PENGARUH LAJU ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA KOLEKTOR PANAS MATAHARI JENIS PLAT DATAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KECEPATAN FLUIDA TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA KOLEKTOR PANAS MATAHARI PLAT DATAR ALIRAN PARALEL

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

PENGARUH SUSUNAN PIPA LALUAN TERHADAP PEMANFAATAN KALOR PADA KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR ABSORBER GRANITE

EFEKTIFITAS KOLEKTOR ENERGI SURYA PADA KONFIGURASI PARALEL- SERPENTINE

STUDI PERFORMANSI ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR STUDY OF WATER HEATER PERFORMANCE USING FLAT PLAT SOLAR COLLECTOR

collectors water heater menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

Peningkatan Efisiensi Absorbsi Radiasi Matahari pada Solar Water Heater dengan Pelapisan Warna Hitam

TUGAS AKHIR. Perbandingan Temperatur Pada PTC Dengan Kamera Infrared antara Fluida Air dan Minyak Kelapa Sawit

ANALISA PERFORMASI KOLEKTOR SURYA TERKONSENTRASI DENGAN VARIASI JUMLAH PIPA ABSORBER BERBENTUK SPIRAL

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

Eddy Elfiano 1, M. Natsir Darin 2, M. Nizar 3

RANCANG BANGUN KOLEKTOR PANAS MATAHARI JENIS PALUNG PARABOLA DENGAN SISTEM PELACAKAN MATAHARI MENGGUNAKAN SENSOR LDR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

BAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

KONFIGURASI SERPENTINE-PARALEL DAN PARALEL-SERPENTINE PADA PIPA FLUIDA PEMANAS AIR SURYA SISTEM THERMOSIPHON

Analisa Pengaruh Konfigurasi Pipa Pemanas Air Surya Terhadap Efisiensi

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Performa Kolektor Surya Tipe Parabolic Trough Sebagai Pengganti Sumber Pemanas Pada Generator Sistem Pendingin Difusi Absorpsi

RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas terhadap performansi kolektor suya tubular dengan pipa penyerap disusun secara seri

KONFIGURASI SERPENTINE-PARALEL DAN PARALEL-SERPENTINE PADA PIPA FLUIDA PEMANAS AIR SURYA SISTEM THERMOSIPHON

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

ANALISIS PERFORMANSI ABSORBER V-GROOVE SISTEM SOLAR DRYING PERFORMANCE ANALYSIS V-GROOVE OF SOLAR DRYING SYSTEM

Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

KARAKTERISTIK KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR DENGAN VARIASI JARAK (KAJIAN PUSTAKA)

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Energi Matahari

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

PEMODELAN DAN SIMULASI PERPINDAHAN PANAS PADAKOLEKTOR SURYA PELAT DATAR

Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder

ANALISA PERFORMA KOLEKTOR SURYA TIPE PARABOLIC TROUGH SEBAGAI PENGGANTI SUMBER PEMANAS PADA GENERATOR SISTEM PENDINGIN DIFUSI ABSORBSI

Perbandingan Konfigurasi Pipa Paralel dan Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

Analisa Efisiensi Prototype Solar Collector Jenis Parabolic Trough dengan Menggunakan Cover Glass Tube pada Pipa Absorber

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat setiap tahun seiring dengan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN TURBULENCE ENHANCER


besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

PERANCANGAN SOLAR WATER HEATER JENIS PLAT DATAR TEMPERATUR MEDIUM UNTUK APLIKASI PENGHANGAT AIR MANDI

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA PEMANAS AIR TENAGA SURYA TIPE PLAT DATAR DENGAN SISTEM SINGLE DAN DOUBLE CUTOFF

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB

Perancangan Solar Thermal Collector tipe Parabolic Trough

PERANCANGAN SOLAR WATER HEATER JENIS PLAT DATAR TEMPERATUR MEDIUM UNTUK APLIKASI PENGHANGAT AIR MANDI

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik TAMBA GURNING NIM SKRIPSI

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

Analisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya. Oleh: Dewi Jumineti

Karakteristik Material Absorber Kolektor Surya Pelat Datar

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR

PENGARUH BESAR LAJU ALIRAN AIR TERHADAP SUHU YANG DIHASILKAN PADA PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN PIPA TEMBAGA MELINGKAR

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-575

PENGARUH JUMLAH PIPA TERHADAP LAJU PELEPASAN KALOR PADA KOLEKTOR SURYA ABSORBER BATU GRANIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

BAB IV PERHITUNGAN SOLAR COLLECTOR TYPE PARABOLIC TROUGH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

PENENTUAN EFISIENSI DARI ALAT PENGERING SURYA TIPE KABINET BERPENUTUP KACA

RANCANG BANGUN ALAT PENGUMPUL PANAS ENERGI MATAHARI DENGAN SISTEM TERMOSIFON [DESIGN OF SOLAR THERMAL COLLECTOR TOOL WITH THERMOSIFON SYSTEM]

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

PENENTUAN EFISIENSI KOLEKTOR PELAT DATAR DENGAN PENUTUP KACA PADA SISTEM PEMANAS AIR SURYA

Rancang Bangun Kolekor Surya Tipe Parabolic Trough untuk Menguapkan Air Laut berbahan Stainless dan Tembaga dengan Luas Tangkapan Cahaya 1 M 2

PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR DUA KACA MENGGUNAKAN ISOLASI KAPUK

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Bumi Indonesia Tahun dan Prediksi Untuk Tahun

PEMANAS AIR SURYA Pembuatan, Instalasi dan Pengujian Lapangan

Pengaruh jumlah haluan pipa paralel pada kolektor surya plat datar absorber batu kerikil terhadap laju perpindahan panas

Transkripsi:

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 64 PENGARUH LAJU ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA KOLEKTOR PANAS MATAHARI JENIS PLAT DATAR EFFECT OF FLUID FLOW RATE ON THERMAL EFFICIENCY IN FLAT-PLATE SOLAR COLLECTOR Yan Dewa Prabawa 1, Mukhammad Ramdlan Kirom 2, Tri Ayodha Ajiwiguna 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Fisika, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Jalan Telekomunikasi, Dayeuh Kolot Bandung 4257 Indonesia yandebenz@students.telkomuniversity.ac.id 1 m.ramdlankirom@telkomuniversity.ac.id 2 triayodha@telkomuniversity.ac.id 3 ABSTRAK Flat-plate solar collector (FPC) merupakan salah satu aplikasi panel surya. FPC dapat mengumpulkan dan menyerap radiasi sinar matahari ke arah bagian plat penyerap dengan bergantung luasan kolektor. Model FPSC terdiri dari penyerap berbahan plat tembaga, pipa penerima yang berbahan tembaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laju aliran fluida kerja yang mengalir terhadap efisiensi termal. Desain kolektor panas dibuat dengan lebar,59 m, panjang,87 m, sudut penempatan kolektor 15 o tegak lurus dengan matahari. Pengujian dilakukan menggunakan bahan pipa penerima dengan panjang total 5.46 m dan debit aliran fluida divariasikan dari,1 liter/menit sampai dengan,5 liter/menit. Hasil yang diperoleh selama 5 jam dari pengujian pada bahan pipa penerima dan debit aliran fluida.3 liter/menit menghasilkan nilai efisiensi panas 85%. Dari seluruh pengujian menunjukkan bahwa perbedaan temperatur input dan output fluida pada pipa penerima, dan debit aliran fluida dapat mempengaruhi efisiensi FPC. Kata kunci : Flat-plate solar collector, variasi debit aliran fluida, efisiensi panas. ABSTRACT Flat-plate solar collector (FPC) is one of the solar panel applications. FPC can capture solar radiation towards the absorber plat with a collector area depends solar radiation to a focal point. Model FPC consists of a capture which is made from copper plate, pipe receiver is made from copper. The purpose of this study is analyzing the effect of flow rate fluid and the receiver to thermal efficiency of the collector. Design thermal collectors made with a width of.59 m, length.87 m, angle of 15 o with of perpendicular to the sun. The test using the receiver pipe with a full-length 5.46 m and the fluid flow rate varied from.1 liter/min to.5 liters/min. The results obtained during 5 hours of testing on the pipe and a flow rate of.3 liters/min produces efficiency thermal 85%. From all the test showed that the difference of temperature input and output on the receiver pipe, and the flow rate of fluid can affect the thermal efficiency of FPC. Key Word : Flat-plate solar collector, flow rate variation, thermal efficiency. 1. Pendahuluan Dari tahun ke tahun kebutuhan akan penggunaan energi semakin meningkat dengan bertambah banyaknya manusia di dunia. Adanya keterbatasan cadangan energi fosil mengakibatkan krisis energi mulai melanda dunia. Salah satu cara untuk melakukan penghematan adalah mencari sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui (renewable). Salah satu contoh energi terbarukan yaitu energi matahari yang mempunyai potensi besar sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Kolektor panas matahari adalah suatu alat yang memanfaatkan energi panas matahari salah satu dengan cara mengumpulkan dan menyerap panas oleh fluida kerja (air) yang mengalir di dalam pipa penerima pada kolektor [1][2]. Beberapa jenis kolektor yang digunakan dalam proses panas matahari dibagi menjadi dua yaitu pertama tipe non-concentrating : plat datar dan evacuated tube yaitu dengan mengkonsentrasikan radiasi sinar matahari ke arah bagian plat penyerap dengan bergantung dengan luasan kolektor, sedangkan untuk tipe concentrating : palung parabola, piringan parabola, heliostat field collector, dan compound parabolic collector dengan memanfaatkan terpaan radiasi matahari dengan cara mengumpulkan radiasi sinar matahari yang datang dan memantulkan ke sepanjang titik fokus parabola [1]. 1

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 641 Adapun penelitian tentang kolektor plat datar yang dilakukan oleh Sulaeman dan Darul Mapasid dengan sistem aktif menghasilkan kesimpulan kecepatan aliran fluida mempengaruhi efisiensi dari kolektor panas dengan berbagai variasi debit yaitu debit aliran 3 liter/menit, 5 liter/menit, 7 liter/menit, dan 9 liter/menit, dimana pada 5 liter/menit memiliki efisiensi paling baik sebesar 86%, ini dipengaruhi oleh intensitas matahari yang diterima oleh kolektor dan [3]. Mustofa dan Rustan Hatib dengan sistem pasif menghasilkan kesimpulan yaitu efisiensi yang diperoleh kolektor dengan pipa penerima yang dibentuk serpentine lebih tinggi daripada pipa penerima yang dibentuk paralel karena fluida (air) yang dipanaskan dengan energi matahari dengan pipa penerima serpentine mengalami perlambatan aliran yang mengakibatkan kenaikan temperatur air lebih tinggi dibandingkan pipa penerima yang dibentuk paralel. Efisiensi yang dihasilkan pada pipa penerima serpentine sebesar 4-5% dan pipa penerima paralel sebesar 2-3% [4]. Pada tugas akhir ini jenis kolektor digunakan adalah kolektor panas matahari jenis kolektor plat datar dengan fluida air pada pipa penerima dibentuk serpentine dengan sistem aktif dan menganalisis pengaruh debit aliran fluida dan pengaruh pipa penerima yang dibentuk serpentine. Selanjutnya, sistem kolektor plat datar dapat dijadikan pertimbangan untuk pengembangan sistem yang lebih baik dan efisien. 2. Dasar Teori 2.1 Kolektor Panas Matahari Kolektor panas matahari adalah suatu alat yang memanfaatkan energi panas matahari dengan cara mengumpulkan dan menyerap panas oleh fluida kerja yang mengalir di dalam pipa penerima pada kolektor [1]. 2.2 Kolektor Panas Matahari Jenis Kolektor Plat Datar Kolektor plat datar merupakan jenis kolektor yang menghasilkan temperatur 3-8 [1][5]. Kolektor plat datar terdiri dari empat elemen dasar [6] yaitu : 1. Rangka (casing) kolektor yang terbuat dari kayu sebaagai tempat untuk meletakkan seluruh komponen dan sebagai penyangga berat dari kolektor. 2. Isolator (kayu) berfungsi sebagai bahan yang tidak dapat menghantarkan panas sehingga mengurangi hilangnya panas dari dalam kolektor yang tidak terkena radiasi sinar matahari. 3. Absorber (plat tembaga dan pipa penerima) berfungsi sebagai pengumpul dan penyerap radiasi sinar matahari oleh pipa penerima dan fluida air yang mengalir didalam pipa penerima pada kolektor plat datar. 4. Penutup transparan (kaca bening) berfungsi untuk meneruskan radiasi sinar matahari yang diterima kolektor plat datar kemudian menjebak panas yang berada di dalam kolektor, serta melindungi seluruh elemen kolektor. 5. Skema gambar kolektor plat datar pada gambar berikut. Gambar 2.1 Kolektor Plat Datar 2.3 Korelasi Variasi Kecepatan Fluida dan Luas Penampang terhadap Laju Aliran Massa Kecepatan didefinisikan sebagai jarak perwaktu. Sedangkan laju aliran massa didefinisikan sebagai massa yang mengalir melalui suatu penampang persatuan waktu [7]. Korelasi dari variasi kecepatan dapat merubah nilai untuk laju aliran massa yang menyebabkan tingkat efisiensi dari masing-masing variasi kecepatan akan berbeda. Persamaan kecepatan dan laju aliran massa yaitu oleh persamaan (2.1) [7] dan persamaan (2.2) [8]. v = Q 2.1 A 2

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 642 ṁ = ρ. v. A 2.2 3

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 643 2.4 Efisiensi Panas Efisiensi panas merupakan perbandingan besar energi matahari yang tertangkap oleh sistem kolektor panas. Terdiri dari pemantulan oleh plat pengumpulan cahaya matahari dan penyerapan panas oleh pipa penerima absorber. Persamaan untuk efisiensi panas ditunjukkan oleh persamaan berikut [1]. ŋ = e a p i a x 1% 2.3 ŋ a = Σ ŋ pa a 2.4 ŋ = 2.5 Σ Σ a 2.4.1 Energi yang Diterima Medium Penerima Energi panas yang diterima oleh fluida pada pipa penerima merupakan energi panas dari sinar matahari yang diteruskan oleh kolektor. Energi panas dapat diukur dengan menggunakan perbedaan temperatur pada fluida yang mengalir. Perbedaan yang diukur yaitu temperatur awal fluida yang masuk dan fluida yang keluar dari pipa penerima. Nilai energi panas yang diserap oleh fluida pada pipa penerima bergantung pada laju aliran massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan perubahan suhu awal dan akhir pada fluida kerja [1]. Persamaan 2.6 adalah untuk menentukan energi panas yang diterima pipa penerima [7]. = ṁ T 2.6 2.4.2 Energi Matahari Energi matahari berupa energi panas yang dapat dimanfaatkan sebagai pemanas air dengan bantuan alat kolektor yang fungsinya untuk mengumpulkan dan menyerap radiasi sinar matahari [1]. Energi panas matahari adalah energi yang berasal dari radiasi sinar matahari. Energi panas tersebut ditangkap oleh suatu permukaan kolektor dan dapat dihitung menggunakan persamaan 2.7 [1]. a = I x a 2.7 2.4.3 Hubungan antara Q t i a dan T Energi panas matahari mewakili daya yang diterima kolektor ( a ). Energi panas matahari rendah mempunyai daya yang diterima kolektor rendah, energi panas matahari tinggi mempunyai daya yang diterima kolektor tinggi. Ketika daya yang diterima rendah, perubahan temperatur kecil, ketika daya yang diterima kolektor tinggi, perubahan temperatur besar. Dapat disimpulkan bahwa jumlah daya yang diterima kolektor ( a ) sebanding dengan perubahan temperatur benda [1]. a ~ T 2.8 2.4.4 Energi Panas yang Hilang Energi panas yang ditangkap oleh kolektor plat datar tidak semua dapat diserap oleh fluida yang mengalir didalam hilang diperoleh pipa penerima. dari hasil Hal pengurangan ini disebut sebagai antara energi ( panas yang hilang ( h ). Nilai energi panas yang a ) dan ( ) yang di tunjukkan oleh persamaan berikut [1]. h = a - 2.9 3. Perancangan Sistem Sistem yang digunakan menggunakan sistem aktif, ketika fluida kerja melewati kolektor plat datar maka akan ada debit fluida air yang masuk pada kolektor plat datar dimana diperlukan adanya flowmeter untuk mengukur besar debit fluida air tersebut. Kemudian untuk mengatur debit aliran yang masuk yaitu dengan menggunakan katup dimana dalam penelitian ini debit air diatur secara manual dengan menggunakan katup agar dapat diatur,1 liter/menit -,5 liter/menit. Selanjutnya, pengambilan data untuk temperatur fluida kerja digunakan sensor temperatur yang dipasang didalam pipa penerima pada jalur masuk dan keluar pipa penerima. Setelah itu, temperatur dapat terbaca dengan menggunakan mikrokontroler arduino uno yang telah terintegrasi oleh software arduino dengan melihat serial monitor di perangkat komputer. Kemudian solar power meter digunakan untuk mengukur sinar matahari yang berupa intensitas cahaya matahari. Berikut adalah diagram alir, skema sistem penelitian, dan blok diagram sistem penelitian. 4

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 644 Mulai Selesai Studi Literatur Kesimpulan Persiapan Alat dan Bahan Penelitian Sistem Analisis Data Pengolahan Data Data Hasil Penelitian Gambar 3.1 Diagram Sistem Alir Penelitian Jika diagram alir diatas menggambarkan tentang tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan. Diagram alir berikut ini menggambarkan tentang cara kerja sistem yang akan dirancang. Mulai Periksa Kondisi Kolektor dan Alat Ukur Jalankan Sistem Kolektor Panas Tunggu Sampai Flowmeter pada Kondisi Konstan Pengambilan Data Setiap 5 Menit Ukur Intensitas Cahaya Matahari Ukur Temperatur Fluida Masuk Ukur Temperatur Fluida Keluar Selesai Gambar 3.2 Diagram Alir Cara Kerja Sistem 3.1 Skema Sistem Penelitian Sensor Temperatur Sensor Temperatur Pump Flowmeter Tangki Penyimpanan Gambar 3.3 Skema Sistem Penelitian 3.2 Blok Diagram Sistem Penelitian Gambar 3.4 Blok Diagram Sistem Penelitian Kolektor Plat Datar 5

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 645 4. Pengujian Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem yang dirancang. 4.1 Pengujian Variasi Debit Aliran Fluida Pengujian variasi debit aliran fluida bertujuan untuk menganalisis pengaruh laju aliran fluida kerja yang mengalir terhadap efisiensi termal. watt watt 6 5 4 3 2 1 9:: AM 9:: AM 9:2: AM 9:2: AM 9:4: AM 9:4: AM 1:: AM 1:: AM 1:2: AM.1 liter/menit 1:2: AM 1:4: AM 1:4: AM 11:: AM 11:: AM 11:2: AM Q terima (W) 11:2: AM 11:4: AM 11:4: AM 12:: PM 12:: PM 12:2: PM 12:2: PM 12:4: PM Q serap (W) 12:4: PM 1:: PM 1:: PM 1:2: PM 1:2: PM 1:4: PM Gambar 4.1 Grafik Perbandingan ( ) terhadap ( a ) 6 5 4 3 2 1.2 liter/menit 1:4: PM 2:: PM 2:: PM Q terima (W) Q serap (W) Gambar 4.2 Grafik Perbandingan ( ) terhadap ( a ) watt 5 4 3 2 1 9:: AM 9:2: AM 9:4: AM 1:: AM 1:2: AM.3 liter/menit 1:4: AM 11:: AM 11:2: AM 11:4: AM 12:: PM 12:2: PM 12:4: PM 1:: PM 1:2: PM 1:4: PM 2:: PM Q terima (W) Q serap (W) 6

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 646 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan ( ) terhadap ( a ) 7

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 647 watt watt 6 5 4 3 2 1 9:: AM 9:: AM 9:2: AM 9:2: AM 9:4: AM 9:4: AM 1:: AM 1:: AM 1:2: AM 1:2: AM.4 liter/menit 1:4: AM 1:4: AM 11:: AM 11:: AM 11:2: AM 11:2: AM 11:4: AM 11:4: AM 12:: PM 12:: PM 12:2: PM 12:2: PM 12:4: PM Q terima (W) Q serap (W) 12:4: PM 1:: PM 1:: PM 1:2: PM Gambar 4.4 Grafik Perbandingan ( ) terhadap ( a ) 6 5 4 3 2 1.5 liter/menit 1:2: PM 1:4: PM 1:4: PM 2:: PM 2:: PM Q terima (W) Q serap (W) Gambar 4.5 Grafik Perbandingan ( ) terhadap ( a ) Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan nilai ( ) dan ( a ) yang memiliki rata-rata terbaik sesuai dengan gambar 4.3. Nilai rata-rata yang didapat adalah ( ) = 298 W; dan ( a ) = 351W. 4.3 Perbandingan Variasi Debit Aliran Fluida terhadap Efisiensi Data yang diperoleh merupakan data temperatur fluida akhir dan awal, pada setiap variasi debit aliran fluida dari.1 liter/menit sampai dengan.5 liter/menit yang ditunjukkan oleh Gambar 4.6 sampai dengan 4.1. T ( C) 7 6 5 4 3 2 1 9:: AM 9:2: AM 9:4: AM 1:: AM 1:2: AM 1:4: AM 11:: AM 11:2: AM 11:4: AM 12:: PM 12:2: PM Tin ( C) Tout ( C) Gambar 4.6 Grafik Temperatur terhadap Waktu pada Debit.1 liter/menit 12:4: PM 1:: PM 1:2: PM 1:4: PM 2:: PM 8

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 648 T ( C) T ( C) T ( C) T ( C) 6 5 4 3 2 1 9:: AM 9:: AM 9:2: AM 9:2: AM 9:4: AM 9:4: AM 1:: AM 1:: AM 1:2: AM 1:2: AM 1:4: AM 1:4: AM 11:: AM 11:: AM 11:2: AM Tin ( C) Tout ( C) Gambar 4.7 Grafik Temperatur terhadap Waktu pada Debit.2 liter/menit 7 6 5 4 3 2 1 9:: AM 9:: AM 9:2: AM 9:2: AM 9:4: AM 9:4: AM 1:: AM 1:: AM 1:2: AM 1:2: AM 1:4: AM 1:4: AM 11:: AM 11:2: AM 11:2: AM 11:4: AM 11:4: AM 11:4: AM 12:: PM 12:: PM Tin ( C) Tout ( C) Gambar 4.8 Grafik Temperatur terhadap Waktu pada Debit.3 liter/menit 6 5 4 3 2 1 12:: PM 12:2: PM 12:2: PM 12:2: PM Tin ( C) Tout ( C) Gambar 4.9 Grafik Temperatur terhadap Waktu pada Debit.4 liter/menit 6 5 4 3 2 1 11:: AM 11:2: AM Tin ( C) Tout ( C) Gambar 4.1 Grafik Temperatur terhadap Waktu pada Debit.5 liter/menit 11:4: AM 12:: PM 12:2: PM 12:4: PM 12:4: PM 12:4: PM 12:4: PM 1:: PM 1:: PM 1:: PM 1:: PM 1:2: PM 1:2: PM 1:2: PM 1:2: PM 1:4: PM 1:4: PM 1:4: PM 1:4: PM 2:: PM 2:: PM 2:: PM 2:: PM 9

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 649 Berdasarkan Gambar 4.3 bahwa nilai T dari fluida air untuk pipa penerima dengan debit.3 liter/menit lebih besar dari pada T lainnya karena intensitas matahari cenderung lebih besar dibandingkan dengan debit aliran matahari fluida yang yang diterima lainnya, mengalami hal ini nilai dikarenakan fluktuatif. ( Untuk a ) nilai yang ( diterima kolektor dipengaruhi oleh intensitas pada fluida. Nilai ( ) berbanding lurus dengan kenaikan T semakin besar T pada fluida ) dipengaruhi dan kecepatan oleh faktor fluida seperti yang laju diberikan aliran massa maka dan semakin T pada besar fluida. ( Sehingga, dihasilkan. Selanjutnya, efisiensi panas diperoleh dengan membandingkan nilai ( ) yang ) dan ( i a ). Total efisiensi panas untuk masing-masing kondisi pengujian variasi pada pipa penerima ditunjukkan oleh Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Perbandingan Variasi Debit Aliran Fluida terhadap Efisiensi Debit (liter/menit) V (m/s) T ( C) Qterima (J) Qserap (J) Efisiensi (ŋ).1.585 8.5573 82251.192 18252.865 22 %.2.117 12.426 119135.646 52569.474 44 %.3.1755 14.196 1539.911 89932.5 85 %.4.234 8.5983 125227.234 72625.6 58 %.5.2925 8.6229 134523.97 9912.136 68 % Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Efisiensi terhadap Temperatur Rata-rata Berdasarkan Tabel 4.1. menghasilkan nilai efisiensi panas terbesar yaitu 85%. Beberapa faktor yang mempengaruhi data selama pengujian yaitu kondisi intensitas matahari yang fluktuatif dan adanya h yaitu bahwa a tidak sepenuhnya diterima oleh kolektor, sebagian diserap oleh fluida dan sebagian hilang akibat konveksi ke udara 5. Kesimpulan fluida, Debit semakin aliran besar fluida nilai kerja dari mempengaruhi debit aliran fluidanya, nilai semakin, dimana besar juga berbanding nilai dari lurus dengan debit aliran nya dan nilai dari juga dipengaruhi oleh nilai dari T pada fluida. Intensitas matahari mempengaruhi nilai efisiensi panas dimana semakin tinggi nilai intensitas matahari maka nilai dari a juga semakin tinggi. Pengujian dengan efisiensi panas rata-rata paling baik pada penelitian ini yaitu 68% dengan debit aliran fluida.5 liter/menit tetapi, pada pengujian ini pada debit aliran fluida.3 liter/menit nilai efisiensi lebih besar menunjukkan keadaan anomali dimana penurunan a yang drastis tetapi nilai dari tetap atau tidak berubah secara signifikan, ini disebabkan adanya pengaruh dari bahan atau material dari absorber yang berfungsi sebagai sumber energi cadangan ketika sumber energi utama (matahari) berkurang atau naik turunnya intensitas panas matahari (efek Thermal mass) 6. Daftar Pustaka [1] Kalogirou, Soteris A. 29. Solar Energy Engineering : Processes And System. USA: Elsevier Ltd. [2] Karman, Firda Fara., A. Ganesa Nawan Surya, Talitha S. Ekaputri, Herdianto, Firman. 215. Penyimpanan energi panas untuk meningkatkan kinerja pemanas air tenaga surya dengan konsentrator semi silindris. Departemen Teknik Mesin Fakultas Politeknik Negeri Ujung Pandang. [3] Sulaeman., Darul Mapasid., 213. Analisis Efisiensi Kolektor Surya Plat Datar dengan Debit Aliran Fluida 3-1 liter/menit. Padang : Teknik Mesin Institut Teknologi Padang. [4] Mustofa, Rahman Y.A., Hatib, R., 213. New Copper Tube Configuration of Solar Water Heating Collector. Teknik Mesin Universitas Tadulako. [5] Goswami, D, Y., Kreith, F., Kreider, J. F. 1999. Principles of Solar Engineering, 3 h edition, Taylor & Francis. [6] Duffie, John A dan Beckman, William A. 1991. Solar Engineering of Thermal Processes. New York: Inc New York. [7] [8] Holman, Cengel, Yunus J.P. 1986. A. 23. Heat Heat Transfer Transfer 6 h Edition. 2 Edition. McGraw-Hill, Ltd., Inc. [9] Noor, M. Fathuddin. 25. Efek Penggunaan Thermal Mass Pada Solar Crop Dryer Terhadap Temperatur Aliran Udara. Purwokerto: Intuisi Teknologi dan Seni. 1