BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

masalah kesehatan dengan prevalensi A. Pendahuluan yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, dimana tekanan di pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Prevalensi penyakit diabetes mellitus terus meningkat tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan. myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan mengakibatkan kerja otak melambat dan fungsi organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

HIPERTENSI OLEH : ANITA AMIR C RIZKI AMALIAH RIFAI C PEMBIMBING : Dr. SRI ASRIYANI, Sp. Rad

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus timbul akibat perubahan gaya hidup sedenter yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan di pembuluh darah naik secara persisten. Setiap kali jantung berdenyut maka darah akan terpompa ke seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah terbentuk oleh gaya dari darah yang terdorong ke dinding arteri pada saat dipompa oleh jantung. Semakin tinggi tekanan maka akan semakin keras juga jantung harus memompa (WHO, 2015). Tekanan darah tinggi pada orang dewasa ( 18 tahun) diklasifikasikan ke 4 kategori: normal, prehipertensi, hipertensi tahap 1, hipertensi tahap 2. Dikatakan normal apabila tekanan darah sistolik <120 mmhg dan diastolik <80 mmhg, prehipertensi yaitu tekanan darah sistolik 120-139 mmhg atau diastolik 80-89 mmhg, hipertensi tahap 1 yaitu tekanan darah sistolik 140-159 mmhg atau diastolik 90-99 mmhg, hipertensi tahap 2 yaitu tekanan darah sistolik 160 mmhg atau diastolik 100 mmhg. Prehipertensi tidak dipertimbangkan sebagai penyakit tetapi diidentifikasikan sebagai orang yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk berlanjut menjadi hipertensi tahap 1 dan tahap 2 di kemudian hari (James et al., 2013). Kebanyakan orang dengan hipertensi tidak mempunyai gejala atau keluhan sama sekali, ini mengapa hipertensi dikenal sebagai silent killers (WHO, 2015). Hipertensi di layanan primer sudah dikenal sebagai penyakit tersering yang bisa menyebabkan penyakit yang lebih berbahaya seperti infark myokard, stroke, gagal 1

2 ginjal, dan kematian jika tidak terdiagnosis segera dan tidak ditangani dengan benar (James et al., 2013). Lebih dari 1 pada 5 orang dewasa di dunia mempunyai peningkatan tekanan darah, ini merupakan sebuah kondisi yang menyebabkan sekitar setengah dari kematian pada stroke dan penyakit jantung. Komplikasi dari hipertensi bertanggung jawab untuk 9,4 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya (WHO, 2015). Pada negara dengan pendapatan yang tinggi, diagnosis dan penatalaksanaan dengan harga yang terjangkau sudah tersebar luas, hal ini menyebabkan penurunan yang signifikan pada proporsi orang dengan tekanan darah yang meningkat dan ini telah terbukti berkontribusi ke penurunan kematian akibat penyakit jantung. Sebagai contoh, prevalensi dari Hipertensi di WHO dari bagian benua Amerika pada tahun 2014 adalah 18%, dibandingkan 31% di tahun 1980. Sebaliknya di negara dengan pendapatan rendah memiliki prevalensi tertinggi. WHO bagian benua Afrika mempunyai prevalensi lebih dari 30% (WHO, 2015). Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data RISKESDAS 2013 (Depkes RI, 2014). Prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Provinsi Papua Barat (20,1%). Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan

3 sebesar 5,9% dari 31,7% menjadi 25,8%. Prevalensi tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9%), dan Papua yang terendah (16,8%) (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi dan penyakit kardiovaskular lainnya pada rumah sakit di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan penyebab kematian tertinggi (Dinkes DIY, 2013). Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 menempatkan Provinsi D.I. Yogyakarta sebagai urutan ketiga jumlah kasus hipertensi di Indonesia berdasarkan diagnosis atau riwayat minum obat. Hal ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dari hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2007, dimana Provinsi D.I. Yogyakarta menempati urutan kesepuluh dalam jumlah kasus hipertensi berdasarkan diagnosis atau riwayat minum obat (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi merupakan penyakit dengan prevalensi yang cukup tinggi bahkan termasuk penyakit dengan prevalensi yang tertinggi namun dengan pendekatan medis yang baik dan senantiasa terus-menerus berikhtiar maka akan sembuh seizin Allah Subhanahu wa Ta ala. Dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah dia berkata bahwa Nabi bersabda, Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta ala. (HR. Muslim). Kebanyakan pasien hipertensi mempunyai faktor resiko lain yang menyertai seperti dislipidemia, riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular, obesitas, merokok, dan diabetes (Weber, 2013). Pasien diabetes mellitus dengan hipertensi

4 mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit kardiovaskular dan merupakan penyebab kematian prematur tertinggi pada pasien diabetik (Aksnes et al., 2012). Diabetes mellitus dan hipertensi merupakan penyakit yang saling berhubungan dan merupakan faktor predisposisi terkuat timbulnya aterosklerosis. Hipertensi dua kali lebih sering ditemukan pada pasien mempunyai diabetes mellitus dibanding orang yang tidak mempunyai diabetes mellitus. Prevalensi hipertensi dengan diabetes meningkat dikarenakan hipertensi dan non insulin dependent diabetes mellitus meningkat seiring dengan usia. Diperkirakan 35-75% komplikasi kardiovaskular dan ginjal pada pasien diabetes mellitus dihubungkan dengan hipertensi. Hipertensi juga berkontribusi pada timbulnya retinopati diabetika, yang merupakan penyebab utama dari diagnosis kebutaan oleh karena itu hipertensi dan diabetes harus didiagnosis dan ditangani sedini mungkin. Hipertensi bertanggung jawab untuk 30% kematian dan 25% kejadian kardiovaskular pada pasien diabetes. Sebaliknya ketika hipertensi dan diabetes mellitus tidak dihubungkan maka diabetes hanya bertanggung jawab untuk 7% untuk semua penyebab kematian dan 9% kejadian mayor aterosklerosis (Venugopal et al., 2014). Studi prevalensi hipertensi yang dilakukan pada pasien diabetes mellitus di tahun 2014 ditemukan 52,4% prehipertensi, 18% hipertensi tahap 1, 7,6% hipertensi tahap 2, dan 22% pasien mempunyai tekanan darah normal. Kesimpulannya terdapat 25,6% pasien diabetes mellitus mengalami hipertensi (Venugopal et al., 2014). Studi lain menyatakan bahwa keberadaan hipertensi pada pasien diabetes mellitus dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner, stroke dan nefropati.

5 Resiko terhadap penyakit kardiovaskular meningkat menjadi 75% yang kemudian berkontribusi terhadap meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas. Umumnya, pada orang hipertensi dengan diabetes mellitus tipe 2 juga mempunyai faktor resiko penyebab penyakit kardiovaskular lainnya seperti mikroalbuminuria, obesitas sentral, resistensi insulin, dislipidemia, hiperkoagulasi, meningkatnya inflamasi dan hipertrofi ventrikel kiri, keadaan ini merupakan penyebab terbesar dari kematian prematur pada pasien diabetes mellitus tipe 2 (Govindarajan et al., 2006). Rekomendasi 6 JNC 8 menyatakan bahwa pada populasi umum non kulit hitam termasuk pasien dengan diabetes, terapi inisial antihipertensi sebaiknya menyertakan diuretic thiazide, Calcium channel blocker (CCB), Angiotensinconverting Enzyme Inhibitor (ACEI) atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB). Rekomendasi ini merupakan rekomendasi B (James et al., 2013). Keputusan terapi farmakologis selalu mengandung pertimbangan manfaat, resiko dan keamanan, oleh karena itu dibutuhkan pengobatan dengan bukti-bukti yang kuat mengenai maanfaat, risiko dan keamaanan (Baharuddin et al., 2013). Sesuai dengan pernyataan pada latar belakang masalah yaitu meningkatnya pasien hipertensi dengan diabetes melitus seiring dengan bertambahnya usia dan pemilihan terapi farmakologis yang tepat dan sesuai evidence based merupakan salah satu elemen penting dalam tercapainya efektivitas sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tentang evaluasi ketepatan terapi farmakologis pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus berdasarkan evidence based terbaru yaitu JNC 8 tahun 2013.

6 B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik pasien hipertensi dengan diabetes mellitus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta II periode Januari 2015 September 2016 berdasarkan usia, jenis kelamin, diagnosis hipertensi dan diabetes mellitus dengan diagnosis penyakit lain serta tingkat tekanan darah? 2. Bagaimana pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II periode Januari 2015 September 2016? 3. Bagaimana ketepatan terapi farmakologis antihipertensi pasien hipertensi dengan diabetes mellitus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II periode Januari 2015 September 2016 berdasarkan rekomendasirekomendasi JNC 8 yang berkaitan? C. Tujuan 1. Mengetahui karakteristik pasien hipertensi dengan diabetes mellitus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta II periode Januari 2015 September 2016 berdasarkan usia, jenis kelamin, diagnosis hipertensi dan diabetes mellitus dengan diagnosis penyakit lain serta tingkat tekanan darah. 2. Mengetahui pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II periode Januari 2015 September 2016. 3. Mengetahui ketepatan terapi farmakologis antihipertensi pasien hipertensi dengan diabetes mellitus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

7 unit II periode Januari 2015 September 2016 berdasarkan rekomendasirekomendasi JNC 8 yang berkaitan. D. Manfaat 1. Sebagai sumber informasi tentang penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus. 2. Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan rumah sakit. 3. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi penelitian.

8 E. Keaslian Tabel 1. Keaslian No Judul & Penulis 1. Studi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Perawatan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli 2013 - Juni 2014 (Nur R. Muchtar, 2015) 2. Evaluasi Penggunaan Antihipertensi dan Kombinasi Bahan Alam pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Wilayah Depok (Sefni Gusmira, 2012) 3. Prevalence of hypertension in type-2 diabetes mellitus (Venugopal K, 2012) Variabel Obat Antihipertensi Pola terapi hipertensi Antihipertensi Kombinasi Bahan Alam Tekanan darah Prevalensi Angka kejadian hipertensi pada DM tipe 2 Jenis Deskriptif Non- Analitik Cross Sectional Kohort Retrospektif Deskriptif Non- Analitik Cross Sectional Hasil Pola Terapi Antihipertensi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Terdiri Dari Terapi Tunggal (45,3%) Dan Terapi Kombinasi (54,7%). Penurunan Tekanan Darah Diastolik Pada Kelompok Terapi Kombinasi - Bahan Alam Lebih Baik Dibandingan Kelompok Terapi Peningkatan Prevalensi Hipertensi pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 Perbedaan Tempat Subjek Variabel terikat Jenis penelitian Variabel Bebas Subjek Tempat Tempat penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat