BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob gram negatif yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seluruh dunia setiap tahun (Salni et al.,2011). Penyakit infeksi banyak diderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh keseluruhan (Tambuwun et al., 2014). Kesehatan gigi dan mulut tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengolahan dan ruang pengolahan (BPOM RI, 2008). Keracunan makanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bersosialisasi tanpa mengalami ketidaknyamanan, penyakit atau rasa malu (Kwan

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN LARUTAN ORAL NUTRACEUTICAL EKSTRAK BUNGA DELIMA MERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut tidak lepas dari peran mikroorganisme, yang jika

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan didaerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An am ayat 99:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari, 2009). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu bagian terpenting di dalam rongga mulut manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah demam berdarah, diare, tuberkulosis, dan lain-lain (Darmadi, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir, sebanyak 80% orang didunia bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kondisi ini dapat tercapai dengan melakukan perawatan gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sehat merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Bebas dari segala penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam rongga mulut. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga (2006) menunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

I. PENDAHULUAN. Ternak itik yang berkembang sekarang merupakan keturunan dari Wild

BAB I PENDAHULUAN. yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras, melemahkan ketahanan. pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaanya.

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah diskontinuitas dari suatu jaringan. Angka kejadian luka

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi pada jaringan keras gigi yang bermula dari ke dentin berlanjut ke

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. nyeri mulut dan nyeri wajah, trauma dan infeksi mulut, penyakit periodontal,

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Alginat merupakan bahan cetak hidrokolloid yang paling banyak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari harapan. Hal ini terlihat dari penyakit gigi dan mulut masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. golongan usia (Tarigan, 1993). Di Indonesia penderita karies sangat tinggi (60-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji pada Tongkol terhadap Viabilitas Biji Jagung (Zea

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi merupakan komunitas mikroba yang melekat maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah terjadinya infeksi silang yang bisa ditularkan terhadap pasien, dokter

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

BAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk

PERBEDAAN EFEKTIFITAS OBAT KUMUR HERBAL DAN NON HERBAL TERHADAP AKUMULASI PLAK DI DALAM RONGGA MULUT

BAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian obat tradisional untuk analgesik (mengurangi rasa nyeri)

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu minuman terpopuler di

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. menyerang masyarakat disebabkan oleh berbagai miroba (Sintia, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah mikroorganisme yang ditemukan pada plak gigi, dan sekitar 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies adalah penyakit jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi adalah karies dan penyakit jaringan periodontal. Penyakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. akut atau gastroenteritis akut terjadi pada orang dewasa (Simadibrata &

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

BAB I PENDAHULUAN. 90% dari populasi dunia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 menunjukkan urutan pertama pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengandung mikroba normal mulut yang berkoloni dan terus bertahan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak diganti dapat menimbulkan gangguan pada fungsi sistem stomatognatik

BAB 1 PENDAHULUAN. cetak dapat melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

PENDAHULUAN. alam yang besar. Berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan sayuran yang beragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Menurut Dr. WD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Flora mulut kita terdiri dari beragam organisme, termasuk bakteri, jamur,

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan tanaman obat di Indonesia perlu digali lebih mendalam, khususnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob gram negatif yang dapat berada dalam rongga mulut. Keberadaan Escherichia coli dalam rongga mulut dapat disebabkan oleh benda-benda yang masuk ke dalam rongga mulut dan telah terkontaminasi feses (Slots J, 2011; Ginns, 2000). Menurut data dari rumah sakit di Jakarta, Escherichia coli merupakan penyebab infeksi di saluran pencernaan hingga mencapai 19%. Kondisi tersebut diperparah oleh semakin sulitnya bakteri ini diatasi oleh berbagai rumah sakit di dunia sekalipun, bahkan di negara dengan penanganan yang terkenal baik seperti Singapura (Arnita, 2007). Escherichia coli menyebar melalui debu dari makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh feses (Ginns, 2000). Selain itu, bakteri ini juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui tangan atau alat-alat seperti botol, dot, termometer, dan peralatan makan yang tercemar oleh tinja (Param itha, et al., 2010). Oleh karena itu, masyarakat selama ini hanya menjaga kebersihan dalam memilih makanan dan minuman, kebersihan tangan, dan peralatan makanan untuk mencegah masuknya bakteri Escherichia coli ke dalam tubuh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh GN Karibasappa et al (2011), bakteri Escherichia coli juga berada pada kepala sikat gigi yang sudah lama berada di kamar mandi yang bersatu dengan toilet. Menyikat gigi adalah salah satu cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, namun banyak masyarakat belum mengetahui bahwa sikat gigi perlu dijaga 1

kebersihannya dengan menyimpan di tempat yang bersih dan menggantinya maksimal tiga bulan sekali. Deposit keras antar bulu pada kepala sikat gigi merupakan sarang untuk pertumbuhan mikroorganisme yang tidak hanya berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut tapi juga berpengaruh pada kesehatan umum. Escherichia coli juga ditemukan pada sikat gigi setelah tiga bulan disimpan di kamar mandi yang bersatu dengan toilet. Mikroorganisme ditemukan dalam bentuk terisolasi di sikat gigi yang digunakan selama satu bulan, sedangkan pada sikat gigi yang sudah digunakan selama tiga bulan, bakteri ditemukan dalam bentuk gumpalan (Karibasappa et al., 2011). Escherichia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus (Yanti et al, 2014). Escherichia coli pada kepala sikat gigi akan berada dalam rongga mulut setelah pemakaian sikat gigi tersebut. Rongga mulut akan menjadi perantara masuknya bakteri Escherichia coli ke dalam saluran pencernaan melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi sehingga menjadikan jumlah bakteri ini meningkat pada saluran pencernaan dan menjadi penyebab yang paling sering menimbulkan penyakit diare. Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) (Adisasmito, 2007). Kurangnya kepedulian dan pengetahuan masyarakat untuk mengganti sikat gigi tiga bulan sekali menimbulkan kekhawatiran masuknya bakteri Escherichia coli ke dalam 2

rongga mulut dan tertelan sehingga jumlah bakteri Escherichia coli meningkat dan menjadi patogen pada saluran pencernaan. Bakteri Escherichia coli yang masuk ke dalam rongga mulut melalui sikat gigi harus dihambat pertumbuhannya agar jumlahnya tidak meningkat. Bakteri tidak dapat dihambat hanya dengan berkumur menggunakan air tawar. Secara kimiawi, bakteri dapat dihambat pertumbuhannya dengan pemberian obat kumur antiseptik (Shekar et al., 2005). Obat kumur antiseptik memiliki kandungan alkohol yang diperlukan untuk mencegah bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh. Alkohol dimasukan dalam obat kumur dengan pertimbangan sifat-sifat alkohol, diantaranya merupakan antiseptik untuk membunuh bakteri dan mencegah akumulasi plak yang berlebih dan dapat menstabilkan bahan aktif dalam obat kumur yaitu sebagai pelarut dan berfungsi sebagai pengawet. Namun untuk jangka panjang tidak dianjurkan berkumur mengguakan obat kumur dengan kandungan alkohol karena dapat menyebabkan mulut kering, mengurangi produksi air liur yang akan memengaruhi bau mulut dan menyebabkan seseorang menjadi lebih beresiko terkena kerusakan gigi (Talumewo et al., 2015). Berdasarkan uraian di atas, penulis akan membuat produk dengan kandungan yang aman dalam bentuk sediaan oral nutraceutical. Oral nutraceutical adalah produk yang kandungan utamanya adalah senyawa bioaktif yang berasal dari makanan dan dapat diminum. Produk ini selain bebas dari alkohol dan halal, aman dikonsumsi anak-anak karena dibuat dari bahan alami dan bahan kimia yang tidak berbahaya sehingga aman jika tertelan. Penggunaan oral 3

nutraceutical dengan cara dikumur diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya peyakit mulut seperti yang dapat ditimbulkan pada penggunaan obat kumur dengan kandungan alkohol yang dikonsumsi dalam jangka waktu panjang (Widiyarti et al., 2011). Beberapa dekade akhir ini, perhatian dunia dan para ahli ditujukan kepada fungsi tumbuhan yang dapat menjadi bahan obat untuk perawatan kesehatan, sebanyak 75% hingga 80% penduduk desa menggunakan bahan obat yang berasal dari desa dan sekitar 28% dari tumbuhan yang ada di bumi telah digunakan sebagai obat tradisional (Suwondo, 2006). Delima merah (Punica granatum L.) telah lama dimanfaatkan buahnya untuk dikonsumsi, beberapa bagian dari tanaman delima bermanfaat sebagai obat beberapa penyakit karena memiliki efek antibakteri dan antivirus. Terdapat beberapa senyawa fitokimia pada bunga delima merah (Punica granatum L.) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit. Bunga delima merah (Punica granatum L.) aktif sebagai antibakteri karena mengandung flavanoid, alkaloid, fenol, dan proantosianidin tertinggi dibandingkan bagian delima yang lain (Rummun et al., 2013). Pernyataan tersebut diperkuat oleh Elfalleh (2012) yang menyatakan bahwa bunga delima merah (Punica granatum L.) mengandung alkaloid dan flavanoid yang lebih tinggi dibanding pada biji dan daunnya. 4

Artinya : Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang -orang yang beriman. (QS : al-an am 99) Penelitian yang dilakukan oleh Damai Yanti, dkk (2014) menyatakan bahwa daun delima merah (Punica granatum L.) dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli, sehingga diharapkan bunga delima merah (Punica granatum L.) juga dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli. Penelitian Widiyarti et al (2014) yang berjudul, Pembuatan Sediaan Oral Nutraceutical dari Ekstrak 5

Gambir, menunjukkan bahwa sifat antibakteri sediaan oral nutraceutical dari ekstrak gambir setiap bulan selama tiga bulan relatif stabil. Menurut Rahayu et al (2013), mutu produk dianggap dalam keadaan 100%, dan akan menurun sejalan dengan lamanya penyimpanan atau distribusi. Selama penyimpanan dan distribusi, produk akan mengalami kehilangan bobot, nilai pangan, mutu nilai uang, daya tumbuh, dan kepercayaan. Uji waktu penyimpanan dipandang perlu untuk mengembangkan penentuan umur simpan produk sebagai sebuah jaminan keamanan pangan (Herawati, 2008). Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang pengaruh waktu penyimpanan larutan oral nutraceutical dari ekstrak bunga delima merah (Punica granatum L.) terhadap hambatan pertumbuhan pada Escherichia coli. Penulis berharap waktu penyimpanan larutan oral nutracaeutical dari ekstrak bunga delima merah (Punica granatum L.) berpengaruh tidak signifikan terhadap hambatan pertumbuhan pada Escherichia coli, sehingga mutu produk ini dapat dikatakan masih baik dalam jangka waktu yang ditentukan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah waktu penyimpanan larutan oral nutraceutical dari ekstrak bunga delima ( Punica granatum L.) berpengaruh terhadap hambatan pertumbuhan pada Escherichia coli? 6

C. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis mengenai Pengaruh Waktu Penyimpanan Larutan Oral Nutraceutical dari Ekstrak Bunga Delima Merah (Punica granatum L.) terhadap Hambatan Pertumbuhan Escherichia coli secara In Vitro melanjutkan dari penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Yanti, Damai. Laili, dan Rina (2014) yang berjudul Uji Daya Antibakteri Daun Delima terhadap Escherechia coli dan Implementasinya dalam Pembuatan Film 2. Widiyarti, Galuh. Andini, dan Marissa (2014) yang berjudul Pembuatan Sediaan Oral Nutraceutical dari Ekstrak Gambir. Penelitian yang berjudul Uji Daya Antibakteri Daun Delima terhadap Escherichia coli dan Implementasinya dalam Pembuatan Film, menggunakan bahan dari ekstrak daun delima (Punica granatum L.). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun delima memiliki daya antibakteri alami terhadap Escherichia coli. Penelitian yang berjudul Pembuatan Sediaan Oral Nutraceutical dari Ekstrak Gambir, menggunakan senyawa aktif katekin dari ekstrak buah gambir sebagai bahan pembuatan oral nutraceutical. Berdasarkan hasil penelitian, larutan oral nutraceutical dari ekstrak buah gambir dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Sejauh pencarian penulis, penelitian mengenai pengaruh waktu penyimpanan larutan oral nutraceutical dari ekstrak bunga delima (Punica granatum L.) terhadap hambatan pertumbuhan pada Escherichia coli belum pernah dilakukan sebelumnya. 7

D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu penyimpanan larutan oral nutraceutical dari ekstrak bunga delima merah (Punica granatum L.) terhadap hambatan pertumbuhan pada Escherichia coli. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain: 1. Bagi peneliti: Mengetahui pengaruh waktu penyimpanan larutan oral nutraceutical dari ekstrak bunga delima merah (Punica granatum L.) terhadap hambatan pertumbuhan pada Escherichia coli 2. Bagi ilmu pengetahuan: Memberikan tambahan informasi kepada mahasiswa dan praktisi kesehatan mengenai pemanfaatan bunga delima merah (Punica granatum L.) sebagai sediaan larutan kumur yang aman ditelan dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada rongga mulut yang menjadi perantara ke dalam saluran pencernaan 3. Bagi masyarakat: Memberi alternatif bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan bahan alami, serta diharapkan dapat dikembangkannya produk larutan kumur yang aman ditelan dari bunga delima merah (Punica granatum L.) yang aman digunakan masyarakat. 8