PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI KAWASAN KOMPLEK PERUMAHAN JAYA SETIA DI KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI Ade Kurnia Putri, Mawardi Samah, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta,Padang Email : adekurniaputri1@gmail.com, mawardi_samah@yahoo.com, lusi_utamaindo115@yahoo.co.id Abstrak Muara Bungo merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan penduduk yang pesat. Salah satu wilayah yang sering terjadi banjir adalah Komplek Perumahan Jaya Setia yang terletak di Kelurahan Jaya Setia Kacematan Pasar Muara Bungo. Drainase merupakan bangunan yang dapat mengalirkan air. Untuk menghitung debit rencana drainase digunakan data curah hujan 10 tahun yaitu 004-01, Untuk menghitung curah hujan maksimum rata-rata digunakan Metode Aljabar dengan nilai maksimum sebesar 588 mm, Perhitungan perencanaan periode ulang 10 tahun didapat nilai 590,044 mm, perhitungan intensitas curah hujan menggunakan rumus Mononobe, sedangkan untuk debit rencana menggunakan Metode Rasional. Perhitungan pertumbuhan penduduk menggunakan metode Geometrik & Eksponensial dengan pertumbuhan penduduk selama 10 tahun dari tahun 01 dengan nilai 587 (orang) sedangkan untuk tahun 01 didapat 65 (orang). Ukuran drainase dengan lebar (b)= 5 m, tinggi (h) =,5 m, freeboard (fb) = 0,0 m. Untuk analisa air balik digunakan metode Direck-step dengan penampang saluran 875 m dan terjadi air balik sejauh 10,88 m. Kata kunci : drainase, banjir, penampang, aliran air balik,
DESIGN OF DRAINAGE CHANNELS IN THE RESIDENTIAL COMPLEX IN THE DISTRICT BUNGO FAITHFUL JAYA PROVINCE JAMBI Ade Kurnia Putri, Mawardi Samah, Lusi Utama Civil Tenik Department, Faculty of Civil Engineering and Planning, Universitas Bung Hatta, Padang E-mail : adekurniaputri1@gmail.com, mawardi_samah@yahoo.com, lusi_utamaindo115@yahoo.co.id Abstrak Muara Bungo is one of the cities with rapid population growth. one region of frequent flooding is a housing complex jaya setia kacematan market muara bungo. Drainage is building that can flow water. To calculate discharge drainage plan to use 10 years of rainfall data are from 004 to 01, To calculate the maximum rainfall average is used method of Algebra with a maximum value of 588 mm, Planning calculation used a period of repeated 10 years with a value of 590,044 mm, Calculation intensity of rainfall using formulas mononobe, While to discharge the plan uses the method rational. Population growth calculation using a method of geometry and population growth for 10 years from 01 with the value of 587 while for the year 01 obtained 65 & the value of the exponential in 01 with the value of 587 while for the year 01 651 with the value of 651. The size of the drainage with a width (b) = 5 m, height (h) =.5 m, the freeboard (fb) = 0.0 m. For the analysis of the water behind Direck-step method is used by Dreck-step 875 m and occurs in the back of the water as far as 10.88 m. Keywords: drainage, flooding, cross-section, turning the water flow,
PENDAHULUAN Pertumbuhan kota menimbulkan dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi, sehingga berpengaruh besar terhadap sistem drainase perkotaan. Perkembangan beberapa kawasan di dalam kota disinyalir sebagai penyebab banjir dan genangan air di lingkungan sekitarnya. Perumahan di kawasan Jaya Setia Di Kabupaten Bungo sering mengalami banjir dan genangan pada saat intensitas curah hujan tinggi. Saluran drainase yang ada masih drainase alam sehingga bila terjadi curah hujan yang besar saluran ini belum dapat menampung seluruh debit banjir, yang mana air yang ada pada saluran akan melimpah dan terjadi genangan air pada jalan dan pemukiman rumah warga. Oleh karena itu perlu dibangunnya saluran drainase yang cukup memadai agar genangan air dapat ditampung dan dialirkan ke badan air terdekat.hal ini biasanya timbul karena tidak cukupnya kapasitas saluran drainase kota yang ada dan perilaku masyarakat yang tidak mengerti pentingnya memelihara drainase. Oleh sebab itu, setiap perkembangan kota harus diikuti dengan perbaikan system drainasenya. Kabupaten Bungo sebagai wilayah yang baru berkembang, mengalami perubahanperubahan pesat dalam pembangunan baik dalam pembangunan fisik maupun pembangunan non fisik. Sebagai wilayah yang tergolong baru berdiri wilayah ini membutuhkan banyak landasan-landasan konseptual pembangunan, guna menjaga pencapaian tujuan pembangunan dapat terwujud di masa mendatang. Bungo sebagai Ibukota Kabupaten yang tumbuh dengan sangat pesatnya dibutuhkan perencanaan yang matang dan berkesinambungan di segala aspek pembangunan. Untuk itu penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut sebagai bahan pembuatan Tugas Akhir, dengan judul : Perencanaan Saluran Drainase Di Kawasan Komplek Perumahan Jaya Setia Di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. METODE Penulis melakukan studi literatur dan pegumpulan data. Kegiatan yang akan dilakukan secara garis besar dibedakan atas: a. Studi literatur Dalam studi literatur didapatkan teoriteori yang diperoleh melalui buku
buku untuk analisa hidrologi yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir. b. Pengumpulan data Data yang dibutuhkan adalah peta Topografi, peta Rt-Rw,data curah hujan 10 tahun (tahun 004 sampai tahun 01) yang berasal dari 1 Stasiun yaitu Stasiun Muara Bungo c. Analisa dan perhitungan. 1) Curah hujan maksimum Pada analisa ini, data curah hujan yang akan digunakan adalah data curah hujan rata rata maksimum yang diperoleh dengan menghitung data curah hujan 10 tahun dengan menggunakan Metode Aljabar, dan untuk Perhitungan Periode Ulang digunakan Metode Log Person III. ) Perhitungan intensitas Curah Hujan. Intensitas curah hujan dihitung menggunakan rumus mononobe dimana adanya pengaruh waktu konsentrasi. ) Debit Air Buangan Untuk perhitungan mencari debit rencana air buangan pada kawasan Perumahan Jaya Setia Kabupaten Bungo, terlebih dahulu kita harus menghitung jumlah penduduk pada masa yang akan datang. 4) Perhitungan Debit Banjir Rencana dan Perhitungan Luas Daerah Layanan. Besarnya debit rencana dapat dihitung dengan menjumlahkan debit air hujan rencana dengan debit air kotor sedangkan untuk perhitungan luas daerah layanan agar mengetahui luas daerah pengairan. 5) Perhitungan Dimensi Saluran Drainase Persegi. Perhitungan dimensi saluran berguna agar untuk mengetahui berapa lebar penampang yang akan diapakai. Untuk perhitungan saluran drainase digunakan metode manning. 6) Perhitungan Gorong-Gorong Dalam melewatkan air yang akan dialirkan sesuai dengan pola aliran maka perlu dibuat bangunan pembantu seperti gorong-gorong. Gorong-gorong yang direncanakan adalah goronggorong dengan kontrol pemasukan (inlet control)tidak tenggelam (H>1.D) 7) Analisa Air Balik Analisa pengaruh aliran balik / back water agar kita mengetahui berapa meter aliran balik dari sungai terhadap saluran Primer, untuk menghitung analisa air balik menggunakan metode Direck-step.
ANALISA DAN PEMBAHASAN a. Perhitungan Curah Hujan Didalam perhitungan data curah hujan rencana dengan periode ulang, metoda yang digunakan adalah : Perhitungan dengan Metode Log Person III. Tabel 1 Curah Hujan Harian Maksimum t c t c Kemiringan saluran (S) 0.87 * L 1000 * S 0.87*0.6 1000* 0,0061 = 0,0061 m 0.85 0.85 = 0,198 jam No Tahun Curah Hujan Harian Maksimum (mm) 1 004 58 005 419 006 478 4 007 46 5 008 89 6 009 50 7 010 9 8 011 588 9 01 558 R 4 I 4 tc 80,117 4 I = 8,899 mm/jam 4 0,198 Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel : Tabel : Perhitungan Intensitas Curah Hujan 10 01 414 L tc I Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Bungo Muara Bungo Dalam Angka,01 Sumber: hasil Perhitungan,014 b. Perhitungan Intensitas Curah Hujan Untuk perhitungan intensitas curah hujan menggunakan rumus mononobe dimana adanya pengaruh waktu konsentrasi. Jenis Saluran Ruas AH (m) (km) S ( m/m) (Jam) (mm/jam) S. Tersier T1-T 0,0 0.6 0.0061 0.1986 8,899 S. Tersier T-T 0,0 0.475 0.004 0.07 61,91 S. Tersier T4-T5 0,0 0.5 0.0059 0.05 81,1 S. Tersier T7-T6 0,0 0.479 0.0041 0.10 61,511 S. Tersier T8-T9 0,0 0.18 0.006 0.19 84,456 S. Tersier T10-T11 0,0 0.16 0.006 0.191 85,869 S. Tersier T1-T1 0,0 0.089 0.00 0.107 14,9 S. Sekunder T14-SKI1 0,0 0.581 0.004 0.88 5,899 S. Sekunder T6-SKA1 0,0 0.98 0.0050 0.50 70,99 S. Primer SKA1-PKA 0,0 0.875 0.00 0.6 8,588 Sumber: hasil Perhitungan,014 c. Debit Air Buangan 0.87 * L t c 1000 * S H S L Panjang saluran (L) 0.85 = 6 m Untuk perhitungan mencari debit rencana air buangan, terlebih dahulu kita harus menghitung jumlah penduduk pada masa yang akan datang. Untuk meghitung dibutuhkan data jumlah penduduk pada tahun-tahun sebelumnya.
Laju Pertumbuhan Geometrik P t = Po (1 + r) 1/n = (Pt/Po) 1/n -1 = ( 5,87/5,57) 1/5-1 r = 0,0118 = 1,18 % pertahun Laju Pertumbuhan Eksponensial P t = P o * e r.n 587 = ln 557 *,718 r = 8,6781 8,619 r = 0,0589 / 5 r = 1,18 % Untuk perhitungan selanjutnya Tabel : Proyeksi Pertumbuhan Penduduk No Tahun Jumlah Penduduk Geometri (orang) Eksponensial (orang) 1 01 587 587 01 594 594 014 601 6011 4 015 608 6081 5 016 615 615 6 017 65 64 7 018 698 697 8 019 67 671 9 00 6447 6446 10 01 65 651 Sumber: hasil Perhitungan,014 Setelah proyeksi pertumbuhan penduduk diketahui, maka perkiraan jumlah air buangan atau debit air buangan sudah dapat dihitung dengan jumlah penduduk tertinggi. Perhitungan kebutuhan air bersih, Kab = 144 lt/hari/jiwa 144 Kab 4x60x60 dapat dilihat pada tabel : Kab 0,0016667 lt / dt / jiwa Qak Pnx80% xkab A 601 x80% x0,0016667 Qak, Qak 0,004 m / dt / km
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel : Contoh perhitungan panjang per segmen saluran pada ruas T1-T Tabel 4: Perhitungan Debit Domestik Ruas T1-T = Ruas T-T4/ Qab A Penggunaan Air Qak Qak Jenis Pn jiwa Maksimal Saluran (m / dtk ) Km lt/dt/km m /dt/km -80% S. Tersier 601 0,001667, 80%,4879 0,004 S.Sekunder 5 65 0,001667, 80%,576 0,005 S. Primer 10 65 0,001667, 80%,6994 0,006 Sumber: hasil Perhitungan,014 Qak sal = Qak x Luas daerah layanan Untuk perhitungan debit air kotor saluran Tersier ruas T1-T Qak sal = 0,004 x 0,0077 Qak sal = 0,0000185 m /det. Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5: Perhitungan Debit Air Kotor Saluran Jenis Saluran Ruas Qak A Qak sal (m/dtk/km) (km) (m/dtk) S. Tersier T1-T 0,004 0,0077 0,0000185 S. Tersier T-T 0,004 0,0077 0,00001848 S. Tersier T4-T5 0,004 0,080 0,0001948 S. Tersier T6-T7 0,004 0,080 0,0001948 S. Tersier T8-T9 0,004 0,050 0,0001048 S. Tersier T10-T11 0,004 0,050 0,0001048 S. Tersier T1-T1 0,004 0,0075 1,8049E-05 S. Sekunder T14-SKI1 0,005 0,087 0,00007175 S. Sekunder T6-SKA1 0,005 0,077 0,00019 S. Primer SKA1-PKA 0,005 0,0089 0,00005 Sumber: hasil Perhitungan,014 d. Perhitungan Debit Banjir Rencana dan Perhitungan Luas Daerah = 475/ = 7,5 m setelah didapatkan panjang per segmen kemudian dilanjutkan perhitungan Luas Daerah Pengaliran contoh perhitungan Luas Daerah Pengaliran untuk Saluran Tersier T1-T A = panjang saluran T1-T x panjang persegmen ruas A = 6 x 7,5 A = 77m A =0,0077 Km Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel: Tabel 6: Perhitungan Luas Daerah Layanan Jenis Saluran Ruas L Panjang Per Segmen A A (m) (m) (m) (km) S. Tersier T1-T 6 7,5 77 0,0077 S. Tersier T-T 475 16 77 0,0077 S. Tersier T4-T5 5 9,5 80 0,080 S. Tersier T6-T7 479 167,5 80 0,080 S. Tersier T8-T9 18 158 50 0,050 S. Tersier T10-T11 16 159 50 0,050 S. Tersier T1-T1 89 84,5 75 0,0075 S. Sekunder T14-SKI1 581 49,5 87 0,087 S. Sekunder T6-SKA1 98 194 77 0,077 S. Primer SKA1-PKA 875 10 89 0,0089 Sumber: hasil Perhitungan,014 Layanan.
Besarnya debit rencana dapat dihitung dengan menjumlahkan debit air hujan rencana dengan debit air kotor. Perhitungan Debit Total rencana untuk saluran Tersier T - T Qtotal = Q banjir rencana + Q tambahan Q br = Q ah + Q ak Q br = 1,85 + 0,0000185 = 1,8 Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel : Tabel 7 : Perhitungan Debit Air Banjir Rencana Ruas L Q Banjir Qah Qak Q Banjir Rencana ( m ) ( Ruas ) ( m /dtk ) ( m /dtk ) ( m /dtk ) T1-T 6 Q1 1,8 0,0000185 1,8 T-T 475 Q 0,999 0,0000185 0,999 T4-T5 5 Q 1,57 0,000195 1,57 T6-T7 479 Q4 1,08 0,000195 1,09 T8-T9 18 Q5 0,884 0,000105 0,884 T10-T11 16 Q6 0,895 0,000105 0,895 T1-T1 89 Q7 0,195 0,000018 0,195 T14-SKI1 581 Q8 0,08 0,0000718 0,08 T6-SKA1 98 Q10 1,14 0,00019 1,14 SKA1-PKA 875 Q11 0,071 0,0000 0,071 Sumber: hasil Perhitungan,014 Dalam menentukan debit total rencana, dapat dihitung dengan menjumlahkan debit saluran itu sendiri ditambah debit air yang masuk kedalam saluran tersebut (Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang). Dalam menghitung debit rencana total digunakan rumus: Qtotal = Q banjir rencana + Q tambahan Qtotal = 1,8 + 0,999 Qtotal =,7 m /det Untuk perhitungan selanjutnya dapat lihat pada tabel berikut: Tabel 8 : Perhitungan Debit Air Banjir Total Ruas Q Banjir Rencana Q Banjir Debit Tambahan Q Total ( m /dtk ) ( Ruas ) Q tambahan (m /dtk) T1-T 1,8 Q1 1,8 T-T 0,999 Q Q1 + Q,7 T4-T5 1,57 Q 1,57 T6-T7 1,09 Q4 1,09 T8-T9 0,884 Q5 0,884 T10-T11 0,895 Q6 0,895 T1-T1 0,195 Q7 0,195 T14-SKI1 0,08 Q8 Q7+Q6+Q8 1,99 T6-SKA1 0,071 Q9 Q1 + Q + Q,7 SKA1-PKA 1,14 Q10 Q1 + Q + Q +Q4 + Q5 + Q9 5,68 Sumber: hasil Perhitungan,014 e. Perhitungan Dimensi Saluran Persegi Dalam menghitung dimensi saluran drainase direncanakan penampang saluran yang berbentuk Persegi empat pada saluran tersier, sekunder dan primer. Dengan pertimbangan saluran ini dapat mengalirkan air dengan cepat serta mudah dalam pemeliharaannya.untuk
menghitung dimensi saluran Keliling basah saluran (P) digunakan metode Manning. P = b + h Q = 1 n 1 h S ( h) = 1,1 + ( x 0.51) =,1 m 1,8 = 1 0,00 h 4h 0,006 h 1,80,00 = 1 0,006 8 1 h Jari-jari hidrolis (R) A R P1 0.561 R 0.646m,1 maka h = 0,51 m Tinggi muka air (h) = 0,51 m Kecepatan aliran (V) 1 1 V R S n 1 V 0.646 0,0061 0,0 V 1,07m / dt Lebar dasar saluran (b) = x h Tinggi jagaan (freeboard) diambil = x 0.51m 0, m = 1,1 m Tinggi saluran (H) H = h + F Dari hasil diatas diperoleh : = 0,51 m + 0, m Luas penampang basah (A) A = b x h = 0.71 m = 1,1 x 0,51 = 0.561 m Untuk perhitungan dimensi saluran selanjutnya dapat dilihat ditabel berikut:
Tabel 9: Perhitungan Dimensi Saluran Persegi Jenis Saluran Ruas L Q Rencana Total h B F H A P R V AH (m) S ( m/m) N (m) (m/dtk) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/det) S. Tersier T1-T 0,0 6 0.0061 0,0 1,8 0,51 1,1 0, 0,71 0,561,1 0,646 1,07 S. Tersier T-T 0,0 475 0.004 0,0,7 0,68 1,4 0, 0,881 0,95,76 0,449 0,891 S. Tersier T4-T5 0,0 5 0.0059 0,0 1,57 0,5 1,1 0, 0,7 0,57,14 0,67 1,056 S. Tersier T6-T7 0,0 479 0.0041 0,0 1,09 1,4,8 0, 0,8,9 5,6 0,7 0,88 S. Tersier T8-T9 0,0 18 0.006 0,0 0,884 1,1, 0, 0,,4 4,4 0,55 1,08 S. Tersier T10-T11 0,0 16 0.006 0,0 0,895 1,1, 0, 0,,4 4,4 0,55 1,091 S. Tersier T1-T1 0,0 89 0.00 0,0 0,195 0,94 1,9 0, 0,188 1,786,78 0,475 0,644 S. Sekunder T14-SKI1 0,0 581 0.004 0,0 1,99 1,69,4 0, 0,8 5,746 6,78 0,8475 0,801 S. Sekunder T6-SKA1 0,0 98 0.0050 0,0,7,1 5 0,,61 11,55 9,6 1,006 0,977 S. Primer SKA1-PKA 0,0 875 0.00 0,0 5,68,48 5 0,,78 1,4 9,96 1,45 0,644 Sumber: hasil Perhitungan,014 dengan menggunakan formula Henderson (1966). Perhitungan gorong-gorong Data : nilai Q masing-masing ruas Gorong-gorong ruas T SKA1 Q = Q(T6 T7) + Q (T1 T) = 1,09 + 1,8 =,67 M /dtk Gorong-gorong ruas SKA1-PKA Q = Q(T8 T9)+Q (T4 T5) + (SKA1 T6) Gambar 1: Penampang Saluran Persegi Primer = 0,884 + 1,57 +,7 f. Perhitungan Gorong Gorong = 4,579 M /dtk Dalam melewatkan air yang akan dialirkan sesuai dengan pola aliran maka perlu dibuat bangunan pembantu seperti goronggorong. Gorong-gorong yang direncanakan adalah gorong-gorong dengan kontrol pemasukan (inlet control)tidak tenggelam (H>1.D). Sehingga tinggi gorong-gorong adalah 1. dari permukaan air (H<1.H). Perhitungan gorong-gorong dilakukan Gorong-gorong ruas T4 SKI1 Q = Q(T1 T1) + Q (T0 T11) = 0,195 + 0,895 = 1,091 M /dtk
Tabel 10 : Posisi Gorong - Gorong Tabel 11: Perhitungan Gorong - Gorong Posisi Ruas Q rencana total (m/dtk) Q total / Ruas T - SKA1 T6-T7 1,09 T1-T 1,8,67 SKA1 - PKA1 T8-T9 0,884 T4-T5 1,57 4,578 T6-SKA1,7 T14 - SKI1 T1-T1 0,195 1,09 T10-T11 0,895 Sumber: hasil Perhitungan,014 Gorong-gorong Q g D H air C (m/dt) (m/s) (m) (m) 1,67 0,9 9,81 1,17 1,05 4,579 0,9 9,81 1,46 1,14 1,091 0,9 9,81 0,9 0,81 Sumber: hasil Perhitungan,014 Jadi perhitungan selanjutnya: Untuk perhitungan gorong-gorong ruas T-SKA1 C = 1 (untuk ujungnya bulat) H = diambil 0,9 D Q CDH gh Gambar : Gorong - Gorong Q D C H g H,67 D 1,4557 D D = 1,17 m H air = 1,17 x 0,9 = 1,05 m Untuk perhitungaan selanjutnya dapat dilihat ditabel: g. Analisa Air Balik (Back Water) Analisa pengaruh aliran balik / back water dari sungai Batang Tebo terhadap saluran Primer, untuk menghitung analisa air balik menggunakan metode Direck-step. Kedalaman kritis (Y c ) (kolom 1) Psi = Q/((g 0,5 )x(b,5 )) = 5,68/((9,81 0,5 )x(4,96,5 )) = 0,0
Dengan nilai Psi=0,0 maka berdasarkan tabel perhitungan kedalaman kritis dalam saluran segi empat didapat nilai Ep,si =,5 q Y c = g 1/ 5,68 = 9,81 1/ = 1,48 m Luas penampang basah (A)(kolom ) (A) = b x h = 4,96 x,78 = 1,79 m² Keliling basah saluran (P)(kolom ) =,78 m Beda tinggi energi (ΔE) (kolom 8) ΔE =E E1 Kemiringan gesek aliran (Sf) (kolom 9) n. V Sf = / R 0,0.0,41 1,11 = / = 0,000056 Kemiringan gesek merata (Sf rata-rata) (kolom 10) Sf rata-rata = Sf1 Sf So - Sf rata-rata (kolom 11) (P) = b + h = 4,96 + ( x,78) = 10,5 m ΔX = E E 1 So - Sf rata - rata (kolom 1) Jari-jarihidrolis (R) (kolom 4) A 1,79 (R) = = = 1,11 m P 10, 5 Kecepatan aliran (V) (kolom 5) Q 5,68 (V) = = = 0,41 m/dt A 1, 79 Panjang aliran balik (X) (kolom 1) X = ΔX1 + ΔX X =,9 +,49 = 4,79 Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tinggi energi kecepatan aliran (V²/g) (V²/g) = 0,41.9,81 = 0,00865 Tinggi energi (E) (kolom 7) E = V 0,41 h =,78 +. g.9,81
Tabel 1: Perhitungan Analisa Air Balik y A P R V V /g E ΔE Sf Sf So-Sf Δx x (m) (m ) (m) (m) (m/s) (m) rata-rata Rata rata (m) (m) 1 4 5 6 7 8 9 10 11 1 1 1,48 7,408 7,9 0,97 1,04 0,055 0,14 0,0005 0-0,018 0,0004 0 -,9 1,8 8,958 8,57 1,045 0,85 0,07 0,1 0,000 -,9-0,01 0,000-0,000 -,49,1 10,5648 9, 1,146 0,7 0,07 0,11 0,000-4,79-0,007 0,000-0,0001 -,8,5 1,1768 9,87 1,4 0,6 0,0 0,1 0,0001-7,59-0,004 0,0001-7E-05 -,9,8 14 10,5 1,11 0,55 0,016 0,1 0,0001 10,88 Dari hasil analisa diatas,terjadi Air Balik (Back Water) sejauh 10,88 meter jadi tidak mempengaruhi Saluran Drainase Sekunder dan Saluran Drainase Primer yang direncanakan. Karena Panjang Saluran Drainase Sekunder adalah 581 meter sedangkan Untuk Saluran Primer Panjangnya adalah 875 meter. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu mulai dari pengolahan data, sampai pada tahap perhitungan dimensi saluran, maka dapat diambil kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut : a) Besarnya curah hujan rencana maxsimum yang dihitung dengan metode log pearson III untuk kala ulang 10 tahun adalah 590,044 mm, 5 tahun adalah 80,117 mm sedangkan untuk kala ulang tahun adalah 6,471 mm. b) Berdasarkan data jumlah penduduk yang ada, pada tahun 008 jumlah penduduk Di Kawasan Perumahan jaya setia adalah 557 jiwa dan pada tahun 01 yaitu 587 jiwa. Dari hasil perhitungan diatas didapat nilai laju pertumbuhan penduduk di Kawasan Jaya Setia yaitu : Secara geometri = 1,18 % Secara eksponensial = 1,18% c) Berdasarkan dari hasil perhitungan didapat debit bajir total untuk saluran yang terbesar yaitu : Q Saluran Tersier = 1,9 (m /dtk) Qsaluran Sekunder=,7 (m /dtk) Q saluran Primer = 5,68(m /dtk) d) Bentuk penampang saluran yang dipakai adalah persegi agar dapat
menghemat lahan dan DAFTAR PUSTAKA mempermudah pemeliharaan. dalam Dr.Ir.Suripin,M.ENG. 00. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi. e) Pada kawasan Perumahan Jaya Setia Kabupaten Bungo Provinsi Jambi memiliki ketinggian ± 150 M diatas permukaan laut (dpl). SARAN Adapun saran-saran yang ingin disampaikan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : a))menumbuhkan kesadaran masyarakat Ven Te Chow. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta : Erlangga. Penataran Dosen Perguruan Tinggi Swasta.1997. Drainase Perkotaan. Jakarta Universitas Gunadharma. Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi Bangunan KP-0, Cetakan Pertama, Bandung, 1986. Kustamar. 008. Kajian Sistem Jaringan Drainase Guna Menanggulangi Genangan Air Hujan Daerah Gading-Bareng. Malang : tidak diterbitkan. untuk tidak membuang sampah pada saluran drainase agar aliran air dalam saluran tidak tersumbat, Sehingga saluran drainase yang ada dapat dipelihara dengan baik sesuai dengan perencanaan. b))perlu dilakukan perencanaan oleh Instansi terdekat agar kawasan ini tidak lagi mengalami banjir dan genangan air yang mengganggu aktifitas masyarakat setempat.