BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Oleh karena itu kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Generasi yang tangguh ditandai dengan terampil. kelompok (Warsono dan Hariyanto, 2012: 1).

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Perkembangan tersebut pada satu sisi berdampak positif, tetapi di sisi

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

1. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dengan melakukan perubahan kurikulum. UU No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Beberapa penerapan pola peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan di Indonesia salah satunya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII-D SMP Negeri 40 Bandung mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yanti Wulan Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan melaksanakan perubahan kurikulum. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Tentu banyak sekali alasan mengapa terjadi perubahan kurikulum, di samping alasan kurikulum sebelumnya harus disempurnakan karena ada kekurangan di sana-sisi, tetapi yang paling mendasaradalah agar kurikulum tersebut mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi menuntut perlunya perbaikan system pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan (Kurniasih dan berlin Sani, 2014:3). Kurikulum yang diterapkan di Indonesia setelah kemerdekaaan yaitu Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968), kurikulum berorientasi pencapaian tujuan (1975-1994), kurikulum berbasis kompetensi (2004), kurikulum tingkat satuan pendidikan (2006), dan kurikulum 2013. 1

2 Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Kurikulum tidak akan bermakna ketika tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Persoalan tentang bagaimana mengembangkan suatu kurikulum, bukanlah hal yang mudah dan tidak sesederhana yang kita bayangkan. Dalam pengembangan kurikulum terdapat banyak komponen yang harus diperhatikan, antara lain komponen tujuan, komponen isi, komponen metode, dan komponen evaluasi. Kurikulum memegang peranan penting dalam dunia pendidikan, karena sangat berkaitan dengan penentuan arah, isi, dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan kualifikasi suatu lembaga pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat, maka dunia pendidikan harus melakukan inovasi dalam pendidikan. Inovasi pendidikan akan dapat berjalan lancar dan mencapai sasarannya apabila program pendidikan tersebut dirancang dan diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman. Kesadaran peranan guru sebagai salah satu implikasi dari pentingnya inovasi pendidikan. Pemerintah kini telah menerapkan kurikulum 2013 yang pelaksanaannya dimulai pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP tahun 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 ini sebenarnya pernah digagas dalam rintisan kurikulum berbasis kompetensi, tetapi belum

3 terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Implementasi kurikulum 2013 dilakukan secara bertahap dan berjenjang karena pendidikan dengan mutu dan kualitas tinggi membutuhkan proses dan tidak dapat dilakukan secara instan. Saat ini Indonesia mengalami masa perubahan dalam bidang pendidikan berupa perubahan kurikulum yang sebelumnya menggunakan KTSP menjadi kurikulum 2013. Sampai saat ini perubahan kurikulum tersebut masih menimbulkan pro dan kontra baik dalam lingkungan pemerintah maupun masyarakat. Kurikulum 2013 yang sudah dimulai pada tahun ajaran baru 2013 yaitu Bulan Juli 2013 dan sudah berlangsung hampir satu tahun. Kini setelah pergantian kebijakan pemerintah diubah kembali. Sekolah pada jenjang pendidikan dasar (SD) dimulai kelas I dan IV, jenjang SMP dimulai kelas VII, dan jenjang SMA/SMK dimulai kelas X. sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 selama tiga semester tetap menggunakan kurikulum 2013 sedangkan sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013 baru dua semester maka diizinkan kembali oleh pemerintah menggunakan KTSP seperti semula. Tentunya perubahan ini menyebabkan banyak persoalan lagi jika tidak diimbangi denagn persiapan dan sosialisasi yang optimal. Implementasi kurikulum 2013 telah dilaksanakan secara bertahap di SMK Negeri 1 Miri Sragen sejak dicanangkan. Kurikulum 2013 dititikberatkan pada pembentukan sikap. Hal ini diharapkan mampu memunculkan generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga mempunyai sikap yang baik dan bijak kedepannya. Kurikulum 2013 difokuskan pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

4 Keseimbangan kemampuan siswa diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan yang berpadu dengan kemampuan bersosialisasi. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran (Kemendikbud, 2014:27). Guru bertindak sebagai fasilitator atau narasumber, mengarahkan kegiatan belajar, memberikan umpan balik, dan membantu memberikan penjelasan. Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah mengisyaratkan tentang pentingnya pembelajaran dengan pendekatan saintifik atau disebut juga dengan metode 5 M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Diharapkan dari setiap komponen tersebut dapat dipraktikkan dalam proses pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum 2013 yang diberlakukan di sekolah. Kurikulum 2013 mengembangkan sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik, hal itu dinyatakan dalam Permendikbud nomor 54 tahun 2013. Kurikulum diharapkan mampu mempersiapkan generasi Indonesia memiliki kemampuan hidup secara pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pembelajaran bahasa Indonesia di SMK menekankan pembelajaran berbasis teks. Pelajaran Bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial budaya akademis. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu keterampilan

5 menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa setiap siswa tidak sama. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang dianggap paling sulit karena membutuhkan pengetahuan dan kemampuan. Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif. Pembelajaran menulis adalah salah satu pembelajaran yang memerlukan perhatian khusus baik oleh para guru maupun pihak yang terkait. Nurudin (2007:4) mengemukakan bahwa menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Menulis akan membuat siswa mampu menuangkan pikiran dan idenya pada tulisan. Keterampilan menulis jika tidak diimbangi dengan praktik menjadi salah satu faktor kurang terampilnya siswa dalam menulis. Kompetensi menulis pada kelas X memuat beberapa KD antara lain menulis teks anekdot, teks hasil observasi, teks negosiasi, teks prosedur kompleks. Salah satu keterampilan menulis di atas adalah menulis teks prosedur kompleks. Pembelajaran menulis ini sangat diperlukan. Prosedur kompleks adalah jenis teks yang berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian teks jenis ini lebih menekankan aspek bagaimana melakukan sesuatu yang dapat berupa salah satunya percobaan atau pengamatan. Oleh sebab itu, teks ini memiliki struktur berpikir, tujuan yang akan dicapai, dan langkah-langkah. Siswa diharapkan mampu menulis dan menggunakan teks tersebut sesuai fungsi sosialnya. Media dan metode pembelajaran perlu dihadirkan agar pembelajaran efektif.

6 Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 menjadikan problematik bagi banyak pihak terutama bagi wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, dan siswa. Tujuan perubahan kurikulum ini untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya. Salah satu hal yang memberatkan pada kurikulum sebelumnya adalah banyaknya mata pelajaran yang harus dituntaskan. Perubahan kurikulum mencakup semuanya, yaitu administrasi pembelajaran, pendekatan, dan evaluasi. Pendekatan kegiatan pembelajaran tentu saja mengalami perubahan. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan baru yang disebut pendekatan saintifik yang mencakup lima M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pendekatan saintifik mengarahkan siswa dituntut untuk lebih aktif dan guru sebagai fasilitator. Namun, pendekatan saintifik ini belum banyak diterapkan oleh guru karena kurangnya sosialisasi tentang pendekatan saintifik sehingga banyak guru yang belum memahami pendekatan saintifik sehingga masih banyak guru yang menerapkan pendekatan ceramah.guru masih kurang dalam menerapkan pendekataan saintifik dalam pembelajaran. Guru hanya menerapkan tiga langkah dari kelima langkah yang ada pada proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Langkahlangkah pendekatan saintifik yang diterapkan dengan baik dalam pembelajaran teks diskusi yaitu, kegiatan mengamati, kegiatan menanya, dan yang terakhir kegiatan mengomunikasikan, sedangkan kegiatan mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan/mengolah informasi masih sangat kurang penerapannya dalam pembelajaran menulis. Proses kegiatan menanya, hanya terdapat beberapa siswa yang aktif untuk bertanya dan menanggapi pertanyaan. Siswa yang aktif tentunya

7 akan bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya. Pada kegiatan menanya guru mengalami kesulitan karena guru kurang mampu membuat pertanyaanpertanyaan menarik untuk siswa. Kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran menulis selama ini ternyata masih banyak yang belum melaksanakan pendekatan saintifik. Guru masih menerapkan pendekatan ceramah pada pembelajaran menulis. Guru ceramah dan menerangkan lebih dulu kemudian menyuruh siswa untuk mengerjakan tugas. Guru masih berperan aktif sedangkan siswa pasif karena hanya mendengarkan ceramah dari guru. Guru menerangkan tentang pengertian teks prosedur kompleks, menerangkan langkah-langkah menulis teks prosedur kompleks kemudian siswa diberi tugas untuk membuat teks prosedur kompleks. Beberapa kendala yang dialami oleh guru dalam pembelajaran menulis adalah kurang disiplinnya siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Penyebab terjadinya kendala-kendala tersebut dilihat dari kurang kondusifnya proses belajar mengajar dengan pendekatan saintifik pada pembelajaran menulis teks prosedur kompleks karena suasana kelas yang ricuh dan beberapa siswa lebih senang bercanda daripada belajar. Kendala-kendala implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran menulis bukan hanya kesalahan siswa. Guru pun juga ikut andil dalam keberhasilan proses pembelajaran. Keterbatasan guru dalam pengetahuan dan waktu yang diberikan pada saat melaksanakan pembelajaran menulis dengan metode pendekatan saintifik. Guru kurang sesuai dalam pemberian contoh kepada siswa. Seharusnya, pemberian contoh pada pembelajaran menulis dengan sesuatu menarik motivasi siswa dan berlaku secara ilmiah. Guru juga terkesan kurang

8 kreativitas pada proses belajar mengajar, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan. Selain itu, hambatan juga tampak pada sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar, yakni masih kurangnya media LCD. Terdapat Kendala pribadi yang dihadapi guru dalam menerapkan pendekatan saintifik. Kendala-kendala itu terlihat dari alokasi waktu dan pendekatan saintifik yang masih baru dalam implementasinya ke kurikulum 2013. Kendala dari pembelajaran berupa pengaturan waktu dan materi yang belum dipahami sepenuhnya oleh siswa. Kendala sarana berupa referensi yang belum memadai kualitas dan kuantitasnya. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran menulis teks prosedur kompleks di SMK Negeri 1 Miri Sragen. B. Ruang Lingkup Pembatasan masalah atau ruang lingkup dalam sebuah penelitian sangat penting dilakukan karena memengaruhi ketepatan sasaran. Penelitian ini membatasi masalah pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran di kelas, kendala yang dihadapi saat pembelajaran, dan upaya untuk mengatasi kendala pada proses pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan saintifik di SMK Negeri 1 Miri.

9 C. Fokus Kajian Berdasarkan latar belakang di atas, focus kajian penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks oleh guru bahasa Indonesia sesuai pendekatan saintifik pada kelas X SMK Neegeri 1 Miri Sragen? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks oleh guru bahasa Indonesia sesuai pendekatan saintifik pada kelas X SMK Negeri 1 Miri Sragen? 3. Apa sajakah kendala yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Miri Sragen? 4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala pada pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks sesuai pendekatan saintifik pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Miri Sragen? D. Tujuan Tujuan penelitian ini berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menulis dalam kelas yang melibatkan interaksi guru dan siswa. 1 Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks oleh guru bahasa Indonesia sesuai pendekatan saintifik pada kelas X SMK Neegeri 1 Miri Sragen.

10 2 Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks oleh guru bahasa Indonesia sesuai pendekatan saintifik pada kelas X SMK Neegeri 1 Miri Sragen. 3. Mendeskripsikan kendala yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Miri Sragen. 4. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala pada pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks sesuai pendekatan saintifik pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Miri Sragen. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat diguanakan sebagai referensi penelitian selanjutnaya yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pustaka keilmuwan dan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis teks prosedur kompleks di SMK Negeri 1 Miri sragen.

11 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Menumbuhkan kesenangan siswa dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur kompleks. b. Bagi Guru Meningkatkan kualitas proses dan hasil dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks sesuai pendekatan saintifik. c. Bagi Sekolah Memberi manfaat bagi sekolah khususnya SMK negeri 1 Miri dalam upaya menciptakan inovasi pembelajaran bagi guru yang lain. d. Bagi Peneliti Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian mengenai pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan saintifik. F. Penjelasan Istilah Penjelasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian istilah. Hal ini untuk menghindari kegandaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang dipakai dalam judul tesis Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Menulis teks Prosedur Kompleks di SMK Negeri 1 Miri Sragen.

12 1. Implementasi Menurut KBBI edisi IV tahun 2008, impementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. 2. Pendekatan Saintifik Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, dan prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikannya ( Daryanto, 2014:51). 3. Teks Prosedur Kompleks Teks prosedur kompleks merupakan teks yang menggambarkan atau menjelaskan cara mencapai sesuatu melalui langkah-langkah atau tahapan yang berurutan (Wukir, 2013:85)