PENDIDIKAN LUAR BIASA BAGI PENYANDANG CACAT DI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk

GRAHA REHABILITASI PENYANDANG CACAT TUBUH DI SEMARANG

1.7 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

REDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG. disusun oleh : KHOERUL UMAM L2B

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FASILITAS TERAPI DAN PENDIDIKAN ANAK AUTIS DI SEMARANG

PUSAT KREATIVITAS ANAK DI SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

SPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN TA- 100

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TA 115

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REST AREA JALAN TOL SEMARANG - BATANG

BOOK HOUSE DI KOTA DEMAK

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

RUMAH SAKIT KHUSUS LANSIA DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Post Modern

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN B TERPADU DI SEMARANG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI) DI SEMARANG

AUDITORIUM UNIVERSITAS JEMBER

TSUNAMI MEMORIAL PARK BANDA ACEH - NAD BAB I PENDAHULUAN

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN

PASAR BURUNG DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Organic

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH DASAR ISLAM DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PASAR SANDANG PEKALONGAN

TUGAS AKHIR PERIODE 114 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RSIA-CILACAP. Dengan Penekanan Desain Modern Arsitektur.

PONDOK PESANTREN MODERN DI SEMARANG (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

RUMAH SAKIT BERSALIN DI BLORA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier

ENTERTAINMENT CENTRE DI SALATIGA

REDESAIN KANTOR DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN PT. KARYA MUKTI ABADI SEBAGAI SENTRA INDUSTRI KAROSERI DUMP TRUK UNTUK WILAYAH JAWA TENGAH DI UNGARAN Penekanan Desain Hi-Tech

TOKO BUKU DENGAN RUANG PAMER DI KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN FRANSISCA RENI W / L2B

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN TA 29

RUMAH SAKIT MATA DI CIREBON

RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Tugas Akhir_103 BAB I PENDAHULUAN

RESORT HOTEL DENGAN KONSEP UNIVERSAL DESAIN DI PANTAI KRAKAL YOGYAKARTA

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SLEMAN Tugas Akhir 126 Arsitektur Undip BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

PASAR INDUK CENGKARENG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis

GRAHA LANSIA KELOMPOK EKONOMI MENENGAH ATAS DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

KANTOR PEMERINTAH KABUPATEN DAN DPRD BEKASI (Penekanan Desain Arsitektur Regionalisme)

TAMAN RIA DI SEMARANG

Panti Wredha di Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak untuk semua anak dan hal ini telah tercantum dalam berbagai instrument internasional

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BALAI LATIHAN KERJA SEMARANG

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERPUSTAKAAN MODERN DI SEMARANG

PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PROVINSI JAWA TENGAH DI UNGARAN

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

APARTEMEN MAHASISWA DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEDUNG KANTOR SEWA MEDI GROUP DI SEMARANG

RUMAH SAKIT UMUM TIPE C KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ENTERTAINMENT CENTER DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang eksistensi proyek

SHOWROOM DAN BENGKEL MOBIL DI PEKANBARU

AUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO DI TEMBALANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

SEKOLAH ISLAM TERPADU AL IRSYAD DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis

Rumah Sakit Umum Kelas C Di Kabupaten Wonosobo

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FARMING DI PATI. Diajukan Oleh : Risdiana Fatimah

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

RUMAH SAKIT HEWAN DI JAKARTA

GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI DAN FASILITAS KEMAHASISWAAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP DI SEMARANG DENGAN KONSEP BANGUNAN HEMAT ENERGI

Transkripsi:

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENDIDIKAN LUAR BIASA BAGI PENYANDANG CACAT DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disususn oleh : ARIF MUH AKBAR L2B 002 192 Periode 96 Juli 2006 Desember 2006 Kepada JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan berbudi luhur, memiliki keterampilan dan kesehatan jasmani dan rokhani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan, belum menjamin sepenuhnya terhadap tantangan global dimasa depan. Dunia pendidikan di Indonesia memerlukan reformasi dan restrukturisasi, sehingga pendiidkan baik anak normal maupun anak berkebutuhankhusus harus dipandang sebagai kebutuhan yang mendasar. (Mudjito, 2005). Perkembangan jasa pendidikan di Indonesia mulai merambah ke yayasan-yayasan penyelenggara Pendidikan Luar Biasa yang eksistensinya sebagai bagian dari penyelenggaraan pendidikan nasional, karena kontribusi yang cukup signifikan yang memperhatikan layanan pendiidkan bagi anak berkebutuhan khusus yang dimulai dari TKLB, SDLB, SMLB, SMALB serta lembaga apapun yang melayani pendidiakan anak luar biasa. Usaha tersebut merupakan suatu bentuk usaha untuk menigkatkan kualitas pendidikan dan kemampuan ketrampilan penyandang cacat sehingga keberadaannya dapat berguna bagi bangsa, masyarakat, dan dirinya sendiri. Adanya isu-isu strategis, mengenai penuntasan wajar 9 tahu bagi penyandang cacat yaitu dengan meningkatkan daya tampung pendidikan unit sekolah baru untuk mengembangkan potensi kecerdasan dan bakat istimewa dari anak berkebutuhan khusus serta peningkatan kualitas pendidikan (Program Prioritas Ditjen Pembinaan Sekolah Luar Biasa tahun 2005). Pengembangan dan peningkatan kualitas layanan bagi anak berkebutuhan khusus, belum memberikan akses fisik yang cukup untuk anak berkebutuhan, apalagi di era otonomi pemerintah daerah dihimbau untuk turut bertangungjawab dalam menyediakan saranan fisik yang aksesibel bagi anak berkebutuhan khusus. Banyak undang-undang dan kebijakantentang kecacatan dan hak-hak orang cacat. Dalam

Undang-Undang disebutkan bahwa setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Yang dimaksudkan adalah kesamaan memperoleh kesempatan pendidikan dan pekerjaan, perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan, dan aksesibilitas (Cucu Saidah, BILiC). Aksesibilitas sarana prasarana fisik meliputi jalan, bangunan, dan perumahan yang sangat buruk, tidak adanya sarana umum yang aksesibel sehingga sangat menyulitkan penyandang cacat untuk mengakses tempat pelayanan publik termasuk tempat pendidikan. Provinsi Jawa Tenah salah satu Provinsi di Indonesia pada tahun 2005 tercatat jumlah penyandang cacat fisik sebanyak 4535 orang dan sebanyak0,185% atau sekitar 839 penyandang berada di Kota Semarang dan sekitarnya (Dinas Kesehatan Sosial Provinsi Dati I Jawa Tengah,2005). Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah pada waktu yang akan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan meningkatkannya jumlah kecelakaan yang terjadi, bencana alam maupun akibat dari suatu penyakit dan penyalahgunaan obt-obatan. Usaha rehabilitasi bagi penyandang cacat, terutama cacat fisik sekarang ini sedang ditingkatkan. Salah satu pemikiran yang mendasari rencana ini adalah bahwa untuk tiap-tiap Provinsi diusahakan memiliki sedikitnya satu sarana Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik yang bersifat timbal balik terhadap Pusat rehabilitasi cacat tubuh Prof.Dr.Soeharso yang berkedudukan di Surakarta (Maryono, 1985). Melihat kondisi yang demikian maka perlu wadah sebagai pelayanan bagi penyandang cacat terutama cacat fisik/tubuh. Wadah tersebut nantinya difungsikan sebagai tempat pengelolaan pendidikan, pelatihan tenaga pendidik, dan layanan pendidikan berupa Sekolah Luar Biasa yang diketegorikan kelainan fisik/tubuh, serta mencakup rehabilitasi medis, rehabilitasi mental psikoligis dan rehabilitasi mental psikologis dan rehabilitasi karya akan sangat membantu penanggulangan masalahmasalah yang di hadapi para penyandang cacat untuk dapat terjun kedalam masyarakat, mandiri dan ikut berpartisipasi aktif sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya.

Oleh karena itu, diharapkan dalam penyediaan sarana Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik ini sebagai respon adanya otonomi daerah tentang pengembangan dan peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan bagi penyandang cacat tubuh dan para tenaga pendidik secara menyeluruh dan berkelanjutan yang representatif, modern dan responsif terhadap lingkungan dan ilmu pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat efisiensi, efektivitas dan integritas. Dengan kata lain, segala fasilitas nantinya disesuaikan menurut standar teknis aksesibilitas yang ditujukan bagi penyandang cacat, agar mendapatkan perhatian yang selayaknya. B. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Merumuskan Program dasar Perencanaan dan Perancangan yang berhubungan dengan sarana dan prasarana untuk wadah pengelolaan, pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat fisik dan tenaga pengajar, sehingga tersusun langkah-langkah untuk dapat melanjutkan kedalam perancangan grafis. Sasaran Tersusunnya konsep dasar perencanaan dan perancangan Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang beserta program dan kapasitas pelayanan berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan. C. LINGKUP BAHASAN Ruang Lingkup Substansial Merencanakan dan merancang sarana dan prsarana untuk melakukan proses pengelolaan dan pendidikan bagi penyandang cacat tubuh dan para tenaga pengajar secara menyeluruh dan berkelanjutan yang representatif, modern dan responsif terhadap lingkungan dan ilmu pengetahuan, dalam wadah yang dikenal dengan nama Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang. Ruang Lingkup Spasial Perencanaan dan perancangan Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang, khususnya, berada di daerah ibukota Provinsi tepatnya berada di wilayah Semarang.

D. METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara : 1. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung di lokasi. 2. Studi Literatur Studi Literatur yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan. 3. Wawancara Wawancara yaitu dialog langsung dengan baik pelaku aktivitas maupun pengelola. Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik. E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan serta alur pikir. BAB II Tinjauan Pustaka Menguraikan tentang tinjauan umum dan pengertian Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik, standar pelayanan minimal, tinjauan khusus penyandang cacat fisik sesuai karakteristik dan klasifikasinya. BAB III Tinjauan Khusus Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang Menguraikan tentang tinjauan Provinsi Jawa Tengah, tinjauan Kota Semarang mengenai peraturan dan kebijakan. Tata guna lahan dan sarana prasarana pelayanan bagi penyandang cacat fisik.

BAB IV BAB V BAB VI Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Mengungkapkan kesimpulan, batasan dan anggapan dari uraian pada baba sebelumnya. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang Menguraikan dasar-dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan fungsional, kontekstual, arsitektural, teknis, dan utilitas bangunan. Program Perencanaan dan Perancangan Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang Membahas mengenai program perencanaan yang meliputi program ruang, lokasi dan tapak terpilih dan konsep perancangan bangunan yang meliputi konsep bentuk, penekanan desain yang digunakan, konsep struktur dan utilitas bangunan.