GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 16 TAHUN 2001 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG : KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 16 TAHUN 2001 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BALIKPAPAN

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 1996

BUPATI LOMBOK TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 7 TAHUN 1997 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 20 TAHUN 1997 SERI D.2

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA ================================================================

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 1998 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 1990

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

P PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 5 TAHUN : 1991 Seri : D. 5.

L E M B A R A N D A E R A H K O T A S E M A R A N G NOMOR 18 TAHUN 2004 SERI E

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 74 TAHUN : 2007 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Nomor : 159 Tahun 2004 Seri : D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT dan BUPATI BANDUNG BARAT MEMUTUSKAN:

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 03 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2008

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 1990

BUPATI JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 01 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2005 SERI D NOMOR 01

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAROS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 34 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 51 TAHUN 2005 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PADANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 11 Tahun 1997

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 9 TAHUN 2005 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 1 TAHUN 2005 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN AGAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA

: a. bahwa. Perwakilan Rakyat Daerah Nomor 21 Tahun. 2 Tahun PROVINSI KEPULAUAN RIAU TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

Transkripsi:

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 16 Tahun 1996 tentang Kedudukan Keuangan Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dewasa ini sehingga perlu ditinjau kembali; b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait, maka perlu menetapkan Kedudukan Keuangan Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur;

c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur tentang Kedudukan Keuangan Dewan Perwakilan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur; Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649); 2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3811); 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 5. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 2

7. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Bekas Kepala Daerah dan Bekas Wakil Kepala Daerah serta Janda / Dudanya (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 121); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4021); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4028); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 211, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4029); 12. Keputusan Presiden Nomor 168 Tahun 2000 tentang Tunjangan Jabatan Bagi Pejabat Negara Tertentu ; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk-produk Hukum Daerah; 14. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pengundangan Peraturan Daerah dan Keputusan Gubernur (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 264 Seri D Nomor 264);

Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR. BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Propinsi Nusa Tenggara Timur. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur. 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur. 4. Pimpinan DPRD adalah Anggota DPRD yang dipilih, diangkat dan telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Ketua dan Wakil-wakil Ketua DPRD berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Anggota DPRD adalah Anggota DPRD yang bukan Pimpinan DPRD yang telah diresmikan keanggotaannya dan telah mengucapkan sumpah/janji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Sekretariat DPRD adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur.

7. Uang Representasi adalah Uang yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD sehubungan dengan kedudukannya sebagai Pimpinan dan Anggota DPRD. 8. Uang Paket adalah Uang yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD untuk menghadiri rapat-rapat DPRD. 9. Tunjangan Jabatan adalah Uang yang diberikan kepada Pimpinan DPRD karena kedudukannya sebagai Ketua dan Wakil Ketua DPRD. 10. Tunjangan Komisi adalah Tunjangan yang diberikan kepada Anggota DPRD karena kedudukannya sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota Komisi. 11. Tunjangan Panitia adalah Tunjangan yang diberikan kepada Anggota DPRD karena kedudukannya sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota Panitia. 12. Biaya Penunjang Kegiatan adalah Biaya yang disediakan untuk menunjang pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD. 13. Tunjangan Khusus adalah Tunjangan yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD untuk pembayaran Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. 14. Tunjangan Perbaikan Penghasilan adalah Uang yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD untuk menambah Penghasilan. 15. Tunjangan Kesejahteraan adalah Tunjangan yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD untuk meningkatkan kesejahteraan. 16. Tunjangan Kesehatan dan Pengobatan adalah Tunjangan yang diberikan kepada Anggota DPRD untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan. 17. Uang Duka adalah Uang yang diberikan kepada ahli waris Pimpinan dan atau Anggota DPRD apabila meninggal dunia. 18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur;. 5

BAB II KEDUDUKAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Pasal2 Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Penghasilan tetap setiap bulan yang terdiri dari: a. Uang Representasi; b. Uang Paket; c. Tunjangan Jabatan; d. Tunjangan Komisi; e. Tunjangan Panitia; f. Tunjangan Khusus; g. Tunjangan Perbaikan Penghasilan. Pasal 3 (1) Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Uang Representasi. (2) Besarnya Uang Representasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditetapkan sebagai berikut: a. Ketua DPRD sebesar 60% (enam puluh perseratus) dari gaji pokok Gubernur; b. Wakil Ketua DPRD sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) dari Uang Representasi Ketua DPRD; c. Anggota DPRD sebesar 80% (delapan puluh perseratus) dari Uang Representasi Ketua DPRD. (3) Selain Uang Representasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, kepada Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Tunjangan Keluarga dan Tunjangan Beras yang besarnya ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil.

Pasal4 Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Uang Paket sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) dari Uang Representasi yang bersangkutan. Pasal 5 (1) Pimpinan DPRD diberikan Tunjangan Jabatan. (2) Besarnya Tunjangan Jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini adalah sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari Uang Representasi yang bersangkutan. Pasal 6 (1) Anggota DPRD dalam kedudukannya sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota Komisi diberikan Tunjangan Komisi. (2) Besarnya Tunjangan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditetapkan sebagai berikut: a. Ketua Komisi sebesar 20% (dua puluh perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD; b. Wakil Ketua Komisi sebesar 15% (lima belas perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD; c. Sekretaris Komisi sebesar 15% (lima belas perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD; d. Anggota Komisi sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD. Pasal7 (1) Anggota DPRD dalam kedudukannya sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota Panitia diberikan Tunjangan Panitia. (2) Besarnya Tunjangan Panitia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, ditetapkan sebagai berikut: 7

8 a. Ketua Panitia sebesar 15% (lima belas perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD; b. Wakil Ketua Panitia sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD; c. Sekretaris Panitia sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD; d. Anggota Panitia sebesar 5% (Lima perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD. Pasal8 (1) Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Tunjangan Khusus. (2) Besarnya Tunjangan Khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, disesuaikan dengan besarnya pembayaran Pajak Penghasilan yang berlaku bagi diri pribadi. Pasal9 (1) Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Tunjangan Perbaikan Penghasilan (2) Besarnya Tunjangan Perbaikan Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditetapkan sebagai berikut: a. Ketua DPRD sebesar 80 % dari tunjangan jabatan Gubernur; b. Wakil Ketua DPRD sebesar 75 % dari tunjangan jabatan Gubernur; c. Anggota DPRD sebesar 70 % dari tunjangan jabatan Gubernur.

BAB II! TUNJANGAN KESEJAHTERAAN Pasal10 (1) Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Tunjangan Kesehatan dan Pengobatan. (2) Tunjangan Kesehatan dan Pengobatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan diberikan dalam bentuk jaminan Asuransi Kesehatan. Pasal11 Apabila Pimpinan DPRD dan atau Anggota DPRD meninggal dunia, kepada ahli warisnya diberikan : a. Uang Duka Wafat sebesar 3 (tiga) kali Uang Representasi atau apabila meninggal dunia dalam menjalankan tugas diberikan uang duka wafat sebesar 6 (enam) kali Uang Representasi; b. Bantuan Biaya Pengangkutan Jenazah dan Pemakaman. Pasal 12 (1) Pimpinan DPRD disediakan sebuah Rumah Jabatan beserta perlengkapan dan 1 (satu) unit kendaraan Jabatan. (2) Biaya Pemeliharaan Rumah Jabatan beserta Perlengkapan dan kendaraan Jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini disediakan dalam APBD. (3) Apabila Pimpinan DPRD berhenti atau berakhir masa baktinya, maka Rumah Jabatan beserta perlengkapan dan kendaraan Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, diserahkan kembali kepada Pemerintah Daerah tanpa suatu kewajiban Pemerintah Daerah. 9

Pasal13 (1) Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan pakaian dinas berikut atributnya. (2) Pakaian Dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, berupa : a. Pakaian Sipil Harian (PSH) sejumlah 2 (dua) stel setahun; b. Pakaian Sipil Resmi (PSR) Sejumlah 1 (satu) stel setahun; c. Pakaian Sipil Lengkap (PSL) sejumlah 1 (satu) stel selama 5 tahun Pasal 14 Pimpinan dan Anggota DPRD yang telah berakhir masa keanggotaannya atau berhenti antar waktu diberikan Tunjangan Purna Bhakti yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan Daerah. BAB IV BIAYA KEGIATAN DPRD Pasal15 Untuk kelancaran pelaksanaan tugas DPRD, disediakan biaya perjalanan dinas, dan biaya penunjang kegiatan, sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal16 (1) Pimpinan dan Anggota DPRD yang mengadakan Perjalanan Dinas diberikan biaya perjalanan dinas. (2) Ketentuan Administrasi dan besarnya biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, disesuaikan dengan ketentuan Perjalanan Dinas yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil Tingkat A. 10

(3) Peninjauan dalam Wilayah Daerah yang berkedudukan di Ibukota Propinsi dengan klasifikasi perjalanan kurang dari 1 (satu) hah, diberikan biaya Perjalanan Dinas yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil Golongan A. (4) Pimpinan dan Anggota DPRD yang karena jabatannya harus pindah ke ibukota Propinsi dan atau pada saat diberhentikan dengan hormat dari jabatannya, harus pindah dari ibukota Propinsi diberikan biaya Perjalanan pindah yang besarnya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil. Pasal17 (1) Untuk menunjang pelaksanaan tugas DPRD disediakan biaya penunjang kegiatan yang dikelola oleh Pimpinan DPRD. (2) Besarnya biaya penunjang kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, ditetapkan sesuai Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut: a. Sampai dengan Rp. 15.000.000.000,00 ( Lima belas milyar rupiah) paling rendah sebesar Rp. 175.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima juta rupiah) dan paling tinggi sebesar 1,5% (satu koma lima perseratus); b. Diatas Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas miliyar rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliyar rupiah) paling rendah sebesar Rp.225.000.000,00 (dua ratus dua puluh lima juta rupiah) dan paling tinggi sebesar 1,25% (satu koma dua puluh lima perseratus); c. Diatas Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) sampai dengan Rp.100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah) paling rendah sebesar Rp.625.000.000,00 (enam ratus dua puluh lima juta rupiah) dan paling tinggi sebesar 1 % (satu perseratus); d. Diatas 100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah) sampai dengan Rp.250.000.000.000,00 (dua ratus lima puluh milyar rupiah) paling rendah Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dan paling tinggi sebesar 0.75% (nol koma tujuh puluh lima perseratus); i i

e. Diatas Rp.250.000.000.000,00 (dua ratus lima puluh milyar rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000.000,00 (iima ratus milyar rupiah) paling rendah sebesar Rp. 1.875.000.000,00 ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh lima rupiah) dan paling tinggi sebesar 0,50 % (nol koma lima puluh perseratus); f. Diatas Rp.500.000.000.000,00 (lima ratus milyar rupiah) paling rendah sebesar Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) dan paling tinggi sebesar 0,25% (nol koma dua puluh lima perseratus). Pasal18 Pengeluaran untuk pelaksanaan Peraturan Daerah ini dibebankan pada APBD. Pasal19 Pimpinan dan Anggota DPRD dapat menerima hak keuangan lain diluar ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah. BAB V KETENTUAN LAIN- LAIN Pasal20 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Pimpinan DPRD. (2) Ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini menjadi dasar dan pedoman dalam menetapkan Anggaran Belanja DPRD. 12

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal21 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 16 Tahun 1996 tentang Kedudukan Keuangan Ketua, Wakil-wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah. r Ditetapkan di Kupang pada tanggal 13 Agustus 2002 f GUBERNUR A TENGGARA Tlft^ PIET/ALEXANDER TALLO Diundangkan di Kupang pada tanggal 13 Agustus 2002 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI jk W NUSA TENGGARA TIMUR, LEMBARAN^PAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2002 NOMOR 247 SERI E NOMOR 226 13

PENJELASAN AT AS PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG KEDUDUKA N KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR I. PENJELASAN UMUM : Bahwa Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 16 Tahun 1996 tentang Kedudukan Keuangan Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dan perkembangan dewasa ini sehingga perlu ditinjau kembali. t Bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan DPRD dan Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait dan dalam rangka mendukung kegiatan DPRD dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah, maka perlu menetapkan Kedudukan Keuangan DPRD Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sehubungan dengan itu, perlu menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur tentang Kedudukan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL: Pasal 1 s.d Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 : Yang dimaksud dengan Panitia dalam pasal ini adalah Panitiapanitia sebagai alat kelengkapan DPRD yang dibentuk dan disahkan oleh Rapat Paripurna DPRD. Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 : Cukup jelas : Tunjangan Perbaikan Penghasilan diberikan untuk menambah penghasilan se agai penyelenggara pemerintahan Daerah mempunyai kedudukan sebagai mitra sejajar dengan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Cukup jelas. Pasal 11 Biaya pengangkutan jenazah diberikan kepada Pimpinan atau Anggota DPRD yang tewas dalam menjalankan tugas. Pasal 12 s.d. Pasal 17 : Cukup jelas. Pasal 19 : Yang dimaksud dengan hak keuangan lainnya adalah penerimaan Iain-Iain kemampuan keuangan daerah termasuk bantuan biaya dan biaya operasional penyerapan aspirasi masyarakat. Pasal 20 s/d. 22 Cukup jelas.