LEBAKSIUH SEBAGAI IBU KOTA PROVINSI JAWA BARAT SERTA PEMBENTUKAN WEHRKREISE III SEBAGAI SUSUNAN WILAYAH PERTAHANAN PRIANGAN TIMUR PADA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. tinjauan ini dilakukan.tapanuli Utara,yang dikenal sebagai Afdeeling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB V KESIMPULAN. Pertama, menurut letaknya Magelang terletak antara Bujur

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul. Unit pelaksana, satuan polisi pamong praja, kecamatan.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 1954 TENTANG PERMINTAAN DAN PELAKSANAAN BANTUAN MILITER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kabupaten Karo merupakan suatu wilayah yang terletak Suatu Dataran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG HARI JADI KOTA OTONOM TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KEJA STAF AHLI BUPATI BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

SEJARAH PERISTIWA GERBONG MAUT DI BONDOWOSO TAHUN 1947 DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1960 TENTANG PERMINTAAN DAN PELAKSANAAN BANTUAN MILITER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1947 TENTANG INSTRUKSI UNTUK WALIKOTA DISELURUH INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah.

BAB III METODE PENELITIAN

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR K TAHUN 2017 TENTANG

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2012 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III OBJEK PENELITIAN

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DAN BUPATI TASIKMALAYA MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1947 TENTANG MAHKAMAH TENTARA DAERAH TERPENCIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan. telah dikaji. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN KOORDINASI PEMERINTAHAN SIPIL. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 ayat (6);

Transkripsi:

LEBAKSIUH SEBAGAI IBU KOTA PROVINSI JAWA BARAT SERTA PEMBENTUKAN WEHRKREISE III SEBAGAI SUSUNAN WILAYAH PERTAHANAN PRIANGAN TIMUR PADA TAHUN 1947-1948 DESKRIPSI ISI Pemerintahan sipil Jawa Barat ikut dalam Wehrkreise III dan menetapkan di Tasikmalaya. Dengan demikian ibu kota provinsi Jawa Barat untuk sementara waktu menjalankan aktivitasnya di kota Tasikmalaya. Untuk mengetahui segala aktivitas gerakan gerilya dari tentara Siliwangi, Sutoko selalu berada dan mendampingi Gubernur, sehingga ia dengan mudah dapat memberikan informasi Kepada Gubernur bahwa Siliwangi masih eksis dan selalu berusaha mengatasi kemungkinan-kemungkinan patrol tentara Belanda yang berusaha menyerang melumpuhkan dan menawan seluruh aparat pemerintahan baik sipil maupun militer. Wehrkreise itu sendiri mempunyai pengertian sebagai daerah pertempuran dalam lingkaran- lingkaran (Kreise) yang dapat mengadakan (Wehr) secara berdiri sendiri. Lingkaran-lingkaran pada hakekatnya adalah kantong-kantong perlawanan gerilya sesuai dengan konsep wilayah yang telah dikembangkan. Pasukan-pasukan yang berhasil menyusun kembali mulai melakukan gerilya dengan dibantu oleh rakyat. Implementasi Wehrkreise pada peristiwa ini diantaranya Kerja sama antara tentara dan masyarakat, maka perhubungan dengan pamong praja dan lain-lain pegawai Negeri sipil dapat dipelihara. Bahkan pada waktu-waktu tertentu dapat diadakan pertemuan antara para residen, Bupati, dan anggota-anggota dari jawatan sipil lainnya, dan dengan anggota-anggota Badan-badan perjuangan. Dengan sendirinya taktik Wehrkreise telah mendidik dan membagikan semangat juang rakyat yangberani dan disiplin dalam menjalankan tugas. Sehingga banyak diantara para pemuda yang bertugas sebagai penghubung atau kurir yang waktu

itu dikenal sebagai Pasukan yang harus berani menerobos ke daerah musuh untuk menghubungi para pemimpin gerilya yang ada di kota, dan untuk hubungan Pemerintah dari daerah pusat ke daerah, ke Bupati-bupati, para residen, juga jawatan-jawatan yang saat itu menyebar di berbagai daerah. Lebaksiuh adalah perkampungan yang berjarak +70 km selatan Kota Tasikmal;aya, kampung ini terletak disatu lembah yang dikelilingi oleh hutan belantara, yang masih dihuni oleh beberapa binatang buas, di tempat itulah sewaka mambuat kantor gubernur darurat dan menjalankan Pemerintahan, yang dijalankan atas Beleid (membatalkan perintah) sendiri hal ini terjadi karena hubungan dengan Jogjakarta (ibu kota Indonesia pada waktu itu ) telah terputus. Kampung Lebaksiuh sebagai pusat pemerintahan provinsi Jawa Barat berlangsung dari Agustus 1947 sampai dengan Februari 1948 ini terletak di Desa Cipicung Kecamatan Bantarkalong, Karangnunggal. Pada waktu itu Lebaksiuh dikenal sebagai Kepunduhan Lebaksiuh yang dipimpin oleh seorang punduh yang bernama Abdul Samad. Dengan demikian Gubernur Sewaka akhirnya menetap serta menjalankan pemerintahan Provinsi Jawa Barat di pengasingan yaitu Lebaksiuh. Perjalanan pemindahan GubernurSewaka dari Karangnunggal menuju Lebaksiuh mengambil rutemulai dari Pamijahan menuju Panyalahan diteruskan ke kampung Cilumbu dan tiba di kampung Lebaksiuh. Perjalanan perpindahan gubernur ini terjadi bukan sesuatu diluar rencana. Namun pada saat itu kepala desa Cipicung, Raden Djarkasih telah memperoleh berita dari seorang kurir bahwa rombongan Gubernur Sewaka akan menetap di Lebaksiuh. Para pemuda dipercaya terlibat dan diberi tugas untuk menjemput rombongan gubernur sekaligus sebagai Petunjuk Jalan, diantaranya Ahim, Hadri dan Nuhro, mereka menempuh perjalanan dengan medan yang berat dengan menerobos hutan belantara, menempuh gunung dan bukit terjal. Rombongan sekretaris gubernur, Enoeh dan nyonya Loho, kapten Sulaeman, ajudan gubernur, supir gubernur sera istri dan anaknya, residen Bogor yaitu Barnas dan putrinya Juang Ita, Residen

Priangan yaitu Ardiwinangun, selain itu rombiongan gubernur juga didampingi oleh beberapa orang reporter dari kantor berita Antara. Mereka adalah A.Z.Palindih. Moch.Royani dan Moch Saman

LEBAKSIUH SEBAGAI IBU KOTA PROVINSI JAWA BARAT SERTA PEMBENTUKAN WEHRKREISE III SEBAGAI SUSUNAN WILAYAH PERTAHANAN PRIANGAN TIMUR PADA TAHUN 1947-1948 Oleh : Alex Anis Ahmad, Drs. M.Pd NIK. 411287065 Program Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya 2015

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang Penelitian 1 2. Rumusan Masalah... 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN.... 3 1. Objek Penelitian... 3 2. Metode Penelitian 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 4 1. Hasil Kolaborasi antara Sekutu dengan Belanda.. 4 2. Dari Komandemen I Jawa Barat ke Divisi Siliwangi 5 3. Beberapa Insiden yang terjadi di Kota Bandung 7 4. Dari Majelis Persatuan Pertahanan Priangan (MPPP) ke Wehrkreise.. 10 5. Ibu Kota Provinsi Jawa Barat di Tasikmalayadan Beberapa Insiden Militer Belanda.. 11 PEMBAHASAN. 14 1. Lebaksiuh Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat 14 2. Gambaran Umum Kampung Lebaksiuh 14 3. Sosial Ekonomi Kampung Lebaksiuh.. 17 4. Kondisi Geografi.. 19 KESIMPULAN.. 20