BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. dan kreditor membuat keputusan investasi dan kredit yang baik (white et

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya agar senantiasa semakin efisien dan efektif. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

SKRIPSI. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hendak menyusun penelitian baru. Dimana penelitian sebelumnya dijadikan Nurjanti Takarini Hamidah Hendrarini (2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui utang maupun penjualan saham di lantai bursa (Riyanto, 2002). pembiayaan pembangunan nasional (Riyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

Repositori STIE Ekuitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal)

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. hlm Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syariah, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2009,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini jika berbicara mengenai investasi tentu kita akan

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini telah berkembang dengan pesat suatu kondisi sistem perekenomian di Indonesia (bahkan negara-negara lain) yang saat ini telah banyak diterapkan diberbagai sektor yaitu sistem ekonomi Islam. Ekonomi Islam (ekonomi syariah) merupakan salah satu sistem alternatif dalam melakukan kegiatan ekonomi yang meliputi jual-beli, perbankan, utang piutang, dan sebagainya. Berbeda dengan sistem konvensional yang menggunakan teori-teori ekonomi yang umum dikenal, ekonomi Islam menyandarkan hukum-hukumnya lewat nilai-nilai keagamaan, khususnya Agama Islam, yang tercantum didalam Al-Qur an dan Hadits. Di Indonesia berbagai sektor ekonomi mulai menyesuaikan dan menerapkan sistem syariah yang dimulai oleh sektor perbankan. Sejak tanggal 1 Mei 1992 didirikanlah Bank Muamalat sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia. Pertumbuhan perbankan syariah tampaknya mengalami akselerasi yang sangat kuat dalam beberapa tahun terakhir ini. Harus diakui dengan terbitnya UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yang merupakan penyempurnaan dari UU No. 7 tahun 1992, telah memicu perkembangan perbankan syariah. Tidak hanya itu, Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan (humas@bi.go.id).

Perkembangan sistem syariah tidak hanya pada perbankan, tetapi saat ini sudah mulai merambah pada saham maupun obligasi. di Bursa Efek Jakarta juga telah tersusun indeks syariah dengan nama Jakarta Islamic Index (JII) yang terdiri dari 30 emiten, bertujuan untuk menilai (benchmark) kinerja investasi saham yang berbasis syariah. JII diluncurkan pertama kali pada tanggal 3 Juli 2000 yang merupakan hasil kerjasama antara PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan PT. DIM. Melalui indeks ini, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara syariah. Penentuan kriteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah PT. DIM. Kondisi ini bertujuan untuk memenuhi kepentingan pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan investasinya berdasarkan kepada prinsip-prinisip syariah, maka disusunlah indeks yang secara khusus terdiri dari komponen saham-saham yang tergolong kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah (reksadanasyariah.com). Sebagai pertimbangan investor untuk menginvestasikan dananya pada saham, tergantung pada seperti apa kinerja perusahaan tersebut. Untuk melihat kinerja perusahaan kita dapat menggunakan pendekatan fundamental yang didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh para pemodal atau analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari laporan keuangan perusahaan yang secara rutin dikeluarkan. Laporan keuangan merupakan data akuntansi yang dapat memberikan informasi tentang rasio-rasio yang dapat membantu investor untuk memprediksi keputusan-keputusan perusahaan. Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental. Rasio keuangan yang menunjukkan penggunaan modal asing adalah rasio leverage. Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Riyanto, 2008 : 331). Rasio leverage semakin tinggi proporsi debt relative terhadap equitas maka akan meningkatkan risiko perusahaan. Sebagaimana rasio lainnya faktor industri dan ekonomi sangat mempengaruhi baik tingkat debt maupun sifat debt (jatuh tempo dan tingkat bunga tetap). Rasio lain yang digunakan oleh investor untuk menilai kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur earnings (laba) perusahaan relatif terhadap revenue (sales) dan modal yang diinvestasikan. Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit. Profitability dapat diukur dengan beberapa rasio. Terdapat hubungan antara profit dengan sales sehingga terjadi residual return bagi perusahaan per rupiah penjualan. Tingkat profitabilitas perusahaan tergantung dari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Tingkat efektivitas dan efisiensi aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan diukur dengan rasio aktivitas. Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan aset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya. Pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan dinilai oleh investor sebagai perusahaan yang tingkat kinerjanya baik. Oleh karena itu, investor akan tertarik menginvestasikan dananya pada perusahaan. Semakin banyak investor yang berminat menginvestasikan dananya pada saham perusahaan akan menyebabkan harga saham tersebut mengalami kenaikan. Harga saham merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh oleh investor ketika investor berinvestasi pada saham perusahaan. Harga saham perusahaan terdiri dari harga saham perdana dan harga saham pasar. Harga saham perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, sedangkan harga saham pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal (Sartono, 2001:9 ). Saham merupakan surat berharga yang digunakan oleh investor untuk melakukan investasi. Salah satu saham yang diminati oleh investor pada saat ini adalah saham syariah. Saham syariah adalah saham-saham yang memiliki karakteristik sesuai dengan syariah Islam atau yang lebih dikenal dengan syariah compliant. Secara global, perekonomian syariah memang sudah menunjukkan kelebihannya bila dibandingkan dengan konvensional. Hal ini dapat kita lihat pada emiten-emiten yang tergabung dalam JII ( Jakarta Islamic Index) di BEI. Pada daftar saham JII tahun 2008, 56 % sahamnya termasuk dalam LQ-45 yang kita tahu merupakan daftar saham yang menujukkan likuiditas yang baik. Sedangkan pada daftar saham JII tahun 2009, sebesar 83 % dari emiten yang ada termasuk dalam LQ-45 (Herni, 2009, swa.co.id). Saham dengan prinsip syariah diseleksi berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun terakhir yang memiliki rasio utang terhadap aset maksimum sebesar 90%. Dari emiten tersebut dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi pasar. Dari seleksi terakhir dipilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir. Dari 293 emiten yang diperdagangkan sahamnya di pasar modal dengan akumulasi kapitalisasi pasar sebesar Rp235 triliun, anggota JII hanya 30 emiten atau hanya10,23% (kompas.com). Perkembangan produk pasar modal berbasis syariah hingga desember 2007 tetap menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kinerja saham yang termasuk ke dalam JII menunjukkan trend yang naik, terlihat dari pertumbuhan indeks sebesar 63,4 % yaitu dari 307,62 pada akhir 2006 menjadi 502,78 pada 10 desember 2007. Sementara indeks LQ45 hanya 58,77%. Dari 388,29 menjadi 616,47. Sedangkan untuk seluruh indeks yang tergabung dalam IHSG (Indeks Harga saham Gabungan) telah mencapai angka 54,54% dari 1805,52 menjadi 2790,26. Hal ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa JII (Jakarta Islamic Index) lebih baik (kompas.com). Jumlah emiten syariah sendiri sebenarnya cukup mendominasi. Dari 407 emiten yang ada di BEI, 185 di antaranya emiten syariah. Sementara yang masuk dalam JII baru 30 emiten karena masih ada lagi persyaratan yang harus dipenuhi dan berharap investasi dipasar modal syariah yang mulai dilirik di 2009, dan bisa booming tahun depan. Berdasarkan catatan, sampai Agustus 2009 total mobilisasi dana pada instrumen pasar modal syariah mencapai Rp 24,4 triliun. Dana ini tersebar pada instrumen reksa dana, obligasi korporasi syariah (sukuk), dan surat berharga syariah negara (SBSN). Jika ditambah dengan kapitalisasi JII, maka total dana syariah mencapai Rp 878,9 triliun (vivanews.com).

Secara khusus saham-saham yang masuk kriteria JII adalah saham-saham yang operasionalnya tidak mengandung unsur ribawi, permodalan perusahaan juga bukan mayoritas dari hutang, maka saham-saham JII ini pada umumnya mempunyai struktur modal yang sehat dan tidak terbebani bunga hutang berlebihan, dengan kata lain debt-to equity rasionya masih proporsional sehingga sangat menjanjikan untuk investasi jangka menengah-panjang. Pengelolaannya juga dinilai transparan dan kredibel serta menghormati pemegang sahamnya. Saham-saham anggota JII sebagian besar juga anggota indeks lainnya hanya ada sedikit kriteria syariah tersebut. Indeks JII seperti indeks modern lainnya, bersifat dinamis dalam arti secara periodik di update agar senantiasa responsif dengan pergerakan pasar dan sesuai dengan syariah (bisnis.com). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang pengaruh Tingkat Leverage, Tingkat Profitabilitas dan Tingkat Aktifitas terhadap Harga Saham, sehingga penulis tertarik untuk menulis penelitian ini dengan judul: Pengaruh Tingkat Leverage, Tingkat Profitabilitas, dan Tingkat Aktifitas Terhadap Harga Saham (Clossing Price) pada Perusahaan yang Termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index) Periode Juni 2007-2009. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka masalah yang akan diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan tingkat leverage, tingkat profitabilitas, dan tingkat aktivitas pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index) periode Juni 2007-2009? 2. Bagaimana perkembangan harga saham pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index) periode Juni 2007-2009? 3. Bagaimana pengaruh tingkat leverage, tingkat profitabilitas, dan tingkat aktivitas terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index) periode Juni 2007-2009 secara simultan? 4. Bagaimana pengaruh tingkat leverage, tingkat profitabilitas, dan tingkat aktivitas terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index) periode Juni 2007-2009 secara parsial?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan tentang masalah-masalah dan informasi yang erat pengaruhnya dengan permasalahan yang akan dibahas. Yang nantinya akan penulis gunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diidentifikasi diatas, yaitu: 1. Untuk menganalisis perkembangan tingkat leverage (Debt to Equity Ratio), tingkat profitabilitas (ROI), dan tingkat aktivitas (Total Aset turnover) pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index). 2. Untuk menganalisis harga saham pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index). 3. Untuk menganalisis pengaruh tingkat leverage, tingkat profitabilitas, dan tingkat aktivitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang termasuk pada JII (Jakarta Islamic Index) secara simultan. 4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat leverage, tingkat profitabilitas, dan tingkat aktivitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang termasuk pada JII (Jakarta Islamic Index) secara parsial. 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat diambil terutama : 1. Persusahaan yang Bersangkutan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam mencari langkah-langkah pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan.

2. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan terutama dibidang keuangan dan sebagai pengaplikasian dari teoti-teori yang selama ini dipelajari. 3. Pembaca Diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan maupun dijadikan acuan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan terpadu. 1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Setiap perusahaan membutuhkan modal yang digunakan untuk menjalankan segala aktivitas perusahaan. Kebutuhan modal tersebut akan semakin besar sesuai dengan jumlah kegiatan dan ruang lingkup perusahaan. Pada umumnya, modal sendiri kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan yang begitu besar. Oleh karena itu diperlukan penarikan modal dari luar perusahaan yang biasa disebut sebagai modal asing/hutang. Menurut Riyanto (2008 : 227) Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja didalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Modal asing yang digunakan perusahaan bisa berbentuk pinjaman bunga maupun obligasi. Besar kecil pinjaman yang digunakan oleh perusahaan dapat diukur dengan rasio leverage. Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai berapa besar aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat leverage adalah dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio (DER) yaitu rasio total hutang dengan modal sendiri, merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri (ekuitas). Semakin tinggi rasio ini mengakibatkan risiko keuangan perusahaan yang semakin tinggi. Dengan penggunaan hutang yang semakin besar akan mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang. Menurut Harahap (2004:303), rasio ini menggambarkan

sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama namun bagi pemegang saham atau manajemen, rasio leverage ini sebaiknya besar. Pembayaran kewajiban hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, harus seimbang dengan tingkat profitabilitas perusahaan tersebut agar mampu membayar kewajiban atau bunga. Rasio profitabilitas atau keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dihubungkan dengan penjualan, aktiva, dan modal sendiri. Tingkat hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar keuntungan tersebut dalam bentuk dividen kepada pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka diduga akan semakin tinggi pula dividennya, karena suatu perusahaan yang mempunyai keuntungan yang stabil seringkali dapat memperkirakan berapa besarnya deviden yang dibagi pada masa yang akan datang. Menurut Riyanto (2008 : 331), rasio profitabilitas yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Indikator untuk mengukur rasio profitabilitas dengan menggunakan Return On Investment. ROI adalah hasil dari suatu investasi saat ini atau masa lampau, atau hasil yang diperkirakan suatu investasi masa depan. ROI pada umumnya dinyatakan sebagai persentase. Oleh karena itu, ROI secara tidak langsung menjadi penentu terhadap keputusan investasi untuk menentukan seberapa besar dana yang diinvestasikan. Menurut Sunarsip (2010, dokterbisnis.net) pengertian return on investment adalah sejumlah uang yang diperoleh investor sebagai keuntungan dalam investasi. ROI biasanya ditunjukkan sebagai presentase investasi total tahunan. Angka dalam ROI ini bisa membantu membuat perbandingan keuntungan yang bisa diperoleh bagi investor secara cepat. Misalkan ada dua peluang usaha, yang satu berinvestasi pada perusahaan X dan yang satunya berinvestasi pada saham. Dengan ROI, investor ini bisa memilih mana yang menghasilkan keuntungan

terbesar dari uang mereka. Apakah berinvestasi di perusahaan X tersebut, atau mereka memilih berinvestasi pada saham. Semakin tinggi ROI-nya, semakin baik. Jadi apabila anda membutuhkan seorang investor, angka ROI inilah yang mereka lihat. Kemudian menurut Munawir (2002:89), ROI adalah suatu dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Untuk menunjang profit yang ingin dicapai oleh perusahaan tentu perlu adanya efektifitas perusahaan yang tercermin dalam aktivitas perusahaan itu sendiri. Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan aset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya. Indikator yang digunakan dari rasio aktivitas adalah total asset turn over yang merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:74), Total Assets Turn Over menunjukkan seberapa banyak penjualan bisa diciptakan dari setiap aktiva yang dimiliki. Rasio-rasio diatas menunjukkan tingkat kinerja yang dicapai oleh perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi. Minat investor dalam menginvestasikan dananya pada saham akan berpengaruh terhadap harga saham. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari kinerja keuangan perusahaan. Jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikan dengan peningkatan harga saham, begitu juga sebaliknya.

Hubungan antara variable-variabel tersebut dengan harga saham menurut Setyawan (2006, dokterbisnis.net), rasio leverage dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang optimal adalah kombinasi dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Pada rasio profitabilitas pun demikian, menurut Husnan dan Pudjiastuti (2007:317), jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, harga saham akan meningkat dengan kata lain profitabilitas akan meningkatkan harga saham. Kemudian menurut Setyawan (2006, dokterbisnis.net), peningkatan rasio profitabilitas merupakan tanda positif yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba, sehingga kondisi demikian akan berpengaruh terhadap minat investor untuk membeli saham perusahaan. Selanjutnya Sidarta (2008, swa.co.id), rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah digunakan secara optimal. Efektivitas pemanfaatan aktiva oleh manajemen dapat dianalisis dalam hubungannya dengan tingkat laba, yang dirumuskan dengan berbagai jenis cara tentang bagaimana aktiva dipakai untuk mengusahakan dan memperoleh laba. Rasio aktivitas juga menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu. Turn over modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya turn over persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar. Hal ini mengakibatkan penurunan penjualan sehingga laba tidak maksimal. Kemampuan perusahaan untuk mengelola aktiva secara tepat akan memaksimalkan laba dan pada akhirnya berpengaruh pada penentuan harga saham (Market Price). Ada juga faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham, menurut Weston dan Brigham (2004:24), bahwa harga saham perusahaan tergantung pada faktorfaktor berikut: 1. proyeksi laba per saham, 2. waktu diperolehnya laba, 3. tingkat risiko dari proyeksi laba,

4. proporsi utang perusahaan terhadap equitas (DER), 5. kebijakan pembagian dividen (DPR). Salah satu pertimbangan para investor untuk menginvestasikan dananya adalah dengan melihat nilai perusahaan tersebut yang menujukkan keadaan kegiatan keuangan perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyusun bagan kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut: Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan Pada Jakarta Islamic Index (JII) Laporan Keuangan Rasio Keuangan Rasio Likuiditas Rasio Leverage Rasio Profitabilitas Roi Rasio Aktivitas Rasio Penilaian Harga Saham (Closing Price) Keterangan : = Diteliti = Tidak diteliti 1.6. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hubungan hal tersebut. Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah ada atau tidaknya hubungan yang ditimbulkan oleh variabel independent

(variabel X) terdapat variabel dependent (variabel Y) baik secara langsung maupun tidak langsung, serta untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Tingkat Leverage, Tingkat Profitabilitas, dan Tingkat Aktivitas secara simultan terhadap Harga Saham Perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Tingkat Leverage, Tingkat Profitabilitas, dan Tingkat Aktivitas secara parsial terhadap Harga Saham Perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia. 1.7 Metodologi Penelitian Penulis menganalisis laporan keuangan perusahaan pada emiten yang listing di Jakarta Islamic Index pada periode Juni 2007-2009 dengan terlebih dahulu melakukan pengumpulan data dan fenomena-fenomena yang terkait dengan penelitian melalui studi pustaka dan studi litelatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Menurut Nazir (2003;54): Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Kemudian metode verifikatif (inferensi) menurut Rasyad (2003;6): Metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimasi) dan pengujian hipotesis. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda, analisis jalur dan analisis korelasi. Kemudian metode analisis statistik yang digunakan adalah metode analisis statistik secara bersamaan (Simultan) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik F yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X1, X2, X3 secara simultan terhadap variabel Y. Sedangkan

analisis statisik secara sendiri (Parsial) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik t dari masing-masing variabel. 1.8 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap Emiten Jakarta Islamic Index (JII). Dimana penelitian dilakukan secara tidak langsung ke perusahaan yaitu melalui penelitian ke perpustakaan MM UNPAD serta mengunjungi website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id untuk mendapatkan laporan tahunan (annual report) perusahaan guna memperoleh data sekunder berupa laporan keuangan selama 3 tahun yaitu periode Juni 2007- Juni 2009. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010.