BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

II. TINJAUAN TEORITIS

Oleh: Aulia Ihsani

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

PIDATO MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN) KE NOVEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sehatadalah hak azazi manusia, hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

Penanggulangan Penyakit Menular

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Profil Sanitasi Wilayah

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB 1 : PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN. Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

DUSUNKU SEHAT DENGAN BEBAS ASAP ROKOK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB I PENDAHULUAN. dijabarkan dalam Sistem Kesehatan nasional yaitu bahwa tujuan Sistem Kesehatan

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN. SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DESA SAMIR DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Oleh : Dra. NUNUN NURHAJATI, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada umumnya, disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan (3) adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan lingkungannya. Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusia sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi kesehatan maka peran promosi kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat agar terbebas dari masalah-masalah kesehatan. (1) Konferensi Internasional Promosi Kesehatan pada tahun 1986 di Ottawa, Kanada menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Piagam ini menjadi acuan bagi penyelenggaraan promosi kesehatan di dunia termasuk di Indonesia. Berdasarkan Piagam Ottawa tersebut, dirumuskan strategi dasar promosi kesehatan, yaitu empowerment (pemberdayaan masyarakat), social support (bina suasana), dan advocacy (advokasi). Pemberdayaan masyarakat ditujukan kepada masyarakat (khususnya individu, keluarga, atau kelompok), agar berdaya dalam mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan. Bina suasana ditujukkan kepada pembentuk opini atau pihak-pihak yang mempengaruhi opini di masyarakat seperti tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi non pemerintah. Sedangkan, advokasi ditujukan kepada pembuat keputusan dan penentu kebijakan publik, serta pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) lainnya, termasuk para penyandang dana. (2)

Indonesia perlu menerapkan strategi global promosi kesehatan. Strategi advokasi sangat diperlukan karena masalah kesehatan di Indonesia belum memperoleh perhatian secara proporsional dari sektor-sektor lain di luar kesehatan, baik pemerintah maupun swasta. Padahal masalah kesehatan ditimbulkan oleh dampak pembangunan sektor lain. Untuk meningkatkan perhatian dan komitmen pembuat keputusan dari sektor-sektor ini maka diperlukan advokasi. Strategi dukungan sosial dari tokoh masyarakat, tokoh agama bahkan pemerintah mengingat masyarakat di Indonesia masih kental dengan adat-istiadat dimana orang-orang yang dianggap sebagai tokoh masyarakat sangat dihormati sehingga bila tokoh masyarakat tersebut berperilaku positif terhadap peningkatan kesehatannya maka tidak menutup kemungkinan dapat dicontoh oleh masyarakat. Strategi pemberdayaan sangat diperlukan di Indonesia, mengingat masyarakat Indonesia pada umumnya masih jauh dari kemauan dan kemampuannya dalam mencapai derajat kesehatan. Pemberdayaan masyarakat ini bertujuan agar masyarakat mau dan mampu mencapai derajat kesehatan seoptimal mungkin. (3) Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah menyebutkan promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. (1)

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyatakan bahwa proporsi nasional rumah tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik adalah 32,3%. Proporsi tertinggi pada DKI Jakarta (56,8%) dan terendah pada Papua (16,4%). (4) Sedangkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 menetapkan target Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%. (5) Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support), dan gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat. (6) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus dimulai dari tatanan rumah tangga atau keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset atau modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (7) Indikator dari PHBS tatanan rumah tangga terdiri dari: 1) Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, 2) ASI eksklusif, 3) Menimbang bayi dan balita setiap bulan, 4) Menggunakan air bersih, 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) Menggunakan jamban sehat, 7) Makan buah dan sayur setiap hari,

8) Memberantas jentik nyamuk, 9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari, 10) Tidak merokok dalam rumah. Rumah Tangga ber-phbs berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat. Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga. (8) Dampak yang timbul jika tidak melaksanakan PHBS tatanan rumah tangga yaitu mudahnya terserang dari berbagai penyakit, misalnya apabila bayi tidak diberi ASI eksklusif maka akan berdampak pada perkembangan bayi tersebut, seperti kurangnya berat badan bayi dan lemahnya kekebalan tubuh bayi tersebut, dan apabila tidak menggunakan air bersih dan tidak cuci tangan pakai sabun maka akan memudahkan seseorang untuk tertular dari penyakit seperti diare. Apabila tidak menggunakan jamban sehat maka cenderung akan terjadi pencemaran lingkungan yang dapat merusak kesehatan, dan apabila tidak memberantas jentik nyamuk maka akan mudah terserang dari penyakit malaria dan demam berdarah serta penyakit berbahaya lainnya yang ditularkan oleh nyamuk tersebut. Apabila tidak memakan buah dan sayur, serta tidak melakukan aktivitas fisik, maka kita tidak akan mendapat gizi sehat serta kurangnya daya tahan tubuh terhadap penyakit, dan apabila merokok didalam rumah maka akan membahayakan diri sendiri maupun keluarga karena racun yang terkandung di dalam sebatang rokok sangatlah merusak kesehatan. Untuk itu penting sekali penerapan PHBS dalam tatanan rumah tangga. (8) Berdasarkan data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2016 mengatakan bahwa jumlah rumah

tangga pada tahun 2016 di Kota Padang adalah 199.704 rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang di pantau PHBSnya sebanyak 40.000 (20,03%) rumah tangga. Dari rumah tangga yang dipantau PHBSnya yang ber PHBS sebanyak 20.138 (50,35%) rumah tangga. Dari seluruh Puskesmas yang ada di Kota Padang, Puskesmas Nanggalo merupakan salah satu Puskesmas yang memiliki cakupan PHBS terendah pada tahun 2016 yaitu 29,58%. (9) Puskesmas Nanggalo merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Kota Padang tepatnya di wilayah Kecamatan Nanggalo. Dari data cakupan rumah tangga sehat di Puskesmas Nanggalo tahun 2015 sebanyak 10,73% dan tahun 2016 sebanyak 26,63% rumah sehat dan masih terkategori rendah. Berdasarkan data yang di dapat dari Puskesmas Nanggalo tahun 2014 semua indikator PHBS tidak mencapai target dengan jumlah rata-rata yaitu sebesar 41,75%, pada tahun 2015 ada 3 indikator PHBS yang tidak mencapai target yaitu cuci tangan pakai sabun 36,9%, makan buah dan sayur 32,7%, dan tidak merokok dalam rumah 37,3% dengan jumlah rata-rata semua indikator PHBS yaitu sebesar 76,37%. Sedangkan pada tahun 2016 ada kenaikan, namun masih ada 5 indikator PHBS yang tidak mencapai target yaitu cuci tangan pakai sabun 53,6%, memberantas jentik 70,73%, makan buah dan sayur 55,6%, aktivitas fisik 73,7%, dan tidak merokok dalam rumah 47% dengan jumlah rata-rata semua indikator PHBS yaitu sebesar 75,93%. Setiap tahunnya PHBS Puskesmas Nanggalo tidak pernah mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 85%. (10) Upaya promosi kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Nanggalo dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga yaitu adanya advokasi, bina suasana dan pemberdayaan. Kegiatan advokasi yang

dilakukan seperti meminta bantuan tokoh masyarakat untuk mengumpulkan warga dan untuk menandatangani surat. Kegiatan bina suasana yang dilakukan di Puskesmas Nanggalo berupa pemasangan poster atau spanduk, pembuatan dan pemeliharaan tanaman obat keluarga (toga). Sedangkan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan di Puskesmas Nanggalo berupa kunjungan rumah, memberikan penyuluhan, arahan dan bimbingan mengenai PHBS tatanan rumah tangga kepada keluarga, individu, dan masyarakat, serta gerakan masyarakat hidup sehat. Akan tetapi, masalah yang ditemukan dari masing-masing kegiatan promosi kesehatan ini yaitu kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan tersebut. Hasil wawancara pendahuluan dengan Koordinator Pemegang Promosi Kesehatan di Puskesmas Nanggalo diperoleh informasi bahwa pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan sudah dilakukan namun belum maksimal karena adanya beberapa kendala. Untuk dana bersumber dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), pengalokasian dana tergantung siapa yang turun ke lapangan jika kader yang turun maka dana diberikan ke kader. Jika pembina wilayah yang turun maka dana diberikan ke pembina wilayah, akan tetapi dana yang turun hanya satu kali sehingga hanya bisa untuk melakukan pendataan kerumah warga saja, sedangkan untuk monitoring dan evaluasi untuk program PHBS tatanan rumah tangga tersebut, tidak diketahui oleh pihak Puskesmas karena kurangnya dana tersebut. Kendala lain yang ditemukan dari masyarakat itu sendiri, yaitu pada saat petugas turun kelapangan banyak warga yang tidak berada di rumah, susahnya mengumpulkan masyarakat pada saat akan melakukan penyuluhan dan sulitnya untuk merubah perilaku masyarakat tersebut.

Penelitian Muhammad Nur Iskandarsyah tentang Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Puuwutu Kota Kendari Tahun 2015 di peroleh bahwa advokasi yang dilaksanakan di Puskesmas Puuwatu berupa permintaan dana dan sarana prasarana berupa media cetak ke Dinas Kesehatan Kota Kendari. Belum adanya dukungan dari tokoh masyarakat dalam kegiatankegiatan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas, sedangkan partisipasi pemerintah daerah hanya pada saat diadakannya lomba PHBS oleh Wali Kota Kendari. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas Puuwatu berupa konseling dari rumah kerumah, posyandu, pelatihan bagi kader, serta penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga dengan ibu rumah tangga sebagai sasaran utama. (11) Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Analisis Pelaksanaan Promosi Kesehatan Dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Nanggalo Kota Padang Tahun 2017 dengan menggunakan pendekatan sistem yaitu input, process, output. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Analisis Pelaksanaan Promosi Kesehatan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Nanggalo Kota Padang Tahun 2017?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahuinya secara mendalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Nanggalo Kota Padang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya masukan (input) dari pelaksanaan promosi kesehatan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Nanggalo Kota Padang meliputi tenaga, dana, kebijakan, sarana dan prasarana. 2. Diketahuinya proses (process) dari pelaksanaan promosi kesehatan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Nanggalo Kota Padang meliputi advokasi, bina suasana dan pemberdayaan. 3. Diketahuinya keluaran (output) dari pelaksanaan promosi kesehatan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Nanggalo Kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman untuk turun kelapangan serta mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai analisis pelaksanaan promosi kesehatan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi sumber dan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya serta tersedianya data bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat tentang analisis pelaksanaan promosi kesehatan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. 3. Bagi Puskesmas Nanggalo Kota Padang Dengan adanya penelitian ini, maka dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk melaksanakan promosi kesehatan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Nanggalo. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pelaksanaan Promosi Kesehatan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Nanggalo Kota Padang bertujuan untuk menganalisis mengenai aspek input (tenaga, dana, kebijakan, sarana dan prasarana), process (advokasi, bina suasana dan pemberdayaan) dan output (pelaksanaan promosi kesehatan) dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Nanggalo.