BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Komariah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan di SMA.

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi dengan lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan perubahan dari diri individu itu sendiri. Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya Bahasa sebagai media komunikasi. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmu-nya melalui bentuk-bentuk ajaran bahasa yang diharapkan dapat diterima oleh siswanya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia, pengembangan berbagai kompetensi diperlukan untuk melakukan pembinaan terhadap siswa secara menyeluruh mencakup ranah afektif, ranah kognitif, dan ranah psikomotorik. Hal ini terkait dengan pengajaran berbahasa yang harus dibina dan dikembangkan dalam pembelajaran, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa di antaranya mendengarkan atau menyimak, karena menyimak merupakan salah satu sarana pen-ting dalam penerimaan pesan melalui komunikasi. Suatu proses

2 komunikasi dapat berjalan dengan baik jika seseorang pendengar dapat menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh pembicara. Jika kemampuan menyimak seseorang kurang, maka komunikasi pun tidak akan berjalan dengan baik. mungkin akan terjadi kesa-lahpahaman atau kebingungan pada salah satu pihak. sehingga informasi yang ingin disampaikan pembicara tidak akan sampai kepada pendengar. Keterampilan menyimak mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan Bahasa lainnya, karena keterampilan menyimak mer-upakan dasar pengembangan keterampilan Bahasa lainnya. Menyimak adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa, keterampilan menyimak mampu mendukung keterampilan berbahasa yang lain. pada dasarnya keempat keterampilan tersebut adalah catur tunggal yang tidak dapat dipisahkan sekalipun dapat dibedakan satu sama lain. Tarigan (1986: 9-10), berpendapat bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pem-bicara memalui ujaran atau bahasa lisan. Adapun pada saat proses menyimak, terdapat siswa yang mengalami hambatan. kurangnya konsentrasi dan suasana yang tidak mendukung dalam proses menyimak, menimbulkan hambatan bagi siswa, sehingga proses menyimak tidak dapat berjalan dengan efektif. hambatan ini dapat menyebabkan isi pesan yang disampaikan tidak dipahami atau tidak diterima oleh pendengar, dalam hal ini siswa

3 berfungsi sebagai reseptor. maka, pesan yang hendak disampaikan tidak dapat dipa-hami oleh siswa. Menurut Tarigan (1986: 105), ada delapan faktor yang mempengaruhi me-nyimak yaitu: Faktor fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan dan peranan dalam masyarakat. Banyak hal yang dapat disimak oleh siswa seperti: cerita rakyat (dongeng, legenda, mite dan lain-lain), cerita pendek, puisi dari jenis-jenis tersebut terdapat unsur intrinsik yaitu tema, alur, sudut pandang, penokohan dan amanat. Menemukan berarti mendapatkan sesuatu yang belum ada sebelumnya. Hal-hal menarik merupakan sesuatu hal yang dapat membuat seseorang tertarik atau mengesankan dari karangan atau karya yang dibaca atau didengarkan sehingga membuat seseorang itu terkesan. Sedangkan tokoh merupakan pelaku yang meng-emban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam hal tersebut, cerita yang disam-paikan berupa tuturan langsung, yaitu ujaran yang disampaikan secara langsung oleh penutur kepada penyimak berdasarkan topik-topik tertentu. Sampai saat ini, telah banyak hasil pembelajaran menyimak yang mengarahkan pada pencapaian tujuan yang sebenarnya. Hal tersebut berkisar pada penggunaan berbagai metode, teknik atau model pembelajaran. Secara umum rencana penyajian bahan pembelajaran, atau cara dan alat yang digunakan seorang guru da-lam mencapai tujuan secara langsung pelaksanaan pengajaran. Hal ini ditentukan akan pengetahuan dan pemahaman guru dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi.

4 Sehubungan dengan permasalahan di atas, penulis sangat tertarik untuk me-lakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Menemukan Hal-hal yang Me-narik tentang Tokoh Cerita Rakyat dengan Menggunakan Metode Student Led Re-view Session pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 7 Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; a. Siswa mengalami kesulitan dalam menemukan hal-hal yang menarik dengan ba-hasa yang baik dan benar. b. Masih banyak siswa yang mengalami hambatan dalam menyimak, karena menganggap bahwa pembelajaran menyimak itu membosankan atau menjenuhkan. c. Suasana yang kurang kondusif sering terjadi pada saat proses menyimak di dalam kelas. d. Pembelajaran menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat dipilih penulis untuk melatih anak dalam menyimak. 1.3 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.3.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikembangkan, penulis merumus-kan permasalahan sebagai berikut.

5 a. Mampukah penulis melaksanakan pembelajaran menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat dengan menggunakan metode student led review session pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung? b. Mampukah siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung melaksanakan pembelajaran menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat dengan menggunakan metode student led review session? c. Tepatkah metode student led review session dalam pembelajaran menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat? 1.3.2 Batasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup yang berkaitan dengan masalah penelitian ini dipandang perlu pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang akan diteliti terarah dan tidak ada penyimpangan yang terlalu lampau jauh. Berdasarkan latar belakang di atas,penelitian ini akan membahas masalah sebagai berikut. a. Kemampuan penulis yang diukur adalah merencanakan, melaksanakan, dan me-nilai hasil pembelajaran menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat dengan menggunakan metode student led review session. b. Kemampuan siswa kelas X-1 SMA Pasundan 7 Bandung yang di ukur dalam menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat berupa dongeng dengan tepat dilihat dari jenis tokoh berdasarkan peran dan perwatakannya.

6 c. Metode pembelajaran yang akan digunakan adalah metode student led review session. Metode student led review session inilah dengan cara penggelompokan dan berdasarkan pretes dan postes. 1.4 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai, yaitu. a. Untuk mengetahui kemampuan penulis menggunakan metode student led review session dalam menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung. b. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung dalam menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat dengan meng-gunakan metode student led review session ; dan c. Untuk mengetahui ketepatan metode student led review session digunakan dalam pembelajaran menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini,diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan.adapun man-faat yang diperoleh sebagai berikut: a. Bagi Penulis Kegiatan penelitian ini dijadikan sebagai pengalaman berharga dalam upaya me-ningkatkan kemampuan penulis dalam mengembangkan ilmu dan dapat mem-berikan gambaran mengenai hasil menemukan hal-hal yang menarik

7 tentang tokoh cerita rakyat dengan menggunakan metode student led review session. b. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam memilih metode pembelajaran yang menarik bagi siswa. Selain itu penelitian ini juga dapat meningkatkan kreativitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran. c. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini, manfaat bagi sekolah adalah metode ini dapat dijadikan pedoman bagi guru yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat. 1.6 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian merupakan perumusan berbagai per-masalahan hingga kepada tindakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan ter-sebut. Permasalahan yang dihadapi adalah menumbuhkan minat belajar siswa. Permasalahan yang dihadapi penulis yaitu masih banyak siswa yang beranggapan bahwa keterampilan menyimak itu membosankan sehingga masih ada siswa yang mengalami hambatan dalam menyimak. Guru yang masih banyak menggunakan metode sehingga anak termotivasi dalam belajar. Hal itulah membuat anak tidak memiliki motivasi untuk meningkatkan keterampilan menyimak. Padahal menyimak memiliki kedudukan yang lebih tinggi aspeknya dibandingkan

8 dengan aspek yang lainnya. Inilah kerangka pemikiran yang penulis simpulkan sebagai berikut. KONDISI PEMBELAJARAN PADA SAAT INI Siswa kurang berminat dan kurang mampu dalam Guru kurang mampu dalam menyampaikan pembelajaran Pembelajaran yang diberikan kurang menarik Media yang digunakan kurang tepat Siswa harus aktif dan kreatif dalam belajar Guru harus dilatih dalam mengajar Pembelajaran harus menarik Metode atau media harus tepat Pembelajaran menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat melalu metode student led review session pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung Hasil identifikasi masalah tersebut, penulis mempunyai asumsi bahwa dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus aktif dan inovatif, guru harus mempunyai keterampilan mengajar yang baik, pembelajaran yang diberikan harus menarik, dan metode atau media yang diberikan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Dengan adanya penelitian ini, semoga kondisi pembelajaran Bahasa Indonesia akan membangkitkan semangat para siswa dan guru dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan. karena masih banyak siswa yang beranggapan bahwa menyimah itu membosankan. Pentingnya peranan guru sebagai motivator untuk meningkatkan

9 rasa ingin tahu dan mengembangkan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya pengetahuan merupakan pembekalan untuk meningkatkan ha-sil belajar 1.7 Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1.7.1 Asumsi Penelitian Asumsi merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian. Ang-gapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima penyelidik. Dalam penelitian ini, penulis mempunyai asumsi sebagai be-rikut. a. Penulis telah lulus Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK),di antaranya : Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, lulus Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), di antaranya: Strategi Belajar Mengajar, Analisis Berbahasa Indonesia, Penelitian Pendidikan, Perencanaan dan Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Lulus Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), di antaranya : Pengantar Pen-didikan, Profesi Pendidikan. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB), di antaranya : Budaya Sunda, Kuliah Praktik Bermasyarakat, dan Micro Teaching. b. Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat merupakan kemampuan siswa dalam berfikir aktif, kreatif, bertanggung jawab dan lainlain. c. Metode student led review session merupakan metode yang mengajarkan siswa untuk belajar lebih aktif. Apabila metode ini digunakan, peran pengajar

10 diberi-kan kepada siswa. Pengajar hanya bertindak sebagai narasumber dan fasilitator. 1.7.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. a. Penulis mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat dengan menggunakan metode student led review session pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung. b. Siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung mampu menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat. c. Metode student led review session tepat digunakan dalam pembelajaran menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung. 1.8 Definisi Operasional Adapun definisi operasional yang meliputi penjelasan istilah yang terdapat dalam judul penelitian, antara lain sebagai berikut. a. Pembelajaran adalah interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa kearah yang lebih baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

11 b. Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat pada hakekatnya merupakan bagian dari pengajaran sastra yang menunjuk pada karakterisasi sang tokoh dalam cerita rakyat baik melalui penampilan, tingkah laku maupun eks-presi wajah. sehingga sebagai hasilnya terjadi perubahan atau penguatan pada tingkah laku siswa terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam sastra tersebut. namun demikian, pencapaian pembelajaran tersebut tidak selamanya berhasil baik sesuai dengan harapan. c. Metode student led review session adalah suatu metode yang lebih menekankan pada siswa, pada teknik ini guru hanya sebagai fasilitator dan nara sumber. Metode ini dapat digunakan pada sesi review terhadap materi yang ingin disam-paikan. Berdasarkan definisi istilah tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan mengenai pengertian pembelajaran menemukakan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat dengan menggunakan metode student led review session yaitu pada hakekatnya merupakan bagian dari pengajaran sastra yang menunjuk pada karakterisasi sang tokoh dalam cerita rakyat baik melalui penampilan,ting-kah laku maupun ekspresi wajah. Sehingga sebagai hasilnya terjadi perubahan atau penguatan pada tingkah laku siswa terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam sastra tersebut melalui metode student led review session. 1.9 Struktur Organisasi Skripsi

12 Gambaran mengenai keseluruhan isi skripsi dan pembahasannya dapat dijelas-kan dalam sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang melakukan penelitian, identifikasi masalah, penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat masalah, kerangka pemikiran, asumsi penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional dan struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Teoretis Bagian ini menjelaskan kajian teori, analisis dan pengembangan materi yang diteliti, Bab III Bagian ini membahas mengenai metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur penelitian dan rancangan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini membahas mengenai pencapaian hasil penelitian dan pembahasannya. Bab V Simpulan dan Saran Bagian ini membahas mengenai penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.