2015 STUDI TENTANG RETORIKA DAKWAH YUSUF MANSUR DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR BERBICARA DALAM BENTUK CD INTERAKTIF UNTUK SISWA SMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanti Agustina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara di depan publik seperti berpidato, berceramah, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi utama dalam kehidupan. Kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang bersifatabstrak (Effendi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam ranah

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting di dalam tataran kehidupan bermasyarakat. Menurut Keraf (2002, hlm. 3) fungsi-fungsi bahasa tersebut antara lain: (1) untuk menyatakan ekspresi diri, (2) sebagai alat komunikasi, (3) sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial dan (4) alat untuk mengadakan kontrol sosial. Dapat dikatakan kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi baik sebagai adaptasi sosial maupun untuk memenuhi kebutuhan. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi, baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada teori, tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai. Berbicara dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Setiap manusia dituntut untuk terampil berkomunikasi, terampil menyatakan pikiran, gagasan, ide, dan perasaan. Terampil menyimak informasi-informasi yang didapat dan terampil pula menyampaikan informasi-informasi yang diterimanya. Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

2 manusia. Kehidupan manusia setiap hari dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. Agar pembicaraan itu mencapai tujuan, pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal itu mengandung maksud bahwa pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi yang disampaikan pembicara secara efektif. Itulah sebabnya begitu pentingnya memiliki keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbicara. Salah satu kegiatan yang banyak dilakukan setiap individu dalam kehidupan bermasyarakat adalah kegiatan berbicara. Baik berbicara dalam kegiatan formal maupun informal misalnya, bercerita kepada teman, memberi nasihat, berdakwah, mengajar, memberikan penegasan dalam propaganda, dan kegiatan bicara lainnya. Kegiatan berbicara ini memiliki kedudukan dan fungsi yang penting dalam kehidupan manusia bermasyarakat dan berbudaya (Effendi, 2011, hlm. 53). Kenyataannya kegiatan berbahasa menunjukkan bahwa manusia lebih sering mengemukakan gagasan secara lisan daripada secara tulis. Kegiatan-kegiatan komunikasi yang sering dilakukan misalnya pidato, dakwah atau ceramah, dan diskusi. Keseluruhan jenis kegiatan berbicara tersebut menuntut kemampuan komunikasi dan retorika yang baik. Kegiatan berbicara membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia, sebagaimana pemaparan Oka (1976, hlm. 3). Pertama, kegiatan berbicara menandai manusia serta membedakannya dengan makluk hidup lainnya. Kedua, berbicara sangat penting untuk mengungkap diri, pengalaman, dan menjalani kehidupan bermasyarakat. Ketiga, kegiatan berbicara berpengaruh penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pentingnya kemampuan berbicara menjadi salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai. Keterampilan berbicara umumnya dilatih dengan melakukan ragam kegiatan berbicara antara lain: pidato, dakwah atau ceramah, dan debat.

3 Keterampilan berbicara dapat dimiliki dengan banyak berlatih berbicara baik secara umum (public speaking) maupun secara berkelompok (Maarif, 2014, hlm.1) Memiliki kemampuan berbicara yang baik tidaklah mudah. Banyak para ahli terampil menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, namun sering kurang terampil menyajikan gagasan secara lisan atau secara langsung (Arsjad dan Mukti, 1988, hlm.1). Kesulitan dalam mengemukakan informasi dan berkomunikasi dengan pendengar merupakan kesulitan-kesulitan yang sering dialami dalam berbicara. Terlebih kemampuan menyampaikan pesan dengan menarik dan strategi yang tepat. Istilah retorika dakwah merupakan bagian khitabah atau public spekaking. Salah satu bidang ilmu yang mengajarkan berbicara dan berfokus pada seni berbicara dikenal dengan retorika. Retorika dan public speaking merupakan hal yang sama, saat ini istilah public speaking banyak digunakan di dunia komunikasi (Hidajat, 2006, hlm. 2). Kemampuan retorika berperan penting dalam pencapaian tujuan berbicara. Aristoteles (dalam oka 1976, hlm. 8) mengemukakan Setiap orang memanfaatkan retorik menurut kemampuannya masing-masing, ketika mereka bertutur.. Pertimbangan mengunakan strategi retorika disesuai dengan kondisi dan pribadi pembicara. Umumnya, persiapan berbicara dilaksanakan sesuai dengan tujuan tertentu. Retorika memegang peranan penting dalam kegiatan berbicara. Hal ini sudah lama disadari para komunikator andal bahkan menurut sejarah, retorika telah berkembang di Yunani sekitar abad ke-5 sebelum Masehi. (Arsjad dan Mukti, 1988, hlm. 3). Pemanfaatan retorika ini disesuaikan dengan kebutuhan berbahasa dan tujuan yang ingin dicapai. Keberhasilan pencapaian tujuan dalam kegiatan berbicara sangat dipengaruhi oleh retorika (Hidajat, 2006, hlm. 3). Umumnya semua individu mampu mengemukakan gagasan, tetapi tidak semua individu mampu membuat tertarik para pendengar. Tentunya diperlukan penerapan retorika meliputi metode, teknik, dan strategi dalam berbagai ragam keterampilan berbicara.

4 Senanda dengan pendapat sebelumnya King (1998, hlm. 3) mengemukakan bahwa jalan menuju sukse baik sosial maupun professional dilalui lewat kemampuan berbicara yang baik. Pernyataan ini dapat menjadi dasar bahwa seni berbicara sangat penting dikuasai setiap individu baik dalam profesi apapun. Komunikasi yang efektif dan baik adalah keahlian impian setiap individu, sebab tidak dapat dipungkiri banyak bentuk komunikasi baik komunikasi massa atau pun personal yang menuntut seni berbicara. Cara beretorika yang baik belum banyak diketahui oleh siswa. Sekalipun umumnya telah dilatih pada beberapa ragam keterampilan berbicara lainnya seperti berdialog dan wawancara. Namun, saat melakukan salah satu ragam keterampilan berbicara khususnya ceramah dan pidato siswa umumnya tidak memperhatikan metode, teknik, dan strategi retorika sehingga komunikasi pembicara dan pendengar tidak kondusif bahkan takut untuk mempraktikkan salah satu ragam keterampilan berbicara.. Kenyataannya ada begitu banyak individu yang takut berbicara di depan umum dan sangat membosankan untuk didengar (Wijaya dan Setiawan, 2007:5) Kegiatan bertanya jawab, diskusi, dan kegiatan berbicara lainnya secara umum menggunakan retorika. Ragam kegiatan berbicara baik secara personal maupun interpersonal menuntut kemampuan retorika yang baik. Hal ini disesuaikan dengan tujuan penggunaan retorika, misalnya dalam hal keagamaan yang bertujuan persuasif. Salah satu ragam keterampilan berbicara yang sering dilakukan ialah berdakwah. Berdakwah pada umumnya berorientasi perihal keagamaan atau hal-hal khusus lainnya. Dakwah yang baik mampu memberikan pengaruh pada pendengar. Pengaruh yang diharapkan ialah perubahan sikap dan ajakan sesuai ajaran agama. Kemampuan berdakwah merupakan keterampilan berbicara yang harus dimiliki sedini mungkin (Muhtadi, 2012, hlm. 4). Kemampuan berdakwah ini tidak hanya bertujuan untuk hal-hal keagamaan, tetapi juga berperan penting untuk hidup bersosial dengan anggota masyarakat lainnya. Dengan demikian, keterampilan berdakwah haruslah dimiliki oleh para siswa sejak dini.

5 Seni berbicara dalam berdakwah tidak terlepas dari kemampuan menggunakan dan menyusun struktur, metode, strategi, dan memilih gaya dakwah yang tepat. Struktur, metode, strategi, dan memilih gaya dakwah yang tepat sangat berpengaruh pada ketercapaian tujuan dakwah. Memahami struktur materi dakwah dengan sistematis dan logis memudahkan pembicara dalam menyampaikan setiap pesan dan nasihat kepada pendengar. Dakwah yang terstruktur dengan baik juga berpengaruh pada kemudahan pendengar untuk memahami setiap pesan yang disampaikan da i. Metode dakwah mempengaruhi ketertarikan pendengar akan isi ceramah yang disampaikan. Strategi penyampaian pesan diharuskan tidak monoton, sederhana dan mudah dipahami. Gaya dakwah penting dipahami untuk memahami karakter dan sikap komunikasi yang baik sesuai dengan tujuan dakwah. Namun, dari hasil penelitian pendahuluan keterampilan berbicara khususnya berdakwah merupakan salah satu hal yang sulit bagi siswa. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam berdakwah ialah sulit mencapai tujuan dakwah atau ceramah sebagaimana yang diharapkan sebesar 75%. Kemudian, siswa dalam berdakwah belum mampu memberikan ajakan, nasihat, dan sugesti dengan metode yang menarik sebesar 71%. Siswa merasa sulit mengemukakan hal-hal yang akan disampaikan sebesar 80%. Selanjutnya, siswa menginginkan keterampilan berdakwah dilatih dengan bahan ajar interaktif yang menjelaskan secara rinci perihal dakwah dan contoh-contoh dakwah salah seorang da i sebesar 88% Da i merupakan komponen komunikasi dakwah yang penting. Sebab da i bertindak sebagai pelaku sentral yang akan menyampaikan isi ceramah baik berupa nasihat, ajakan, pengharapan, doa, dan himbauan. Pengorganisasian pesan dakwah dalam struktur materi dakwah yang baik, metode dakwah, strategi penyususnan pesan serta pemilihan kata dan ciri khas komunikasi dalam gaya dakwah merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dalam berdakwah. Kemampuan retorika dakwah para da i menjadi tentunya menjadi salah satu syarat utama keberhasilan mencapai tujuan berdakwah. retorika dakwah

6 Ustaz Yusuf Mansur salah satu da i yang memiliki kemampuan retorika yang baik. Hal ini berdasarkan penelitian pendahuluan atas tanggapan pendengar Ustaz Yusuf Mansur yang menjelaskan bahwa bahasa dakwah Ustaz Yusuf Mansur sederhana, mudah dipahami sebesar 98%, logis sebesar 86 %, dan menyentuh perasaan 80%. Konten dakwah Ustaz Yusuf Mansur senantiasa mengajak kembali pada norma agama, umumnya berfokus pada tauhid, dan memberikan sugesti yang positif sebesar 94%. Konten pesan yang disampaikan cenderung bervariatif selain perkara aqidah juga cenderung pada kebaharuan misalnya Keajaiban Sedekah, Ditolong Allah, dan Menjadi Pengusaha Yang Disayang Allah. Kemampuan retorika yang dimiliki Ustaz Yusuf Mansur dikemas dalam penyusunan struktur materi dakwah, metode dakwah, strategi komposisi pesan, dan gaya dakwah yang mumpuni.tokoh religius ini senantiasa berdakwah dengan kata atau kalimat yang mudah dipahami dan dimengerti. Tausiah Ustaz Yusuf Mansur sering ditayangkan di televisi swasta. Banyak tayangan dakwah beliau yang direkam dan disebarluaskan. Bahasa yang digunakan sederhana dan sangat akrab dengan pendengar. Kekuatan bahasa yang digunakan menyentuh hati para pendengar terutama dalam kajian-kajian ilmu tauhid. Retorika dakwah yang digunakan para dai dalam berdakwah tentunya bervariasi. Ada dakwah yang dimulai dengan kisah, wasiat dan bahkan dimulai dengan do a. Variasi metode dakwah yang digunakan da i dalam berdakwah merupakan kemampuan personal setiap da i untuk lebih dekat dan akrab dengan pendengar. Kemampuan menggunakan retorika dan mengorganisasi ide ceramah dengan diksi yang baik tentunya berpengaruh pada pendengar. Ustaz Yusuf Mansur memiliki ciri khas dan karakteristik retorika yang khas saat berdakwah. penyusunan struktur materi dakwah, metode dakwah, strategi penyampaian pesan, dan pemilihan gaya dakwah merupakan hal yang dapat dijadikan contoh untuk melatih keterampilan berbicara siswa sejak dini siswa SMA dengan pembelajaran berbicara dalam bentuk bahan ajar multimedia CD interaktif.

7 Retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur yang akan dianalisis pada bagian struktur, metode dakwah, strategi penyusunan pesan, serta pemilihan gaya dakwah yang tepat dapat dikemas menjadi satu bahan ajar berbicara yang menarik. Keterampilan berdakwah sebagai keterampilan berbicara perlu diasah dan dikembangkan pada siswa SMA. Umumnya, siswa merasa sulit menyusun struktur materi dakwah, metode, strategi komposisi pesan, dan gaya dakwah dalam berdakwah. Salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara berbasis religius yakni kenyataan bahwa terbatasnya bahan ajar keterampilan berbicara berbasis religius dalam bentuk CD interaktif. Bahan ajar audio visual tentunya sangat berpengaruh pada proses pembelajaran berbicara untuk menujukan contoh/model berupa gambar dan video yang berhubungan dengan kegiatan berbicara berbasis religius. Pemanfaatan penelitian berupa bahan ajar berbicara berbasis religius dalam bentuk CD interaktif dikarenakan kemampuan berbicara memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan menyimak. Dengan demikian, bahan ajar dalam bentuk CD interaktif dirasa lebih tepat dibandingan bahan ajar dalam bentuk cetak dan lainnya. Pembelajaran berbicara berbasis religius dengan menggunakan bahan ajar berbentuk CD interaktif diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran langsung dan menarik. Dengan demikian, diharapkan bahan ajar berbicara berbasis religius bermanfaat untuk melatih kemampuan berbicara siswa SMA dengan memberikan materi dan metode pemodelan dakwah Ustaz Yusuf Mansur dalam bentuk multimedia. Penelitian ini akan mengkaji retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur meliputi pengorganisasian struktur materi dakwah, metode dakwah, strategi penyusunan ide, dan gaya dakwah Ustaz Yusuf Mansur. Hal ini diharapkan dapat menjadi alternatif bahan ajar retorika dakwah yang mampu meningkatkan kemampuan berbicara dalam ragam keterampilan berbicara khususnya ceramah.. Penelitian tidak hanya memaparkan data analisis retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur, tetapi juga mendeskripsikan tanggapan pendengar dakwah Ustaz Yusuf Mansur yang dilakukan dengan penyebaran angket online. Penyebaran angket online

8 dilakukan dengan menggunakan aplikasi google form yang memungkinkan untuk mengirim angket kepada responden dalam jumlah besar. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan. Penelitian yang memiliki kemiripan variabel sebelumnya telah dilakukan oleh Makhdalena dengan judul tesis Model Pembelajaran Berbicara Berorietasi Kesantunan Berbahasa Berdasarkan Prinsip-Prinsip Al-Qur an Penelitian dan Pengembangan pada siswa VII MtsN 1 Kota Bengkulu pada tahun 2011 di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran berbicara berorientasi nilainilai dan ajaran sesuai Al-Qur an pada siswa kelas VII MtsN 1 Kota Bengkulu. Prinsip pembelajaran berbicara berorientasi Al-Qur an dalam penelitian ini antara lain: Qaulan Sadida, Qaulan Ma rifa, Qaulan Maysura, Qaulan Layyina, Qaulan Karima, Qaulan Tsabit, Qaulan Tsaqilan. Pembelajaran berbicara diarahkan pada materi bertelepon dengan menggunakan prinsip kesopanan berdasarkan prinsipprinsip Al-Qur an. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan ialah pada aspek pembelajaran berbicara dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni penelitian ini bersifat penelitian dan pengembangan atau R&D dan berfokus pada model pembelajaran berbicara pada siswa MTsN berdasarkan tujuh prinsip berbicara dari Al-Qur an. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, penelitian ini bersifat kualitatif dan menganalisis retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur dan hasil penelitian akan dimanfaatkan sebagai bahan ajar berbicara berbasis religius dalam bentuk CD interaktif untuk siswa SMA. Penelitian yang kedua yakni oleh Deasy Aditya Damayanti dengan judul tesis Tindak Tutur Kiai Mengenai Syara (Penjelasan) Kita Al-Hikam dan Tafsir Al- Qur an pada Ibu-Ibu Pengajian di Masjid Nurul Huda Kampung Cireungit Garut pada tahun 2013 di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis dan tipe tindak tutur Kiai mengenai syarah dalam kitab Al- Hikam. Teori yang digunakan dalam penelitian ini teori tindak tutur Leech yang terdiri atas asertif, direktif, komisif, ekspresif, deklaratif, serta teori implikatur.

9 Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni pada aspek sumber data penelitian yakni tuturan seorang tokoh agama yang berdakwah dalam hal ini Kiai dan Ustad Ustaz Yusuf Mansur. Kesamaan juga terdapat pada aspek metodologi yakni proses perolehan data melalui teknik simak, rekam, dan catat. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan ialah penelitian ini berfokus pada tindak tutur Kiai, sedangkan penelitian yang dilakukan berfokus pada retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur dan hasil penelitian akan dimanfaatkan dalam bentuk bahan ajar berbicara berbasis religius dalam bentuk CD Interaktif untuk siswa SMA. Proses pemerolehan data dilakukan dengan teknik yang sama hanya saja pada penelitian terdahulu bersifat langsung, sedangkan pada penelitian ini sumber data berupa hasil rekaman dakwah atau ceramah Ustaz Yusuf Mansur dalam bentuk video dan MP3. Penelitian ketiga yakni penelitian yang dilakukan oleh Daniel Rusyad Hamdany dengan judul tesis Diskursus Tentang Retorika Oasis di Padang Pasir: Analisis Makna Kotbah Perpisahan Nabi di Universitas Padjajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna apa saja yang terkandung dalam teks Kotbah Perpisahan Nabi Muhammad. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni penelitian ini menganalisis teknik retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur meliputi struktur, metode dakwah, strategi penyampaian pesan, dan teknik retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur dalam menyampaikan dakwah. Hasil penelitian ini akan dimanfaatkan sebagai bahan ajar pemebelajaran berbicara berbasis religius dalam bentuk CD Interaktif untuk siswa SMA. Penelitian keempat, dilakukan oleh Muhammad Haikal dengan judul tesis Pelanggaran Retorika Interpersonal di Media Sosial Facebook di Universitas Padjajaran. Perbedaan dengan penelitian terdahulu yakni penelitian ini berfokus pada retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur. Penelitian ini akan dilakukan dengan menganalisis retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur meliputi struktur materi dakwah, metode dakwah, strategi penyampaian pesan, dan gaya dakwah yang digunakan Ustaz Yusuf Mansur dalam menyampaikan dakwah. Kemudian, pemanfaatan hasil

10 penelitian berupa bahan ajar berbicara berbasis religius dalam bentuk CD Interaktif untuk siswa SMA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang timbul. Retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur dapat berupa pengorganisasian struktur materi dakwah, metode dakwah, strategi penyusunan pesan, dan gaya dakwah Ustaz Yusuf Mansur. Tanggapan pendengar dakwah Ustaz Yusuf Mansur juga akan diketahui dengan menyebarkan angket online. Hasil analisis dan tanggapan pendengar dakwah Ustaz Yusuf Mansur kemudian dijadikan rancangan bahan ajar berbicara dalam bentuk CD interaktif untuk siswa SMA. CD interaktif berdasarkan retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur akan dikembangkan dengan model tutorial. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, rumusan masalah penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur? a. Bagaimanakah struktur materi dakwah Ustaz Yusuf Mansur? b. Bagaimanakah metode dakwah Ustaz Yusuf Mansur? c. Bagaimanakah strategi penyusunan pesan Ustaz Yusuf Mansur? d. Bagaimanakah gaya dakwah Ustaz Yusuf Mansur? 2. Bagaimanakah tanggapan pendengar terhadap retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur? 3. Bagaimanakah rancangan bahan ajar berbicara dan produk akhir bahan ajar berbicara dalam bentuk CD interaktif untuk siswa SMA? D. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan rumusan masalah yang muncul dalam penelitian ini, maka penelitian ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut.

11 1) Mendeskripsikan retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur meliputi: a. Struktur materi dakwah Ustaz Yusuf Mansur b. Metode dakwah Ustaz Yusuf Mansur c. Strategi penyusunan pesan Ustaz Yusuf Mansur d. Gaya dakwah Ustaz Yusuf Mansur 2) Mendeskripsikan tanggapan pendengar terhadap dakwah Ustaz Yusuf Mansur berdasarkan analisis angket online mengenai retorika Ustaz Yusuf Mansur. 3) Membuat bahan ajar berbicara berbasis religius dalam bentuk CD interaktif untuk siswa SMA berdasarkan retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur. E. Manfaat Hasil Penelitian Selain tujuan yang ingin dicapai, peneliti pun menginginkan hasil penelitian ini memiliki manfaat bagi semua pihak, umumnya bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya menjadi pengetahuan bagi setiap individu yang berkepentingan untuk berbicara di depan umum. Manfaat yang peneliti harapkan antara lain sebagai berikut ini. a) Manfaat secara teoretis Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan cabang ilmu yang relevan dengan masalah yang akan diteliti yakni ilmu retorika, retorika dakwah dan pendidikan Bahasa Indonesia. Penerapan ilmu retorika dalam keterampilan berbicara tentu mendukung pengetahuan dan teknis persiapan untuk dapat berbicara dengan baik di depan umum. Pengetahuan akan retorika dakwah diharapkan memberikan sumbangan dalam pembelajaran berbicara sehingga penelitian ini akan terus mengalami perkembangan dalam segi teori-teori, inovasi praktik dalam bidang pembelajaran dan dapat diterapkan dalam kegiatan berbicara di depan umum. Penelitian ini juga bermanfaat bagi ilmu dakwah. Pengetahuan akan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum berbicara di depan umum dapat dipelajari oleh siswa dalam bahan ajar berbentuk CD interaktif yang menarik. Retorika dakwah Ustaz Yusuf Mansur meliputi struktur materi dakwah, metode dakwah, strategi penyusunan pesan, dan gaya dakwah Ustaz Yusuf Mansur serta pemanfaatannya sebagai bahan

12 ajar berupa CD interaktif pembelajaran berbicara secara khusus pada siswa Sekolah Menengah Atas. Regenerasi terampil berbicara khususnya berdakwah dengan baik, benar dan menarik hati pendengar diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan adanya bahan ajar CD interaktif berbicara berdasarkan hasil penelitian ini. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai masukan dan variasi pembelajaran berbicara di sekolah khusunya dalam bentuk bahan ajar berbicara. Pembelajaran berbicara dalam bentuk ceramah merupakan salah satu ragam keterampilan yang perlu dilatih. Penelitian juga diharapkan bermanfaat sebagai salah satu bentuk inovasi perangkat pembelajaran yakni bahan ajar. Bahan ajar yang dihasilkan berbentuk CD interaktif diharapkan mampu menambah daya tarik pembelajar dalam proses belajar berlangsung. Penelitian juga sebagai upaya masukan pemikiran dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek berbicara dengan mempertimbangkan nilai dan pesan religius pada siswa SMA. b) Bagi Peneliti Peneliti dapat memeroleh pengetahuan mengenai seni retorika dakwah. Pengorganisasian struktur materi dakwah. metode dakwah, strategi penyusunan pesan, dan gaya dakwah Ustaz Yusuf Mansur menjadi informasi dan pengetahuan baru bagi peneliti untuk mempraktikkannya dalam ragam keterampilan berbicara di depan umum. c) Bagi Pembelajar Penelitian ini dapat membantu para pembelajar melatih kemampuan berbicara melalui bahan ajar berbicara dalam bentuk CD interaktif. Pemanfaatan hasil penelitian ini diharapkan mampu melatih kemampuan berbicara khususnya dakwah dalam bentuk ceramah di depan umum berdasarkan pengorganisasian struktur materi dakwah, metode dakwah, strategi penyusunan pesan, dan gaya dakwah Ustaz Yusuf Mansur.