PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

3

Wahyu Eko Saputro 1), Siti Istiyati 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MENGGUNAKAN MODUL BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN HIPOTESIS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENINGKATAN PEMAHAMAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MIND MAPPING PADA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODELPEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY(SETS) BERBASIS MEDIA VIDEO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

PENERAPAN METODE GUIDED NOTE TAKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Kata kunci : Hasil belajar, sifat cahaya, Metode Inkuiri

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS MIND MAPPING

PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS, BUNYI, DAN ALTERNATIF

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING

PENERAPAN METODE TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL TAI KELAS IV SDN KARANGASEM II

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN BANYUURIP TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

Kata Kunci: Pemahaman Konsep, SAVI, IPS. Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

Transkripsi:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Yendi Yusra 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FIKP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet riyadi 449 Surakarta e-mail: 1 yendiyusra@gmail.com 2 chum_dari@yahoo.co.id 3 hasanmahfud449@gmail.com Abstract : The purpose of this study is to improve the understanding of the concept of ligsht properties by using inquiry model. The from of this research is Classroom Action Research (CAR). The research performed in two cycles, where each cycles consist of four phase, there are planning, action, observation and reflection. The data collecting technique were observation, interview, test and documentations. The validity of data used triangulation technique and source triangulation. The data analysis used by interactive analysis. The results showed that the use of inquiry model can improve the concept understanding of Light properties in the fifth grade students of Elementary School. Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model inkuiri. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Analisis data dilakukan dengan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep Sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD. Kata Kunci : Pemahaman Konsep, Inkuiri, Sifat-Sifat Cahaya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menjadi salah satu mata pelajaran dari beberapa matapelajaran yang sangat berperan dalam pengembangan IPTEK, pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar sebagai dasar bagi siswa untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Materi pelajaran IPA di SD menyangkut tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan proses kehidupan alam. Dalam materi pembelajaran yang terdapat dalam silabus kelas V SD terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik sebagai acuan dalam pembelajaran. Salah satu kompetensi dasar tersebut yaitu materi sifat-sifat cahaya. Materi sifat-sifat cahaya ini berhubungan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Cahaya sangat pentingnya bagi kehidupan tanpa cahaya kita tidak bisa melihat apa-apa. Jika bumi tidak dapat cahaya sama sekali maka bumi tidak akan terlihat apa-apa atau gelap gulita. Salah satu contoh cahaya adalah dapat dipantulkan kita dapat melihat benda-benda yang ada disekitarkita karena adanya cahaya yang dapat terpantulkan. Karena setiap hari peserta didik melihat sifat-sifat cahaya yang sangat penting dalam kehidupan. 1) Mahasiswa Prodi FKIP UNS 2.3) Dosen Prodi PGSD FKIP Data yang peneliti dapatkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VSD Negeri Dukuhan Kerten No.58 pada pembelajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya ternyata siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan guru, pembelajaran yang sering digunakan guru masih bersifat konvesional yang perpusat pada guru saja sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Penyebab masih rendahnya hasil belajar pada materi sifat-sifat cahaya adalah kurang tepatnya model yang dipilih guru. Guru belum menggunakan multimetode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran, yang akibatnya menjadikan kelas terasa monoton dan membosankan. Siswasiswa kelas V masih kurang aktif dalam pembelajaran, mereka lebih sering diam mendengarkan penjelasan dari guru sehingga dalam proses pembelajaran kurang ada interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa lainnya. Guna membangkitkan keaktifan dan partisipasi siswa baik secara individual maupun kelompok dan juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi sederhana agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan yang dihadapinya dengan me-

ngadakan percobaan sendiri. Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran perlu menggunakan variasi metode dalam pembelajaran diantaranya melalui model-model pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan adalah model Inkuiri. Model Inkuiri bisa disebut dengan metode penemuan. Metode penemuan ini sangat penting untuk dilakukan dalam pemelajaran pada Sekolah Dasar. Menurut Sagala (dalam Puspita, 2012 : 33) mengatakan model inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasardasar berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajara sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Pemahaman yang baik sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mempelajari fakta baru. Hal ini sesuai pendapat dari Bloom dalam (Susanto, 2016:6) Pemahaman adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dia lihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Dalam pemahaman terdapat juga konsep, Sagala (2010: 71) menyatakan konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam defenisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep diperolah dari fakta atau peristiwa, pengalamn melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Jadi dapat diartikan pemahaman konsep adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti dari konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Cahaya mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Dangan adanya cahaya kita dapat menggunakan indera mata kita untuk melihat benda-benda yang ada disekitar kita. Menurut Sumardi dkk (2009: 10.3) Cahaya merupakan energi terbentuk gelombang dan membantu kita untuk melihat. Cahaya di definisikan sebagai radiasi yang mempengaruhi mata dan memiliki kecepatan sebesar 300 juta m/s. Untuk lebih memahami materi yang diajarkan peneliti menggunakan model inkuiri, Menurut Sani (2015: 113) model pembelajaran inquiri merupakan pembelajaran dengan seni merekayasa situasi-situsi yang sedemikian rupa sehingga siswa berperan sebagai ilmuan. Siswa bisa memiliki inisiatif untuk mengamati dan menanyakan gejala alam, melakukan penjelasan-penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancang dan melakukan pengujian untuk menunjang atau menentang teori-teori mereka, menganalisi data, menarik kesimpulan dari data eksperimen, merancang dan membangun model. Adapun langkah-langkah dalam menerapkan model inkuiri yaitu: 1. Orientasi; 2. Merumuskan masalah; 3. Merumuskan hipotesis; 4. Mengumpulkan data; 5. Menguji hipotesis; dan 6. Merumuskan kesimpulan. Adapun tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap materi sifatsifat cahaya melalui penggunaan model Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun 2016/2017. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) observasi; dan 4) refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah saya sebagai peneliti, guru, dan siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa. Sumber data penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Teknik uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif. HASIL Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu diadakan observasi, wawancara, dan data nilai guru tentang pemahaman konsep sifat-sifat cahaya menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik belum mencapai ketuntasan. Data frekuensi nilai pemahaman

konsep sifat-sifat cahaya pratindakan dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel.1Distribusi Frekuensi Nilai Pratindakan Nilai (fi) (xi) Fi.xi Persentase (%) 49-55 9 52 486 29,03 % 56-62 2 59 118 6,45 % 63-69 8 66 528 25,81 % 70-76 8 73 584 25,81 % 77-83 3 80 240 9,67 % 84-90 1 87 87 3,23 % Jumlah 31 417 2043 100 % Nilai Rata-Rata 2043:31= 65,9 Ketuntasan Klasikal 12:31 x 100% = 38,71% Nilai Dibawah KKM 19:31 x 100% = 61,29% Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 45 Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa pretest pada pelajaran sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta, siswa mendapat nilai dalam interval 49-55 sebanyak 9 siswa (29,03 %), interval 56-62 sebanyak 2 siswa (6,45 %), interval 63-69 sebanyak 8 siswa (25,81%), interval 70-76 sebanyak 8 siswa (25,81%), interval 77-83 sebanyak 3 siswa (9,67%), dan interval 84-90 sebanyak 1 siswa (3,23%). Berdasarkan hasil data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai memenuhi KKM yaitu 12 siswa (38,71%) dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 19 siswa (61,29%). Maka dapat diketahui bahwa rata-rata nilai hanya mencapai 65,9 dengan ketuntasan klasikal 38,71%. Sebelum diadakan tindakan siklus I terlebih dahulu saya dan guru kelas merencanakan pembelajaran dengan penerapan model inkuiri. Berdasarkan fakta dan data di atas, dapat diketahui bahwa nilai pemahaman konsep tentang pelajaran IPA kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta masih rendah. Hal tersebut menjadi refleksi bagi peneliti untuk mengoptimalkan pemahaman konsep pelajaran IPA khususnya materi sifat-sifat cahaya. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti bersama guru kelas V berdiskusi berusaha untuk mengatasi dan memperbaiki keadaan tersebut. Alternatif pemecahan masalah tersebut yaitu dengan menggunakan model Inkuiri untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus I Nilai (fi) (xi) Fi.xi Persentase (%) 49-55 2 52 104 6,45 % 56-62 1 59 59 3,22 % 63-69 8 66 528 25,81 % 70-76 5 73 365 16,13 % 77-83 10 80 800 32,26 % 84-90 5 87 435 16,13 % Jumlah 31 417 1985 100 % Nilai Rata-Rata 2291 : 31 = 73,90 Ketuntasan Klasikal 20:31 x 100% = 64,51% Nilai Dibawah KKM 11:31 x 100% =35,48% Nilai Tertinggi 89 Nilai Terendah 50,5 Berdasarkan hasil analisis data nilai tes evaluasi pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model inkuiri pada tabel 2 di di atas, diperoleh data bahwa ketuntasan klasikal nilai tes evaluasi siswa mencapai 64,51% atau 20 siswa dengan KKM 70. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase ketuntasan klasikal jika dibandingkan dengan hasil tes pratindakan yang hanya sebesar 38,71% atau 12 siswa. Peningkatan ketuntasan klasikal dari pretest pada pelajaran sifat-sifat cahaya hingga siklus I mencapai 25,8%. Nilai rata-rata kelas pada pratindakan yakni 65,9 menjadi 73,90 pada siklus I, dengan peningkatan mencapai 9,87. Dalam penelitian ini indikator kinerja yang peneliti tetapkan adalah sebesar 80% ketuntasan klasikal dengan KKM 70. Sehingga tindakan siklus I pada pembelajaran IPA konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model inkuiri ini indikator kinerja belum mencapai target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, tindakan akan dilanjutkan pada siklus II. Peneliti melakukan refleksi pada siklus I untuk mengetahui permasalahan-permasalan yang muncul dalam pembelajaran, dan kemudian akan dicari solusi terbaik untuk memperbaiki permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan secara kolaboratif yang dilakukan peneliti bersama guru kelas, telah dijumpai be-

berapa kendala-kendala yang menyebabkan hasil belajar siswa belum maksimal. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus II Nilai (fi) (xi) Fi.xi Persentase (%) 56-62 1 59 59 3,22 % 63-69 4 66 264 12,90 % 70-76 2 73 146 6,45 % 77-83 4 80 320 12,91 % 84-90 8 87 696 25,81 % 91-97 12 94 1,128 38,71 % Jumlah 31 459 2613 100 % Nilai Rata-Rata 2613 : 31 = 84,29 Ketuntasan Klasikal 26 : 31 x 100% = 83,87% Nilai Dibawah KKM 5 : 31 x 100% = 16,13% Nilai Tertinggi 94 Nilai Terendah 62 Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui hasil analaisis yang dilakukan pada siklus II yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 di atas tentang nilai tes evaluasi pemahaman konsep sifat-sifat cahaya menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal pada siklus II yaitu 83,87%. Hasil tersebut jika dibandingkan dengan siklus I mengalami peningkatan, karena pada siklus I ketuntasan klasikal hanya sebesar 64,51% peningkatan ketuntasan klasikal dari siklus I sampai siklus II sebesar 19,36%. Selain itu hasil analisis observasi kinerja guru dan aktivitas siswa juga sudah menunjukkan adanya peningkatan dengan kategori baik. Dengan demikian indikator kinerja yang telah ditetapkan pada penelitian ini sudah tercapai. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil data yang disajikan dalam deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil tindakan siklus I dan siklus II, dan perbandingan hasil tindakan antar siklus maka dapat disimpulkan bahwa model inkuiri berhasil meningkatkan pemahman konsep siswa terhadap materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Menurut Sagala (dalam Puspita, 2012 : 33) mengatakan model inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasardasar berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajara sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Peningkatan pemahaman konsep sifatsifat cahaya ditunjukkan dengan penilaian rata-rata pemahaman konsep siswa pada pratindakan. Sebelum guru menerapkan model inkuiri. Nilai rata-rata pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siswa sebesar 65,9 dengan persentase ketuntasan 38,71% atau 12 siswa yang mampu mendapat nilai 70. Dari hasil pelaksanaan tindakan, nilai rata-rata dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan terus mengalami peningkatan di setiap siklus. Pada saat uji pratindakan diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 38,71% dengan nilai rata-rata kelas 65,9, kemudian pada tindakan siklus I ketuntasan klasikal meningkat menjadi 64,51% dengan nilai rata-rata kelas 73,9. Setelah dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I, capaian ketuntasan klasikal siklus II meningkat lagi menjadi 83,87% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 84,29. Penelitian ini berakhir pada siklus II karena indikator kinerja (80%) yang telah ditetapkan telah tercapai dan bahkan perolehannya lebih besar dari indikator kinerja yaitu sebesar 83,87%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, terjadi peningkatan dalam pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan penggunaan model inkuiri selama tindakan berlangsung. Dengan penerapan model inkuiri tersebut dapat meningkatkan pemahan konsep siswa dalam belajar karena model ini menekan kan pada keterlibatan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan yang ia peroleh dengan memecahkan masalah yang diajukan sehingga sejak diterapkan model inkuiri aktivitas siswa makin meningkat. Dalam pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini, siswa merasa sangat antusias dan tertarik dengan eksperimen tentang sifat-sifat cahaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Jauhar (2011 : 65) yang menyatakan bahwa inkuiri merupakan suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observa-

si atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Melalui kegiatan tersebut siswa mendapatkan pengalaman langsung dalam memperoleh suatu pengetahuan dalam pembelajaran sehingga hasil yang didapat pun bisa semakin meningkat. Pada intinya, keseluruhan langkah-langkah dalam penerapan model inkuiri sudah dilaksanakan dengan baik sehingga kegiatan pembelajaran juga meningkat semakin baik dan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 tahun ajaran 2016/2017 menjadi meningkat. Peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 dapat dilihat dari nilai hasil evaluasi dan ketuntasan klasikal siswa yang telah meningkat dan melebihi indikator kinerja penelitian yang telah ditentukan. Berdasarkan analisisis data hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta tahun ajaran 2016/2017. SIMPULAN Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus pada materi sifat-sifat cahaya mata pelajaran IPA, dapat disimpulkan bahwa bahwa penerapan model inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya diketahui dengan hasil tes evaluasi pada siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan rata-rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Rata-rata nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada kondisi awal 65,9 dengan ketuntasan klasikal sebesar 38,71% atau 12 siswa dari 31 siswa yang mencapai nilai KKM 70. Rata-rata siklus I sebesar 73,9 dengan ketuntasan klasikal 64,51% atau 20 siswa yang mencapai nilai KKM 70. Siklus II sebesar 83,87 dengan ketuntasan klasikal 83,87% atau 26 siswa yang mencapai nilai KKM 70. DAFTAR PUSTAKA Jauhar, M. (2011). Implementasi Paikem dari Behafioristik sampai konstrukturistik. Jakarta: Prestari Pustakarya. Puspita, I. H. (2012). Strategi pembelajaran Terpadu. Bandung: Alfabeta. Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sani, I. K. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk meningkatkan Profesional Guru. Jakarta: Kata Pena. Sumardi, Y. d. (2009). Konsep Dasar IPA Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Susanto, A. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.