PENGARUH PELATIHAN INCRIMENTAL VERTICAL HOP TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI. I Pt Adi Susanta, I Ketut Sudiana, I Nyoman Sudarmada

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN DOWN THE LINE DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

Oleh: I Gede Agus Wirajaya Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK DOUBLE LEG BOUND TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

e journal jurnal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume II Tahun 2014)

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PUNGGUNG

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND DAN SKIPPING TERHADAP KELINCAHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN PUSH-UP TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRICS ZIG-ZAG DRILLS TERHADAP DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 1 MENGWI TAHUN PELAJARAN

Luh Eka Eliani, I Nym Sudarmada, Ni Luh Kadek Alit Arsani. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIC SIDE JUMP SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG HOPS TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Nym Budiarsa, I Nym Kanca, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

PENGARUH PELATIHAN LARI TIGA SUDUT DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

Ejournal JJPKO Volume 08 Nomor 02 Tahun 2017

PENGARUH PELATIHAN THREE CORNER DRILL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN POWER

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PELATIHAN CONTINUOUS CIRCUIT TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SCOOP TOSS DAN MEDICINE BALL THROW TERHADAP DAYA LEDAK OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN BERMAIN BULUTANGKIS OVERHEAD CLEAR DRILL TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIAHN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI TULANGAMPIANG DENPASAR

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

PENGARUH PELATIHAN BAYANGAN (SHADOW) BULUTANGKIS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN REAKSI

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

PENGARUH PELATIHAN LATERAL CONE HOPS DAN DEPHT JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

Kadek Ari Sujana, I Gusti Lanang Agung Parwata, Gd Doddy Tisna MS. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

PENGARUH PELATIHAN STAR RUN TERHADAP KECEPATAN DAN KELINCAHAN

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) Abstrak

PENGARUH LATIHAN BOX SKIP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SMP N 1 KALASAN, SLEMAN

Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING

PENGARUH PELATIHAN DUMBBELL ARM SWINGS TERHADAP KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT LENGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN LARI SPRINT 60 METER DAN HEXAGONALOBSTACLE SPRINT TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

Ejournal JJPKO, Volume 08 Nomor 2 Tahun 2017

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

I Pt. Adi Gunawan*, I.A.Kd. Arisanthi Dewi **, Ngurah Adi Santika***

PENGARUH PELATIHAN BEBAN LEG PRESS TERHADAP KECEPATAN LARI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH VARIASI LATIHAN KOORDINASI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI SISWA SSO REAL MADRID UNY KELOMPOK UMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

PENGARUH PELATIHAN SLALOM DRIBBLING TERHADAP KELINCAHAN DAN VO 2 MAKS SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA

PENGARUH PELATIHAN FARTLEK DAN OBSTACLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN SIT-UP BESAR SUDUT 45 0, 90 0, DAN TERHADAP KEKUATAN OTOT PERUT. Made Meiriawati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN WAKTU REAKSI

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SINGLE LEG BOUND

Ejournal JJPKO, Volume 08 Nomor 2 Tahun 2017

PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN-LATIHAN KECEPATAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI MTS N 2 YOGYAKARTA

ABSTRAK Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training Terhadap Prestasi Lompat Jauh Ditinjau dari Power Otot Tungkai

1. DR. NASUKA M.Kes 2. TB WIDYO ALPIES NS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ABSTRAK

SKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA.

Andrianus Rio Elmino, Eka Supriatna, Ahmad Atiq Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN 30 SECOND BOX DRILL DAN 60 SECOND BOX DRILLTERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

PENGARUH PERMAINAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 PLAYEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PENGARUH NAIK TURUN BANGKU DAN TANGGA TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA BEBAS. (Jurnal) Oleh I GEDE GUNAWAN

PENGARUH PELATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN INCRIMENTAL VERTICAL HOP TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI I Pt Adi Susanta, I Ketut Sudiana, I Nyoman Sudarmada Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {iptadisusanta@yahoo.co.id, sudiana_67@yahoo.co.id, inyomansudarmada@yahoo.co.id} @undiksha.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan incrimental vertical hop terhadap kelincahan dan kekuatan otot tungkai. Jenis penelitian adalah eksperimen sungguhan dengan rancangan the modified randomized pre-test post-test control group design. Sampel penelitian sebanyak 38 orang ditentukan dengan teknik proportional random sampling. Kelincahan diukur dengan menggunakan tes dogging run dan kekuatan otot tungkai dengan tes leg dynamometer, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji-t independent dengan bantuan program komputer SPSS 16.0.Rekapitulasi data pada pelatihan incrimental vertical hop untuk kelincahan terjadi peningkatan sebesar 0,22. Berdasarkan hasil uji-t independent untuk variabel kelincahan, antara gain score kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan nilai thitung = 13,177 dengan nilai signifikansi = 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Sedangkan pelatihan incrimental vertical hop untuk kekuatan otot tungkai terjadi peningkatan sebesar 5,18. Berdasarkan hasil uji-t independent untuk variabel kekuatan otot tungkai, antara gain score kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan nilai thitung = 7,883 dengan nilai signifikansi = 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelatihan incrimental vertical hop berpengaruh terhadap kelincahan dan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas X SMA N 1 Selat tahun pelajaran 2014/2015. Kata-kata Kunci: incrimental vertical hop, kelincahan, dan kekuatan otot tungkai. Abstract The purpose of this study was to determine the effect of incrimental vertical hops training for agility and leg muscle strength. This type of research is a real experiment with the design of the modified randomized pre-test post-test control group design. 38 samples are determined by proportional random sampling technique. Agility was measured using the test dogging run and leg muscle strength measured with leg dynamometer test, then the data were analyzed using independent t-test with the computer program SPSS 16.0. Data description show on incrimental vertical hop training for agility an increase of 0.22. Based on the results of independent t-test for agility, gain scores between the treatment group and the control group obtained the value t = 13.177 with a significance value = 0.000 at a significance level of 0.05. While incrimental vertical hops training to an increase in leg muscle strength of 5.18. Based on the results of independent t-test for the leg muscle strength, gain scores between the treatment group and the control group obtained the value of t = 7.883 with a significance value = 0.000 at a significance level of 0.05. From the results of the data analysis and discussion, it can be concluded that the incrimental vertical hop training effect on agility and leg muscle strength in male student of class X SMA N 1 Selat academic year 2014/2015. Key Words: incrimental vertical hops, agility, and leg muscle strength.

PENDAHULUAN Kegiatan olahraga merupakan salah satu kegiatan yang sangat populer di kalangan masyarakat saat ini. Dengan berolahraga yang teratur dan terus menerus akan dapat membantu meningkatkan kebugaran jasmani. Selain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, olahraga juga diajadikan sarana mengukir prestasi bagi para atlet untuk mensejajarkan suatu negara dengan negara lain. Dalam berolahraga untuk mencapai prestasi yang tinggi sangat memerlukan komponen-komponen kondisi fisik yang sangat berperan penting terhadap peningkatan prestasi atlet. Salah satu komponen kondisi fisik adalah kelincahan dan kekuatan otot tungkai. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah posisi tubuh atau arah gerakan tubuh dengan cepat ketika sedang bergerak cepat, tanpa kehilangan keseimbangan atau kesadaran orientasi terhadap tubuh (Nala, 1998:74). Kelincahan dalam hal ini membutuhkan komponen kecepatan dan koordinasi. Koordinasi merupakan kemampuan tubuh untuk mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda menjadi gerakan tunggal yang harmonis. Sedangkan kecepatan merupakan kemampuan untuk berpindah atau bergerak tubuh dari satu titik ke titik yang lainnya dalam wangtu yang sesingkatsingkatnya. Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting dalam penentuan keberhasilan seseorang terutama untuk olahraga yang memerlukan kekuatan maksimal, daya ledak, dan daya tahan. Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi beban atau tahanan (Sukadiyanto, 2005:81). Dengan demikian kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan otot tungkai untuk berkontraksi secara maksimal untuk mengatasi beban dalam beraktivitas. Secara teoritis, pelatihan kondisi fisik akan memberikan manfaat yang baik apabila diberikan pada masa pertumbuhan, karena masa pertumbuhan dari anak-anak menjadi dewasa merupakan masa yang paling tepat dalam pencapaian kemampuan fisik yang optimal karena pada masa ini fungsi fisiologis tubuh mengalami perkembangan dengan kisaran umur 10 sampai 18 tahun untuk perempuan dan 12 sampai 20 untuk laki-laki (Sugiyanto, 1998: 8). Saat anak masih duduk ditingkat SMA dengan rentang umur antara 15-17 tahun, maka sangat baik untuk diberikan pelatihan fisik karena dalam usia tersebut merupakan masa yang tepat untuk meningkatkan kemampuan fisik optimal anak. Dari hasil observasi peneliti secara langsung di SMA N 1 Selat, pembinaan komponen-komponen kondisi fisik seperti kelincahan dan kekuatan otot tungkai masih belum sepenuhnya diberikan, sehingga secara tidak langsung dapat berdampak buruk pada prestasi olahraga di SMA N 1 Selat. Catatan prestasi SMA N 1 Selat pada salah satu cabang olahraga yaitu, cabang olahraga sepak bola belum menunjukkan prestasi yang memuaskan dan belum sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh sekolah. Terakhir kali cabang ini mendapatkan prestasi yaitu pada tahun 2009 yaitu juara 3 Liga Bali Post Kabupaten Karangasem. Setelah itu praktis tidak ada prestasi lagi yang dicapai oleh SMA N 1 Selat di berbagai kompetisi yang diikuti ditingkat kabupaten. Dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru extrakurukuler sepak bola, beliau mengatakan bahwa belum pernah diberikan pelatihan fisik terhadap siswanya melainkan hanya diberikan pelatihan sederhana berupa bermain sepak bola saja. Hal ini merupakan salah satu penyebab dari belum maksimalnya prestasi siswa dalam cabang sepak bola. Berdasarkan hal diatas, maka akan ditawarkan suatu bentuk penelitian untuk membentuk komponen kondisi fisik salah satunya adalah kelincahan dan kekuatan otot tungkai. Untuk meningkatkan kelincahan dan kekuatan otot tungkai siswa dapat dilatih dengan menggunakan pelatihan incrimental vertical hop.

Incrimental vertical hop merupakan salah satu latihan plaiometrik yang membutuhkan pipa karet atau tali panjangnya 225 cm. Ikatkan ujungnya pada dinding atau tiang yang tingginya 1 meter dan ujungnya yang lain diikat dengan kerucut, ban atau benda yang bergerak yang diletakkan di tanah (Furqon, 2002:36). Pelatihan incrimental vertical hop digunakan untuk melatih kelincahan dan kekuatan otot tungkai karena dalam pelatihan ini dilakukan dengan melompati tali secara capat. Dengan melompati tali tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan kelincahan dan kekuatan otot tungkai siswa. Keunggulan pelatihan incrimental vertical hop adalah pelatihan ini mudah dilaksanakan, tidak memerlukan biaya yang banyak, tidak memerlukan alat-alat yang mahal serta tidak memerlukan lapangan yang luas. Gerakan yang dilakukan menekankan pada gerakan melompat dengan kecepatan maksimum yang sangat menghandalkan kemampuan otot tungkai. Gerakan tersebut sangat sesuai dengan karakteristik olahraga sepak bola. Dengan jenis latihan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman menyenangkan dalam pelatihan, sehingga akan berimplikasi terhadap peningkatan kelincahan dan kekuatan otot tungkai serta peningkatan prestasi olahraga di SMA N 1 Selat. Berdasarkan penelitian sejenis tentang kelincahan dan kekuatan otot tungkai yang telah diklakukan oleh oleh Johan Cahyo (2012) dengan judul pengaruh pelatihan lompat kijang kelincahan dan kekuatan otot tungkai. Dalam penelitian tersebut terjadi peningkatan yang signifikan pada variabel terikat yang akan ditingkatkan yaitu kelincahan dan kekuatan otot tungkai. Dari uraian diatas, untuk meningkatkan kelincahan dan kekuatan otot tungkai yang dimaksud, peneliti tertarik mengkaji mengenai penelitian yang berjudul Pengaruh Pelatihan Incrimental Vertical Hop Terhadap Kelincahan dan Kekuatan Otot Tungkai pada Siswa Putra Kelas X SMA N 1 Selat Tahun Pelajaran 2014/2015. METODE PENELITAN Jenis penelitian ini merupakan eksperimen sungguhan (true exsperimental) yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara memberikan satu atau lebih perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan membandingkannya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan (Kanca, 2010:65). Pada rancangan eksperimen sungguhan sudah memenuhi tiga prinsip, yaitu (1) randomisasi, (2) replikasi, dan (3) adanya kelompok kontrol atau perlakuan banding (Kanca, 2010:86). Rancangan penelitian yang digunakan yaitu The Modified Randomized Pre-test Post-test Control Group Design (Kanca, 2010:87). Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas X SMA N 1 Selat sebanyak 38 orang ditambah dengan 6 orang cadangan yang diambil dari jumlah populasi yaitu 152 orang. Setiap kelompok di tambah dengan 3 orang cadangan. Cadangan dipergunakan jika dari masing masing kelompok ada yang tidak bisa hadir dalam 3 kali pertemuan. Teknik dalam pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Teknik pengambilan sampel penelitian secara acak mengunakan cara undian, yaitu dengan mengundi seluruh siswa yang berjumlah 8 kelas. Dalam teknik pengambilan sampel pada penelitian ini kemungkinan akan muncul rentangan antara 2 sampai 3 kelas untuk memenuhi jumlah sampel yang akan diperlukan. Dari 44 orang tersebut selanjutnya dilakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan kelincahan dan kekuatan otot tungkai awal siswa sebelum dilakukan pelatihan. Setelah dilakukan pre-test maka hasil kedua tes tersebut digabungkan dan

dicari hasil terbaik untuk menentukan peringkat dari masing-masing individu tersebut. Hasil peringkat yang telah didapatkan digunakan untuk membagi sampel menjadi dua kelompok yang memiliki kemampuan hampir sama dengan cara ordinal pairing (pola ABBA). Dari dua kelompok yang sudah dibentuk, kelompok perlakuan diberikan metode pelatihan incrimental vertical hop dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan khusus melainkan diberikan aktivitas konvensional yang biasa dilakukan sebelumnya agar kebugaran jasmaninya tetap maksimal. Dalam pelatihan ini, kelompok kontrol diberikan bermain sepak bola. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kelincahan dalam penelitian ini adalah dogging run dengan validitas 0,82 dan reliabilitas 0,93 (Nurhasan, 2000). Instrumen yang digunakan untuk mengukur kekuatan otot tungkai adalah lari leg dynamometer dengan validitas 0,86 dan reliabilitas 0,91. Uji normalitas data mempergunakan uji lilliefors kolmogorov-smirnov dengan bantuan program komputer SPSS 16,0 pada taraf signifikansi α = 0,05. (Candiasa,2010). Sedangkan uji homogenitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa varian dari kelompok tersebut adalah homogen. Uji homogenitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Lavene dengan bantuan komputer program komputer SPSS 16,0 pada taraf signifikansi α = 0,05 (Koyan, 2012). Untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan instrument uji-t independent. Instrument uji-t independent digunakan untuk menguji perbedaan rerata dua kelompok yang tidak berkorelasi. Data penelitian yang diuji adalah selisih dari hasil pre-test dan post-test (gain score) dari masing-masing kelompok Dari pengujian kedua hipotesis tersebut, kriteria pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi thitung> signifikansi α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, sedangkan jika signifikansi thitung< signifikansi α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Apabila H1 ditolak artinya pelatihan incrimental vertical hop tidak berpengaruh terhadap kelincahan ataupun kekuatan otot tungkai, sedangkan jika H 1 diterima maka pelatihan incrimental vertical hop berpengaruh terhadap kelincahan dan kekuatan otot tungkai (Candiasa, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian ini mendapatkan hasil berupa data pre-test dan post-test yang kemudian dicari data gain score (selisih antara data post-test dan pre-test). Data gain score kemudian diolah menggunakan uji-t independent. HASIL Sebelum melakukan uji hipotesis maka dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data dilakukan pada gain score data kelincahan dan kekuatan otot tungkai. Dari hasil uji normalitas dengan instrumen uji Lilliofors Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program komputer SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05 diperoleh nilai signifikansi kelincahan untuk kelompok perlakuan sebesar 0,200 dan kelompok kontrol sebesar 0,200. Sedangkan nilai signifikansi kekuatan otot tungkai untuk kelompok perlakuan sebesar 0,080 dan kelompok kontrol sebesar 0,146. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa signifikansi > 0,05 sehingga semua kelompok berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan varians kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Uji homogenitas data dilakukan terhadap data gain score kelincahan dan kekuatan otot tungkai menggunakan instrumen uji Lavene dengan bantuan program komputer SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Dari hasil uji didapatkan nilai signifikansi hitung untuk kelincahan sebesar 0,060 dan kekuatan otot tungkai sebesar 0,245. Kedua data tersebut lebih besar daripada α (Sig > 0,05), dengan demikian data yang

diuji berasal dari data dengan variansi homogen. Setelah uji prasyarat terpenuhi maka dilakukan uji hipotesis. Data yang diolah adalah data gain score yaitu selisih data post-test dengan data pre-test. Data pre-test dan post-test untuk variabel kelincahan diperoleh dalam satuan waktu sehingga semakin kecil waktu yang diperoleh maka kemampuan semakin bagus. Melihat hal tersebut maka untuk mencari gain score dihitung selisih data pre-test dengan data post-test. Deskripsi data kelincahan dapat disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Data Kelincahan Variabel data Pre-test Post-test Gain score Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Jumlah sampel 22 22 22 22 Mean 9,99 9,82 9,77 9,75 0,22 0,07 Median 10,04 9,30 9,77 9,24 0,21 0,06 Std Deviation 1,03 1,82 1,04 1,28 0,04 0,03 Variance 1,06 1,64 1,08 1,64 0,00 0,00 Range 4,93 4,47 4,38 4,48 0,15 0,10 Nilai Tertinggi 12,02 12,32 12,32 12,23 0,30 0,12 Nilai Terendah 7,63 7,85 7,85 7,75 0,15 0,02 Hipotesis pelatihan incrimental vertical hop berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan diuji dengan uji-t independent dengan bantuan program komputer SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji memiliki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. penelitian diterima apabila nilai uji memiliki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil analisis yang disajikan, dapat diketahui bahwa signifikansi < 0,05 sehingga hipotesis diterima yaitu pelatihan incrimental vertical hop berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan. Untuk deskripsi data kekuatan otot tungkai dapat disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2. Deskripsi Data Kekuatan otot tungkai Variabel data Pre-test Post-test Gain score Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Jumlah sampel 22 22 22 22 Mean 53,55 56,09 58,73 57,59 5,18 1,50 Median 52,50 55,50 59,50 57,00 5,00 1,00 Std Deviation 11,35 12,47 11,15 12,46 1,37 1,71 Variance 128,93 155,42 128,30 155,39 1,87 2,93 Hipotesis pelatihan incrimental vertical hop berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai diuji dengan uji-t independent dengan bantuan program komputer SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t independent memiliki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig >0,05), hipotesis penelitian ditolak. Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil analisis yang disajikan, dapat diketahui bahwa signifikansi < 0,05 sehingga hipotesis diterima yaitu pelatihan incrimental vertical hop berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai. PEMBAHASAN Hasil analisis data hasil penelitian untuk variabel terikat penelitian menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata (mean) untuk masing-masing variabel. Dari deskripsi data variabel kelincahan terlihat kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol mengalami peningkatan nilai ratarata. Nilai pre-test kelompok perlakuan Range 43,00 47,00 43,00 47,00 6,00 7,00 Nilai tertinggi 80,00 82,00 85,00 83,00 8,00 5,00 Nilai terendah 37,00 35,00 42,00 36,00 2,00-2,00 memiliki rata-rata 9,99 dan rata-rata nilai post-test 9,77, dengan demikian nilai ratarata kelompok perlakuan meningkat 0,22. Kelompok kontrol untuk variabel kelincahan mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 0,07 dari 9,82 pada saat pre-test menjadi 9,75 pada saat post-test. Untuk variabel kekuatan otot tungkai juga mengalami peningkatan baik pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 5,18 dari hasil pre-test 53,55, menjadi 58,73 pada saat post-test. Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,50 dari pre-test 56,09 menjadi 57,59 pada saat post-test. Peningkatan yang dicapai oleh kelompok perlakuan akibat dari pelatihan incrimental vertical hop tersebut sudah sesuai dengan penelitian sejenis yang dilakukan oleh Sumiati dengan judul penelitiannya adalah pengaruh pelatihan lari amplop dan lari rintangan terhadap kelincahan dan kekuatan otot tungkai. Dalam penelitian ini terjadi peningkatan yang signifikan pada variabel terikat yang akan ditingkatkan yaitu kelincahan dan kekuatan otot tungkai.

Dari deskripsi di atas, terlihat adanya peningkatan nilai variabel kelincahan dan kekuatan otot tungkai baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol, dengan peningkatan rata-rata kelompok perlakuan yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol untuk kedua variabel penelitian tersebut. Hal ini menunjukan adanya pengaruh dari pelatihan yang diberikan terhadap peningkatan kelincahan dan kekuatan otot tungkai sampel penelitian. Peningkatan pada kelompok perlakuan diakibatkan oleh pemberian pelatihan incrimental vertical hop selama 12 kali pelatihan (1 bulan) dengan frekuensi latihan 3 kali dalam 1 minggu. Sedangkan peningkatan pada kelompok kontrol lebih diakibatkan oleh adanya peningkatan aktivitas olahraga permainan sepak bola yang dilakukan secara bebas oleh seluruh sampel penelitian selama kegiatan penelitian ini berlangsung. Hal ini dapat dijelaskan melalui hasil uji hipotesis penelitian berikut: Berdasarkan hasil uji-t independen untuk variabel kelincahan, antara gain score kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan nilai thitung = 13,777 dengan nilai signifikansi = 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis penelitian pelatihan incrimental vertical hop berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan diterima. Secara teoritis hasil penelitian pelatihan incrimental vertical hop berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan dapat dijelaskan sebagai berikut: menurut Nala (1998:74) kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah posisi tubuh atau gerakan tubuh dengan cepat ketika sedang bergerak cepat tanpa kehilangan keseimbangan atau kesadaran orientasi terhadap posisi tubuh, sedangkan Nurhasan (2005:20) mengatakan bahwa kelincahan merupakan kemampuan bergerak dengan berubah-ubah arah secara cepat tanpa kehilangan keseimbangan. Sebagai salah satu komponen kebugaran jasmani, kelincahan dapat ditingkatkan melalui program pelatihan yang dirancang secara sistematis dan berkesinambungan dengan mengikuti prinsip-prinsip pelatihan yang tepat. Pelatihan incrimental vertical hop merupakan salah satu bentuk latihan plaiometrik yang membutuhkan pipa karet atau tali panjangnya 225 cm. Ikatkan ujungnya pada dinding atau tiang yang tingginya 1 meter dan ujungnya yang lain diikat dengan kerucut, ban atau benda yang bergerak yang diletakkan di tanah. Sampel kemudian melompati tali dari ujung yang paling bawah sampai ke atas. Pelatihan ini memberikan pembebanan yang secara tidak langsung mengakibatkan perubahan atau peningkatan pada komponen otot tungkai yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kelincahan, sehingga kelincahannya akan meningkat. Berdasarkan hasil uji-t independen untuk variabel kekuatan otot tungkai, antara gain score kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan nilai thitung =7,883 dengan nilai signifikansi = 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis penelitian pelatihan incrimental vertical hop berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai diterima. Secara teoritis hasil penelitian pelatihan incrimental vertical hop berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan dapat dijelaskan sebagai berikut: kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi beban atau tahanan (Sukadiyanto, 2005:66). Menurut Ismaryati (2009:111) kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting dalam penentuan keberhasilan seseorang terutama untuk olahraga yang memerlukan kekuatan maksimal, daya ledak dan daya tahan salah satunya adalah olahraga sepak bola. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan otot berkontraksi secara maksimal untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas.

Pelatihan incrimental vertical hop merupakan latihan yang rangkaian gerakannya terdiri dari meloncat ke depan secara cepat yang akan melibatkan otototot tungkai kaki, serta melatih beberapa persendian. Rangkaian gerakan pelatihan incrimental vertical hop mengakibatkan terjadinya peningkatan serabut-serabut otot tungkai yang dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, halhal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut, bagi pembina olahraga, pelatih olahraga, guru penjasorkes dan atlet serta pelaku olahraga lainya disarankan dapat menggunakan pelatihan incrimental vertical hop sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kelincahan dan kekuatan otot tungkai. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk penggunakan variabel dan sampel penelitian yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Cahyo, Johan. 2012. Pengaruh Pelatihan Lompat Kijang Terhadap Kelincahan dan Kekuatan Otot Tungkai Tersedia pada http://journal.unnes.ac.id/sju/ind ex.php/jssf (diakses tanggal 28 Oktober 2014). Candiasa, I Made. 2004. Statistik Multivariat. Singaraja. Unit Penerbitan IKIP Negeri Singaraja. Kanca, I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. -------, 1990. Pengaruh Latihan Acceleration Sprint dan Latihan Hallow Sprint Terhadap Power dan Speed. (tesis). Surabaya: Universitas Airlangga. -------, 2004. Pengeruh Pelatihan Fisik Aerobik dan Anaerobik terhadap Absorpsi Karbohidrat dan Protein di Usus Halus Rattus Norvegicus Strain Wistar.Surabaya : Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Koyan, I Wayan.2012 Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuatitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Nala, Ngurah. 1998. Prinsif Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: UNUD Nurhasan. 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga. Sugiyanto. 1998. Perkembangan dan Belajar motorik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK Universitas Negeri Yogyakarta. Furqon H. M dan Muchsin Doewes.2002. Plaiometrik: untuk meningkatkan power. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.