Kemiringan Lahan KOMPOSISI KELERENGAN KECAMATAN PACET. Sumber : RDTRK Kecamatan Pacet, % 40% keatas. Desa 0-2% 2 8% 8 15%

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

TAHAPAN PENELITIAN & ALUR PIKIR

Kabupaten Mojokerto secara topografis terletak di sepanjang Sungai Brantas hingga dataran tinggi di lereng Pegunungan Penanggungan dan Welirang dan

PENENTUAN KRITERIA ZONASI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WATU ULO DI KECAMATAN AMBULU, KABUPATEN JEMBER

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB V ARAHAN RELOKASI

Dominasi penggunaan lahan terbesar berupa sawah irigasi sebesar 28% dari luas wilayah kabupaten atau Ha

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

P R O F I L KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2016

BAB 4 SUBSTANSI DATA DAN ANALISIS PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

19 Oktober Ema Umilia

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN WILAYAH

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

Syarat Penentuan Lokasi TPA Sampah

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PENGADAAN LANGSUNG PEMBELIAN SECARA ELEKTRO NIK LOKASI PEKERJAAN VOLUME

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau tersebut memiliki pulau-pulau berukuran kecil, memiliki

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang untuk bermukim atau tidak bermukim di suatu tempat, preferensi bermukim

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Rural Urban Linkage for Agropolitan Development Case study Pacet-Mojokerto Rini Ratna Widya N

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK INTERNAL WILAYAH PERENCANAAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

Transkripsi:

Kemiringan Lahan KOMPOSISI KELERENGAN KECAMATAN PACET Desa 0-2% 2 8% 8 15% 15 40% 40% keatas Bendungan Jati 135,737 57,335 144,828 8,062 Candi Watu 149,492 140,72 9,884 Celaket 106,184 329,372 Cembor 33,929 93,751 151,518 Cempokolimo 1,589 258,838 65,792 16,797 Kembang Belor 46,699 171,437 56,468 kemiri 89,862 10,134 255,664 115,756 44,574 Kesiman Tengah 34,208 202,255 1,591 Kuripan sari 88,182 67,095 48,146 Mojokembang 160,063 115,404 Sumber : RDTRK Kecamatan Pacet, 2007 Nogosari 254,013 98,609 Pacet 6,574 16,027 189,9 Padusan 28,682 183,681 Pandan Arum 113,116 51,537 0,009

Jenis Tanah Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Pacet antara lain Mediteran Coklat Kemerahan dan Grumosol Kelabu, Mediteran Coklat Litosol, Litosol Coklat dan Regosol Kelabu, Kompleks Regosol dan Litosol, Kompleks Andosol Coklat dan Andosol Kekuningan. Komposisi jenis tanah yang paling dominan di Kecamatan Pacet adalah litosol coklat dan regosol kelabu mencapai luas 2554,88 Ha, yang disusul kemudian jenis tanah Kompleks regosol dan litosol. Jenis tanah yang paling kecil luasan di Kecamatan Pacet adalah jenis Mediteran coklat kemerahan dan grumosol kelabu seluas 410,44 Ha.

Hidrologi Kondisi hidrologi di Desa Padusan terdapat sumber Air Padusan yang mengeluarkan zat belerang dan dimanfaatkan sebagai kolam renang air panas dari Kawasan Wisata Padusan. Keberadaan sungai (air permukaan) dan anak sungai di wilayah studi ini sangat penting terutama untuk mendukung aktivitas pertanian, disamping untuk menunjang aktivitas pariwisata di kawasan tersebut. Potensi air tanah yang ada digunakan untuk melayani internal kawasan dan juga melayani sebagian wilayah dari Kabupaten dan Kota Mojokerto. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kedalam efektif tanah di Kecamatan Pacet sebagian besar mempunyai kedalaman diatas 90 cm yang mencapai luasan 8804,578 Ha, dimana wilayah desa yang memiliki dominan kedalaman 90 cm adalah Desa Padusan

Vegetasi Sebagian besar di Desa Padusan setiap guna lahannya ditutupi oleh berbagai macam vegetasi. Vegetasi khas yang ada di kawasan ini adalah pohon pinus yang tumbuh cukup lebat di lereng Gunung Welirang. Kerapatan vegetasi yang ada di kawasan studi menyesuaikan peruntukan guna lahannya.

Daerah Rawan Bencana Potensi rawan bencana di kawasan studi adalah longsor dan banjir bandang. Hal ini dikarenakan selain tingkat/ intensitas curah hujan juga kondisi geografis kawasan yang terletak di lereng gunung welirang dengan kemiringan lahan cukup terjal dan jenis tanahnya cukup peka terhadap erosi.

DAYA TARIK WISATA (Desa Padusan) Air Terjun Coban Canggu Wanawisata Air Panas

PRASARANA DAN SARANA KAWASAN WISATA Air Bersih Pengelolaan sumber air yang sudah dilakukan adalah dengan cara mendistribusikan melalui pipa PVC dari sumber mata air padusan melayani wilayah Desa Padusan, Sajen, Kemiri, dan Desa Wiyu. Listrik Kebutuhan sumber energy listrik di Desa Padusan bersumber dari aliran listrik PLN. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan rata- rata masyarakat menggunakan daya untuk kebutuhan rumah tangga sebesar 450 watt. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas pendukung wisata seperti villa dan rumah makan digunakan pemakaian daya sekitar 1300 watt Fasilitas Perdagangan dan Jasa Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia di kawasan wisata Desa Padusan berupa kios, toko, warung makan, rumah makan untuk mememuhi kebutuhan pengunjung/ wisatawan. Persebaran fasilitas perdagangan dan jasa berada di sepanjang jalur utama dari Desa Pacet menuju obyek wisata air panas padusan dan air terjun padusan

SISTEM TRANSPORTASI Jaringan Jalan Desa Padusan sebagai kawasan wisata alam saat ini memiliki beberapa ruas jalan dengan dimensi lebar jalan tidak lebih dari tiga meter, perkerasan jalan berupa aspal dan berkondisi cukup memprihatinkan. Hal tersebut dikarenakan jalan menuju lokasi obyek wisata dilalui oleh kendaraan berat kelas IIIB sehingga banyak jalan berlubang. Sedangkan untuk akses jalan menuju permukiman penduduk perkerasan jalan yang ada saat ini berupa paving Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata Wanawisata Air Panas Padusan Kondisi Jalan Menuju Kawasan Wisata Desa Padusan

Prasarana Transportasi Prasarana transportasi yang menunjang di kawasan wisata berupa sub terminal, pangkalan ojek, dan parkir. Untuk terminal yang menunjang kawasan wisata adalah terminal tipe C yang terletak di Desa Pacet. Sedangkan pangkalan ojek terletak pada satu titik yakni di Desa Padusan. Pada wilayah studi sebagai kawasan wisata, parkir yang tersedia berada di masingmasing obyek wisata. Moda Angkutan Umum Sebagai penunjang perjalanan wisata moda angkutan yang dapat digunakan wisatawan adalah Mobil Penumpang Umum (MPU) dengan trayek sebagai berikut : No. Kode Jurusan SWP I SWP II SWP III Jenis kendaraan MPU Mikrolet Jumlah LS Lespadangan-Simongagrok 8-8 LW LK1 Lespadangan-Gedeg- Watesprojo Lespadangan-Beratkulon- Kemlagi 56-56 3-3 LK2 Lespadangan-Jetis-Kemlagi - 12 12 MD Mojokerto-Brangkal-Jatirejo 12 2 14 BP1 Brangkal-Sambitoro-Pohjejer - 2 2 BP2 Brangkal-Tampungrejo- Pandan - 8 8 BM Brangkal-Kutorejo-Mojosari - 16 16 MP1 Mojokerto-Pacet 101-101 MM Mojokerto-Mojosari 3 45 48 MT1 Mojosari-Pacet-Trawas 5 53 58 MT2 Mojosari-pungging-trawas 4-4 MT4 Mojosari-Tambakrejo - - - MM Mojokerto-Mojosari 22 31 53 MP2 Mojokerto-Kutorejo- Pandanarum - 1 1 MK Mojosari-Kwatu - 1 1 MT3 Mojosari-Ngoro-Trawas - - - BM Mojosari-Kutorejo-Brangkal - 16 16 MT1 Mojosari-Pacet-Trawas 5 53 58

Perekonomian EKONOMI, SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT Perekonomian Karakteristik Kegiatan Ekonomi Masyarakat Desa Padusan Kecamatan Pacet Tahun 2010 No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) 1 Petani pemilik tanah 114 2 Petani penggarap tanah 15 3 Buruh tani 287 4 Buruh industry 108 5 Buruh bangunan 95 6 Pedagang 74 7 Pengangkutan 16 8 Pegawai negeri sipil 14 Total 723 Sumber : Monografi Desa Padusan, 2010 Jumlah (jiwa) 300 250 200 150 100 50 0 Jenis Mata Pencaharian No. Sosial Budaya Masyarakat Jenis Kebudayaa n/ adat 1. Gugur Desa 2. Ruwah Desa 3. Kesenian Bantengan Deskripsi Kegiatan Menyelenggarakan eventevent desa secara bergotong royong terutama dihari besar islam Ziarah ke makam Sunan Krapyak yang berada di puncak gunung welirang dan kemundian dilanjutkan do a dan kenduri. Kegiatan ini dilakukan menjelang bulan Ramadhan Kesenian khas Desa Padusan sejenis pertunjukan jaranan yang mengandalkan kekuatan magis, kesenian ini dipertontonkan ketika terdapat event- event penting saja. Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2010 Karakteristik Budaya/ adat Masyarakat Desa Padusan Kecamatan Pacet Dokumentasi

PENILAIAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN KAWASAN WISATA ALAM DESA PADUSAN KECAMATAN PACET Tahap I. Identifikasi Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam Pada tahap ini dilakukan identifikasi dengan cara pendiskusian perbedaan kriteria yang ada terkait pengembangan kawasan wisata alam. Kriteria yang didiskusikan adalah kriteria teknis peruntukkan kawasan wisata yang bersumber dari Permen PU no.41 tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya, dan studi literature yang ada yaitu final report:defining, measuring,and evaluating carrying capacity in European tourism destinations, 2000. Identifikasi kriteria penilaian daya dukung lingkungan yang dimaksudkan dalam penelitian ini berfokus pada komponen ekologis lingkungan, fisik lingkungan yang meliputi prasarana dan sarana yang tersedia di kawasan wisata alam, sosial demografi, dan sosial ekonomi No. Kriteria Faktor dalam kriteria penilaian Ekologis Lingkungan 1. Memiliki daya tarik flora dan fauna Keanekaragaman flora dan fauna 2. Tingkat akuifer daerah resapan air Ketersediaan potensi air tanah dan permukaan Daerah resapan air 3. Tingkat kerawanan bencana Daerah rawan bencana Kemiringan lahan Jenis dan struktur tanah 4. Tingkat kelangkaan dan kerapatan vegetasi Kerapatan vegetasi 5. Tingkat ketersediaan sumber daya lahan potensial Jenis Penggunaan Lahan Fisik Lingkungan 1. Tingkat penggunaan dan distribusi pelayanan ketersediaan utilitas jaringan air bersih, listrik, telekomunikasi, pengelolaan limbah dan drainase serta pengelolaan limbah padat Ketersediaan jaringan air bersih Ketersediaan jaringan listrik Ketersediaan jaringan telekomunikasi Ketersediaan sistem drainase Pengelolaan limbah padat dan cair 2. Pelayanan jaringan jalan dan kemudahan aksesibilitas Ketersediaan jaringan jalan 3. Ketersediaan sarana/ fasilitas pendukung pariwisata seperti penginapan, fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan, fasilitas peribadatan, restoran/kios, dan lainnya. aksesibilitas Ketersediaan fasilitas pendukung wisata skala kawasan Sumber : Hasil Analisis, 2011 Sosial, Demografi, dan Ekonomi 1. Jumlah tenaga kerja manusia dilain sektor pariwisata yang hilang Jenis mata pencaharaian penduduk lokal