan lemari kayu jati menurut CV. Surya Gemilang Jaya Semarang adalah sebesar Rp. 11.585.000. 2. Berdasarkan perhitungan dengan metode job order costing harga pokok produksi pesanan lemari kayu jati adalah sebesar Rp. 7.796.600 tingkat keuntungan 33 % dengan harga jual yang dtetapkan perusahaan Rp. 4.500.000, sedangkan menurut perusahaan perhitungan harga pokok produksi pesanan lemari kayu jati adalah sebesar Rp. 7.036.000 dengan tingkat keuntungan 32 % dengan harga jual Rp. 4.500.000. perbedaan ini dapat 59

60 menjelaskan permasalahan manajemen perusahaan dalam menentukan akurasi harga jual dan laba perusahaan. 3. Perbedaan utama antara perhitungan perusahaan harga pokok pesanan lemari per buah dengan metode job order costing terletak pada tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik pabrik. Perbedaaan ini yang dihasilkan disebabkan metode yang digunakan oleh perusahaan dalam menghitung biaya tenaga kerja membebankan semua biaya tenaga produksi pesanan lemari kayu jati dan tidak membebankan biaya overhead pabrik secara tepat, karena perusahaan hanya mengira ngira tarif sebesar 25 % dan biaya bahan baku pada pesanan lemari kayu jati dan dimasukkan dalam biaya lain lain (biaya resiko). 5.2 Saran Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan perbandingan antara perhitungan menurut perusahaan CV. Surya Gemilang Jaya dengan perhitungan menurut metode job order costing, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Perbedaan yang terjadi dalam perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan metode job order costing harus menjadi perhatian khusus dari pemilik perusahaan dalam menentukan sebuah harga pokok produksi. Tindakan yang dapat diambil pada perusahaan adalah dengan melakukan koreksi pada perhitungan harga pokok produksi perusahaan yang sesuai dengan metode job order costing dengan menghitung serta mengidentifikasikan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, serta biaya overhead pabrik.

61 2. Berdasarkan hasil analisis apabila perusahaan dalam menetapkan harga pokok produksi menggunakan metode job order costing sehingga perhitungan harga pokok produksi menjadi lebih akurat karena semua biaya dikelompokkan dalam biaya produksi serta biaya non produksi dan dapat dihitung secara terperinci. 3. Dengan adanya perhitungan untuk biaya pemeliharaan dan biaya penyusutan, perusahaan akan mengetahui umur ekonomis sehingga dapat dirawat dan diganti jika peralatan dan mesin sudah habis masa pakai. 4. Perusahaan harus merinci biaya tenaga kerja dengan benar sehingga kesalahan perhitungan dan pengelompokkan tenaga kerja bagian produksi dan non produksi tidak dihitung secara keseluruhan lagi. 5. Adanya usulan penggunaan metode job order costing diharapkan agar pemilik bisa menerapkan perhitungan harga pokok produksi tersebut supaya perusahaan dapat menentukan harga pokok produksi lebih tepat dengan begitu pemilik dapat mengetahui keseluruhan biaya produksi pada saat memproduksi pesanan barang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Apriadi, Hendra, I Made, Iyus Akhmad Hans, Kadek Rai Suwena2.Analisis Metode Harga Pokok Pesanan Dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Pada PT. Mardika Griya Prasta Takhun 2014.Volume 4 No 1 Tahun 2014. Charter, William K.2009. Akuntansi Biaya, Edisi 14. Jakarta : Salemba Empat Hansen, D. R., & Mowen, M. M. 2012. Akuntansi Manajemen Buku 1 Edisi 7 Salemba Empat Jakarta. Horngren, Charles T., Sriaknt M. Datar, dan George Foster. 2006. Akuntansi Biaya. Jakarta: Erlangga. Kusumawardani, Rully 2013. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Job Order costing (Studi Kasus UMKM CV. Tristar Alumunium). Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tingggi Ilmu Manajemen YKPN. Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Penerbit UPPS TIM YKPN Yogyakarta. Poputra. T Agus, Jullie J. Sondakh, Pricillia.2014. Penentuan Harga Pokok Produksi Dalam Menetapkan Harga Jual Pada UD. Martabak Mas Narto Di Manado. Jurnal EMBA 1077 Vol.2 No.2 Juni 2014.1077-1088. Ray H. Garrisson, Eric W. Noren, Peter C Brewer. 2013. Akuntansi Manajerial Edisi 14 Buku 2 Salemba Empat Jakarta. 62

63 Setiawan, Hendra, Tarida Marlin S. Manurung dan Yunita. 2010. Evaluasi Penerapan Job Order Costing dalam menentukan harga poko produksi ( studi kasus pada PT Organ Jaya). Jurnal Akuntansi. Volume 10. Nomor 2.

LAMPIRAN 64

65

66

67