Peran Serta Wanita dalam Melestarikan Kerajinan Batik Tulis Sri Hariyati Fitriasih & Sri Siswanti 6)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II METODE PENULISAN

PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan

promosi batik genes bagi remaja di Surakarta Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB IV PENUTUP. di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif non eksperimental. Pengumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diproduksi di berbagai daerah di Indonesia dengan motif yang berbedabeda.

BAB III METODE PENELITIAN

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

III. METODE PENELITIAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Perkembangan batik tidak hanya sampai pada pengertian dan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.. sampai dengan tanggal 25 Desember tahun 2012.

PETUNJUK TEKNIS KULIAH KERJA PROFESI JURUSAN KRIYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan yang diharapkan. Metode penelitian sebagai pengamatan yang

Keyword: questionnaire, mother s activity in posyandu, nutrition of toddlers

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS RANCANGAN STRATEGI PEMASARAN MOBIL STUDI KASUS (HONDA : PT. ISTANA DELI KENCANA)

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Kerajinan batik merupakan sebuah industri tradisional yang memiliki

BAB II PAYUNG GEULIS KHAS TASIKMALAYA. 2.1 Sejarah Singkat Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara agar tetap dapat unggul. Menurut Nurimansyah (2011), daya saing

I. PENDAHULUAN. kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ALAT UJI STATISTIK. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan merupakan kompleks budi dan daya, bukan semata-mata keseniaan

Perancangan Sistem Informasi Pengisian KRS Pada STMIK Sinar Nusantara Surakarta Sri Siswanti 7)

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. dokumentasi.menurut Straus and Cobin dalam Soesilo, pada pokoknya ada tiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, Penulis mencoba berusaha menggambarkan kinerja

BAB I. tersebut tidak sesubur perkembangan batik pinggir kali Keberadaan batik

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam. perusahaan dalam mengelolanya, seperti bidang pemasaran, produksi,

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. batik sempat diakui milik Negara tetangga kita Malaysia pada tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Laweyan. Sejak abad ke-19 kampung ini sudah dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB HI METODE PENELITIAN. Metode dari penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda. Setiap suku atau ras menduduki daerah dan memiliki kebudayaan

perkampungan Setu Babakan dengan jumlah penduduk 2564 jiwa dan jumlah KK 743

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan

Transkripsi:

ISSN : 1693 1173 Peran Serta Wanita dalam Melestarikan Kerajinan Batik Tulis Sri Hariyati Fitriasih & Sri Siswanti 6) Abstrak Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui seberapa jauh wanita dalam usaha melestarikan kerajinan batik tulis khususnya di daerah kelurahan Banaran Sukoharjo dan kampoeng batik Laweyan Solo. Hasil penelitian dapat membantu pihak pemilik dan pekerja industri batik dalam mengembangkan usaha batik tulis. Pengolahan data responden menggunakan analisis deskriptif yang dilakukan dengan jalan membandingkan antara faktor-faktor peran serta wanita dalam melestarikan kerajinan batik tulis. I. Pendahuluan Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahanbahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan Sidomukti dan Sidoluruh. II. Tujuan Penelitian Mengkaji sejauhmana minat wanita terhadap kerajinan batik tulis, Mengkaji Peran serta wanita pengrajin batik tulis dalam melestarikan kerajinan batik tulis dan Hasil penelitian dapat dipakai sebagai acuan dalam melestarikan kerajinan batik tulis. III. Latar Belakang Masalah Teknik batik merupakan salah satu keteknikan dalam kriya tekstil yang memiliki penggemar tersendiri dari masa ke masa peminatnya yang tetap ada sepanjang masa menjadikannya batik tetap diproduksi. Solo yang menjadi sentral budaya Jawa tidak asing dengan seni batik tulis. Namun lambat laun profesi membatik yang hampir sebagian besar dilakukan wanita sayu-sayup mulai tak terdengar lagi. Beberapa penyebabnya adalah minimnya regenerasi dalam dunia batik dan inovasi dalam motif membatik. Proses 6) Staf Pengajar STMIK Sinar Nusantara Surakarta Jurnal Ilmiah SINUS.43

44 regenerasi di kalangan pembatik mengalami hambatan karena generasi muda khususnya enggan meneruskan kegiatan industri perbatikan IV. Metodologi Penelitian A. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini adalah pekerja dan pemilik industri batik tulis yang ada di kelurahan Banaran Surakarta dan kampoeng batik Laweyan Surakarta yang berjumlah 70 orang. Rencana sampel yang akan dipakai adalah 100 orang, karena banyak industri batik tulis yang sudah tutup atau sudah ganti profesi sebagai industri batik cap atau printing, maka jumlah sampel yang diambil adalah 70 orang. B. Metode Pengumpulan Data Sehubungan dengan masalah penelitian, maka karakter populasi dan sampel penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuisioner dan wawancara yang dilakukan secara bersama-sama dengan penjelasan, bahwa semua data utama dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. C. Sumber data 1. Data primer Data primer dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung untuk mendapatkan data dan informasi secara langsung dari obyek penelitian. Untuk memperoleh data primer dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pihak industri batik tulis. Disamping data primer yang diperoleh dari 72 responden sebagai sampel penelitian dengan menyebarkan kuisioner. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada penentuan sampel besar yaitu harus lebih besar dari 30. menggunakan sampel besar akan lebih akurat hasilnya dibandingkan dengan sampel kecil. 2.Data Sekunder Yaitu data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Untuk memperoleh data sekunder dengan menggunakan data literature teori dengan cara Browsing internet, mempelajari buku-buku sumber, dan sumbersumber yang berhubungan langsung dengan masalah yang sedang dibahas. D. Pengolahan data dan Analisis Data Melalui tahap pemeriksaan (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating). 44.Jurnal Ilmiah SINUS

1. Editing Proses editing dimulai dengan memberi identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab. Kemudian memeriksa satu persatu lembaran instrumen pengumpulan data, kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia. Apabila terjadi kejangganlan pada instrumen tersebut, pada lembar instrumen diberi tanda tertentu. 2. Pengkodean Data yang telah diedit diberi identitas sehingga memeiliki arti tertentu pada saat dianalisis. Pengkodean yang digunakan dengan menggunakan pengkoden frekwensi yaitu setiap jawaban memiliki bobot atau arti frekwensi tertentu. Skala yang digunakan mempunyai 5 kategori dengan bobot 1 sampai 5, sebagai berikut :1= Tidak Setuju, 2=Kurang Setuju, 3=Netral, 4=Setuju, 5=Sangat Setuju 3. Tabulasi (Proses Pembeberan) Dalam menganalisis faktor peran serta wanita dalam melestarikan kerajinan batik tulis, digunakan analisis deskriptif yang dilakukan dengan jalan membandingkan antara faktor-faktor peran serta wanita dalam melestarikan kerajinan batik tulis. Berdasarkan jumlah responden yang berjumlah 70 orang, maka dapat ditentukan bobot penilaian dengan menggunakan jarak yang dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut : 1. Rumus Menghitung prosentase adalah sebagai berikut : fi % = x 100% ; keterangan % = porsentase tanggapan n konsumen, X = nilai, Fi = frekuensi tanggapan konsumen, Xi = bobot nilai, N = jumlah responden. 2. Kategori Penilaian Responden Berdasarkan total persentase yang didapat dari suatu pertanyaan, maka penilaian dikelompokkan sebagai berikut : Tabel 1. Interval penilaian Nilai Penilaian 56-111 Sangat tidak berpengaruh 112-167 Tidak berpengaruh 168-223 Cukup berpengaruh 224-279 Berpengaruh 280-350 Sangat berpengaruh Jurnal Ilmiah SINUS.45

46 Dengan perhitungan interval sebagai berikut : NilaiTerti nggi NilaiTerendah Jarak = = (350 70) / 5 = 56 JumlahKelas dimana : Nilai Tertinggi = Bobot tertinggi x Juml Responden Nilai Terendah = Bobot Terendah xjuml Responden 5 x 70 = 350 1 x 70 = 70 V. Pembahasan Masalah A. Analisis Data Lokasi penelitian dilakukan di desa Banaran Sukoharjo dan Kampoeng Batik Laweyan. Jumlah responden adalah 70 yang terdiri dari 7 responden pemilik industri batik tulis dan 63 responden pekerja pembuat batik tulis. B. Evaluasi Faktor-faktot yang Mempengaruhi Peran Serta Wanita dalam Melestarikan Batik Tulis. B.1. Faktor Jenis Kelamin a. Rata-rata pembuat batik tulis adalah wanita Hasil survey menyatakan bahwa 66% responden yang menyatakan setuju, 16% responden menyatakan sangat setuju, 9% responden netral, 10% responden kurang setuju dan 0% responden menyatakan tidak setuju. Hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 271 yang berarti berpengaruh. b. Wanita dalam membuat batik lebih teliti dan sabar daripada laki-laki Hasil survay penelitian yang menyatakan setuju sebanyak 76% responden, sangat setuju 14% responden, netral 6% responden, 4% responden kurang setuju dan 0% responden menyatakan tidak setuju. Hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 280 yang berarti sangat berpengaruh. c. Rata-rata laki-laki banyak yang tidak berminat untuk menekuni profesi sebagai pembuat batik tulis Hasil survay penelitian yang menghasilkan point tinggi menyatakan 70% responden setuju pria tidak berminat menekuni profesi batik tulis, 7% responden setuju, 9% responden netral, 14% responden kurang setuju dan 0% responden. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 259 yang berarti berpengaruh. 46.Jurnal Ilmiah SINUS

d. Dapat membuat batik tulis menjadi kebanggaan diri bagi wanita Hasil survay penelitian yang menghasilkan point tinggi menyatakan 47% responden menyatakan setuju, 44% responden sangat setuju, 9% menyatakan netral, dan 0% menyatakan kurang dan tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 305 yang berarti sangat berpengaruh. e. Peminat batik tulis adalah rata-rata wanita Hasil survay penelitian sangat relevan terjadi di masyarakat saat ini yang menyatakan 81% responden menyatakan setuju bahwa peminat batik berlaku untuk semua kalangan wanita dan laki-laki, 1% responden setuju, 0% responden netral dan tidak setuju, dan 17% responden menyatakan setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 305 yang berarti tidak berpengaruh. B.2. Faktor Ekonomi a. Alasan utama pembuat batik tulis sebagai pekerjaan sambilan Survay penelitian menghasilkan bahwa 73% responden menyatakan setuju bahwa membuat batik tulis bagi wanita sebagai pekerjaan sambilan, 10 % responden menyatakan sangat setuju, 6% netral, 11% responden kurang setuju dan 0% responden tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 267 yang berarti berpengaruh. b. Seni membuat batik menjadi pekerjaan utama Survay penelitian menghasilkan bahwa 73% responden menyatakan sangat setuju bahwa membuat batik tulis bagi wanita sebagai pekerjaanutama, 23 % responden menyatakan sangat setuju, 1% netral, 3% responden kurang setuju dan 0% responden tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 291 yang berarti sangat berpengaruh. c. Meningkatnya kebutuhan hidup mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat terhadap batik tulis. Survay penelitian menghasilkan bahwa dengan meningkatnya kebutuhan hidup, mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat terhadap batik tulis. Responden yang menyatakan setuju 71%, 23% responden sangat setuju, 1% responden netral, 4% responden kurang setuju dan 0% responden tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 289 yang berarti sangat berpengaruh. Jurnal Ilmiah SINUS.47

48 d. Pengelola industri batik melanjutkan usaha dari orang tua Hasil survay penelitian menunjukkan bahwa 89% responden menjawab netral, 7% responden setuju, 0% responden sangat setuju dan tidak setuju, 4% menjawab kurang setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 212 yang berarti cukup berpengaruh. e. Peminat batik tulis rata-rata kalangan ekonomi ke atas Survay penelitian menghasilkan 73% responden setuju batik tulis lebih digunakan kalangan ekonomi atas, 0% responden menyatakan sangat setuju, tidak setuju dan netral, 27% responden kurang setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 242 yang berarti berpengaruh B.3. Faktor Ketrampilan a. Membuat batik tulis diperlukan keahlian dan kepandaiaan khusus( segi seni dan teknik) Survay penelitian menyatakan 66% responden menyatakan setuju bahwa membuat batik tulis diperlukan keahlian, 34% responden menyatakan netral, 0% responden menyatakan sangat setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 256 yang berarti berpengaruh. b. Peningkatan kemampuan dengan penyelenggaraan pelatihan Hasil survay penelitian bahwa peningkatan kemampuan membuat batik dengan pelatihan 56% responden menyatakan setuju, 43% responden menyatakan netral, 1% responden menyatakan tidak setuju, 0% responden menyatakan sangat setuju dan kurang setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 212 yang berarti berpengaruh. c. Keahlian membuat batik tulis diwariskan orang tua Survay penelitian membuktikan bahwa sebanyak 37 % responden menyatakan setuju bahwa keahlian membatik diwariskan dari orang tua, 51% responden menyatakan netral, 7 % responden kurang setuju, 4% responden tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 225 yang berarti berpengaruh. B.4. Faktor Pemasaran d. Pengenalan batik tulis ke masyarakat lewat pameran Hasil survay penelitian menunjukkan pekerja dan pembuat batik masih setengah-setengah untuk mempromosikan secara besar-besaran, dikarenakan terbatasnya keuangan. Hampir sebagain besar responden 48.Jurnal Ilmiah SINUS

menyatakan netral sebanyak 86%, sangat setuju sebanyak 10% responden, setuju sebanyak 4% responden, kurang setuju dan tidak setuju sebanyak 0% responden. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 227 yang berarti berpengaruh. e. Peningkatan strategi pemasaran batik dengan web Hasil survay penelitian menunjukkan 91% responden pekerja dan pemilik industri menjawab netral, 6% responden menjawab sangat setuju, 3% rsponden menjawab setuju, 0% responden menjawab kurang setuju dan tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 220 yang berarti cukup berpengaruh f. Industri batik cap atau printing menjadi kendala pemasaran batik tulis Hasil survay penelitian membuktikan bahwa batik cap dan printing menjadi kendala, sebanyak responden menjawab netral 46%, menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 26%, menjawab kurang setuju dan tidak setuju sebanyak 1% responden. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 261 yang berarti berpengaruh. B.5. Faktor Usaha Pelestarian Batik g. Pengembangan desain batik tulis untuk meningkatkan kualitas Hasil survay penelitian membuktikan bahwa sebanyak 37% responden menjawab sangat setuju, 23% responden menjawab setuju, 39% responden menjawab netral, 1% responden menjawab kurang setuju dan 0% responden menjawab tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 277 yang berarti berpengaruh. h. Pemerintah daerah ikut menjaga dan melestarikan batik tulis Beradasarkan survay penelitian, pemerintah daerah dipandang cukup memberikan kontribusi bagi kelangsungan industri batik tulis. Sebanyak 90% responden menjawab netral, 4% responden menjawab sangat setuju, 6% responden menjawab setuju dan 0% responden kurang setuju dan tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 220 yang berarti cukup berpengaruh i. Pengelolaan manajemen yang baik dalam pengelolaan industri batik Hasil survay menunjukkan pengelolaan manajemen yang baik cukup berpengaruh dalam peningkatan kualitas dan kuantitas industri batik tulis. Sebanyak 90% responden menjawab netral, 7% responden menjawab sangat setuju, 3% responden menjawab setuju dan 0% Jurnal Ilmiah SINUS.49

50 responden menjawab kurang setuju dan tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 222 yang berarti cukup berpengaruh j. Tidak ada regenerasi pekerja batik tulis Hasil survay penelitian hampir sebagian besar responden sangat setuju adanya proses regenerasi pambatik tulis. Sebanyak 76% responden menyatakan sangat setuju, 24% responden menyatakan setuju, 0% responden menyatakan netral, kurang setuju dan tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 333 yang berarti sangat berpengaruh. k. Seni membuat batik perlu dilestarikan Berdasarkan survay penelitian menunjukkan sebagian responden menyatakan sangat setuju bahwa batik tulis harus dilestarikan. 83% responden menyatakan sangat setuju, 17% responden setuju, 0% responden menyatakan netral, kurang setuju dan tidak setuju. Dari porsentase, hasil penilaian dari situasi tersebut menunjukkan 338 yang berarti sangat berpengaruh VI. Kesimpulan Kontribusi wanita dalam melestarikan kerajinan batik tulis adalah usaha industri batik warisan orang tua, pemasaran dengan web, kontribusi pemerintah melestarikan batik, pengelolaan manajemen, promosi batik, anggapan pengguna batik kalangan atas, laki-laki tidak berminat sebagai pembuat batik, munculnya batik cap atau printing, pekerjaan pembuat batuk sebagai sambilan, karya wanita lebih bagus daripada laki-laki, pengembangan desain batik, wanita lebih sabar daripada laki-laki, pembuat batik rata-rata wanita, penurunan daya beli masyarakat, seni membatik, keahlian membatik dari orang tua, kebanggaan wanita, peningkatan kemampuan dengan pelatihan, kepandaian khusus, regenerasi pembuat batik dan terakhir seni membatik harus dilestarikan Daftar Pustaka B. Martin dan R.P. Warindio Dwijoamiguno, Belajar Melukis Batik, Penerbit Nurcahya, Yogyakarta Didik Riyanto, SE, 2002, Proses Batik Tulis-Batik Cap-Batik Printing, CV. Aneka, Solo H. M. Burhan Bungin, 2005, Metodologi Penelitian Kuantitaf, Prenada Media, Jakarta. Puspita Setiawati, 2004, Kupas Tuntas TeknikProses Membatik dilengkapi Teknik Menyablon, Absolut, Yogyakarta 50.Jurnal Ilmiah SINUS