BAB I PENDAHULUAN. 27, pendidikan merupakan hak setiap warga negara Indonesia dimana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang. dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Zaenudin As, 2016 UPI Kampus Serang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memerlukan proses yang panjang sehingga perlu di awali sejak usia anak masih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

PANDUAN TEKNIS PENULISAN NASKAH BACAAN SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH, TAHUN 2009 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

PERBEDAAN KINERJA PADA GURU TETAP DENGAN GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SUKOHARJO. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar baik oleh peserta didik maupun pendidik, sehingga terjadi

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 27, pendidikan merupakan hak setiap warga negara Indonesia dimana pelaksanaannya diselenggarakan melalui Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Salah satu wujud keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan nasional adalah adanya sekolah-sekolah swasta yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat. (Suherman, 2009) Tujuan pendidikan nasional berdasarkan undang-undang no.20/2003, pasal 3 adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. (UU Sisidiknas, 2003) Sebagai salah satu lembaga pendidikan, maka pendidikan usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar. Hal ini dikarenakan masa usia dini merupakan masa emas (golden age) perkembangan anak (Hurlock,1978), yang apabila pada masa tersebut anak diberikan stimulasi yang tepat akan menjadi

2 modal penting bagi perkembangan anak di kemudian hari. Dalam hal ini pendidikan anak usia dini paling tidak mengemban fungsi melejitkan seluruh potensi kecerdasan anak, penanaman nilai-nilai dasar, dan pengembangan kemampuan dasar. Pendidikan usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak pada dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Artinya, pendidikan Taman Kanak-Kanak memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan untuk anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi aspek kognitif, bahasa, moral, emosi, fisik dan motorik. Pendidikan Taman Kanak-Kanak hendaknya menyediakan pengalamanpengalaman yang menyenangkan, ilmu bermakna dan yang hangat seperti yang diberikan oleh orang tua di lingkungan rumah. Dalam hal penyelenggaraan pendidikan secara umum, masyarakat terbiasa menyebut sekolah yang diselenggarakan pemerintah sebagai sekolah negeri dan sekolah yang diselenggarakan masyarakat sebagai sekolah swasta. Persaingan tersebut dapat dikatakan tidak seimbang bilamana sekolah swasta bersaing dengan sekolah negeri. Paradigma dan kenyataan yang terjadi di masyarakat menunjukan bahwa sekolah-sekolah negeri lebih diminati masyarakat dibanding sekolahsekolah swasta. Sekolah negeri dianggap lebih baik karena memiliki keunggulan,

3 baik dari segi fasilitas belajar maupun tenaga pengajar yang berpengalaman. (Suherman, 2009) Namun lain halnya dengan lembaga pendidikan yang lain dalam hal ini SD, SMP dan SMA, maka secara kuantitatif Taman Kanak-Kanak yang berstatus negeri masih sangat minim sekali. Data dari Dinas Pendidikan Kotamadya dan Kabupaten Bandung sampai tahun 2011 diperoleh bahwa Taman Kanak-Kanak yang berstatus negeri di Kotamadya Bandung berjumlah 3 Taman Kanak-Kanak dan di Kabupaten Bandung berjumlah 1 Taman Kanak-Kanak. Padahal pertumbuhan anak usia dini dari tahun ke tahun akan terus meningkat, mustahil Taman Kanak-Kanak Negeri mampu untuk menampung kebutuhan masyarakat dalam menyekolahkan putera-puterinya. Fenomena minimnya Taman Kanak-Kanak Negeri mendorong masyarakat untuk mendirikan lembaga pendidikan anak usia dini khususnya Taman Kanak- Kanak sebagai wujud keikutsertaan masyarakat terhadap pendidikan nasional. Oleh karena itu suatu hal yang wajar saat ini kita menjumpai Taman Kanak- Kanak Swasta menjamur dimana-mana, khususnya di Kecamatan Rancaekek, tempat penulis mengajar. Data dari ketua IGTKI Kecamatan Rancaekek dan Ketua IGRA Kecamatan Rancaekek diperoleh bahwa jumlah Taman Kanak- Kanak dan Raudhatul Athfal yang ada di Kecamatan Rancaekek sampai tahun 2011 adalah sebagai berikut: Taman Kanak-Kanak berjumlah 35, Raudhatul Athfal berjumlah 33. Total seluruhnya 68 TK.

4 Menjamurnya Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Rancaekek berdampak pada munculnya aroma persaingan di antara lembaga Taman Kanak-Kanak tersebut, bahkan dilihat dari lokasi atau tempat berdirinya TK, khususnya di TK tempat penulis mengajar jarak antara satu TK dengan yang lainnya sangat dekat seperti 50 meter sebelah kiri TK penulis terdapat RA, 100 meter sebelah kanan terdapat RA, dan 50 meter seberang jalan terdapat PAUD, dan 150 meter sebelah kiri terdapat RA, sehingga dari adanya persaingan tersebut menimbulkan efek yang menyebabkan tidak meratanya jumlah siswa di masing-masing lembaga Taman Kanak-Kanak tersebut. Ada yang jumlah siswanya dari tahun ke tahun naik, ada yang turun, bahkan dengan penurunan yang sangat drastis. Banyaknya Taman Kanak-Kanak Swasta baru yang muncul saat ini memberikan banyak pilihan kepada masyarakat dalam hal ini para orang tua untuk memilih sekolah terbaik dan memilih Taman Kanak-Kanak mana yang dianggap sesuai dan mampu memenuhi tuntutan orang tua tersebut. Banyaknya penawaran program dan informasi tentang Taman Kanak- Kanak menjadikan para orang tua mudah untuk memilih sekolah yang paling sesuai dengan keinginan. Tapi, dibalik itu banyaknya pilihan dengan berbagai macam penawaran program menimbulkan kebingungan bagi orang tua. Hanya saja kebingungan orang tua dalam mengambil keputusan memilih sekolah akan terjawab manakala orang tua melihat kembali esensi dasar mereka mengirimkan anaknya ke sekolah. Tentu saja esensi dasarnya adalah untuk mengembangkan

5 potensi dan kemampuan anak sebagai persiapannya belajar di tingkat yang lebih tinggi. (Andriani:2008) Saat ini kecenderungan masyarakat di Indonesia lebih menghargai aspek tertentu dalam pendidikan usia dini, seperti membaca, menulis, dan berhitung (calistung), atau kemampuan dalam berbahasa Inggris. Hal tersebut memang bukan suatu hal yang salah, hanya saja jangan dilupakan bahwa dalam diri anak terdapat hal-hal yang harus dikembangkan sejak dini yaitu kemampuan bersosialisasi berupa keberanian bertemu dengan orang baru, berteman dan membangun kepercayaan diri. Begitu pula pengembangan terhadap aspek motorik anak, baik motorik kasar seperti berjalan, melompat, maupun motorik halus seperti memegang pensil dalam rangka menulis, menggambar, mewarnai. Oleh karena itu ketika orang tua memilih sekolah, penting untuk mempertimbangkan apakah sekolah pilihan tersebut mengembangkan seluruh aspek yang ada dalam diri anak secara seimbang atau hanya menekankan pada aspek tertentu saja. Hanya saja selain pertimbangan di atas ternyata status sosial, penghasilan, pendidikan dan bentuk/jenis pekerjaan orang tua juga menjadi pertimbangan lain bagi orang tua tersebut dalam memilih Taman Kanak-Kanak bagi anaknya. Memilih merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan (decision making) (Suherman, 2009). Dampak penentuan pilihan akan membawa pengaruh baik dalam jangka pendek maupun panjang, baik berupa keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang harus ditanggung. Terlebih lagi penetapan pilihan dalam memilih Taman Kanak-Kanak merupakan keputusan yang berdampak pada

6 masa perkembangan anak di kemudian hari yang sangat penting untuk diperhatikan. Para orang tua dapat memilih banyak alternatif pendidikan apa yang pas bagi putera puteri mereka. Pengambilan keputusan orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak bagi anaknya berkaitan erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua tersebut dalam memilih Taman Kanak-Kanak. Beberapa informasi yang diperoleh penulis sebelum penelitian ini dilakukan didapat bahwa diantara faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak bisa meliputi berbagai aspek diantaranya lokasi, guru, fasilitas, biaya dan lain-lain. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak bagi anaknya yang dituangkan dalam pokok kajian dalam bentuk skripsi yang berjudul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orang Tua dalam Memilih Sekolah Taman Kanak-Kanak bagi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas. Maka yang menjadi fokus permasalahan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak bagi anaknya? 2. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak bagi anaknya?

7 3. Faktor apa yang kurang mempengaruhi orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak bagi anaknya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan atas masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak bagi anaknya. 2. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan mempengaruhi orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak bagi anaknya. 3. Untuk mengetahui faktor apa yang kurang mempengaruhi orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak bagi anaknya. D. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Zuariah (2006 : 47) penelitian desktiptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Adapun jenis dalam penelitian ini yaitu penelitian survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview agar nantinya menggambarkan sebagai aspek dari populasi (Fraenkel dan Wallen, 1990 dalam Zuariah, 2006:47).

8 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis : Menambah pengetahuan secara umum disamping sebagai sebuah kajian pengembangan dan pendalaman keilmuan yang ditujukan untuk mengetahui secara pasti solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada, dimana hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban berbagai pertanyaan yang timbul, khususnya dalam pengambilan keputusan di bidang jasa kependidikan. 2. Manfaat Praktis : a. Bagi Penulis Sebagai wahana untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama studi di Perguruan Tinggi dan sebagai sarana untuk mengetahui permasalahan yang ada di lapangan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak untuk anaknya sekaligus memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. b. Bagi Penyelenggara Pendidikan Taman Kanak-Kanak Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan strategis, terutama dalam menentukan arah kebijakan pelaksanakan manajerial sekolah. c. Bagi peneliti lain

9 Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan memberikan sumbangan untuk memperkaya kajian-kajian yang terkait dengan pengambilan keputusan seseorang khususnya dalam jasa pendidikan. d. Bagi praktisi dan pihak lain yang terkait Hasil penelitian dapat menunjukan gambaran mengenai pertimbangan orang tua dalam memilih Taman Kanak-Kanak serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk dilaksanakannya penelitian selanjutnya. F. Struktur Organisasi Penelitian BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang yakni mainstream berpikir penulis dalam menyusun skripsi ini, dalam bab ini juga memuat rumusan masalah, yakni penyederhanaan topik utama pembahasan dalam skripsi ini, pada bagian selanjutnya di buat tujuan penulisan skripsi ini, setelah itu di paparkan metode penelitian, berikutnya manfaat penelitian. Pada bagian akhir bab ini penulis tampilkan struktur organisasi penelitian. BAB II : Bab kedua, penulis mengutip berbagai teori dan pendapat yang sudah menjadi grand theory tentang konsep faktor menurut para ahli, peran dan kerja sama orang tua dengan sekolah,

10 proses pengambilan keputusan, pentingnya pendidikan anak usia dini, dan Taman Kanak-Kanak yang tepat untuk anak. BAB III : Bab ketiga, memuat metode penelitian yang dilakukan oleh penulis yang terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen (pengujian validitas, reliabilitas), teknik pengumpulan data, dan tahap-tahap penelitian. BAB IV : Bab keempat, penulis memaparkan tentang deskripsi data penelitian dan pembahasannya. BAB V : Bab kelima, memaparkan kesimpulan dari penulisan skripsi ini dan saran-saran untuk penulisan skripsi ini.