BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. umumnya musik sangat berkaitan penting dengan keberadaan tradisi dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sabang, Langsa, Lhokseumawe dan Subulussalam. generasi ke generasi berikutnya, yang kemudian menjadi sebuah identitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membawakan berbagai aliran musik, otomatis memerlukan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. persembahan, dan pelayanan. Kata seni berkaitan erat dengan upacara keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah bukan hanya berkaitan dengan sebuah bernyanyi dan berdoa, nilai

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan dengan suatu hal yang sering kita samakan artinya yaitu suara. Bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa yang berda di bawah naungan Wakil Rektor III, dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

PEMANFAATAN PIPA PARALON DALAM PEMBUATAN ALAT MUSIK TAGANING PADA SANGGARMUSIK ARITONANG DI JL. JARING UDANG 1 KECAMATAN MEDAN LABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. Pembelajaran merupakan suatu usahan tindakan yang dilakukan seorang

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Samosir merupakan salah satu daerah pariwisata yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

Tuison Siregar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. aliran musik menggunakan gitar sebagai pengiring maupun pembawa melody. Secara garis

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang yang identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

PEMANFAATAN PIPA PARALON DALAM PEMBUATAN ALAT MUSIK TAGANING PADA SANGGAR MUSIK ARITONANG DI JL. JARING UDANG 1 KECAMATAN MEDAN LABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan informal, dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keragaman aktivitas musik pada kelompok agama dan etnis di dunia. Musik tidak

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang kini merupakan Provinsi Aceh. Mereka biasa menyebut dirinya Ureueng

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yaitu melestarikan musiknya. setiap titik sudutnya adalah batu sebagaimana dalihan ( tungku).

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam bentuk perahu besar dan kecil. Sumatera Utara. Belawan berada pada ketinggan 1 meter dari permukaan laut,

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. keterpakaiannya, dalam proses- proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Negara Indonesia adalah merupakan suatu negara yang terdiri dari beriburibu pulau dengan berbagai ragam suku bangsa dan adat istiadat, seni dan budayanya tentu berbeda-beda. Tiap suku bangsa memiliki ekspresi seni masing-masing. Keragaman seni ini merupakan kekayaan budaya Bangsa Indonesia yang mahal harganya. Pada dasarnya seni bersumber dari perasaan manusia seperti sedih, senang, benci, marah, kecewa, cinta atau perasaan lainnya yang berhubungan dengan naluri kita sebagai manusia, dan diwujudkan dalam bentuk sebuah karya seni. Semua perasaan itu dapat diungkapkan oleh pencipta atau pelaku seni melalui media bunyi atau suara, gerak, rupa, kata-kata atau tingkah laku secara tepat, sehingga dapat diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni. Seni dapat dikatakan sebagai kebutuhan manusia. Di sela-sela pemenuhan kebutuhan hidup manusia senantiasa mencari peluang untuk menyalurkan ekspresi seninya. Untuk mencipta suatu karya seni yang indah tentu saja dibutuhkan cita rasa keindahan. Cita rasa keindahan berkaitan dengan kemampuan manusia dalam menata unsur-unsur seni secara harmonis berdasarkan kaidah-kaidah seni. Cita rasa keindahan lebih cenderung pada kegiatan untuk mengolah kepekaan rasa akan nilainilai keindahan. Nilai keindahan bagi manusia berkaitan dengan kepuasan batin. Kesadaran akan nilai-nilai keindahan melalui kegiatan berolah seni, berfungsi untuk 1

2 menyelaraskan otak kanan dan otak kiri sehingga membuahkan cara pikir kritis dan kreatif. Budaya musik tradisional merupakan ragam budaya yang banyak berakar pada kepercayaan tentang dunia leluhur dan pemikiran mistis, misalnya musik tradisional Batak Toba. Pada zaman dahulu alat musik digunakan sebagi sarana komunikasi kepada leluhur atau kepada pencipta (mula jadi nabolon) dan upacara penyembahan para gaib yang diyakini dapat menjaga ketentraman dan sebagai sumber berkat. Alat musik yang biasa digunakan dalam upacara penyembahan, yaitu alat musik taganing, ogung,sarune bolon, hesek dan sordam. Seiring dengan perkembangan zaman, budaya-budaya Indonesia mengalami banyak perubahan yaitu adanya kolaborasi musik tradisional terhadap musik modern. Musik modern merupakan musik yang berasal dari budaya luar yang berkembang di daerah-daerah, misalnya alat musik gitar, keyboard, drum, biola, flute,tamborin dan lain-lain. Datangnya musik modern ke negara Indonesia memiliki dampak yang negatif, dimana ciri khas irama dan melodi sebuah lagu tradisonal yang dimainkan mengalami perubahan. Jika kita pemain musik atau pembuat musik tidak hati-hati memasukkan unsur musik lain kedalam unsur musik kita, ciri khas dari musik kita akan luntur dan bisa saja akan punah. Pada zaman sekarang ini bahan alat-alat musik yang digunakan sangatlah unik dan menarik, seperti pemanfaatan barang-barang bekas yang pada dasarnya barangbarang bekas tersebut tidak lagi bisa digunakan lagi seperti jerigen,botol-botol minuman,botol aqua galon yang paling menarik lagi yaitu bahan bangunan yang

3 sering disebut dengan pipa paralon yang digunakan untuk memperlancar jalannya air dari satu tempat ketempat lain. Biasanya jenis alat musik yang dapat dihasilkan oleh pipa paralon adalah jenis alat musik perkusi, yaitu suatu alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Barang-barang bekas atau barang-barang yang tidak dapat dipergunakan lagi pastinya akan dibuang dan akan menjadi sampah yang tidak berguna lagi. seperti pipa paralon sisa bangunan yang tidak dipergunakan. Jika kita memiliki kreativitas yang baik, sisa bangunan pipa paralon dapat kita gunakan menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai seni tinggi. Pipa paralon mempunyai banyak kegunaan, yaitu sebagai bahan pengganti pembuatan alat musik taganing. Bahan dasar pembuatan taganing adalah kayu nangka bulat yang memiliki diameter kurang lebih 30 cm yang dibentuk menjadi alat musik sampai menghasilkan bunyi yang bagus. Pembuat karya seni yang mempunyai seni tinggi pasti tidak kenal lelah untuk berkarya, dimana pembuat karya seni itu tidak akan merasa puas jika hasil karya yang dibuatnya tidak mengalami daya tarik bagi penikmat atau adanya apresiasi yang positif. Pembuat karya seni akan berusaha semaksimal mungkin demi tercapainya suatu hasil karya yang indah dan menarik yang dapat membuat daya tarik bagi penikmat seni dan tidak menutup kemungkinan hasil karya yang dibuat akan menghasilkan uang. Ilham Wirahadi Kusumah adalah seorang pengrajin pipa paralon, yang memanfaatkan pipa paralon menjadi sebuah karya yang bernilai seni tinggi. Pipa

4 paralon berfungsi untuk mengalirkan air sebagaimana lazimnya fungsi sebuah pipa. Ilham mengubah fungsi pipa paralon menjadi sebuah karya yang bernilai jual tinggi. Karya yang dapat dihasilkan adalah lampion, lampu etnik, juga aksesoris seperti gelang atau anting-anting. www. Bisnissukabumi.com 2011 03 01 archive.html Dari cerita diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi atau kegunaan pipa paralon tidak lagi menjadi sebagai alat untuk melancarkan jalannya air, melainkan Ilham dapat membuat karya seni yang tinggi yang berbahan dasar dari pipa paralon, dan hasil karyanya sangat dikagumi banyak orang, hal ini bisa kita lihat dari pengakuan para konsumennya. Ilham mengakui dalam pembuatan karyanya bisa terjadi karena berawal dari hobby atau dari kegiatan iseng-iseng, dan disini juga bisa kita lihat kesuksesan seorang pengrajin pipa paralon yang dapat membuat banyak peminat atau konsumen mencari hasil karyanya. Dari pengalaman cerita diatas peneliti sangat tertarik untuk meneliti suatu alat musik perkusi Batak Toba yaitu alat musik Taganing yang sering dipakai oleh sanggar Musik Aritonang yang berada di Belawan Medan, dimana alat perkusi taganing yang dipakai mereka terbuat dari bahan dasar pipa paralon. Pada sanggar Musik Aritonang alat musik taganing yang dibuat mereka memiliki fungsi yang sama dengan alat musik taganing yang biasa kita lihat, yaitu alat musik taganing yang terbuat dari kayu. Alat musik yang terbuat dari pipa paralon banyak dipakai oleh para pengamen yang ada dilampu merah atau yang ada dipinggir jalan. Mereka menggunakannya dengan alasan karena mereka bisa membuat alat musik mereka sendiri dan tanpa mengeluarkan banyak biaya untuk membuatnya.

5 Kita ketahui dalam pembuatan alat musik taganing bisa dikatakan sangat sulit,apalagi bahan dasarnya yang sangat sulit dan jarang bisa didapat. Bahan dasar taganing adalah pohon nangka bulat yang mempunyai diameter kurang lebih dari 30 cm, akan tetapi pohon nangka sangat sulit didapat. Hal ini dapat terbukti dari pengakuan beberapa pembuat alat musik Taganing, mengatakan bahwa pohon nangka sangat sulit untuk didapatkan, sehingga pembuat Taganing sering menghabiskan waktunya hanya untuk mencari pohon nangka. Pengakuan dari para pengrajin juga mengatakan bahwa pohon nangka memiliki serat kayu yang bagus untuk membuat taganing, dan tidak heran para pengrajin tersebut menghabiskan waktunya ke tempat-tempat lain guna untuk mencari pohon nangka. Mereka mengakui kualitas alat musik taganing yang terbuat dari pohon nangka sangat bagus dan dapat menghasilkan suara atau bunyi yang nyaring dan mempunyai bunyi getar yang bagus. Sanggar Musik Aritonang adalah suatu sanggar musik yang menggunakan alat musik taganing yang terbuat dari pipa paralon. Boleh dikatakan sanggar ini sangat maju, hal ini bisa kita lihat dari jadwal kerja atau job sanggar ini yang cukup padat dan mempunyai banyak peminatnya. Personel atau para pemain sanggar Musik Aritonang ini merupakan satu keluarga yaitu seorang bapak dan dibantu oleh anakanaknya. Anak-anaknya memiliki cara permainan musik yang cukup lumayan bagus. Sanggar Musik Aritonang adalah sebuah sanggar yang menggunakan alat musik taganing yang terbuat dari pipa paralon. Alat musik taganing yang digunakan adalah merupakan hasil pembuatan sanggar musik Aritonang sendiri, selain membuat

6 alat musik taganing dari pipa paralon, sanggar musik Aritonang juga membuat jenis alat musik lainnya yaitu, jenis alat musik tiup seruling (sulim), jenis alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik yaitu alat musik kecapi (hasapi). Sanggar Musik Aritonang dapat membuat tiga jenis alat musik yaitu, perkusi (taganing), tiup (sulim), alat musik petik (hasapi). Dalam permainan musik Aritonang, sanggar ini menggabungkan ketiga jenis alat musik yang dibuat yaitu taganing, sulim, dan hasapi yang sering disebut dengan gondang hasapi. Hal ini adalah sebuah fenomena yang sangat menarik bagi peneliti untuk dapat dikaji dan diteliti sebagai suatu pemanfaatan pipa paralon dalam pembuatan alat musik. Peneliti sangat tertarik untuk menjadikan hal ini menjadi sebuah topik penelitian dengan judul Pemanfaatan Pipa Paralon Dalam Pembuatan Alat Musik Taganing Pada Sanggar Musik Aritonang Di Jl. Jaring Udang 1 Medan Labuhan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, ada beberapa permasalahan yang teridentifikasi berdasarkan topik yang akan diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali dalam Cholid (2005:49), yang mengatakan bahwa : Untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaiknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka diharapkan analisis secara luas dan mendalam.

7 Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana Pemanfaatan Pipa paralon Dalam Pembuatan Alat Musik Taganing Pada Sanggar Aritonang Musik Di Jl. Jaring Udang 1 Medan Labuhan? 2. Bagaimana proses pembuatan alat musik taganing dari bahan pipa paralon pada sanggar aritonang musik? 3. Apa saja kesulitan yang dihadapi sanggar aritonang musik pada saat pembuatan alat musik taganing dari pipa paralon? 4. Apa saja yang bisa dibuat sanggar aritonang musik selain pembuatan alat musik taganing dari pipa paralon? 5. Bagaimana apresiasi masyarakat terhadap suara yang dihasilkan oleh alat musik taganing yang terbuat dari pipa paralon? 6. Peralatan apa yang digunakan sanggar Aritonang musik dalam pembuatan alat musik taganing dari pipa paralon? C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk membatasi luasnya cakupan masalah dan keterbatasan waktu, untuk memudahkan proses pemecahan masalah, yakni dengan pendapat Sukardi (2003 : 30 ) yang mengatakan bahwa :

8 Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas. Maka berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti membatasi masalah yang terbatas pada kajian yang mencakup : 1. Bagaimana Pemanfaatan Pipa paralon Dalam Pembuatan Alat Musik Taganing Pada Sanggar Musik Aritonang Di Jl. Jarring Udang 1 Kecamatan Medan Labuhan? 2. Bagaimana proses pembuatan alat musik taganing dari bahan Pipa Paralon Pada Sanggar Musik Aritonang? 3. Apa saja kesulitan yang dihadapi sanggar musik aritonang pada saat pembuatan alat musik taganing dari pipa paralon? 4. Bagaimana apresiasi masyarakat terhadap suara yang dihasilkan oleh alat musik taganing yang terbuat dari pipa paralon? 5. Peralatan apa yang digunakan sanggar musik Aritonang dalam pembuatan alat musik taganing dari pipa paralon? D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan fokus sebuah penelitian yang akan dikaji. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka sebuah pertanyaan perlu dirumuskan dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Maryaeni (2005:14), yang mengatakan bahwa :

9 Rumuan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga biasa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian akan senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan. Oleh karena itu, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana Pemanfaatan Pipa Paralon Dalam Pembuatan Alat Musik Taganing Pada Sanggar Musik Aritonang Di Jl. Jaring Udang 1 Medan Labuhan?. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk memecahkan setiap permasalahan penelitian yang telah diuraikan dan dirumuskan pada bagian sebelumnya untuk lebih jelasnya peneliti menguraikan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian, hal ini diperkuat Pendapat Ali dalam Cholid (2005:9) yang mengatakan bahwa : Kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat memepengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada dasarnya merupakan titik anjjak dari titik yang akan dicapai seseorang kegiattan penelitian yang dilakukan. Maka tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah : 1. Untuk mendeskripsikan Pemanfaatan Pipa paralon Dalam Pembuatan Alat Musik Taganing Pada Sanggar Musik Aritonang Di Jl. Jaring Udang 1 Medan Labuhan.

10 2. Untuk mendeskripsikan proses pembuatan alat musik taganing dari bahan pipa paralon pada sanggar musik Aritonang. 3. Untuk mendeskripsikan kesulitan yang dihadapi sanggar musik aritonang pada saat pembuatan alat musik taganing dari pipa paralon. 4. Untuk mendeskripsikan apresiasi masyarakat terhadap suara yang dihasilkan oleh alat musik taganing yang terbuat dari pipa paralon. 5. Untuk mendeskripsikan peralatan apa yang digunakan sanggar musik Aritonang dalam pembuatan alat musik taganing dari pipa paralon. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat atau lembaga formal maupun informal yang memerlukan informasi tentang pembuatan alat musik taganing dengan memanfaatkan pipa paralon. 2. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan penelitian yang relevan dikemudian hari. 3. Sebagai bahan motivasi bagi pembaca, khususnya bagi masyarakat atau sanggar lainnya dibidang pemanfaatan pipa paralon dalam pembuatan alat musik taganing.

11 4. Sebagai masukan bagi pengrajin taganing, dimana bahan yang digunakan dalam pembuatan alat musik taganing tidak hanya berbahan dari kayu saja.