BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, psikologis, emosional, dan sosial (Sarwono, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. unik. Salah satunya adalah mereka mengalami menstruasi setiap bulannya yang

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

EFEKTIFITAS SENAM DENGAN MODUL DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA REMAJA SMA DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN MENJADI SAMPEL

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

EFEKTIVITAS WEDANG JAHE (Zingibers Officinale) TERHADAP INTENSITAS DISMENORE PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. menjadi lansia, yang masing-masing mempunyai kekhususan (Noorkasiani,

BAB I PENDAHULUAN. Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

THE INFLUENCE OF WARM COMPRESS TOWARD PRIMER DYSMENORRHEAL PAIN ON THE STUDENT OF PAMENANG MIDWIFERY ACADEMIC

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanak kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, psikologis, emosional, dan sosial (Sarwono, 2007). Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa melalui suatu tahap yang disebut masa pubertas. Pada masa ini remaja akan mengalami proses reproduksi. Remaja perempuan akan mengalami masa pubertas lebih cepat dibandingkan laki-laki artinya remaja perempuan lebih cepat mengalami proses kematangan sistem reproduksi dibandingkan laki-laki. Salah satu tanda pubertas pada remaja perempuan yaitu mendapatkan menstruasi (Nita, 2008). Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dari rahim (uterus) dengan disertai meluruhnya endometrium melalui vagina (Misaroh, 2009). Nyeri menstruasi atau dysmenorrheal adalah kekakuan atau kejang dibagian bawah perut akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi. Biasanya nyeri terasa sehari sebelum masa menstruasi dan berlangsung selama dua hari atau sampai berakhirnya masa menstruasi (Nita, 2008). Nyeri yang paling berat biasanya hanya berlangsung selama 24 jam pertama menstruasi (Hendrink, 2006; Morgan & Hamilton, 2009). 1

Angka kejadian nyeri menstruasi didunia sangat besar, rata-rata lebih 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi (Anurogo, 2008). (French, 2005 ) sebuah studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, melaporkan prevalensi nyeri menstruasi 59,7%, dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Kejadian ini menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah. Hampir 2/3 remaja post menarche di Amerika Serikat mengalami nyeri menstruasi, 10% dari mereka begitu menderita sehingga tidak bisa masuk sekolah, sehingga nyeri menstruasi merupakan penyebab utama absensi pada remaja wanita (Beily 2006 dikutip dari Widjanarko, 2006). Dalam studi longitudinal di Swedia melaporkan nyeri menstruasi pada wanita yang berusia kurang dari19 tahun mencapai 90% dan pada wanita yang berusia 24 tahun mencapai 67%, dan pada usia 19-21 tahun mencapai 80%, dimana diantaranya 15% membatasi aktivitas harian ketika menstruasi dan membutuhkan obat-obatan penangkal nyeri, 8-10% tidak mengikuti atau masuk sekolah dan hampir 40% memerlukan pengobatan medis. Angka kejadian nyeri menstruasi primer di Indonesia mencapai 54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada masing-masing individu ( Proverawati & Misaroh, 2009 ). Penderita nyeri menstruasi di Indonesia sampai saat ini belum diketahui secara pasti angka kejadiannya, tetapi di beberapa rumah sakit dijumpai sebesar 10,7-13,1% dari jumlah kunjungan wanita usia produktif (Klik dokter, 2

2011). Keadaan ini dapat berdampak buruk bagi pendidikan, finansial maupun kualitas hidup perempuan (Widjanarko, 2006). Nyeri adalah pengalaman sensori emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan (Tamsuri, 2006). Penyebab nyeri menstruasi berasal dari otot rahim, otot rahim ini dapat berkontraksi dan relaksasi. Saat menstruasi kontraksi otot rahim sangat kuat. Kontraksi yang terjadi adalah akibat suatu zat yang namanya prostaglandin. Zat tersebut mempunyai fungsi untuk membuat dinding rahim berkontraksi dan pembuluh darah sekitarnya terjepit (kontriksi) yang menimbulkan iskemi jaringan. Selain itu prostaglandin juga merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah intensitas nyeri (Proverawati, 2009). Meskipun keluhan nyeri menstruasi umum terjadi pada wanita, sebagian besar wanita yang mengalami nyeri menstruasi jarang pergi ke dokter, mereka mengobati nyeri tersebut dengan obat-obat bebas tanpa resep dokter dan tanpa pengawasan dokter. Cara mengatasi nyeri dismenore saat menstruasi pada umumnya menggunakan terapi menggunakan obat atau secara alamiah. Pengobatan pada nyeri menstruasi dapat menggunakan obat analgetika (obat antisakit). Sebesar 80% penderita mengalami penurunan rasa nyeri menstruasi setelah minum obat penghambat prostaglandin (Speroff, 2005). Obat non-steroid anti inflamasi (NSAID) golongan non-steroid seperti ibuprofen, naproksen, asam mefenamat dan aspirin banyak digunakan sebagai terapi awal untuk nyeri menstruasi (Dawood, 2006), pada dosis biasa mempunyai efek samping mual, muntah, gelisah, dan rasa ngantuk, sedangkan 3

pada dosis tinggi efek samping bisa menyebabkan tekanan darah turun, peredaran darah tidak lancar dan akhirnya bisa terjadi koma. Manajemen tanpa minum obat lebih aman digunakan selain sederhana, mudah dilakukan, minimal efek samping, tidak memerlukan biaya dan bersifat preventif juga tidak menimbulkan efek samping. Beberapa cara untuk meredakan dismenore yaitu kompres hangat, massase, distraksi, latihan fisik atau exercise, tidur cukup, diet rendah garam, dan peningkatan penggunaan diuretik alami (Bobak, 2004). Modifikasi gaya hidup untuk mengatasi dismenore yaitu diet rendah lemak, exercise, akupuntur, akupresur, terapi bedah, dan terapi horizon (French, 2009). Strategi baru untuk mengatasi dismenore adalah dengan pemberian vitamin B1, B6, vitamin E, magnesium dan omega 3, exercise, akupuntur, dan pengobatan tradisional Cina (Harry, 2007). Exercise sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore. Exercise merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan exercise tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin merupakan hormon yang berfungsi sebagai penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman (Daley, 2008). Kadar endorphin dalam tubuh yang meningkat dapat mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi. Latihan fisik atau exercise terbukti dapat meningkatkan kadar endorphin empat sampai lima kali didalam darah, sehingga semakin banyak melakukan exercise maka semakin tinggi pula kadar endorphin (Suparto, 2013). 4

Peningkatan endorphin terbukti berhububgan erat dengan penurunan rasa nyeri, sehingga latihan fisik dapat efektif dalam mengurangi masalah nyeri dismenore pada remaja putri (Ozlem, 2013). Selain itu, exercise dapat dilakukan sendiri oleh remaja putri dan merupakan salah satu manajemen alamiah yang lebih aman digunakan tanpa efek samping karena menggunakan proses fisiologis (Harry, 2007). Hal ini didukung hasil penelitian yang menyatakan bahwa exercise efektif dalam menurunkan dismenore primer (Suparto, 2013). Penelitian lain menyatakan bahwa senam dismenore efektif untuk menurunkan dismenore primer pada remaja (Ozlem, 2013). Penelitian lain juga menyatakan bahwa intervensi home-based exercise memberikan peningkatan yang signifikan dalam mengurangi dismenore primer (Ningsih, 2011). Penelitian mengenai intervensi dengan posisi dada lutut (knee chest position) ternyata dapat mengurangi rasa sakit dan gangguan menstruasi pada dismenore primer (Dalimarta, 2006). Penelitian lain juga menyatakan bahwa paket pereda yaitu kombinasi air putih dan exercise terbukti efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada remaja putri dengan dismenore (Jenabi, 2013). Salah satu cara exercise untuk menurunkan intensitas dismenore adalah dengan melakukan abdominal stretching exercise yang merupakan suatu latihan peregangan otot terutama pada perut yang dilakukan selama 10 menit. Latihan ini dirancang khusus untuk meningkatkan kekuatan otot, daya tahan dan fleksibilitas sehingga diharapkan dapat mengurangi dismenore. 5

Berdasarkan hal diatas perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh Abdominal Stretching Exercise Terhadap Penurunan Kadar Prostaglandin pada dismenore primer, sehingga nantinya dapat dijadikan salah satu cara untuk mengurangi nyeri bagi remaja putri yang mengalami dismenore. B. Perumusan Masalah 1. Dismenore adalah nyeri menstruasi yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaannya untuk beberapa jam dan beberapa hari (Wiknjosastro, 2010). Bagi remaja putri akan berdampak terhadap penurunan aktivitas balajar. Hal ini disebabkan karena sebagian remaja putri mengalami nyeri dan ketidaknyamanan pada saat menstruasi sehingga remaja dalam proses belajar tidak dapat berkonsentrasi dan akan menurunkan semangat belajar (Prawirohardjo, 2010). Rasa nyeri yang timbul sebelum atau bersama sama dengan menstruasi dan berlangsung selama beberapa jam dan juga dapat terjadi beberapa hari. Sifat nyeri berupa kejang yang berjangkit, biasanya terbatas perut bawah, tetapi dapat merambat ke daerah pinggang dan paha. Nyeri dapat disertai mual, muntah, sakit kepala dan diare (Wiknjosastro, 2010) 2. Peningkatan kadar prostaglandin penting peranannya sebagai penyebab terjadinya nyeri saat menstruasi (Prawirohardjo, 2010). Terjadinya spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah menstruasi mirip lemak alamiah yang kemudian diketahui sebagai prostaglandin. Kadar zat ini meningkat pada keadaan dismenore dan ditemukan didalam otot uterus. 6

3. Salah satu manajemen yang sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore adalah melakukan exercise yang berupa gerakan peregangan otot perut (abdominal stretching exercise). Exercise merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan exercise tubuh akan menghasilkan hormon endorphin yang berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri pada saat menstruasi (Daley, 2008). a. Rumusan Masalah Umum Apakah ada pengaruh abdominal strethcing exercise terhadap dismenore primer? b. Rumusan Masalah Khusus 1. Apakah abdominal strethcing exercise berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri. 2. Apakah abdominal stretching exercise berpengaruh terhadap penurunan kadar hormon prostaglandin pada dismenore primer. 7

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis abdominal stretching exercise berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri pada dismenore primer. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis pengaruh abdominal stretching exercise terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore. b. Menganalisis pengaruh abdominal stretching exercise terhadap penurunan kadar hormon prostaglandin pada dismenore. D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat : 1. Manfaat Pelayanan Kesehatan a. Dapat bermanfaat dalam melakukan asuhan kebidanan pada remaja yang mengalami dismenore sehingga dapat mengurangi nyeri, dan dapat memberikan pengalaman yang positif bagi remaja dalam mengatasi nyeri serta meningkatkan kemampuan koping remaja. b. Dapat dijadikan sebagai bagian dari intervensi kebidanan dalam mengatasi nyeri menstruasi sehingga kualitas asuhan kebidanan yang diberikan khususnya terhadap remaja yang mengalami nyeri menstruasi menjadi lebih baik. c. Dalam penelitian ini dapat mengembangkan praktik kebidanan berbasis abdominal stretching exercise sebagai terapi komplementer serta 8

bersama-sama denga institusi pelayanan kesehatan menyusun standar operasional prosedur pelaksanaan abdominal stretching exercise sebagai upaya untuk mengurangi nyeri menstruasi. 2. Manfaat Keilmuan a. Dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan keilmuan yang berhubungan dengan penanganan nyeri dismenore. b. Memberikan informasi dan gambaran tentang pengaruh abdominal stretching exercise terhadap penurunan nyeri menstruasi. c. Memberikan masukan untuk pengembangan asuhan kebidanan dalam penanganan dismenore dengan teknik komplementer dan alternatif. 3. Manfaat Masyarakat a. Dapat digunakan sebagai penanganan pertama dismenore sehingga masyarakat khususnya remaja putri dapat mengurangi nyeri haid sendiri tanpa harus mengkonsumsi obat. b. Dapat menambah wawasan mengenai dismenore, penyebab dan cara mengatasinya. 9

E. Penelitian Sebelumnya Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan pengalaman nyeri pada saat dismenore adalah sebagai berikut: Tabel 1.1. Penelitian Sebelumnya Peneliti Judul Metode Hasil Daley. A.J (2008) Exercise and Primary Critical Review of the literature: Exercise efektif dalam Dysmenorrhoea Experimental dan observasional mengurangi dismenore Comprehensive and primer dan gejala Critical Review of the menstruasi terkait Literatur Suparto. A (2011) Efektivitas Senam Quasi Eksperimental (one group Seam dismenore efektif Dismenore dalam pre test-post test design). Subjek untuk mengurangi mengurangi dismenore penelitian (n) sebanyak 15 orang. dismenore pada remaja pada remaja-remaja Ozlem Onur, Iiknur Impact Of Home Based Quasi Eksperimental. Program Intervensi latihan berbasis Gumus, Aysel Exercise On Quality Of Life latihan rumah (home-based rumah (home-based Derbent, Ikbal Of Women With Primary exercise) selama 12 minggu. exercise) memberikan Kaygusuz, Serap Dysmenorrhoea Subjek penelitian sebanyak 45 peningkatan yang signifikan Simvali, Emel wanita dengan dismenore primer. dalam kualitas kesehatan Urun, Melahat yang berhubungan dengan Yildirim, Kevser kehidupan dan mengurangi Gok, Hasim dismenore primer (p < Cakibray (2013) 0,012). Manhishale Aratil, Effect of Knee Chest Quasi Eksperimental Randomized Intervensi dengan posisi Mascarenhas Position in Primary Kontrolled Trial (RCT). Subjek dada lutut (knee chest Dinika, Patted Dysmenorrhoea : A penelitian sebanyak 30 wanita position) dapat digunakan Sobhana (2013) Randomized Kontrolled terdiri dari kelompok kontrol bersama dengan HMP untuk Trial menerima HMP (hot moist pack) mengurangi rasa sakit dan dan kelompok eksperimen gangguan menstruasi pada menerima HMP dan posisi lutut dismenore primer (p < dada. 0,05). 10

Ningsih. R (2011) Efektifitas Paket Pereda Quasi Eksperimental (post test Paket pereda efektif dalam terhadap Intensitas Nyeri only with kontrol group design). menurunkan intensitas nyeri pada Remaja dengan Subjek penelitian terdiri dari 64 pada remaja dengan Dismenore di SMAN remaja yang terdiri dari kelompok dismenore (p < 0,002). Kecamatan Curup intervensi dan kelompok kontrol. Jenabi. E (2013) The Effect of Ginger for Uji Klinis (clinical trial). Subjek Jahe efektif dalam Relieving of Primary penelitian sebanyak 70 remaja meminimalkan keparahan Dysmenorrhoea dengan dismenore primer terdiri nyeri pada dismenore dari kelompok kontrol (placebo) primer. dan kelompok kontrol (jahe) Giti Ozgoli, Marjan Comparison with Primary Uji Klinis (clinical trial) double Jahe sama efektifnya Goli, Fabiroz Dysmenorrhoea of Ginger, blind. Subjek penelitian sebanyak dengan asam mefenamat Moattar (2009) Mefenamic Acid and 150 siswa dengan dismenore dan ibuprofen dalam Ibuprofen on Pain in primer mengurangi rasa sakit pada Women with Primary wanita dengan dismenore Dysmenorrhoea. primer Blakey H, (Hisholm Is Exercise Associated with Cross Sectional Ada hubungan antara C.F, Harris B, Primary Dysmenorrhoea in partisipasi dalam olahraga Hartwell R, Daley Young Women? dan dismenore primer A.J, Jolly K (2010) Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu 1. Variabel Independen Variabel independen pada penelitian ini yaitu abdominal stretching exercise. 2. Variabel Dependen Intensitas nyeri menstruasi (dismenore) dan kadar hormon prostaglandin. 3. Design Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan penelitian Pretest-Posttest with control group design. 11

F. Ruang lingkup 1. Ruang lingkup waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari s/d Mei 2016. 2. Ruang lingkup tempat Penelitian dilaksanakan di Pondok Pesantren Putri Ibrohimiyyah Desa Brumbung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. 3. Ruang lingkup materi Materi dibatasi pada analisis pengaruh abdominal strethcing exercise terhadap penurunan kadar prostaglandin pada dismenore primer. 12

13