BAB I PENDAHULUAN. degenerative. Diabetes Melitus (yang selanjutnya disingkat DM) merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

Obat Diabetes Paling Ampuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

berkembang akibat peningkatan kemakmuran di Negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan perkapita dan perkembangan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI KASUS TENTANG KESABARAN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS REMAJA DI PURWOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perilaku dan gaya hidup yang dijalani oleh masyarakat. Saat pendapatan tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit diabetes mellitus ditetapkan oleh PBB sebagai penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu syarat untuk bisa melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

Kontrol Gula Darah Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana?

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federatiaon (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan

Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

Obat Herbal Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

Definisi Diabetes Melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme


BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaya hidup modern dengan banyak pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat yang semakin menyebar keseluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degenerative. Diabetes Melitus (yang selanjutnya disingkat DM) merupakan salah satu penyakit degenerative tersebut. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang diletupkan oleh interaksi berbagai faktor: genetik, imunologik, lingkungan, dan gaya hidup. Penyakit ini ditandai dengan hiperglisemia, suatu kondisi yang terjalin erat dengan kerusakan pembuluh darah besar maupun kecil yang berakhir sebagai kegagalan, kerusakan, atau gangguan fungsi organ Qian dan Eaton (dalam Ariesman, 2000). Gaya hidup di perkotaan dengan pola makan yang tinggi lemak, garam, dan gula, keseringan menghadiri resepsi atau pesta, mengakibatkan masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan, selain itu pola makan yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat, seperti gorengan jenis makanan murah meriah dan mudah di dapat karena banyak dijual dipinggir jalan ini rasanya memang enak, tetapi mengakibatkan peningkatan kadar gula darah Suiraoka (dalam Sartika, 2013). Diabetes masih merupakan masalah kesehatan di dunia dan merupakan penyebab kesakitan dan kematian. Pada kenyataannya, prevalensi diabetes melitus telah mencapai proporsi hingga angka epidemik diseluruh dunia dan 1

2 mengalami peningkatan secara berkesinambungan. Pada tahun 2003 angka prevalensi pasien diabetes sebanyak 194 juta dan di perkirakan pada tahun 2025 angka tersebut akan mencapai hingga 333 juta pada negara berkembang dan pada mereka yang berekonomi rendah Marks (dalam Hutama, 2016). Diabetes mellitus merupakan penyakit yang banyak diderita oleh sebagian penduduk Indonesia. Pada tahun 2006 diperkirakan jumlah pasien Diabetes mellitus di Indonesia telah menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru 30 persen yang berobat teratur Soegondo (dalam Hutama, 2016). Menurut Atun (2010) setiap pasien diabetes mellitus tidak selalu menunjukkan gejala yang sama, namun ada gejala yang umum timbul meski tidak menutup kemungkinan adanya variasi gejala lain, bahkan ada yang tidak tampak gejala apa pun sampai pada saat tertentu. Pada fase awal biasanya menunjukan berat badan yang terus naik karena pada saat itu jumlah insulin masih mencukupi, gejala awal ditandai dengan banyak makan, banyak minum, sering buang air kecil, sering mengalami kesemutan dan kram. Pada fase selanjutnya timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Gejala pada tahap ini ditandai dengan nafsu makan mulai berkurang, bahkan kadang-kadang timbul rasa mual jika kadar glukosa darah melebihi 500 mg/dl. Berat badan mengalami penurunan dengan cepat (bisa 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu). Badan terasa mudah lelah dan mudah mengantuk. Jika dibiarkan pasien akan jatuh koma (tidak sadarkan diri) yang biasa disebut koma diabetik, yaitu koma yang terjadi akibat kadar glukosa darah terlalu tinggi (melebihi 600 mg/dl).

3 Semiardji (2009) mengemukakan berbagai permasalahan emosional yang sering dialami pasien diabetes antara lain denia (penyangkalan) akan penyakit diabetes sehingga diabetesi cenderung enggan menerapkan pola hidup sehat, obsesi/ cenderung sangat memperhatikan pola makan, marah dan frustrasi karena begitu banyak pantangan atau merasa telah menjalani berbagai jenis terapi namun tidak terjadi perubahan kadar gula darah yang signifikan, takut akan komplikasi dan risiko kematian, jenuh meminum obat yang harus dikonsumsi seumur hidup, atau bahkan mengalami depresi. Kepatuhan pasien dalam mentaati diet diabetes mellitus sangat berperan penting untuk menstabilkan kadar glukosa pada pasien diabetes mellitus, sedangkan kepatuhan itu sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk dapat mengembangkan rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu pasien dalam mengikuti jadwal diet yang kadangkala sulit untuk dilakukan oleh pasien. Kepatuhan dapat sangat sulit dan membutuhkan dukungan agar menjadi biasa dengan perubahan yang dilakukan dengan cara mengatur untuk meluangkan waktu dan kesempatan yang dibutuhkan untuk menyesuaikan diri. Kepatuhan terjadi bila aturan menggunakan obat yang diresepkan serta pemberiannya diikuti dengan benar Tambayong (dalam Phitri 2013). Diet merupakan terapi utama pada diabetes mellitus, maka setiap pasien semestinya mempunyai sikap yang positif (mendukung) terhadap diet agar tidak terjadi komplikasi, baik akut maupun kronis. Jika pasien tidak mempunyai sikap yang positif terhadap diet diabetes mellitus, maka akan terjadi komplikasi dan pada akhirnya akan menimbulkan kematian, untuk

4 mempertahankan kualitas hidup dan menghindari komplikasi dari diabetes mellitus tersebut, maka setiap pasien harus menjalankan gaya hidup yang sehat yaitu menjalankan diet diabetes mellitus dan olahraga yang teratur. Sikap pasien diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan pasien tentang penyakit diabetes mellitus sangatlah penting karena pengetahuan ini akan membawa pasien diabetes mellitus untuk menentukan sikap, berpikir dan berusaha untuk tidak terkena penyakit atau dapat mengurangi kondisi penyakitnya. Apabila pengetahuan pasien diabetes mellitus baik, maka sikap terhadap diet diabetes mellitus semestinya dapat mendukung terhadap kepatuhan diet diabetes mellitus itu sendiri Effendi (dalam Phitri 2013). Kendala utama pada penanganan diet diabetes mellitus adalah kejenuhan pasien dalam mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Pelaksanaan diet diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh adanya dukungan dari keluarga. Dukungan dapat digambarkan sebagai perasaan memiliki atau keyakinan bahwa seseorang merupakan peserta aktif dalam kegiatan sehari-hari. Perasaan saling terikat dengan orang lain di lingkungan menimbulkan kekuatan dan membantu menurunkan perasaan terisolasi Brunner & Suddart (dalam Susanti, 2013). Jika dukungan keluarga tidak ada maka pasien diabetes mellitus akan tidak patuh dalam pelaksanaan diet, sehingga penyakit diabetes mellitus tidak terkendali dan terjadi komplikasi yaitu penyakit jantung, ginjal, kebutaan, ateroskleorosis, bahkan sebagian tubuh dapat diamputasi (Rahmat, 2002). Banyak cara untuk

5 penanganan diabetes mellitus dalam pencegahan komplikasi yaitu dengan diet, aktivitas fisik dan pengobatan baik injeksi maupun oral Perkeni (dalam Susanti, 2013). Laron (dalam Hutama, 2016) menyebutkan kalau dalam kehidupan sehari-hari, mau tidak mau pasien diabetes mellitus dituntut untuk melakukan berbagai prosedur yang dapat mempengaruhi proses penyembuhannya, antara lain : pengaturan makan (diet), mengontrol berat badan serta olahraga dengan tujuan agar tingkat gula darah dapat terkendali dengan baik sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dari penyakit tersebut. Oleh karena itu, pasien yang mengalami penyakit diabetes mellitus harus menjaga aktivitas sehari-hari agar tidak mengalami kelelahan serta harus menghindari makanan-makanan yang dapat meningkatkan kadar gula. Oleh karena itu, dalam menjalankan semua itu diperlukan kesabaran. Kesabaran adalah kemampuan individu dalam mengendalikan perasaan dan perilaku serta sabar seringkali diartikan dengan bersedia menderita, bersikap tabah, dan mengalah Aziz (dalam Setiawati, 2009). Tebba (dalam Setiawati, 2009) menjelaskan sabar artinya menahan diri dari berkeluh kesah dalam menjalankan perintah Allah pada waktu menghadapi musibah. Sabar artinya tenang dan tahan menghadapi cobaan, yaitu apabila seseorang diberi cobaan oleh Allah maka orang tersebut tidak mudah putus asa, patah hati ataupun marah, dan selalu tabah menghadapi hidup Lubis (dalam Lisa 2008). Kesabaran sangat diperlukan oleh pasien diabetes mellitus karena mereka dalam menjalankan kehidupan sehari-hari harus mengontrol dan

6 menghindari makanan dan aktivitas yang dapat meningkatkan gula darah. Mereka harus menghindari makanan dan minuman yang mereka sukai seperti :jeroan, babat, serta minuman yang terlalu manis. Sehingga hal tersebut menimbulkan tekanan pada pasien diabetes mellitus. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lisa, dkk (2015) menunjukkan bahwa kalau orang tua yang memiliki anak hyperaktif dapat menimbulkan perasaan tekanan yang tinggi, namun sebagian besar ibu yang bekerja masih mampu menunjukkan sikap kesabaran dengan tingkat kesabaran yang tinggi. Individu yang memiliki memiliki penyakit diabetes mellitus mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi karena mengontrol kehidupan sehari-harinya baik itu makanan atau minuman maupun aktivitasnya. Individu yang mampu untuk menahan diri dari segala godaan atau keinginannya untuk mengonsumsi makanan manis atau mampu membatasi mengonsumsi makanan atau minuman secara berlebihan, dan tidak melakukan aktivitas yang beratberat. Hal tersebut berpengaruh pada kesehatannya yaitu terjaga atau stabilnya kadar gula darah dalam tubuhnya. Sehingga dapat bekerja atau melakukan aktivitas lainnya tanpa merasa terbebani. Sedangkan apabila individu tidak bisa menahan atau mengontrol segala keinginannya tersebut, maka akan berdampak pada kesehatannya yaitu meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh. Hal tersebut disebabkan dari banyaknya asupan makanan yang tidak terkontrol, mengonsumsi makanan atau minuman manis secara berlebihan, melakukan aktivitas berat yang menyebabkan kelelahan, dan tidak bisa melakukan diet makan secara baik.

7 Permasalahan yang di hadapi pasien diabetes seperti menerapkan pola makan sehat, membatasi aktivitas, adanya begitu banyak pentangan serta menjalani berbagai terapi maka perlu adanya kesabaran yang harus dilakukan oleh pasien diabetes mellitus. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu H mengatakan bahwa H menderita diabetes mellitus sejak kecil. Penyakit tersebut merupakan keturunan dari salah keluarganya yang memiliki riwayat diabetes mellitus yaitu neneknya. Ibu H juga mengatakan bahwa H sering tidak berangkat sekolah atau pulang lebih awal dari sekolah dikarenakan H yang merasa tidak enak badan seperti lemas dan ingin istirahat. Setiap hari diantar jemput oleh ibunya ke sekolah, hal tersebut dilakukan ibu H dikarenakan keadaan H yang tidak bisa diprediksi. Ibu H mengatakan bahwa dulu H pernah membawa motor ke sekolah, namun hanya beberapa hari saja dikarenakan kondisi H yang sering tidak enak badan dan lemas. Ibu H mengatakan semenjak didiagnosis diabetes mellitus H sudah mulai mengatur pola makannya menjadi lebih terkontrol dengan mengurangi goreng-gorengan dan makanan serta minuman manis. Ibu H mengatakan bahwa H selalu dibawakan bekal dari rumah, hal itu dilakukan untuk menghindari jajan disekolah selain itu juga dari segi kebersihan terjaga. Selain itu H sudah dapat membedakan mana makanan atau minuman yang boleh dikonsumsi atau tidak. Ibu H juga mengatakan bahwa H harus rajin pergi ke dokter untuk mengontrol kesehatannya, selain itu H harus ruti melakukan suntik setiap harinya. Apabila lupa untuk suntik insulin, maka

8 H akan merasakan lemas dan mudah lelah. Ibu H mengatakan bahwa H harus suntik insulin dalam sehari sebanyak 4x bahkan bisa lebih yaitu sebelum sarapan, makan siang, makan sore atau malam, dan sebelum tidur. Selanjutnya ibu H juga mengatakan bahwa H tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang berat yang banyak mengeluarkan tenaga banyak karena akan berdampak pada kesehatannya. Ibu H mengatakan bahwa kondisi H itu berbeda dari orang lain, kondisi dimana H harus bisa mengontrol atau membatasi aktivitasnya agar tidak kelelahan, tidak bisa disamakan dengan orang lain. Kondisi yang butuh perhatian lebih dari pihak keluarga dan H sendiri agar tetep menjaga kesehatnnya. Ibu H mengatakan bahwa dirinya sangat mengkhawatirkan kondisi subjek, dikarenakan kesehatannya tidak bisa di prediksi kadang naik, rendah atau dalam kondisi stabil. Oleh karena itu, terkadang keluarga terutama ibu H juga merasa lebih protektif terhadap subjek, hal tersebut dilakukan agar H tidak melakukan aktivitas yang berat yang dapat berpengaruh dengan kesehatatannya dan tidak mengonsumsi makanan yang menjadi pantangannya. Ibu H mengatakan pola makan H yang tidak boleh sembarangan sehingga hal tersebut secara tidak langsung juga mempengaruhi pola makan anggota keluarga lainnya, awalnya hanya menyediakan menu untuk H namun lama kelaman keluarga mulai mengikuti pola makan H tersebut seperti misalnya pepesan dan mengurangi makanan yang berminyak dan gorengan. Ayah dan ibu H secara bergantian mengantar dan menemani H kontrol tiap bulannya. Upaya yang dilakukan oleh keluarga dalam merawat H yaitu masih rutin

9 melakukan pengobatan medis setiap bulannya, dan masih berupaya untuk mencari pengobatan alternatif lainnya yang dapat memberikan kesembuhan pada H. Namun, menurut ibu H mencari pengobatan alternatif seperti itu juga harus pilih-pilih tidak boleh sembarangan, karena menurut ibu H masih trauma dengan pnegobatan alternatif yang seperti itu dikarenakan pada waktu itu pernah melakukan pengobatan alternatif dimana pengobatan tersebut harus lepas insulin total, sehingga setelah pengobatan tersebut kesehatannya H mengalami penurunan drastis dan harus di bawa kerumah sakit. Selain itu juga memberikan perhatian dan dukungan kepada H selama H menjalani pengobatan tersebut. Hasil wawancara dengan informanh mengatakan bahwa H sudah menderita diabetes mellitus sejak kecil. Hal tersebut dikarenakan dikeluarga H ada yang mempunyai riwayat diabetes mellitus. Sejak mendapat diagnosis dari Dokter, H dibantu oleh orangtuanya memulai untuk mengatur asupan makanan yang dikonsumsi setiap harinya. H mengatakan awalnya mengalami kesulitan untuk mengatur pola makan dikarenakan H harus membatasi asupan makan setiap harinya bahkan harus menghindari makanan atau minuman manis yang dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuhnya. H nmengatakan harus menghindari makanan yang disarankan oleh Dokter seperti : makan dan minuman manis, serta goreng-gorengan. Selain itu H juga mengatakan untuk tidak terlalu sering mengonsumsi ice krim secara berlebihan. Apabila H terlalu sering mengkonsumsinya maka hal tersebut berdampak pada kesehatan H seperti lemas, mudah lelah dan tidak

10 bersemangat. Ketika disekolah H memilih untuk jarang jajan, dikarenakan H merasa khawatir dengan jajanan yang ada disekolah. Sehingga H memilih untuk membawa bekal dari rumah. H mengatakan bahwa dirinya sering pulang lebih awal atau meliburkan diri tidak berangkat sekolah dikarenakan merasa tidak enak badan. Setiap harinya H selalu diantar jemput kesekolah oleh ibunya, hal tersebut dikarenakan H merasa bahwa terkadang kondisi badanya merasa lemas dan lelah untuk pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor. H mengatakan bahwa ketika ada jam pelajaran olahraga, H jarang mengikuti pelajaran tersebut dikarenakan menurut H apabila terlalu banyak atau sering melakukan aktivitas fisik, H merasa mudah merasa lelah dan ingin segera istirahat. Sehingga terkadang H memililih olahraga yang ringan atau hanya untuk sekedar menonton ketika jam pelajaran olahraga. H mengatakan setiap bulan harus melakukan kontrol dan suntik insulin setiap harinya untuk menjaga kesehatannya agar tetap bisa beraktivitas setiap harinya. H mengatakan apabila telat untuk melakukan kontrol, H merasa mudah lelah. H mengatakan bahwa harus melakukan kontrol setiap bulannya dan melakukan suntik 4x dalam sehari yaitu sebelum sarapan, makan siang, makan sore atau malam, dan sebelum tidur. H mengatakan bahwa terkadang merasa malas atau jenuh untuk melakukan suntik setiap harinya. Hal tersebut karena H merasa dalam keadaan sehat baik-baik tidak merasa sakit, sehingga untuk suntik pada malam hari yang sebelum tidur terkadang lupa dan berdampak pada naiknya kadar gula darah pada keesokan harinya. H

11 mengatakan setiap harinya harus suntik insulin dalam kondisi apapun, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang studi deskriptif kualitatif tentang kesabaran pada pasien diabetes mellitus anak di Purwokerto. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang hendak diteliti yaitu Bagaimana kesabaran pada pasien diabetes mellitus remaja di Purwokerto?. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan tentang kesabaran pada pasien diabetes mellitus remaja di Purwokerto. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu psikologi, khususnya dalam bidang psikologi klinis. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi penderita diabetes mellitus.

12 a. Bagi remaja Diharapka agar penderita diabetes mellitus remaja memiliki kesabaran yang baik dalam menjalankan diet. b. Bagi orang tua dan keluarga Diharapkan dapat memberikan dukungan dan motivasi kepada penderita diabetes mellitus dalam menjalankan diet.