BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pendidikan adalah usaha alternatif yang bersifat preventif dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga diartikan sebagai perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Upaya pendidikan membutuhkan metode tertentu agar siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan tata cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan, rasional, dan berbasis pada ilmu pengetahuan. Menurut Djumali (2013:1) pendidikan adalah wahana untuk mempersiapkan manusia dalam memecahkan problem kehidupan dimasa kini maupun yang akan datang. Perlunya pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 33 dinyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembelajaraan merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswanya yang saling bertukar informasi. Tujuannya adalah membantu mendekatkan pendidikan dan peserta didik agar dapat mengerti apa yang dibutuhkan. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Guru merupakan pihak yang berperan penting dalam keseluruhan proses pembelajaran, sehingga guru memiliki peran penting dalam menanamkan pendidikan karakter di sekolah, khususnya melalui proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. 1

2 Menurut Hariyanto (2011:42) mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciriciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental secara bebas dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa. Karakter juga didefinisikan sebagai suatu deskripsi dari atribut, ciri-ciri, atau kemampuan seseorang. Pendapat lain menurut Hidayatullah (2010:13) karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Kebijakan kementerian pendidikan karakter bukan saja perlu didukung tetapi perlu suatu gerakan nasional membangun pendidikan karakter bangsa yang dilakukan di lingkungan keluarga, pada satuan pendidikan dengan melakukan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran, pengembangan budaya satuan pendidikan, pelaksanaan kegiatan kokulikuler dan ekstrakulikuler, dan pembiasaan perilaku dalam kehidupan di lingkungan satuan pendidikan yang dilakukan mulai dari pendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi (Zusnani, 2012: 167-168). Sehubungan dari beberapa pendapat di atas sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia. Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar: kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity). Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi karakter tersebut di atas, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi karakter, maka karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan seharihari. Menurut Hidayatullah (2010:18) mengemukakan bahwa tujuan tiap pendidikan yang murni adalah menyusun harga diri yang kukuh dan kuat dalam jiwa pelajar, supaya mereka kelak dapat bertahan dalam masyarakat. Pendidikan bertugas

3 mengembangkan potensi individu semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuannya, sehingga terbentuk manusia yang pandai, terampil, jujur, tahu kemampuan dan batas kemampuannya, serta mempunyai kehormatan diri. Pembinaan watak merupakan tugas utama pendidikan. Guru harus memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan pendidikan secara holistik yang berpusat pada potensi dan kebutuhan peserta didik. Pendidik juga harus mampu menyiapkan peserta didik untuk bisa menangkap peluang dan kemajuan dunia dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan juga harus mampu melihat masalahmasalah bangsa dan dunia, seperti kemiskinan, kelaparan, kesenjangan, ketidakadilan, dan persoalan lingkungan hidup. Peserta didik harus diarahkan untuk mampu mengembangkan dirinya, tetapi ia juga harus diajarkan untuk memiliki beban atau panggilan hidup untuk menjadi bagian dari pemecahan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa dan dunia. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan, watak atau karaker warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tersebut guru PPKn harus didukung dan dibantu oleh semua warga sekolah melaui kerjasama yang baik antara semua pihak, baik kepala sekolah, guru, siswa, serta memahami komite sekolah. (Penjelasan pasal 37 UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Lampiran 2 Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006). Mengingat pentingnya karakter dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang kuat, maka perlunya pendidikan karakter yang dilakukan dengan tepat. Pembentukan karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, oleh karena itu pendidikan karakter harus menyertai semua aspek kehidupan termasuk di lembaga pendidikan. Idealnya pembentukan atau pendidikan karakter diintegrasikan ke seluruh aspek kehidupan sekolah. Diperlukan kepedulian

4 oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, mayarakat, keluarga maupun sekolah. Kondisi ini akan terbangun jika semua pihak memiliki kesadaran bersama dalam membangun pendidikan karakter. Pendidikan karakter harus menyertai semua aspek kehidupan termasuk di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan khususnya di sekolah dipandang sebagai tempat yang stategis untuk membentuk karakter siswa. hal ini dimaksudkan agar peserta didik dalam segala ucapan, sikap, dan perilakunya mencerminkan karakter yang baik dan kuat. Peran guru dalam penanaman karakter di sekolah sangatlah penting karena salah satu faktor penyebab kegagalan guru selama ini adalah rendahnya akhlak atau sikap siswa. Kelemahan guru di Indonesia disebabkan karena pendidikan selama ini hanya menekankan kepada proses pentransferan ilmu kepada siswa saja, belum memaksimalkan proses transformasi nilai-nilai karakter kepada siswa agar menjadi manusia yang berkarakter dan berkepribadian baik dan kuat. Kenyataannya memang persoalan sikap atau perilaku selalu mewarnai kehidupan manusia dari waktu kewaktu, terjadinya kemrosotan akhlak merupakan penyakit yang dapat dengan cepat menjalar luas kesegala bidang kehidupan manusia jika tidak segera diatasi. Berdasarkan latar belakang yang dikembangkan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul Peran Guru dalam Penanaman Karakter Kemandirian dan Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus pada Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Surakarta). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan bagian yang penting yang harus ada pada suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memandang suatu permasalahan meliputi: 1. Bagaimana Ciri-ciri Penanaman Karakter Kemandirian dan Tanggung Jawab di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Surakarta? 2. Bagaimana Peran Guru dalam Penanaman Karakter Kemandirian dan Tanggung Jawab di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Surakarta? 3. Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penanaman Karakter Kemandirian dan Tanggung Jawab di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Surakarta?

5 C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan titik pijak untuk merealisasikan aktivitas yang akan dilaksanakan sehingga harus dirumuskan dengan jelas. Setiap penelitian perlu ada tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti sehingga dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai langkah pemecahan masalahnnya. Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan Ciri-ciri Penanaman Karakter Kemandirian dan Tanggung Jawab di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Surakarta. 2. Untuk mendeskripsikan Peran Guru dalam Penanaman Karakter Kemandirian dan Tanggung Jawab di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Surakarta. 3. Untuk mendeskripsikan Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penanaman Karakter Kemandirian dan Tanggung Jawab di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Surakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis yang akan diuraikan berikut ini: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini sebagai suatu karya ilmiah diharapkan dapat menjadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang sejenis. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai penanaman karakter kemandirian dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. b. Manfaat bagi pengajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam menanamkan karakter

6 kemandirian dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. c. Manfaat bagi siswa, dengan penanamankan karakter kemandirian dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh pendidik maka proses pembelajaran akan lebih maksimal.