BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahan pembelajaran yang disajikan dalam sub pokok bahasan Wawasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono

SILABUS. Instrumen Pilihan Wajib II (TIUP) SM 414

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

2015 KOMPOSISI KACAPI PADA LAGU KEMBANG TANJUNG PANINEUNGAN KARYA MANG KOKO

BAB I PENDAHULUAN. Musik iringan dalam pencak silat di Jawa Barat pada umumnya dibangun

PENERAPAN TEKNIK ORNAMENTASI SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA LAGU TEMBANG SUNDA CIANJURAN oleh Engkur Kurdita. Abstrak

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian Lagu gedé dalam Karawitan. Sunda Sebuah Tinjauan Karawitanologi, diketahui keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat Jawa Barat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN)

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

GLOSARIUM. : salah satu watak pupuh Kinanti : salah satu cara menyuarakan sebuah nyanyian : istilah ornamentasi dalam tembang Sunda

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Gembyung merupakan salah satu kesenian yang bernuansa

Kesenian Sisingaan Grup Putra Mekar Jaya Pada Acara Khitanan Di kabupaten Subang

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB IV Konsep dan Tema Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

SILABUS. Instrumen Pilihan Wajib IV (TIUP) SM 416

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran musik bisa didapat melalui jalur formal, non formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang meliputi; (1) Standarisasi, (2) Kompetensi Lulusan, (3)

2015 LAGU SINTREN ARANSEMEN YUS WIRADIREDJA

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

KARAKTERISTIK PUPUH KINANTI KAWALI

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

Cymbals Tomtom. Snare Bass drum. Hihat. Gbr Bagian-bagian dari seperangkat drum. Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum

BAB 2 SULING SEBAGAI ALAT MUSIK TRADISIONAL JAWA BARAT

2015 KESENIAN SASAPIAN PADA ACARA SALAMETAN IRUNG-IRUNG DI CIHIDEUNG PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

RUBIANA, 2015 PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Musik keroncong adalah musik asli yang biasa menjadi salah satu aset

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ini pada mulanya merupakan kalangenan bagi para petani ketika mereka

Kata Kunci : Udjo Ngalagena, model pembelajaran, Angklung Sunda Kreasi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

PEMBELAJARAN SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

Gending nyaeta rinengga suara anu diwangun ku sora-sora tatabeuhan. (Gending ialah aneka suara yang didukung oleh suara-suara tetabuhan)

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 1 Padalarang di Jl.U.Suryadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nanda Ahya Halim, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Sunda, kata Sisingaan berasal dari kata si-singa-an. Kata

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... - HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

SENI TARLING DAN PERKEMBANGANNYA DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2009: 165) menyatakan, bahwa kebudayaan. masyarakat, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran

MATERI UAS SENI MUSIK SEMESTER 5.

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB II BUKU PENGENALAN ALAT MUSIK TRADISIONAL DEGUNG SUNDA. menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Berasal dari lingkungan yang berlatar belakang seni musik, terkadang

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan kesenian berkembang dengan variasi dan kemasan menarik

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan

BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat diantaranya : suling, tarompet, toleat, taleot, elet, sarawelet, tarawelet, dan sondari (1989 : 17). Alat musik tersebut digunakan di berbagai kesenian daerah di Jawa Barat. Ragam bentuk serta bunyi yang dimiliki oleh alat musik tiup tersebut menjadikan suatu ciri dari kesenian yag ada di Jawa Barat. Dari sejumlah alat musik tiup yang disampaikan oleh Soepandi tersebut di atas, biasanya digunakan pada kesenian-kesenian daerah yang berbeda dan tersebar di Jawa Barat. Namun demikian ada pula diantaranya alat musik tiup tesebut digunakan di dalam pertunjukan beberapa jenis kesenian, seperti misalnya Tarompet yang tidak saja digunakan pada kesenian Kendang Pencak, tetapi juga pada kesenian sisingaan, bangrung dan iringan kuda renggong. Dengan dmikian dapat dikatakan bahwa daerah Jawa Barat merupakan satu Propinsi di Indonesia yang memilki kekayaan alat musik tiup yang beraneka ragam. Dari penjelasan mengenai alat musik daerah di Jawa Barat yang disimpulkan oleh soepandi di atas, terdapat alat musik yang disebut dengan istilah Suling. Jika dilihat dari jenisnya, ternyata di Jawa Barat ini memiliki beberapa jenis suling, antara lain: Suling Degung, suling Madenda, Suling Tembang, Suling Kawih dan Suling Bangsing. Khusus mengenai Suling Bangsing, alat ini tidak 1

2 begitu banyak digunakan pada pertunjukan kesenian daerah. Salah satu kesenian daerah yang menggunakan alat musik tersebut adalah kesenian Tarling. Menurut Abdul Ajib dalam wawancara di kediamannya, Tarling berasal dari kata Tar dan Ling ; Tar berarti gitar dan Ling berarti Suling (Bangsing), kesenian Tarling adalah kesenian trdisional yang dulunya berasal dari 3 daerah yaitu Indramayu, Cirebon, Majalengka. Sebutan Tarling dinamakan setelah adanya kesepakatan antara ke-3 daerah tersebut. Sebelumnya, nama kesenian tarling di ke-3 daerah itu berbeda, yaitu melodi kota udang di Cirebon, melodi kota ayu di Indramayu dan melodi kota resik di majalengka. Di beberapa daerah, khusunya Cirebon dan Indramayu atau yang biasa disebut dengan daerah Pantura, kesenian Tarling merupakan kesenian daerah yang sangat terkenal dan sangat di gemari oleh masyarakat pendukungnya. Hal itu terjadi sekitar tahun 1960 hingga 1980-an. Pada saat itu grup-grup yang berkembang belum begitu banyak, sehingga persaingan diantara grup kesenian tersebut belum begitu ketat. Salah satu grup popular dalam bidang tarling tersebut adalah drup kesenian Putra Sangkala. Grup ini terbentuk pada tahun 1964, dan sampai sekarang masih tetap eksist dalam kesenian tarling. Kesenian tarling yang di bawakan oleh grup putra sangkala membawa 2 jenis bentuk musik, yaitu Klasik dan Irama Cirebon Modern. Klasik adalah bentuk musik yang di bawakan melalui instrument gamelan, dan klasik ini sudah ada sebelum kesenian tarling muncul, sedangkan irama modern Cirebon adalah bentuk musik kreasi baru yang diciptakan oleh tokoh-tokoh tarling dan dibawakan dengan beberapa instrumen baru sepaerti Gitar. Bentuk sajian tersebut selalu di

3 tampilkan oleh grup Putra Sangkala ketika mereka melakukan suatu pertunjukan di dalam suatu acara, seperti khitanan, nikahan, event atau yang lainnya. Pada bentuk sajian irama Cirebon modern terdapat beberapa kerangka lagu seperti blendrong, kiser, dermayonan dan lain-lain. Terdapat salah satu kerangka lagu pada bentuk sajian irama Cirebon modern yang membuat penulis tertarik untuk menelitinya yaitu kiser. ketertarikan tersebut dilihat dari perbedaan kiser dengan kerangka yang lain. Untuk lebih jelasnya penulis akan gambarkan sebagai berikut : 1 pos 2 Keteranagan: 1 = goong pertama pos = = pos / jembatan 2 = goong kedua Gambar diatas adalah pola yang membedakan antara kiser dengan kerangka lagu yang lain. Dalam kiser terdapat jembatan atau pos yang menghubungkan antara 2 goongan.( Abdul Adjib Wawancara tanggal 11 November 2009) Melihat dari pernyataan di atas tadi bila di kaitkan dengan permainan bangsing dalam kerangka lagu kiser, bangsing ini memiliki peran yang hampir sama seperti halnya rebab, tarawangsa, biola, tarompet, yaitu sebuah alat musik

4 yang berfungsi sebagai pembawa melodi lagu. Selain itu, bangsing juga berfungsi sebagai pemberi surupan kepada sinden. Dalam permainan bangsing kiser ini, nada yang digunakan sama halnya seperti halnya dalam instrument suling, nadanada yang digunakan berdasarkan laras yang ada dalam karawitan sunda seperti degung, madenda, salendro, pelog dan mataraman. Teknik memainkan serta ornamentasi yang terdapat dalam permainan bangsing adalah suatu faktor yang membuat peneliti sangat tertarik. Mulai dari teknik tiupan, penjarian serta pengunaan ornamen pun adalah salah satu faktor yang ingin diketahui oleh peneliti dalam penelitian ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti bermaksud mengungkapkan Teknik Memainkan Bangsing Kiser di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon. Terdapat beberapa indikator yang digunakan yaitu teknik tiupan, teknik penjarian dan ornamentasi bangsing. Oleh karena itu, ada beberapa pertanyaan penelitian yang dikembangkan dari indikator tersebut. 1. Bagaimana teknik dasar memainkan bangsing? 2. Bagaimana teknik memainkan bangsing pada kiser pada kesenian tarling di lingkung seni putra sangkala tersebut? 3. Bagaimana gaya ornamentasi permainan bangsing pada kiser dalam kesenian tarling di lingkung seni putra sangkala tersebut?

5 Guna menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran pengertian istilah yang terdapat di dalam judul penelitian, maka dalam hal ini peneliti memberikan batasan sebagai berikut : a. Teknik : Cara membuat/melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni, metode/sistem dalam mengerjakan sesuatu. (kamus Umum Bahasa Indonesia, 2000 : 618) b. Memainkan : berasal dari kata main ditambah awalan me- dan akhiran an yang artinya mempertunjukan atau mempertontonkan (dengan menggunakan alat tertentu atau tidak). (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2005 : 968) c. Teknik permainan : cara atau teknik memainkan waditra untuk mendapatkan bunyi tertentu dengan yang seharusnya (dikehendaki). Dalam pengertian ini, tentu saja setiap jenis waditra tidak bias dimainkan dengan cara asal bunyi, tetapi harus dimainkan dengan cara cara tertentu berdasarkan pola iringan yang beraturan. Oleh karena itu, seorang pemain waditra dituntut menguasai keterampilan teknik permainan yang memadai. (Waditra, Mengenal Alat-alat Kesenian Daerah Jawa Barat, 1995 : 5) d. Bangsing adalah salah satu waditra dalam karawitan Cirebon yang terbuat dari bambu (tamiang). Bangsing ini mempunyai delapan buah lubang nada yang masing-masingnya adalah sebuah lubang tiup, sebuah lubang untuk ditutupi oleh alat getar, dan enam buah lubang (wawancara dengan bapak Abdul Ajib di rumahnya di Jl. Sukasari IV no. 30 Cirebon, pada tanggal 10 Februari 2010)

6 e. Kiser adalah kerangka lagu (wawancara dengan bapak Abdul Ajib di rumahnya di Jl. Sukasari IV no. 30 Cirebon, pada tanggal 11 November 2009) C. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah diatas, tentunya dalam penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan. Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian Teknik Memainkan Bangsing Kiser di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon, diantaranya: 1. Mengetahui Tekanik Dasar Memainkan Bangsing 2. Mengetahui Teknik Memainkan Bangsing Untuk Lagu Kiser Pada Kesenian Tarling di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon. 3. Mengetahui Ornamentasi Permainan Bangsing Untuk Lagu Kiser Pada Kesenian Tarling di Lingkung seni Putra Sangkala Cirebon. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terutama, sebagai berikut : 1. Seniman Karawitan Sunda a. Sebagai sebuah informasi bagi seniman karawitan sunda yang ingin mengetahui dan mempelajari Teknik Memainkan Bangsing Pada Kiser Pada Kesenian Tarling di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon.

7 b. Memberikan peluang bagi perkembangan Teknik Memainkan Bangsing Pada Kiser Dalam Kesenian Tarling di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon. 2. Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI a. Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi inspirasi bagi lembaga perguruan tinggi khususnya jurusan pendidikan seni musik dalam mengembangkan Teknik Memainkan Bangsing Pada Kiser Dalam Kesenian Tarling di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon. b. Menjadi inspirasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan teknik memainkan Bangsing. 3. Peneliti Untuk memberikan wawasan kepada peneliti khususnya tentang Teknik memainkan Bangsing Pada Kiser Dalam Kesenian Tarling di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon. E. Asumsi Penelitian ini berpijak dari asumsi bahwa Teknik Memainkan Bangsing kiser di Lingkung Seni Putra Sangkala memiliki teknik yang berkaitan dengan memainkan dan ornamentasi, sehingga bila ingin memainkan dengan benar, diperlukan teknik-teknik tertentu guna mendapatkan hasil yang maksimal.

8 F. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkaji data-data faktual tentang teknik memainkan bangsing pada kiser dalam kesenian Tarling di lingkung seni putra sangkala Cirebon, oleh karena itu metode yang paling tepat untuk dapat mengkaji berbagai data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, studi literatur, wawancara dan dokumentasi dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Observasi Dalam hal ini observasi bertujuan sebagai studi pendahuluan untuk mengenal, mengamati dan mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, baik pengamatan langsung atau tidak langsung. Peneliti datang ke lokasi penelitian untuk mengamati dan mencatat data yang diperoleh dari lokasi penelitian kemudian mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti. 2. Studi Literatur Studi literatur adalah salah satu teknik yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi dengan mempelajari beberapa sumber bacaan diantaranya: buku-buku, artikel, koran, jurnal, yang ada hubungannya dengan topik penelitian yang dibahas.

9 3. Wawancara Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan bentuk Tanya jawab, baik secra langsung maupun tidak langsung. Adapun Informan yang diwawancarai adalah tokoh-tokoh yang dianggap kompeten dalam memberikan informasi mengenai objek yang diteliti. 4. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai proses pendokumentasian yang dilakukan di Lingkung seni putra sangkala. Proses pendokumentasian ini kemudian diolah untuk menjadi data data penelitian yang valid. H. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data ialah kegiatan untuk menyeleksi serta mengklasifikasikan data yang terkumpul berdasarkan kebutuhan, kemudian dianalisis secara sistematis untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang diteliti. Semua data atau informasi yang diperoleh dari hasil observasi, studi literatur, wawancara dan dokumentasi kemudian diolah, dianalisis dan diuraikan. Metode yang digunakan untuk mendapatkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai kajian penelitian, disusun, dijelaskan kemudian disesuaikan dengan data yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi di lapangan serta data yang dihasilkan dari sumber lain berupa teori, yaitu untuk mendaptkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai suatu kajian penelitian.