I. PENDAHULUAN. siswa ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

I. PENDAHULUAN. rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

I. PENDAHULUAN. dengan guru, siswa dengan lingkungan, dan siswa dengan sesamanya serta siswa. dan penyampaian (media informasi pendidikan) yang tepat.

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah Biologi. Biologi

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem pencernaan termasuk ke dalam mata pelajaran Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

I. PENDAHULUAN. bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk,

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Dasar (SD) yang perlu ditingkatkan kualitasnya. SD

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar, yaitu

I. PENDAHULUAN. Karakterisktik siswa yang beragam selalu dihadapkan guru dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. satunya dipengaruhi oleh faktor kualitas pendidikan negara tersebut. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang dipandang sebagai proses, produk, dan sikap. Untuk

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik (Amase, dkk, 2014: 2). Pendidikan bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu dengan menempuh proses pembelajaran. juga dikembangkan seperti dibuatnya metode-metode baru dalam belajar

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

I. PENDAHULUAN. siswa untuk berfikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang

I. PENDAHULUAN. Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara

I. PENDAHULUAN. yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

I. PENDAHULUAN. kondusif dan suksesnya transfer informasi dari guru kepada siswa. Pemakaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Sardiman (2001: 93) dalam belajar

I. PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan berperan meningkatkan mutu sumber daya manusia. Proses pendidikan di sekolah didasari interaksi antara guru dan siswa. Guru berperan penting mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan mendorong potensi dan mobilisasi siswa dalam belajar (Ibrahim dan Syaodin, 1996 : 42) Dalam pikiran kebanyakan pendidik, makna dan hakikat belajar seringkali hanya diartikan sebagai proses informasi (guru dan buku pelajarannya) oleh siswa. Akibatnya, guru masih memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan transfer informasi dari guru ke siswa. Padahal guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi tapi juga dituntut untuk menciptakan pembelajaran sehingga siswa ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran dan memanfaatkan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran (Nasution dalam Suryosubroto, 1996 : 18). Efektivitas proses pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh model yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Penggunaan model yang kurang

2 tepat akan berdampak pada penguasaan materi oleh siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Maret 2010, proses pembelajaran biologi di kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar lampung masih menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) dengan metode ceramah, diskusi informasi, dan praktikum. Metode ceramah didominasi oleh guru, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran dan mengandalkan guru sebagai sumber informasi. Diskusi informasi yang dilakukan bersifat teoritis yang dijabarkan ( Dimyanti dan Mujiono 1994 : 21 ), sehingga proses pembelajaran yang dilakukan kurang terstruktur. Metode praktikum yang digunakan intensitasnya masih sangat rendah terutama pada materi pokok Sistem Gerak Manusia. Kegiatan pembelajaran tersebut kurang sesuai dengan ilmu Biologi yang merupakan ilmu yang dibangun melalui pengembangan keterampilanketerampilan proses sains, seperti mengobservasi, menyusun hipotesis, mengumpulkan data, kemampuan mengaplikasi suatu materi, melakuakan analisis, prediksi, interpretasi, inferensi dan komunikasi. Keterampilanketerampilan proses tersebut harus sudah ditumbuhkan dalam diri siswa yang disesuaikan dengan taraf perkembangannya (Depdiknas, 2003:1). Setiap materi pokok dalam pelajaran biologi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Materi pokok sistem gerak pada manusia mempunyai karakteristik khusus, yaitu : struktur dan fungsi organ menggunakan bahasa latin yang sulit untuk diingat ; membahas tentang mekanisme proses yang rumit sehingga sulit untuk dipahami ; serta melibatkan berbagai sistem organ

3 lain dalam menjalan fungsinya. Hal ini diduga menyebabkan siswa sulit untuk dapat menguasai materi ini dengan baik. Pembelajaran Biologi pada materi pokok sistem gerak pada manusia kelas VIII memiliki kopetensi dasar yaitu, siswa mampu mendeskripsikan sistem gerak pada manusia dan vertebrata, serta hubungannya dengan kesehatan, dengan indikator pembelajaran yaitu, membandingkan macam organ penyusun sistem gerak pada manusia dan vertebrata, membedakan fungsi tulang rawan, tulang keras, otot, dan sendi sebagai penyusun rangka tubuh, mengidentifikasi macam sendi dan fungsinya, dan mendata contoh kelainan dan penyakit yang berkait dengan tulang dan otot yang biasa dijumpai dalam kehidupan seharihari dan upaya mengatasinya. Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tersebut diduga dapat digunakan untuk menggali hasil belajar bagi siswa. Sementara berdasarkan hasil observasi, hasil belajar siswa (aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor) biologi siswa selama ini masih rendah. Dari aspek kognitif (pengetahuan) rata-rata nilai kelas VIII untuk materi Sistem Gerak pada manusia pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 baru mencapai 49,0. Siswa yang tuntas hasil belajarnya hanya 24% atau hanya 9 orang. Hasil belajar tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar yaitu 65,0. Rendahnya hasil belajar yang dimiliki siswa disebabkan oleh faktor yaitu guru masih mendominasi pada setiap pembelajaran dalam memberikan materi sehingga siswa kurang peka ketika dianjurkan untuk mengamati sesuatu, kurang antusias saat pembelajaran berlangsung, dan tidak mampu bekerja sama (aspek afektif). Sulit berkomunikasi saat persentasi serta hasil persentasinya kurang memuaskan.

4 Berdasarkan penelitian Nurjanah( pada tahun 2005 : 12) dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Sukaraja dan SMP Islam An- Nuur Sukabumi tahun pelajaran 2006/2007. Hasil penelitan Trimo dan Rusantiningsih (2008 : 25) dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing yang dikolaborasi dengan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS SDN Anjasmoro Semarang. Siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami pelajaran. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran perlu beragam agar siswa mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Dari beberapa model pembelajaran yang ada, model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas adalah Snowball Throwing karena dapat melatih kesiapan siswa dalam belajar dan siwa dapat saling memberikan pengetahuannya. Dan juga model pembelajaran ini siswa dilatih untuk berkerja sama dalam kelompoknya. Penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing belum pernah dilakukan dalam pembelajaran biologi di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Oleh sebab itu dengan model pembelajaran Snowball Throwing diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Khususnya pada materi pokok sistem gerak manusia kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem Gerak Manusia kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung? 2. Apakah hasil belajar pada materi pokok sistem gerak manusia oleh siswa lebih tinggi pada penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing di bandingkan dengan model pembelajaran Direct Intruction pada kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem gerak manusia. 2. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dibandingkan dengan model Direct Intruction.

6 D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Guru dapat menjadikan model ini sebagai pembelajaran yang diterapkan dikelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran. 2. Siswa dapat meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda. 3. Sekolah memberikan sumbangan pemikiran wawasan tentang pendekatan dan model pembelajaran bagi guru dan calon guru. E. Ruang Lingkup Untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu ruang lingkup sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Snowball Throwing. 2. Hasil belajar biologi diukur dalam penelitian ini adalah nilai akhir yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar mengajar yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap). 3. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII/b sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII/a sebagai kelas kontrol. 4. Materi pokok yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Sistem Gerak Manusia.

7 5. Penelitian bersifat eksperimental pada siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. F. Kerangka Pikir Guru harus menggunakan variasi dalam mengajar, memilih model yang tepat untuk setiap bahan pelajaran agar siswa tidak mudah bosan. Dalam menciptakan proses pembelajaran yang seefektif mungkin, harus menggunakan model yang sesuai dengan materi pokok bahasan tertentu. Sehingga siswa tidak bosan dan dapat menerima materi pelajaran dengan penuh semangat. Guru sebagai pengelola kelas memiliki peran penting dalam memilih model yang tepat dalam pembelajaran. Karena dalam belajar siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat tetapi ada aspek kecerdasan tertentu yang harus dikembangkan dalam diri siswa. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini akan digunakan model pembelajaran Snowball Throwing di SMP Negeri 29 Bandar Lampung tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil penelitian akan dibahas tentang hasil belajar siswa yang telah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan yang tanpa menggunakan model pembelajaran Snowball throwing. Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan melakukan diskusi dan bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Biologi. Siswa akan lebih bersemangat dalam

8 melakukan kegiatan belajar mengajar, dengan demikian diharapkan ada peningkatan hasil belajar siswa. Karena model Snowball Throwing merupakan model pembelajaran dengan permainan yang menarik minat siswa sehingga siswa semangat dalam menjalaninya,sehingga akan meningkatkan minat siswa dalam belajar. Variabel data penelitian ini adalah variable bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebasnya adalah model pembelajaran Snowball Throwing, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan dengan diagram berikut: X 1 Y X 2 Gambar I. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat X 1 = Model Snowball Throwing, X 2 = Model Direct Intruction Y = hasil belajar ( kognitif dan afektif) G. Hipotesis Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah: 1. H 1 = Ada pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi pokok sistem gerak manusia kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung. 2. H 1 = Hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing lebih tinggi daripada kelas yang tanpa menggunakan model Snowball Throwing.