AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

Analisis Unsur Intrinsik Puisi Tema Guru Karya Siswa Kelas V SDN 1 Nagarasari

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA BAHASA DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 LAMASI KABUPATEN LUWU

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana yang digunankan manusia untuk berinteraksi

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

Transkripsi:

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2 A. Pengantar Menulis puisi pada hakikatnya mencipta dunia dalam kata. Kata-kata merupakan piranti bagi penulis merekayasa sebuah dunia, yakni dunia yang mungkin, dunia imajinasi, imitasi, dan sekaligus ekspresi (Dimas, 2016). Dalam kajian ilmu morfologi kita mengenal bahwa kata adalah kumpulan dari beberapa huruf yang diucapkan dan mengandung makna sebagai ungkapan perasaan (KBBI.1977). Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa kata memiliki kedudukan yang penting dalam merealisasikan sebuah makna. Melalui pilihan dan pilahan kata, sebuah dunia makna akan tercipta. Makna tidak lain adalah nyawa yang menandai sebuah dunia kehidupan. Setiap penyair memiliki sisasat dalam mengungkapkan ide-ide kreatifnya. Ide-ide tersebut tertuang dalam bahasa. Bahasa bagi penyair diupayakan sebagai cara komunikasi estetis ketika penulisan kreatif dilakukan. Bahasa senantiasa menyajikan pikiran, perasaan, dan sikap dari penuturnya. Dalam kehidupan manusia bahasa memiliki fungsi simbolik, emotif, dan afektif. Dengan kata lain bahwa bahasa mewakili setiap sendi kehidupan manusia. Dari sanalah tercipta karya yang mengungkapkan nilai-nilai estetik, salah satunya berupa puisi. Sebagai karya seni, puisi memiliki kriteria yang merujuk pada aspek kreatifnya. Aspek kreatif puisi itu adalah kedalaman, keutuhan, keterkaitan, keserasian, keaslian, dan kebaruan. Kedalaman, sering juga disebut kekentalan, greget, semangat, pemikiran, dan perenungan penyair dalam mengolah ide pokok, gagasan atau tema. Keutuhan mengacu kepada keseluruhan bentuk, isi atau pesan serta gaya bahasa yang digunakan. Keterkaitan, lebih mengarah pada hubungan antara makna kata, susunan kalimat/baris/larik secara keseluruhan (judul dan isi puisi). Keserasian, dapat ditilik melalui keserasian aspek bunyi, rima dan sajaknya. Keaslian, merujuk kepada apakah puisi itu merupakan plagiat, meniru, menjiplak karya orang lain atau tidak. Sedangkan kebaruan, dapat dideteksi melalui tipografi dan aktualisasi isi dan wacana pemikirannya. 1 Makalah disampaikan dalam Kegiatan Bedah Buku Antologi Puisi Akar Tubuh di Kantor Bahasa Provinsi Jambi. Jambi, 20 September 2016 2 Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi

Mengakar dari beberapa kriteria yang merujuk pada aspek kreatif sebuah puisi, Faktor lain yang menjadi daya tarik puisi semata-mata tidak ditentukan oleh temanya, melainkan lebih kepada bagaimana tema itu disajikan. Cara penyajian mencakup gaya penyajian, kekaburan dan kejelasan makna, nada dan suasana yang dibangun dalam puisi tersebut. Sesuatu yang kabur dan samar atau tidak jelas biasanya tidak menarik. Kekaburan bisa terjadi karena penulis puisi menggunakan kata-kata yang tidak konkret. Akibat dari pengiasan dan perlambangan yang tidak tepat dapat mengilangkan suasana yang menggugah hati pembaca. Hal yang menarik dan menjadi pertanyaan awal adalah: apa yang menjadi keunggulaan buku ini dan mengapa perlu dilakukan sebuah pembedahan. Dasar inilah yang kemudian coba dikembangkan oleh penulis menjadi tema besar Berangkat Dari Kata, Merajut Makna. Sebuah tema besar yang mencoba menyajikan hal-hal mendasar dari sebuah karya sastra dan esensi sastra sebagai media pembelajaran, sumber pengalaman, penyalur aspirasi dan pendidikan karakter. Maka, penyair seharusnya tertarik pada pernyataan bagaimana teks puisi berfungsi dalam komunikasi manusia (Balcerzan, 1974:194). Dari sudut pandang teori komunikasi, tiga lapisan komunikasi dapat dikenali dalam teks puisi. Lapisan pertama berkenaan dengan hubungan komunikasi antara penyair, teks dan pembaca. Lapisan kedua dan ketiga didapati dalam teks itu sendiri. B. Resensi Sastra Buku yang merangkum sekitar delapan puluh delapan puisi ini memang tidak merujuk pada satu tema besar, namun lebih kepada menulis puisi sebagai bentuk ekspresi jiwa kreatif. Dalam hal ini menulis dimaknai menjadi dua hal, yaitu menulis sebagai sebuah pengalaman dan menulis sebagai sebuah pengetahuan. Dalam dunia puisi, puisi senantiasa menawarkan daya tarik berupa tawaran dunia fantasi yang diolah berdasarkan diksi dan imajinasi. Penyair menyeleksi kata yang secara fantastis menumbuhkan ruang imajinasi bagi para pembaca puisinya. Melalui imaji dan diksi inilah penyair mengajak para pembacanya memasuki dunia fantasi lewat puisi-puisi yang digubahnya. Kita simak salah satu puisi karya Ayu Fransiska yang berawal dari sebuah kata:

Kata dan Jiwa Kata replika jiwa Tak berasa saat diisi dusta Perih saat merangkai luka Merekah saat ceria Membakar saat bergelora Kata cerminan jiwa Ia lahir dari rasa Tumbuh dalam dekapan cerita Mati tanpa hadirnya makna Kata pembunuh jiwa Menghujam dengan tajam Menikam saat gagal paham Kata penyejuk jiwa Saat dironce dengan cinta Jambi, 09 Februari 2016 Bahasa, kata ialah tanda bermakna. Terkadang kita perlu mengatakan sesuatu dengan kata atau dengan tanda. Pada larik pertama: Kata replika jiwa, mengisyaratkan bahwa kata adalah ungkapan dan ekspresi jiwa pengarangnya. Untuk mengungkapkan sesuatu yang sedang dirasa adalah melalui bahasa dan bahasa ada karena kata-kata yang menjadi struktur penting dari bahasa. Pada larik selanjutnya: Tak berasa saat diisi dusta/perih saat merangkai luka/merekah saat ceria/membakar saat bergelora. Bahwa kata senantiasa mewakili perasaan atau ungkapan jiwa pengarangnya. Setiap kata yang tercipta senantiasa menyajikan makna yang berbeda. Ketika kata bisa menjadi sebuah kedustaan Tak berasa saat diisi dusta, dan kata bisa menjadi sebuah kebahagiaan Merekah saat ceria. Pengimajinasian dan perlambangan melalui diksi yang tepat

menjadikan makna yang hendak disampaikan penulis, dapat masuk dan diterima oleh pembaca. Puisi kedua berikut juga berangkat dari kata kata, Tarmizi: Kata Jika kata tak lagi setajam pedang Mengapa membuat hati luka Jika kata tak selembut sutra Mengapa membuat hati bahagia Saat pahit kata terucap Indahnya bintang pun menghilang Saat manisnya kata terucap Gelapnya langit menjadi terang Entah kekuatan apa yang ada pada kata Sampai sekarang masih menjadi rahasia Tapi di setiap kata terucap Terlantun berjuta doa Kekuatan kata hadir pada puisi karya Tarmizi. Artinya, setiap kata yang terucap bisa menghadirkan ekspresi yang berbeda, karena setiap kata yang terucap ada makna yang hendak disampaikan. Baik makna yang tersirat maupun makna yang tersirat. Namun pada larik Tapi di setiap kata terucap/terlantun berjuta doa, ada sesuatu yang sudah menjadi ketentuan mutlak, selalu ada doa yang secara tersirat memang tidak dipaparkan oleh penutur, namun hakikatnya telah pasti bahwa ada sebuah harapan oleh si penutur kepada lawan tuturnya. Puisi berikut juga hadir dan berawal dari kata: Memandang Langit Mereka memandang langit

Begitu biru, begitu haru Hingga perlahan mata mereka Tertutup tumpukan gedung Yang tertawa setiap harinya Raut wajah mereka terpaut Pada hutan yang mulai rebah Dan tanah yang makin gelisah Mereka memandang langit Begitu hitam, begitu kelam. Fib unja, 23 maret 2016 Puisi yang berjudul Memandang Langit, karya Windy Kaunang Yogi Saputra, berhasil merefleksikan tentang kondisi sekitar. Bagaimana kekuatan kata-kata mewakili kondisi lingkungan sekitar. Sebuah penggambaran alam yang memprihatikan, perkembangan zaman justru menjadikan alam semakin sengsara. Ada sebuah persoalan yang hendak dibangun oleh penulis, persoalan yang mengakar pada suatu kondisi yang fundamental dalam tataran kehidupan manusia. Persoalan yang direfleksikan dalam katakata sebagai bentuk kritik kepada pihak yang senantiasa menjadikan alam harus menahan duka, hsl ini diwakilkan dalam larik Pada hutan yang mulai rebah/dan tanah yang makin gelisah. Dari kedua contoh karya sastra di atas, akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan akhir bahwa berawal dari sebuah kata kita mampu merefleksikan keadaan alam sekitar, keadaan yang ada di dalam hati. Dengan kata-kata ada sebuah makna yang hendak disampaikan, dan dengan kata-kata, secara tidak langsung akan memberikan dampak kepada pemahaman atau pola pikir pembacanya.

C. Strategi Menghadapi Masa Depan Sastra Menghadapi era globalisasi saat ini, untuk menjaga eksistensi sastra perlu sebuah penawaran-penawaran khusus atau dengan kata lain perlu sebuah strategi khusus agar eksistensi sastra tetap terjaga. Salah satu strategi yang coba penulis tawarkan adalah: politik menjual pisang goreng. Politik adalah seni atau cara untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu dan mempertahankan tujuan tertentu. Beberapa politik yang digunakan penjual pisang goreng adalah sebagai berikut: 1. Senantiasa menyediakan pisang yang berkualitas Artinya sastra pun harus dijaga kualitasnya. Pisang yang belum begitu masak biasanya dapat di karbit. Pisang itu dapat di goreng, namun rasanya beda. Sastra karbitan, juga tidak akan enak dibaca. Oleh karena itu perlu dipersiapkan mulai dari benih pisang, dirawat dan akhirnya bberbuah pisang. Mengelola sastra pun demikian halnya. Rasa pisang pun perlu dipertahankan buumbunya, jika sudah laku, jangan mengurangi kualitasnya. 2. Menyajikkan variasi pisang goreng. Kepiawaian penjual sangat ditunggu pelanggan. Ketika pisang goreng dibuat keripik, hebat juga harganya. Yang paling penting dalam sastra pun perlu polesan. Proses globalisasi mengakibatkan berubahnya paradigma tentang Pembinaan dan Pengembangan sastra. Penerbitan karya tidak hanya sebagai sebuah bentuk pendokumentasian karya, namun bisa dikembangkan sbagai sebuah sumber pembelajaran di sekolah ataupun perguruan tinggi. Demikian catatan sederhana ini dikemukakan dengan satu harapan, semoga catatan ini tidak menambah runyam sebuah kenikmatan pembacaan. Salam Kreatif.