BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN RELEVANSI ATRIBUT PADA BUSANA PENGANTIN ADAT SUNDA DENGAN PRINSIP DAN POLA MASYARAKAT SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki budaya yang sangat melimpah, keanekaragaman

2015 MANFAAT HASIL PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN SOLO PUTRI SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang bertempat tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Budaya

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Usaha Sampingan Jasa Rias Pengantin

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia saling membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

STUDI TENTANG TATACARA UPACARA PERKAWINAN DI DESA TAMANAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang kaya akan budaya tidak lepas dari tata rias pengantin yang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN Amalia, 2013

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULAUAN. budaya yang mewarnai kehidupan bangsa ini. Dalam mengembangkan kebudayaan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek,

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari tanda,

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. beragam tergantung pada budaya dari daerah tertentu. Sanggul merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesatuan dari berbagai pulau dan daerah yang

Penjelasan lebih lanjut mengenai mahar dan prosesi pertunangan akan dibahas di bab selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai-nilai keagamaan sebagai wujud ibadah kepada Allah. SWT, dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan suatu hasil cipta rasa dan karsa manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.

Blangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Moyang terdahulu. sebagai mana dikemukakannya bahwa: c. Seni musik yang disebut gondang

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat film dokumenter

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan suatu bangsa tidak hanya merupakan suatu aset, namun juga jati diri. Itu semua muncul dari khasanah kehidupan yang sangat panjang, yang merupakan hasil perpaduan oleh batin maupun pemikiran nenek moyang ataupun keturunannya, setelah mereka beradaptasi dengan alam dan jajaran makhluk hidup di dalamnya. Sebagai bangsa, Indonesia bisa berlega hati karena nenek moyang telah mewarisi kebudayaan yang sangat tinggi, beragam, dan sangat bermutu. Salah satu peninggalan leluhur yang masih terpelihara dengan apik hingga saat ini adalah upacara pernikahan adat. Salah satu upacara pernikahan adat Nusantara yang banyak meramaikan pesta-pesta pernikahan saat ini adalah pernikahan adat Sunda. Dahulunya, upacara adat ini hanya diselenggarakan oleh para bangsawan atau ningrat di lingkungan tembok-tembok keraton. Belakangan, adat budaya itu mulai merambah ke luar tembok keraton lewat para pegawai dan punggawa keraton. Ketika zaman keemasan kerajaan-kerajaan itu semakin pudar, adat budaya keraton itu sudah dikenal luas di masyarakat. Menurut hukum adat Sunda pernikahan itu adalah urusan kerabat, urusan keluarga, urusan masyarakat, urusan derajat dan urusan pribadi, satu sama lain dalam hubungannya yang sangat berbeda-beda. Kebudayaan tatar Sunda tampil lewat upacara pernikahan adatnya yang unik dan kaya makna. Salah satu khas pengantin adat Sunda adalah mempelai wanita menggunakan siger sejenis mahkota atau hiasan pada bagian kepala sebagai lambang status terhormat sebagaimana dikenakan oleh raja/ratu tanah Pasundan sejak dahulu kala. Adapun tradisi busana di Tanah Pasundan ini terinspirasi dari busana putri-putri kerajaan Sunda di masa lampau. Meski terkesan sederhana, namun tidak kalah memikat dan indah untuk dipandang. Cantik dan elegan. Ada 1

beragam gaya busana pengantin Sunda. Namun, yang paling dikenal ada dua gaya yaitu busana pengantin Sunda Putri dan busana pengantin Sunda Siger. Sebagai peristiwa yang diharapkan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup, semua pasangan hidup tentu mengharapkan agar semua rangkaian upacara itu bisa terlaksana dengan sukses dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Sukses tidaknya upacara perhelatan pernikahan itu, selain tergantung tersediannya daya dan dana, juga pengetahuan serta pendalaman tentang bagaimana menyelenggarakan upacara yang sakral dan agung itu. Paduan pakaian dan perhiasan pengantin Sunda atau atribut yang sudah bercampur dengan serangkaian tata upacara adat yang rumit, menyebabkan bukan merupakan tugas yang mudah bagi siapa pun untuk menyelenggarakan pesta pernikahan adat ini, karena atribut dan peralatan lainnya merupakan satu-kesatuan dan terdapat korelasi dengan pola masyarakat Sunda serta prinsip dasar masyarakat Sunda itu sendiri. Menyiapkan pesta pernikahan, lebih-lebih pesta pernikahan adat, sangatlah tidak mudah. Terdapat tahapan-tahapan upacara disertai perangkat upacara yang harus hadir dalam pelaksanaan upacara adat secara utuh, karena masyarakat akan menilai bentuk pernikahan yang dilakukan tersebut. Maka Sebagai suatu upacara yang sakral, agung, dan monumental, upacara pernikahan ini perlu dipersiapkan dengan matang dan cermat, karena tahapan dan pernak-pernik untuk menyertai pesta pernikahan adat itu memiliki makna ritual sendiri-sendiri. Selain rangkaian upacara itu harus lengkap, urutan upacaranya pun harus runtun. Ada yang melakukan prosesi pernikahan adat itu secara lengkap, di mana semua peralatan pesta maupun urutan acaranya dilaksanakan secara utuh. Tapi, ada sebagian orang yang melaksanakan upacara pernikahan secara sebagian-sebagian sesuai kemampuan dan selera mereka. Upacara pernikahan adat Sunda merupakan simbol yang kaya makna dan sangat indah. Namun, tradisi ini sudah semakin ditinggalkan. Kalaupun masih ada masyarakat yang memakainya dipilih beberapa bagian saja. Padahal pesan-pesan yang terkandung dalam upacara tersebut mengajarkan manusia untuk tetap waspada dan hati-hati (asak riksa) dalam memilih pasangan hidup. 2

Semua adat-istiadat ini merupakan rambu-rambu moral bahwa sejak gadis dan perjaka keduanya harus menjaga kehormatannya sebagai perempuan dan laki-laki. Selayaknya adat-istiadat, semua itu disampaikan secara simbolis yang sangat indah. Dan pada prinsipnya upacara prosesi pernikahan adat Sunda itu sendiri merupakan satu-kesatuan, utuh, dan tidak untuk diambil makna-makna yang perlu saja. Masalahnya adalah kondisi masyarakat sekarang yang lebih melihat dari nilai fungsi, sehingga yang dinilai rendah fungsinya akan diabaikan. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Prosesi pernikahan adat Sunda yang ada dan terjadi secara turun-temurun pada saat ini tidak digunakan lagi secara utuh. 2. Adanya keterkaitan antara pola masyarakat Sunda dan prinsip dasar masyarakat Sunda dengan atribut pada busana pengantin adat Sunda. 3. Adanya perubahan nilai strata (terutama pada pelaku), dan penurunan nilai (lebih bersifat profan) pada prosesi pernikahan adat Sunda yang berkembang saat ini. 1.3 Rumusan Masalah Dari uraian tersebut diatas, maka dapat diketahui titik permasalahannya yaitu sebagai berikut : 1. Mengetahui modifikasi atribut yang digunakan pada pengantin adat Sunda, baik Sunda Putri maupun Sunda Siger, serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya. 2. Mengetahui keterkaitan antara prinsip dasar dan pola masyarakat dalam atribut pengantin adat Sunda. 3

1.4 Batasan Masalah Dari masalah yang sudah diuraikan maka batasan masalahnya adalah: 1. Dibatasi pada nilai-nilai yang terkandung di dalam atribut pernikahan adat Sunda. 2. Dibatasi pada bentuk-bentuk yang mencerminkan prinsip dasar masyarakat Sunda dan pola masyarakat Sunda. Untuk itu penelitian ini membahas atribut pada dua pernikahan adat Sunda yaitu pernikahan adat Sunda Putri dan adat Sunda Siger. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa pernikahan adat Sunda yang paling populer adalah Sunda Putri dan Sunda Siger, menjadi panutan atau referensi bagi banyak calon pengantin asal Sunda. 1.5 Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani purba yang artinya Methodo, jalan kearah ilmu pengetahuan atau cara kerja, dapat juga berarti sebagai pangkal haluan, maka demikian metode berarti kata penyelidikan untuk memperoleh pengertian ilmiah terhadap suatu objek sehingga dapat dicapai kebenaran yang objektif. Untuk memperoleh gambaran yang objektif harus dibantu oleh teknik penelitian itu sendiri. Adapun teknik penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : A. Pengumpulan data kepustakaan. Maksudnya untuk mengumpulkan dan mencari data tersebut melalui buku-buku literatur, asas-asas dan susunan hukum adat Sunda yang ada relevansinya dengan penulisan ini. Data tersebut diatas belum dianggap lengkap, maka perlu digunakan melalui pengumpulan data lainnya. 4

B. Pengumpulan data lapangan. 1. Metode Observasi. Pada metode observasi peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara cermat dan sistematik terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki tanpa mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meskipun objeknya orang. 2. Wawancara dengan para ahli. Wawancara yaitu suatu proses tanya jawab lisan yang merupakan alat pengumpulan informasi yang langsung tentang data yang erat kaitannya dengan objek penelitian dari para pihak yang berkompeten dibidangnya. Wawancara yang dilakukan yaitu terhadap Ketua HARPI melati Jawa Barat H. Yadi Kesumawijaya. Dan beberapa ahli rias pengantin di Kota Bandung Tati Sarmilin, di Kabupaten Bandung Enung Nurhayati. Pertanyaan disampaikan secara lisan kepada para ahli dan peneliti mencatat dan menjadikannya sebagai resume dan sumber bahan kajian. Untuk mengkaji makna yang terkandung pada atribut pernikahan adat Sunda maka menggunakan metode yang berhubungan dengan filsafat yaitu metode pendekatan Semantik dan pemaknaan, dimana metode ini berusaha untuk menafsirkan simbol-simbol yang terdapat pada atribut pernikahan adat Sunda. Semantik adalah filsafat atau ilmu tentang penafsiran secara ilmiah. Dimana dalam kehidupan, manusia terus menerus dituntut untuk menafsirkan berbagai gejala, fakta dam teks. Teori-teori yang digunakan yaitu teori nilai-nilai masyarakat dan pola masyarakat dimana teori ini berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat Sunda, serta pola-pola masyarakat ini selalu ada dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat Sunda, apalagi kegiatan sakral. 5

1.6 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1. Mengetahui perbedaan atribut yang digunakan pada pengantin adat Sunda Putri dan pengantin adat Sunda Siger. 2. Mengetahui nilai-nilai atau pemaknaan yang terdapat pada atribut pengantin adat Sunda. 1.7. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Manfaat umum: 1. Menjadi sumber referensi budaya atau warisan nenek moyang berupa prosesi pernikahan adat Sunda. 2. Mempertahankan eksistensi nilai budaya Sunda dalam penelitian yang menjelaskan pernikahan adat Sunda. b. Manfaat DKV: 1. Memberikan informasi tentang bentuk, motif, warna serta penggayaan estetika yang digunakan pada pernikahan adat Sunda. c. Manfaat Profesi: 1. Memberikan informasi tentang makna dan simbol yang terdapat pada dua gaya pernikahan adat Sunda, agar atribut yang digunakan sesuai dengan fungsinya. 6

1.8. Sistematika Penulisan Pada sistematika tulisan ini dibagi menjadi lima bab utama yaitu: Bab I PENDAHULUAN Berisikan pendahuluan yang membahas tentang permasalahan yang berkembang pada masyarakat Sunda tentang prosesi pernikahan, dimana mengidentifikasikan beberapa masalah yang kemudian terdapat rumusan masalah yang dibatasi pada motif, bentuk serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Bab II PERNIKAHAN PADA ADAT SUNDA Dalam bab ini merupakan bab yang membahas dan mendeskripsikan pernikahan secara utuh serta beberapa teori yang berhubungan langsung dengan pembahasan mengenai tata cara pernikahan dan nilai-nilai yang terkandung di dalam suatu pernikahan. Bab III ARTI SIMBOL PADA ATRIBUT PERNIKAHAN ADAT SUNDA Disini menguraikan data yang mendasari objek penelitian. Uraian data ini meliputi tentang dua konsep pernikahan yang ada pada pernikahan adat Sunda, atribut-atribut yang digunakan pada pernikahan tersebut, serta pemaknaannya terhadap filosofis hidup. Bab IV KAJIAN RELEVANSI ATRIBUT PADA BUSANA PENGANTIN ADAT SUNDA DENGAN PRINSIP DAN POLA MASYARAKAT SUNDA. Bab ini membahas uraian permasalahan dari objek penelitian yaitu atribut pada pernikahan adat Sunda yang mencerminkan makna silih asih, silih asah, dan silih asuh. Bab V SIMPULAN Merupakan bab simpulan yang melalui proses analisa, pengamatan, dan pembelajaran dari data dan informasi yang didapat serta berkaitan dengan penulisan skripsi. 7