PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGOLAHAN EFLUEN REAKTOR FIXED BED SECARA KOAGULASI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KECAP SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Coagulation. Nur Istianah, ST,MT,M.Eng

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

8. ASIDI-ALKALINITAS

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

Optimasi Penggunaan Koagulan Pada Pengolahan Air Limbah Batubara

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH INDUSTRI KERTAS DENGAN AIR LAUT SEBAGAI KOAGULAN

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL

II.2.1. PRINSIP JAR TEST

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Elisa Oktasari 1, Itnawita 2, T. Abu Hanifah 2

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

KINERJA KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM PENJERNIHAN AIR SUNGAI KALIMAS SURABAYA MENJADI AIR BERSIH

PENENTUAN KUALITAS AIR

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

Keyword: Catalyst; Alum; Lime; Turbidity

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Air Secara Umum Air adalah suatu senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumusan kimia H 2 O.

EFISIENSI PROSES KOAGULASI DI KOMPARTEMEN FLOKULATOR TERSUSUN SERI DALAM SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH. Ignasius D.A. Sutapa

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PROSES PEMASAKAN BLEACHING EARTH SEBAGAI KOAGULAN

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari hari, air merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Banyak

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

UJI COBA PROSES KOAGULASI-FLOKULASI AIR BAKU UNTUK PDAM DANAU TELOKO DAN TELUK GELAM DI KAYU AGUNG KABUPATEN OKI PROPINSI SUMATERA SELATAN

PEMANFAATAN BITTERN SEBAGAI KOAGULAN PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMAKAIAN KOAGULAN PAC DAN TAWAS DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN AIR BAKU (SUNGAI BELAWAN) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

PROSES RECOVERY LOGAM Chrom DARI LIMBAH ELEKTROPLATING

DAFTAR ISI ABSTRAK...

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

PENGARUH VARIASI DOSIS KOAGULAN TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER FISIKA KIMIA KUALITAS AIR BAKU (Studi Kasus : PDAM Kota Samarinda)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material yang membuat

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT

PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN KOAGULAN PADA UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH BATUBARA

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

PENGARUH KUALITAS AIR BAKU TERHADAP DOSIS DAN BIAYA KOAGULAN ALUMINIUM SULFAT DAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE

PENGARUH PENGGUNAAN KOAGULAN (AIR ASAM TAMBANG DAN ALUMINIUM SULFAT DALAM PENGOLAHAN AIR RUN OFF PERTAMBANGAN BARU BARA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

EFFEKTIFITAS PAC DAN TAWAS UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN PADA AIR PERMUKAAN

PENGAMBILAN LOGAM Ni DALAM LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PROSES KOAGULASI FLOKULASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan November

KEEFEKTIFAN FERRI CHLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK CV. BROTOSENO MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

Yannie Isworo, SKM., M.Kes. STIKES Muhammadiyah Samarinda ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK, KOMBINASI AEROB ANAEROB DAN PENGGUNAAN KOAGULAN TAWAS

Recycle Afalan Kemasan Aluminium Foil Sebagai Koagulan Pada IPAL

LAPORAN PENDAHULUAN LABORATORIUM UNIT PROSES WATER TREATMENT

PERBANDINGAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DAN ALUM (TAWAS) DALAM MEMPERTAHANKAN ph PADA AIR SUNGAI BELAWAN DI PDAM HAMPARAN PERAK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

PENGOLAHAN LOGAM BERAT KHROM (Cr) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DENGAN PROSES KOAGULASI FLOKULASI DAN PRESIPITASI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

LAPORAN PENELITIAN. Disusun Oleh: A Prima Kristijarti, S.Si., MT Prof. Dr. Ign Suharto, APU Marieanna, ST

Pengolahan Air Limbah Laboratorium dengan Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan Poli Aluminium Klorida (PAC)

APLIKASI KOAGULAN POLYALUMINUM CHLORIDE DARI LIMBAH KEMASAN SUSU DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN DAN WARNA AIR GAMBUT

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Uji Pengendapan dengan Variasi Konsentrasi Koagulan dan Variasi Konsentrasi Flokulan

PEMANFAATAN KITOSAN DARI KERANG SIMPING (Placuna placenta) SEBAGAI KOAGULAN UNTUN PENJERNIHAN AIR SUMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM STUDI D3 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

Bab III Metodologi Penelitian

Transkripsi:

JRL Vol. 4 No.2 Hal 125-130 Jakarta, Mei 2008 ISSN : 2085-3866 PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan., BPPT Abstrak Soya bean sauce waste water is an high organic wastewater and has dark colour, therefore it is diffi cult to degrade it biologically. Base on as mentioned above, it is tried to process it with coagulation and fl okulation use Alumunium sulphate and PAC which is added to wastewater with several dosis variation of Alumunium sulphate: 100, 200, 300. 250, and PAC with dosis 50, 100, 150, 200 ppm. Experiment result shows the experiment which use a match Alumunium sulphate and PAC as coagulant could give a good quality of processing and suitable with the treshhold of wastewater. The application of fl okulan Aquaklir 240 could help the performance of coagulan that can be seen from the fl oc size form. Key words : fl occulation, coagulation. 1. Pendahuluan Koagulasi/flokulasi adalah proses pengumpulan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa diendapkan dengan cara menambahkan bahan koagulasi 1. Partikel-partikel tersebut kemudian dihilangkan melalui proses sedimentasi dan fi ltrasi. Adapun bahan kogulan yang sering dipergunakan antara lain : - Tawas Al 2 SO 4 - Fero Sulfat (Fe 2 - Feri Sulfat (Fe 2 - Fero Chlorida (FeCl 2 - Feri Chlorida (FeCl 2 - Poly Aluminium Chlorida (Na AlCl 3 Di samping bahan-bahan yang disebutkan diatas, saat ini banyak terdapat dipasaran, yaitu Coagulant Aid (Koagulan tambahan yang berfungsi untuk mandapatkan air yang lebih jernih, mempercepat proses pengendapan (membantu fungsi bahan Koagulan dan mengurangi dosis Koagulan. - Super fl oc - Magni fl oc - Aqua fl oc Selain koagulan diatas baru beberapa tahun terakhir digunakan Poly Aluminium Chlorida nama dagangnya Penjernih Air Cepat yang merupakan polimer dari Aluminium koagulasi yang bermanfaat untuk menurunkan kekeruhan. 1. Tinjauan Pustaka Kegunaan Koagulasi/flokulasi yaitu memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang tidak dapat mengendap secara gravitasi dan sangat lembut (seperti koloidal didalam air menjadi partikel-partikel yang dapat mengendap karena lebih berat dan lebih besar melalui proses fisika-kimia dengan penambahan koagulan, sehingga dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi dan filtrasi. Termasuk partikel-partikel yang tidak dapat mengendap adalah bacteria. 125 JRL Vol. 4 No. 2, Mei 2008 : 125-130

2.1 Proses Koagulasi/flokulasi Penambahan koagulan akan mengakibatkan partikel-partikel tidak mengendap saling mendekat dan membentuk fl ok-fl ok mikro (yang ukurannya lebih besar dari pada koloidal asalnya yang ikatannya sangat lemah dan tidak nampak dengan mata biasa tetapi tidak dapat mengendap. Pengadukan pelan-pelan akan menyebabkan flokfl ok mikro mengumpul dan membentuk fl ok yang lebih besar dan relatif lebih berat yang akhirnya dapat dengan mudah diendapkan atau disaring (Metcalf, et al., 1972 Pembentuk flok pada proses koagulasi dipengaruhi oleh factor fi sika dan kimia seperti kondisi pengadukan, ph, Alkalinitas, kekeruhan dan suhu air. Seperti alum apabila digunakan diluar kisaran ph optimumnya (5,8 7,4, maka fl ok yang terbentuk akan tidak sempurna dan akan larut kembali. Namun demikian dosis bahan koagulan optimum yang ditambahkan harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium dengan Jar test ( Perry J.H., 1963. Tawas Tawas dengan rumus kimia Al 2 (Aluminium Sulfat merupakan bahan koagulan; yang paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis (murah, mudah didapatkan dipasaran, serta mudah penyimpanannya. Selain itu bahan ini cukup efektif untuk menurunkan kadar karbonat. Al 2 2 Al +3-2 + 3 SO 4 Air akan mengalami H 2 O H + + OH - Selanjutnya 2 Al +3 + 6 OH - 2 Al (OH Selain itu akan dihasilkan asam. -2 3 SO 4 + 6 H + 3 H 2 SO 4 dengan demikian banyaknya dosis tawas yang ditambahkan menyebabkan ph makin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas optimum yang harus ditambahkan. Pemakaian tawas paling efektif antara ph 5,8 7,4. apabila alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu ditambah alkalinitas. Untuk pengaturan (menaikan ph biasanya ditambahkan larutan kapur Ca (OH 2 atau soda abu (Na 2 CO 3 (Schroeder, E.D., 1977. Feri Sulfat dan Feri Chlorida Dengan rumus kimia Fe2 dan Fe Cl3 bahan ini bersifat korosif, serta tidak tahan penyimpanan lama dan mempunyai sifat asam. Endapan Fe(OH efektif terbentuk pada ph 5,5. Untuk pengaturan ph biasanya ditambahkan larutan kapur. Garam feri ini biasanya dipakai untuk koagulasi air buangan industri, tetapi setelah itu harus diolah lagi untuk menghilangkan Fe yang ada dalam air tadi. Fero Sulfat dan Fero Cholrida (FeSO 4 dan FeCl 2. Flokulasi dengan fero ini biasanya akan lebih baik bila ditambahkan larutan kapur atau NaOH Fe sebagai pengatur kondisi fl occulasi dengan perbandingan 2 : 1. Reaksi dengan bikarbonat dan basa membentuk Fe (OH 2 yang sedikit larut, dan selanjutnya akan dioksidasi oleh Oksigen terlarut menjadi Fe (OH yang tidak dapat larut. Kapur Pengaruh penambahan kapur dengan rumus Ca(OH 2 akan menaikan ph dan bereaksi dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO 3. bila kapur yang ditambahkan cukup banyak sampai ph = 10,5, maka akan terbentuk endapan Mg(OH 2. Kelebihan ion Ca pada ph tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda abu. Reaksinya : Ca(OH 2 + Ca(HCO 3 2 2 CaCO 3 + 2 H 2 O. 2 Ca(OH 2 + Mg(HCO 3 2 2 CaCO 3 + Mg (OH 2 + 2 H 2 O Ca(OH 2 + Na 2 CO 3 CaCO 3 + 2 NaOH. 126 JRL Vol. 4 No. 2, Mei 2008 : 125-130

Poly Aluminium Chlorida (P A C Bahan ini merupakan polimer dari Aluminium Chlorida dan baru beberapa tahun terakhir digunakan, dikemas dalam bentuk sederhana dan siap pakai dan merupakan bahan kogulasi yang bermanfaat untuk menurunkan kekeruhan. Coagulant aid (koagulan pembantu Biasanya untuk mendapatkan air yang lebih jernih dan mempercepat proses pengendapan ditambahkan Coagulan aid yang berfungsi membantu/memacu proses koagulasi. Bahan yang sering dipakai sebagai coagulant aid ialah dari bahan polymer organic. Polymer adalah bahan organic yang berat molekulnya besar. Biasanya sering disebut juga poly elektrolit. Bahan ini ada yang asli (alamiah dan ada yang sintetis. Polyelektrolit sintetis diklasifikasikan berdasarkan atas jenis muatan pada rantai polymer sebagai berikut : Anion poly elektrolit : Polymer bermuatan negatif. Kation poly elektrolit : Polymer bermuatan positif. Polyelektrolit bukan ion : Polymer tak bermuatan. Bermacam-macam poly elektrolit, tergantung dari pabrik yang memproduksinya seperti :Superfloc, Magnifloc, Kononfloc, Aquafloc dan lain sebagainya. Kisaran dosis anion dan kation poly elektrolit adalah 1 10 mg/l dan nonionic poly elektrolit. 3. Metodologi 3.1 Percobaan Jar Test Jar test digunakan untuk menentukan dosis koagulan yang optimum. Alat yang dipergunakan untuk percobaan Jar test adalah floc tester yang dilengkapi dengan alat-alat gelas dan pengaduk yang sempurna, atau dapat dilakukan dengan alat pengaduk sederhana misalnya dengan pengaduk batang bamboo. Bahan koagulan yang bisa dikerjakan untuk percobaan koagulasi adalah tawas. Sedangkan untuk pengaturan kondisi ph biasa digunakan kapur ( Anonim., 1973. Pada dasarnya percobaan ini meliputi : Menentukan dosis bahan koagulan tawas (Alum dan PAC yang ditambahkan variasi dosis tawas yang berbeda-beda. Alum dengan dosis 100, 150, 200, 250, 300 ppm dan PAC dengan dosis 50, 100, 150, 200 ppm. Percobaan pencarian dosis koagulan dilakukan dengan penambahan fl okulan tipe aquaklir PA 240 sebanyak 5 ppm untuk membantu pembuatan flok dan pengendapan. Limbah cair yang digunakan mempunyai ph asam sekitar 5,0 sehingga perlu ditambahkan NaOH sehingga didapatkan kondisi ph yang optimum. Dengan kondisi ph yang telah dipilih, dilakukan optimasi berapa dosis tawas dan PAC yang tepat yang harus ditambahkan. Peralatan yang digunakan antara lain : floc tester, gelas beker, gelas ukur, pipet ukur, corong gelas, turbidimeter, ph meter, kertas saring, alat pengaduk, alat pemeriksa warna. Bahan yang digunakan antara lain adalah contoh limbah cair pabrik kecap, bahan koagulan Aluminium sulfat (tawas, PAC dan flokulan PA 240 serta digunakan pula indikator ph (Bromthemol blue, phenol red. 3.2. Cara Kerja Cara kerja yang dilakukan untuk melihat dosis koagulan dan fl okulan dengan menyiapkan floc tester dan 5 buah gelas beaker. Ditambahkan bahan koagulan (tawas dengan dosis yang berlainan 100, 150, 200, 250, 300 ppm kemudian diaduk cepat selama 3 menit, setelah itu diaduk lambat selama 5 menit dan didiamkan selama 15 menit. Diamati bentuk gumpalan, kecepatan pembentuk gumpalan dan setelah itu disaring dengan kertas saring, kemudian diperiksa ph, kekeruhan dan warna. Kemudian dipilih pemakaian tawas optimum yang memberikan hasil terbaik, dan bilamana tidak mencapai hasil yan cukup 127 JRL Vol. 4 No. 2, Mei 2008 : 125-130

baik kemudian diulang dengan menggunakan koagulan jenis PAC dengan dosis 50, 100, 150, 200 ppm. Percobaan pencarian dosis koagulan dilakukan dengan penambahan flokulan tipe aquaklir PA 240 sebanyak 5 ppm untuk membantu pembuatan fl ok dan pengendapan. Limbah cair dari pabrik kecap mempunyai ph berkisar antara 5,0 yang perlu penambahan NaOH/kapur untuk pengaturan ph optimum, atau membantu proses koagulan aid agar diperoleh effl uent yang lebih jernih. 4. Hasil dan Pembahasan Pada percobaan ini limbah cair pabrik kecap yang digunakan mempunyai parameter ph antara 5,0 5,2; suspended solid 357 ppm dan turbidity 107 NTU. Oleh karena ph limbah cair termasuk asam, maka ph dinaikkan menjadi 6,5 untuk selanjutnya dilakukan penelitian dengan menggunakan Jar test. Selanjutnya dilakukan percobaan dengan menggunakan dua jenis koagulan tawas dan PAC. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan dua macam jenis koagulan yang dibantu dengan koagulan aid atau fl okulan PAC tipe Aquaklir PA 240 dengan dosis 5 ppm diharapkan membantu kinerja dari koagulan yang dilihat berdasarkan fl ok yang terbentuk cukup besar. Gambar 1. Pengaruh dosis koagulan terhadap kekeruhan 128 JRL Vol. 4 No. 2, Mei 2008 : 125-130

Pada proses pemberian Alum dengan dosis yang semakin meningkat mulai dari 100, 150, 200. 250 sampai dengan 250 ppm, dapat dilihat terjadi penurunan turbidity atau kekeruhan yang kemudian cenderung naik kembali pada dosisi yang terakhir, sedangkan pemberian koagulan PAC dengan dosis yang semakin meningkat mulai dari 50, 100, 150, sampai dengan 200 ppm, turbidity terlihat mempunyai nilai yang semakin menurun dan dibandingkan dengan koagulan yang menggunakan alum. Gambar 2. Pengaruh dosis koagulan terhadap ph. Pengaruh dosis koagulan terhadap ph terlihat, pemberian PAC lebih stabil dibandingkan pemberian alum yang terlihat mempunyai nilai ph yang cenderung menurun. Penambahan dosis tawas menyebabkan ph semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas optimum yang harus ditambahkan. Pada aplikasi penggunaannya PAC lebih dapat diterapkan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Pengaruh pemberian dosis koagulan terhadap suspended solid, pemberian koagulan PAC dengan dosisi 50, 100, 150 dan 200 ppm hasil kekeruhan yang cukup menurun dan bila dibandingkan dengan pemberian Alum terlihat penggunaan. 129 JRL Vol. 4 No. 2, Mei 2008 : 125-130

Gambar 3. Pengaruh dosis koagulan terhadap ph. 5. Kesimpulan Berdasarkan percobaan dengan menggunakan koagulan Alum dan PAC. Pemberian koagulasi PAC dengan dosis yang tepat dapat memberikan kualitas hasil olahan sesuai dengan standard baku mutunya. Aplikasi fokuilan dengan tipe Aquaklir 240 dapat membantu kinerja dari koagulan yang digunakan terlihat dari ukuran fl ok yang terbentuk. 6. Daftar Pustaka 1. Anonim, 1973. Physical Chemical Wastewater Treatment Plant Design, U.S. Environmental Protection Agency, Technology Transfer Seminar Publication. 2. Metcalf & eddy, inc., 1972, Wastewater Engineering: Collection, Treatment, Disposal, Mc Graw Hill, New york, 3. Perry, J.H., 1963. Chemical Engineers Hand Book, 4 th ed, Mc Graw Hill, New York.. 4. Schroeder, E.D., 1977, Water and Wastewater Treatment Mc.Graw Hill, New York. 130 JRL Vol. 4 No. 2, Mei 2008 : 125-130