AMBIGUITAS POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF: TERBELENGGU ATAU MERDEKA?

dokumen-dokumen yang mirip
POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS AKTIF TAHUN

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

Konferensi Asia Afrika: Pentingnya Diplomasi dalam Menggalang Ingatan Dunia

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298.

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

A. Pengertian Orde Lama

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM :

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

Ulangan Formatif Ketiga

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

A. Pengertian Pancasila

Perbedaan HAM pada UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS

MAKALAH POLITIK LUAR NEGERI

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Sosialisme Indonesia

Written by TRY SUTRISNO Tuesday, 22 February :42 - Last Updated Tuesday, 22 February :01

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

Dalam bidang ekonomi, krisis keuangan yang menimpa negara-negara Eropa seperti Portugal

POLITIK HUKUM KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA AGUSMIDAH

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

akan senantiasa terjalin dengan baik. Tanpa prinsip tersebut dapat mengarah kepada timbulnya hubungan tidak baik antar negara. Disamping itu juga, di

Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke:

Komitmen Dan Kebersamaan Untuk Memperjuangkan Hak Asasi Manusia diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

sherila putri melinda

Pemerintah Baru, Masalah Lama Kamis, 04 September :12 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 04 September :49

Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

PLEASE BE PATIENT!!!

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid

BADAN YUDIKATIF, BADAN LEGISLATIF DAN BADAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. adanya amandemen besar menuju penyelenggaraan negara yang lebih demokratis, transparan,

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

2) Sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan di era globalisasi tersebut?

Tentang: PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN MALAYSIA REPUBLIK INDONESIA MALAYSIA. PERJANJIAN PERSAHABATAN.

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB II POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DI ASIA TENGGARA

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Globalisasi. 1. Pengertian Globalisasi

PENDIDIKAN PANCASILA. Supentri, S.Pd

S a o l a CP C N P S W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-XI/2013

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

BAB V KESIMPULAN. didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas

MEMAHAMI ASPIRASI DAERAH UNTUK MENGUKUHKAN NKRI Satu Abad Mr. Sjafruddin Prawiranegara Palembang, 26 Juni 2011

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah

LATIHAN SOAL-SOAL PEND. KEWARGANEGARAAN (Pilihlah jawaban paling benar)

: I Gusti Wahyu Wardana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

Presiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Herlambang P. Wiratraman 2017

Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

Transkripsi:

AMBIGUITAS POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF: TERBELENGGU ATAU MERDEKA? Yosua Febro Peranginangin Pendahuluan Setelah memerdekakan diri pada 17 Agustus 1945, Indonesia menghadapi banyak tantangan dalam politik internasional. Untuk menentukan sikapnya di kancah internasional, Indonesia mengadopsi sebuah konsep dari Pembukaan UUD 1945, terutama pada alinea pertamanya yang berisi: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Konsep ini kemudian dimaknai dengan bebas dari berbagai bentuk penjajahan; dan Indonesia bertekad untuk aktif dalam upaya menghapuskan penjajahan dari muka bumi. Definisi ini sangatlah luhur, ambisius, dan berwawasan keluar. 70 tahun setelahnya, makna bebas dan aktif ini mengalami beberapa perubahan agar tetap relevan dan menyesuaikan dinamika politik global. Dalam Pernyataan Pers Tahunan 2016, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam memegang teguh prinsip politik luar negeri "bebas-aktif". Prinsip ini menegaskan komitmen Indonesia untuk "bebas" dalam menentukan sikap atas masalah-masalah internasional dan terlepas dari kutubkutub kekuatan dunia, serta "aktif" berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dunia. 1 Terdapat sedikit anomali pada pemaknaan bebas karena disatu sisi Indonesia bebas menentukan sikap, namun disisi lain Indonesia juga memegang teguh prinsip untuk tidak memihak kutub-kutub kekuatan dunia. Apakah prinsip politik luar negeri Bebas Aktif masih relevan di dalam era kapitalisme global? 1 Kemlu. Seminar Internasional Mengkaji Prinsip Bebas Aktif Indonesia http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/pages/seminar-internasional-mengkaji-prinsip-%e2%80%9cbebasdan-aktif%e2%80%9d-indonesia.aspx diakses 4 September 2017 pukul 10:14 WIB

Perubahan makna Bebas Aktif dari masa ke masa. Prinsip politik luar negeri Bebas Aktif Indonesia mengalami beberapa perubahan makna dari masa ke masa. Pada tahun 1947, PM Amir Sjarifuddin memberi makna baru dari kata bebas dengan tidak memihak blok kapitalis maupun blok komunis. PM Amir menganggap Indonesia bukan saja bebas dari imperialism, namun juga bebas dari keterlibatan persaingan antara kubu kapitalis dan komunis. Setahun setelahnya, PM Mohammad Hatta menyampaikan pidato terkenal didepan Badan Pekerja KNIP yang berjudul Mendayung di antara Dua Karang. Dalam pidatonya, PM Hatta menyatakan bahwa makna Bebas Aktif merujuk pada Indonesia adalah subjek dalam konstelasi politik global, bukan sebaliknya. PM Hatta mengharapkan Indonesia dapat menggali kesempatan untuk tampil sebagai subjek yang berpengaruh diantara badai perselisihan Blok Barat dan Blok Timur. Pada era PM Hatta lah nama Bebas Aktif di tetapkan sebagai prinsip politik luar negeri Indonesia PM Ali Sastroadmijojo memperluas makna Bebas Aktif dengan bukan menghindar, namun terlibat dalam persaingan dua kubu. PM Ali Sastro menginginkan dibangunnya hubungan baik Indonesia pada kubu yang sedang bersaing. Pada praktiknya, terjadi anomali yang melanggar prinsip Non Blok Indonesia. Indonesia malah membangun blok baru yang dinamakan Gerakan Non Blok bersama beberapa negara yang pernah menjadi negara jajahan. Di era PM Djuanda, Bebas Aktif tidak mengalami perubahan makna signifikan, namun melakukan terobosan dalam praktiknya. Indonesia sangat berwatak pragmatis dan realis pada masa ini. Konsep bargaining dengan memanfaatkan dukungan kedua kubu Perang Diningin untuk mengamankan kepentingan nasional Indonesia. Dengan upaya diplomatik, Indonesia mendapat tiga hasil kemenangan yaitu modernisasi arsenal militer (dari Uni Soviet setelah AS menolak mengekspor persenjataan ke Indonesia), penambahan perairan nusantara, dan pembebasan Papua Barat dengan dukungan AS (kekhawatiran Presiden AS John F. Kennedy jika Indonesia memihak kubu Uni Soviet, sehingga perlu memihak untuk mempertahankan status quo). Pada tahun 1959, Indonesia mencondongkan dirinya ke Blok Komunis diawali dengan ditetapkannya sistem pemerintahan presidensiil dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Tahun 1966 dibawah era Presiden Soeharto, makna bebas diartikan bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana tercermin dalam Pancasila. Di era reformasi, tidak ada perubahan pandangan elit

politik Indonesia dalam kebijakan luar negerinya dari era Orde Baru. Hal tersebut dikukuhkan dalam Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN, Hubungan Luar Negeri. Hasil rumusannya adalah: (1) menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif; dan (2) dalam melakukan perjanjian dan kerja sama internasional yang menyangkut kehidupan dan hajat hidup rakyat banyak harus dengan persetujuan lembaga perwakilan rakyat. Merdeka atau Terbelenggu? Dengan memaknai prinsip Bebas Aktif seperti yang dinyatakan oleh Menlu Retno Marsudi, Indonesia tidak akan berpihak pada kubu maupun blok tertentu sembari melaksanakan perannya untuk menghapuskan kolonialisme. Secara teoretis, terdapat anomali dalam pemaknaan ini. Sikap Non Aligned atau Non Polar Indonesia menjadi hal yang aneh dan tidak logis bahkan absurd. Keadaan ekonomi Indonesia pada masa ini tidak memungkinkan Indonesia untuk lebih mandiri, namun memilih untuk tidak berpihak. Begitu pula dengan situasi militer Indonesia pada saat ini. Dari kacamata realis, adalah hal yang mustahil bagi Indonesia untuk memainkan peran Aktif nya jika tidak memiliki paling tidak dua modal diatas. Indonesia akan dengan sangat mudah menarik perhatian negara-negara hegemon global dengan menawarkan diri sebagai aliansi bagi negara lain. Besarnya faktor luas wilayah, kekayaan sumber daya alam, besarnya pasar, dan wilayah yang strategis membuat Indonesia sangat seksi jika dijadikan negara mitra. Namun prinsip Non Blok membuat Indonesia tidak dapat berkubu atau menciptakan kubu. Indonesia bisa saja untuk memanfaatkan beberapa aspek seperti persahabatan dengan negara-negara tertentu karena tidak melanggar Dasa Sila Bandung yang menjadi prinsip negara-negara Non Blok. Indonesia bisa memanfaatkan negara-negara tertentu dan mencomot keuntungan dari negara-negara sahabatnya. Indonesia juga bisa mengarahkan fokus ekonominya pada negara besar seperti Tiongkok, kemudian menjadikan Amerika Serikat sebagai mitra militernya dan sesekali memanfaatkan keduanya untuk modal yang diinginkan menjadi negara maju. Hanya saja hal ini akan membuat Indonesia terlihat sebagai negara oportunis sehingga hal ini dapat menjadi bumerang bagi Indonesia sendiri kedepannya. Hal-hal seperti ini menghambat Indonesia untuk berhubungan secara bebas dan memainkan peran aktifnya dalam konstelasi global. Padahal politik luar negeri pada hakikatnya, merupakan alat suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya. (Mochtar Kusumaatmadja, 1983). Dengan prinsip yang tidak tegas seperti ini, Indonesia seakan-akan membelenggu dirinya sendiri

diatas kemerdekaannya (baca: kebebasannya). Indonesia seakan-akan berada dalam situasi buah simalakama, dilanggar berarti menjilat ludah sendiri, diikuti menyulitkan diri sendiri. Kesimpulan Indonesia tidak harus memakan buah simalakama yang ada ditangannya. Satu-satunya cara agar segala sesuatunya dapat tetap berjalan adalah dengan praktik diplomasi yang baik dan hatihati. Diplomat Indonesia harus banyak belajar dari gaya diplomasi PM Djuanda. Konsep-konsep kemitraan strategis, kuasi aliansi, diplomasi multilateral, dan rezim-rezim perdagangan harus dimaksimalkan dalam praktiknya agar tidak menciderai kesakralan makna Bebas Aktif sendiri.

Daftar Pustaka M Yani dan Ian M. 2016. Quo Vadis: Politik Luar Negeri Indonesia. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kemlu. Seminar Internasional Mengkaji Prinsip Bebas Aktif Indonesia http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/pages/seminar-internasional-mengkaji-prinsip- %E2%80%9CBebas-dan-Aktif%E2%80%9D-Indonesia.aspx diakses 4 September 2017 pukul 10:14 WIB