BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

2015 GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU PADASUKA RW 06 DAN RW 12 KELURAHAN PADASUKA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. bagi bayi, ibu maupun lingkungan. Bayi yang diberikan ASI eksklusif akan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO) merekomendasikan untuk pemberian ASI eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rendah. Berdasarkan Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS GAMBIRSARI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO)/United Nations International

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

PENDAHULUAN. United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF)

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

1

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. serius bila tidak ditangani dengan baik. Menurut the North American

BAB I PENDAHULUAN. masih tergolong tinggi, meskipun terjadi penurunan signifikan di beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MANAGAISAKI ABSTRAK

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Heath Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah ini masih belum memenuhi target Milenium Development Goals (MDG) yang menargetkan AKB sebesar 24 kematian per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kematian bayi antara lain diare, penyakit infeksi, dan pneumonia. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKB dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) (Kemenkes, 2014b). Program ASI eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI saja pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Pada tahun 2002, United Nation Children Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar bayi sebaiknya disusui hanya ASI selama paling sedikit 6 bulan. Pedoman ini berdasarkan kajian WHO bahwa 6 bulan merupakan waktu yang paling optimal untuk pemberian ASI eksklusif. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI seharusnya dilanjutkan sampai umur dua tahun (WHO, 2011).

Sejalan dengan hasil kajian WHO tersebut, Menteri Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No.450/Menkes/IV/2004 menetapkan perpanjangan pemberian ASI secara eksklusif dari yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan (Kemenkes, 2004). Menteri Kesehatan menetapkan bahwa ASI eksklusif di Indonesia diberikan selama 6 bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai dengan anak berusia 2 tahun atau lebih dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai. Ditetapkan pula agar tenaga kesehatan menginformasikan kepada ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif dengan mengacu pada 10 langkah keberhasilan menyusui. Pelaksanaan program ASI eksklusif dipertegas kembali dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Peraturan Pemerintah tersebut memaparkan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. Menurut ajaran agama Islam, memberi ASI merupakan suatu keutamaan, seperti dalam firman Allah: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan (QS. al-baqarah [2] ayat 233). Bahkan bayi harus tetap mendapatkan ASI walaupun ibunya tidak dapat menyusuinya. Seperti yang dalam terdapat dalam Al-Qur an sebagai berikut: 2

...dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu... (QS. al-baqarah [2] ayat 233)....dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya (QS. at-talaq [65] ayat 6). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Kesehatan, SPM untuk program ASI eksklusif sebanyak 80%. Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 54,3%, sedikit meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya sebesar 48,6%. Akan tetapi, angka tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan standar (Kemenkes, 2014a). Sedangkan pada tingkat propinsi, Jawa Tengah menempati urutan ke 7 dengan cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 67,95%. Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan cakupan tingkat nasional, akan tetapi masih berada dibawah standar yang ditetapkan Menteri Kesehatan (Kemenkes, 2014a). Pada tahun 2013, cakupan ASI eksklusif di Kota Surakarta sebesar 51,5 % (Dinkes Jateng, 2014). Jumlah ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2012 yang hanya sebesar 46,1% (Dinkes Jateng, 2013). Jika dilihat dari tahun ke tahun, jumlah cakupan pemberian ASI ekskusif cenderung meningkat, akan tetapi masih jauh dibawah target yakni 80%. 3

Terdapat beberapa kendala yang menghalangi pencapaian target ASI eksklusif. Beberapa permasalahan yang menjadi kendala pencapaian target antara lain pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yang tidak ada masalah medis, kurangnya dukungan dari perusahaan yang mempekerjakan wanita menyusui untuk menyediakan ruang laktasi, dan kurangnya tenaga konselor ASI (Kemenkes, 2014b). Menurut Dinas Kesehatan Kota Surakarta, hampir semua ibu sudah terpapar penyuluhan ASI oleh petugas kesehatan atau media promosi yang lain. Akan tetapi perilaku ibu untuk memberikan ASI masih perlu diluruskan. Kurangnya dukungan dari lingkungan dan keluarga juga turut mempengaruhi cakupan ASI eksklusif (Dinkes Kota Surakarta, 2014). Hasil penelitian Astuti (2013) memaparkan bahwa pemberian ASI eksklusif dapat dipengaruhi oleh pendidikan ibu (p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,000 OR=0,170), pengetahuan ibu (p=0,000 OR=5,949), sikap ibu (p=0,000 OR=8,776), peran petugas (p=0,000 OR=9,450), keterpaparan media (p=0,000 OR=9,647), peran orang tua (p=0,000 OR=8,815), dan peran suami (p=0,000 OR=9,866). Abidjulu dkk (2015) juga memaparkan bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan kemauan ibu memberikan ASI eksklusif (p=0,001). Hasil ini bertentangan dengan penelitian Sartono dan Utamaningrum (2012) yang menjelaskan bahwa praktik pemberian ASI eksklusif tidak berhubungan dengan pengetahuan ibu, pendidikan ibu, dan dukungan suami (p=0,996). Hasil penelitian Cahyani dan Widarsa (2014) juga 4

menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak dipengaruhi oleh pengetahuan ibu (p=0,929), sikap ibu (p=0,530), peran keluarga (p=0,131) dan peran tenaga kesehatan (p=0,105). Selain itu, penelitian Madani dkk (2014) juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan praktik pemberian ASI eksklusif (p=0,278). Berdasarkan lima hasil penelitian tersebut diatas menunjukkan bahwa faktor pemberian ASI eksklusif menunjukkan hasil yang berbeda-beda atau tidak konsisten. Menurut Roesli (2000) dukungan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI eksklusif. Dukungan dapat memberikan rasa kepercayaan diri dan rasa tenang pada ibu. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan yang kuat agar dapat memberikan ASI eksklusif. Menurut Nugroho (2011) dukungan ini didapat oleh ibu dari dua pihak, yaitu keluarga dan tenaga kesehatan. Tetapi pengaruh dukungan paling besar yakni dukungan keluarga terlebih dari suami. Berdasarkan data yang diperoleh dalam Profil Kesehatan Kota Surakarta tahun 2013, capaian tertinggi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Gajahan dan capaian terendah di Puskesmas Gambirsari sebesar 41,7% (Dinkes Kota Surakarta, 2014). Studi pendahuluan dilakukan pada 10 orang suami pada bulan Oktober 2015 di Puskesmas Gambirsari. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa 7 orang (70%) suami berpengetahuan buruk tentang ASI eksklusif, 6 orang (60%) suami tidak ikut mengambil keputusan dalam pemberian ASI eksklusif, dan 7 orang (70%) suami tidak membantu dalam merawat bayi sehari-hari. 5

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta. b. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan suami dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta. c. Untuk menganalisis hubungan sikap suami dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta. d. Untuk menganalisis hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta. 6

e. Menganalisis faktor yang paling berperan dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta. f. Menganalisis berapa besar variabilitas pemberian ASI eksklusif yang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan dukungan suami. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Manfaat penelitian bagi masyarakat khususnya di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari adalah untuk lebih memberikan dukungan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif baik dengan pencarian informasi maupun dengan dukungan pada proses menyusui. 2. Bagi Instansi Kesehatan Manfaat penelitian ini bagi Puskesmas Gambirsari sebagai masukan untuk meningkatkan program promotif tentang ASI eksklusif dengan lebih melibatkan peran suami agar dapat mendukung istri untuk memberikan ASI eksklusif. 3. Bagi Dinas Kesehatan Manfaat penelitian bagi Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah sebagai salah satu evidence based untuk pengembangan program kesehatan ibu dan anak dengan lebih melibatkan peran suami. Serta sebagai bahan masukan untuk menjadikan suami sebagai sasaran program kesehatan terkait pemberian ASI eksklusif. 4. Bidang Peneliti Lain 7

Sebagai tambahan referensi ilmiah yang dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai ASI eksklusif. E. Keaslian Penelitian 1. Arifah I, dkk (2014) yang berjudul Father s Roles On The Exclusive Breastfeeding Practice. Jenis penelitian ini adalah survei analitik, dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kecamatan Ngesrep Kabupaten Semarang pada Februari 2012. Analsisis data menggunakan Chi-square. Hasil penelitian adalah ada hubungan antara peran ayah dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,0001). Selain itu pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan dukungan medis (p=0,042), dukungan nenek dan kelompok sebaya (p=0,0001) dan status ibu bekerja (0,049). 2. Abidjulu F.R, dkk (2015) yang berjudul Hubungan Dukungan Suami Dengan Kemauan Ibu Memberikan ASI eksklusif di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square adalah (p=0,001) ada hubungan antara dukungan dukungan suami dengan kemauan ibu memberikan ASI eksklusif. 3. Sartono A dan Utamaningrum H (2012) yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendidikan Ibu dan Dukungan Suami Dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Telogosari Kota Semarang. Studi analisis dengan 8

pendekatan cross sectional. Hasil penelitian adalah tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu, pendidikan ibu dan dukungan suami dengan praktik pemberian ASI eksklusif. 4. Cahyani N.W dan Widarsa I.K.T (2014) dengan judul Penerapan Analisis Jalur Dalam Analisis Faktor Determinan Efektivitas Pemberian ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Payangan, Gianyar. Penelitian dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian adalah tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu, sikap ibu, peran keluarga dan peran tenaga kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni jika penelitian sebelumnya menggunakan rancangan cross sectional dengan responden ibu yang memberikan ASI. Sedangkan penelitian ini menggunakan rancangan case control dengan responden suami dari ibu yang menyusui bayi 0-6 bulan. 9