BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian-pengertian mengenai pariwisata yang menitikberatkan pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan wisata yang berarti kunjungan untuk melihat, mendengar, menikmati dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. musyawarah nasional turisme II di tretes, jawatimur tanggal juni 1958 yang

BAB II URAIAN TEORITIS. bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama dalam perjalanan.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

BAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN

Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. 2.1 Beberapa Pengertian Tentang Kepariwisataan

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya merupakan suatu cara

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA. Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB II KAJIAN TEORITIS. atau menghasilkan barang atau jasa melalui proses. Industri pariwisata bukanlah suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

BAB II PEMBAHASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Berdasarkan ketentuan World Association of Travel Agent (WATA)

BAB I PENDAHULUAN. liburan yang menggabungkan beberapa produk. Selain berurusan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

DEFINISI- DEFINISI A-1

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR. pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian Gaeografi Pariwisata dan Industri Pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin baik, hal tersebut tentunya akan memberikan

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

BAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN. dari dua suku kata pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputarputar,

BAB II TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

Kegiatan Belajar 1: Mengkonstruksi Industri Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata merupakan bentuk perjalanan sementara waktu meninggalkan

BAB II URAIAN TEORITIS

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata menjadi aktivitas yang mendapat perhatian besar, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan di Indonesia. Hal ini

MODEL SISTEM INFORMASI PARIWISATA MULTIUSER MENGGUNAKAN KONSEP E-MALL

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk liburan, bersenang-senang ataupun dengan tujuan lain yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

Oleh : Slamet Heri Winarno

kepada budi adi luhur masyarakat Bali sendiri. Penetapan pariwisata budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pariwisata Pengertian-pengertian mengenai pariwisata yang menitikberatkan pada kegiatan berwisata yang bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama dalam perjalanan. Tetapi, konsep dalam ilmu pariwisata yang seharusnya didasari atas moral sehingga tercipta suatu tata krama yang baik selama melakukan perjalanan ke suatu negara atau wilayah. Pernyataan ini didukung oleh pengertian pariwisata sebagai berikut, (Kencana, 2009:15) menyatakan : Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu kata pari yang berarti halus, maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan wisata yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Jadi, pariwisata itu berarti menyuguhkan suatu kunjungan secara bertata krama dan berbudi Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa pariwisata adalah : berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas terdapat beberapa hal yang merupakan ciri dari pariwisata (Nyoman, 1994:18), yaitu : 1. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain. 8

9 2. Perjalanan tersebut dilakukan untuk sementara. 3. Perjalanan tersebut berkaitan dengan rekreasi. 4. Orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi hanya sebagai konsumen. Dan dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang dari suatu tempat ke tempat lain, untuk sementara waktu dengan maksud atau tujuan tidak untuk berusaha atau mencari pekerjaan di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan bertamasya, untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. 2.2 Pengertian Wisatawan Berbicara mengenai pariwisata tentu tidak terlepas dari pembicaraan masalah wisatawan. Dan salah satu yang harus kita ketahui adalah siapa yang disebut dengan wisatawan. Banyak orang yang mendefenisikan wisatawan itu secara sederhana yaitu wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata. Tetapi pemahaman tersebut tergolong sempit atau biasa. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa, wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

10 Berdasarkan Undang-Undang No. 9 tahun 1969 menyebutkan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu. The Committee of Statistical Experts of the League of Nation pada tahun 1937 menyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara dimana dia bisa tinggal, dan dengan periode setidaknya 24 jam. Kemudian menyebutkan yang dapat dianggap sebagai wisatawan adalah : 1. Orang-orang yang berpergian untuk tujuan bersenang-senang, alasan keluarga, untuk tujuan kesehatan dan lain sebagainya. 2. Orang-orang yang berpergian untuk mengadakan pertemuan atau mewakili kedudukan sebagai diplomat. 3. Orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila mereka tinggal kurang dari 24 jam. (Nyoman, 1994:25) Berdasarkan konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai perjalanan internasional dan pariwisata di Roma tahun 1963 menyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempat tinggalnya yang biasa, untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan yang menguntungkan di negara yang dikunjugi. Dari defenisi tersebut telah mencakup wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang datang paling sedikit 24 jam di negara yang dikunjungi. Dan pelancong (excursionist) yaitu seorang pengunjung yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi.

11 Dari defenisi-defenisi yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan batasan yang disebut wisatawan adalah : 1. Perjalanan yang dilakukan lebih kurang 24 jam. 2. Perjalanan yang dilakukan hanya untuk sementara. 3. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat tujuannya. (Nyoman, 1994:27) 2.3 Motivasi Perjalanan Wisata Dari defenisi wisatawan yang diuraikan diatas, kita dapat menelusuri apa yang menjadi maksud seseorang melakukan perjalanan wisata. Pada hakikatnya mobilitas manusia merupakan salah satu kehidupan manusia yang tidak bisa puas atau terpaku pada suatu tempat dalam memenuhi kebutuhan atau tuntunan kelangsungan hidupnya. Mobilitas manusia timbul dari berbagai dorongan kebutuhan atau kepentingan. Motivasi atau tujuan perjalanan dari para wisatawan pada dasarnya dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu : pesiar (leiser), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, keagamaan, olahraga dan lain sebagainya. Kemudian business untuk keperluan konferensi, lokakarya, simposium dan misi tertentu. (Nyoman, 1994:28) 2.4 Pengertian Industri Pariwisata Ketika kita mendengar kata industri, maka timbul gambaran dibenak kita adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya dan menghasilkan

12 produk dalam bentuk barang. Namun industri pariwisata jauh berbeda dengan yang kita lihat biasanya. Para ahli umumnya memberi batasan pengertian kata industri sebagai berikut : 1. Industri adalah segala usaha yang bertujuan untuk menghasilkan barangbarang atau jasa. 2. Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang sejenis atau serupa. 3. Industri adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan (firms) yang menggunakan bahan mentah yang sama. (Yoeti, 1983:138) Dari pengertian-pengertian kata industri yang telah diuraikan diatas, maka kita cenderung untuk memberikan batasan tentang industri pariwisata yaitu : industri pariwisata adalah kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara bersamasama menghasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya (Yoeti, 1983:140). Menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menjelaskan bahwa : industri pariwisata adalah kumpulan usaha yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

13 Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No. 9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus, dimana dalam Bab II pasal 3 (Yoeti, 1983:138) disebutkan : Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara. Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut (Yoeti, 1983:138) dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah : a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri sampingan lainnya. b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. c. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional. Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha yang berifat commercial. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata yaitu :

14 1. Biro Perjalanan (Travel Agent) 2. Perusahaan Angkutan (Transportasi) 3. Akomodasi perhotelan 4. Bar dan Restoran 5. Souvenir dan Handicraft 6. Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti : money changer, bank, tempat menjual dan mencetak film, camera, kantor pos dan lain-lain (Yoeti, 1983:147) 2.5 Produk Wisata Berbicara mengenai produk, kita cenderung memikirkan kalau produk itu berwujud barang, tetapi produk tersebut ada dua yaitu barang dan jasa. Dalam hal pariwisata, produk yang dipasarkan itu adalah dalam arti jasa atau pelayanan (service). Produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber daya yang terdapat pada suatu Daerah Tujuan Wisata, fasilitas, dan transportasi (Yoeti, 2002:128) Ciri-ciri produk pariwisata tersebut adalah : 1. Hasil atau produk pariwisata itu tidak dapat dipindahkan. 2. Hasil atau produk pariwisata tersebut tidak dapat ditimbun. 3. Proses produksi terjadi bersamaan dengan konsumsi.

15 4. Hasil atau produk pariwisata tidak memiliki standart atau ukuran yang objektif. 5. Hasil atau produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-ekonomis terhadap permintaan (demand). 6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan dibelinya. 7. Hasil atau produk pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapat diganti dengan mesin. 8. Dari segi pemilihan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya besar (Yoeti, 1983:156) 2.6 Daya Tarik Wisata Tanpa adanya daya tarik disebuah objek wisata, maka objek wisata tersebut pasti tidak akan berkembang. Karena dengan adanya daya tarik yang melekat pada suatu objek wisata itulah yang menumbuhkan motivasi wisatawan untuk datang dan berkunjung ke suatu objek wisata. Daya tarik wisata yang belum dikembangkan semata-mata merupakan sebuah sumber daya potensial yang belum dapat disebut daya tarik wisata. 2.6.1 Daya Tarik Pariwisata Dari Segi Budaya Pariwisata erat kaitannya dengan budaya. Tanpa adanya budaya, maka pariwisata tidak akan tercipta. Secara etimologi, budaya berasal dari Bahasa

16 Sansekerta, yaitu Buddhayah, bentuk jamak dari kata Buddhi (akal) sehingga dikembangkan menjadi budi-daya yaitu kemampuan akal budi seseorang atau sekelompok manusia. (Kencana, 2009:34) Banyak wisatawan yang datang ke suatu daerah atau negeri, karena daya tarik budayanya, apalagi kalau budaya tersebut jauh bebeda dari budaya mereka. Misalnya orang Amerika yang biasa berdansa berpelukan ingin melihat tari Bali yang lemah gemulai menggerakan tangan, jari, kaki, pinggang bahkan mata. Orang Eropa yang mengetahui cerita percintaan karya Willliam Shakespeare yang berjudul Romeo and Juliet, juga ingin melihat cerita percintaan rakyat Bali yang berjudul Jayaprana dan Layonsari. Orang Mexico yang memiliki kepahlawanan Cow Boy juga ingin melihat kepahlawanan Cindur Mato di Minangkabau. Orang Jepang yang memiliki samurai di negerinya juga ingin melihat kepiawaian keris di Jawa, rencong di Aceh dan Mandau di Kalimantan. (Kencana, 2009:43) 2.6.2 Daya Tarik Pariwisata dari Segi Sejarah Berbicara mengenai sejarah, erat hubungannya dengan pariwisata. Setiap objek wisata memiliki nilai sejarah tersendiri, dan nilai sejarah tersebut menjadi acuan untuk objek wisata tersebut yang akan diceritakan kepada wisatawan. Dalam Bahasa Inggris sejarah disebut History yang artinya masa yang telah lampau, dalam hal ini masa lampau umat manusia, oleh karena itu tentu saja sejarah membahas kegiatan umat manusia di masa lampau. Dalam Bahasa Arab, sejarah adalah Sajaratun yang berarti pohon, jadi kalau kita melihat gambar silsilah rajaraja, secara sepintas akan tampak bagaikan pohon. (Kencana, 2009:51)

17 Contoh daya tarik pariwisata dari segi sejarah misalnya : Orang Amerika Serikat yang ingin kembali mengunjungi Bukit Ifar di Sentani Jayapura karena di tempat itu Jendral Douglas Mac Arthur pernah singgah ketika kembali dari Australia untuk menyerbu Jepang, dalam Perang Dunia kedua. Umat Budha yang ingin melihat kembali peninggalan karya umat Budha yaitu Candi Borobudur yang dibuat ratusan lalu. Umat Islam yang ingin melihat tempat Nabi Muhammad SAW pertama kali memperoleh wahyu dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Umat Hindu yang ingin melihat Bukit Kurusetra tempat Harjuna menerima wejangan dari Awatra Sri Kresna yang menjadi tulisan Bhatara Wisnu menjelang perang besar Bhatara Yudha. Umat Kristen Katholik yang ingin berkunjung ke Gereja Vatikan di Roma, sebuah negara kecil tetapi memimpin umat Katholik seluruh dunia (kecuali Anglikan) mereka mendengar pidato paus setiap tahun, kendatipun sang paus berganti sesuai tata cara umat Katholik itu sendiri. (Kencana, 2009:58) 2.7 Pengertian Sarana dan Prasarana 2.7.1 Sarana Kepariwisataan Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sarana kepariwisataan ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan wisatawan. (Yoeti, 1996 : 9) Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 (tiga) unsur pokok, yaitu : A. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure)

18 Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah : 1. Biro Perjalanan Wisata (Travel Agent) 2. Tour Operator 3. Perusahaan Transportasi 4. Restoran, Bar, objek wisata dan atraksi wisata B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastucture) Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang berfungsi untuk membuat para wisatawan agar dapat lebih lama tinggal di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Yang termasuk dalam sarana pelengkap kepariwisataan adalah : 1. Sarana olahraga, misalnya : lapangan golf, pusat kebugaran (fitness), kolam renang, lapangan tenis dan sebagainya. 2. Sarana ketangkasan, misalnya : billyard, jackpot, pachinco dan sebagainya. C. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure) Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap, yakni fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang berfungsi untuk membuat para wisatawan lebih

19 lama tinggal di daerah yang dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah tersebut. Yang termasuk dalam kelompok sarana penunjang kepariwisataan adalah : 1. Night Club 2. Steambath 3. Casino 2.7.2 Prasarana Kepariwisataan Prasarana (infrastructure) kepariwisataan sesungguhnya merupakan tourist supply yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekonomian juga. Yang dimaksud prasarana (infrastructure) adalah Semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya. Jadi, fungsi dari prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya (Yoeti, 1983:170) Adapun beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan, meliputi : 1. Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyajikan makanan dan minuman khas setempat.

20 2. Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan sekali dibutuhkan karena salah satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu kawasan objek wisata. 3. Pelayanan informasi, yang dibutuhkan pengunjung agar dapat mengatur pengunjung yang datang ke objek wisata. 2.8 Kunjungan Wisata Berbicara mengenai kunjungan wisata tentu erat hubungannya dengan kuantitas pengunjung yang berkunjung ke suatu daerah objek wisata. Dengan kata lain dapat didefenisikan bahwa kunjungan wisata adalah jumlah wisatawan yang datang ke suatu objek wisata. Meningkatnya kunjungan wisata di suatu objek wisata sangat ditentukan oleh jenis dan daya tarik yang terdapat di objek wisata tersebut. (Gamal, 2002:24) 2.9 Strategi Peningkatan Kunjungan Wisata Strategi peningkatan kunjungan wisata adalah upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kunjungan di suatu objek wisata. Salah satu upaya tersebut yaitu melalui pembangunan atau pengembangan objek wisata. Pengembangan suatu objek wisata harus dilakukan berdasarkan konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang artinya pengembangan sumber daya (atraksi, aksesibilitas, amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan (stakeholders) dan nilai kepuasan

21 optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang (Janianton Damanik dan Helmut F. Weber, 2006)