BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

dokumen-dokumen yang mirip
TARIF LINGKUP AKREDITASI

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

Air mineral SNI 3553:2015

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

V. KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

Air demineral SNI 6241:2015

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

SNI Lingkup AMDK dalam Permenperin No 78 Th I Nyoman Supriyatna Pusat Perumusan Standar

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

III. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

Air mineral alami SNI 6242:2015

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

MATERI DAN METODE. Materi

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berasal dari Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dengan persentase ratarata

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi.

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

Tabel.1. Data Absorbansi Larutan Standar Unsur Nikel ( Ni ) Bulan II 0,0000 0,0000 0,0100 0,0015 0,0200 0,0030 0,0300 0,0044 0,0400 0,0057

Air minum dalam kemasan

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat. Tabel 1 merupakan data mengenai pengguna Air Mineral. Air minum dalam kemasan dapat dikonsumsi oleh masyarakat dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. Tabel 1. Tabel Data Pengguna Air Mineral Tahun 2008 hingga 2012 Jumlah Konsumsi Dalam Produksi Riil Tahun Perusahaan Negeri (Unit Usaha) (Ribu Liter) (Ribu Liter) 2008 611 12.800.000 12.776.239 2009 654 13.440.000 13.409.397 2010 705 14.592.857 14.555.356 2011 721 15.681.600 15.644.692 2012 723 16.632.096 16.607.915 Sumber : Kementrian Perindustrian Negara Indonesia Menurut Badan Standarisasi Nasional, air minum dalam kemasan merupakan air baku yang telah diproses, dikemas, dan aman diminum yang mencakup air mineral dan air demineral. Air baku sendiri merupakan air yang sudah memenuhi syarat mutu air bersih sesuai dengan peraturan yang berlaku. 1

Di Indonesia, parameter air layak konsumsi tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Berikut ini merupakan tabel mengenai kriteria kualitas air yang dapat digunakan sebagai air minum yang tertuang dalam tabel 2. 2

Tabel 2. Kriteria Kualitas Air Yang Dapat Digunakan Sebagai Air Minum Kadar No. Jenis Parameter Satuan maksimum yang dibolehkan 1. Parameter yang berhubungan l angsung dengan kesehatan a) Parameter Mikrobiologi 1. E.Coli Jumlah per 100 0 ml sampel 2. Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 0 ml sampel b) Kimia an-organik 1. Arsen Mg/L 0,01 2. Fluorida Mg/L 1,5 3. Total Kromium Mg/L 0,05 4. Kadmium Mg/L 0,003 5. Nitrit, (Sebagai NO 2 ) Mg/L 3 6. Nitrat, (Sebagai NO 3 ) Mg/L 50 7. Sianida Mg/L 0,07 8. Selenium Mg/L 0,01 2. Parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan a) Parameter Fisik 1. Bau Tidak berbau 2. Warna TCU 15 3. Total Suspended Solid Mg/L 500 4. Kekeruhan NTU 5 5. Rasa Tidak berasa 6. Suhu o C Suhu udara ± 3 b) Parameter Kimiawi 1. Aluminium Mg/L 0,2 2. Besi Mg/L 0,3 3. Kesadahan Mg/L 500 4. Klorida Mg/L 250 5. Mangan Mg/L 0,4 6. ph 6,5-8,5 7. Seng Mg/L 3 8. Sulfat Mg/L 250 9. Tembaga Mg/L 2 10. Amonia Mg/L 1,5 Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 492/MENKES/PER/IV/2010 3

Kepmenkes tersebut memuat beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi air untuk layak konsumsi, baik secara fisik, kimia maupun mikrobiologi. Pertama, dari segi fisik, air harus tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, serta tidak keruh. Kedua, dari segi kimiawi, air minum itu boleh mengandung cemaran logam, tetapi harus sesuai dengan kadar maksimum yang telah ditetapkan. Cemaran logam dimaksud seperti timbal (Pb); tembaga (Cu); Cadmium (Cd); Raksa (Hg); Perak (Ag) dan Cobalt (Co). Sedangkan dari segi mikrobiawi, air minum sama sekali tidak boleh mengandung cemaran mikrobiawi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan alternatif terhadap penyediaan air bersih dengan diperkenalkannya air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi dalam kemasan gelas, botol, dan galon. Tentu saja, AMDK ini memiliki ketentuan tersendiri dan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan sesuai dengan SNI 01-3553-2006, untuk bisa dikonsumsi dengan aman. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menjadi pendorong beberapa industri-industri untuk membuka industri air minum dalam kemasan atau AMDK. Salah satu indutsri AMDK yang sudah baik untuk sistem produksi dan distribusi adalah AQUA (Danone) yang dikelola oleh PT Tirta Investama. PT Tirta Investama adalah salah satu industri yang bergerak di bidang air minum dalam kemasan. Di daerah Cianjur, PT Tirta Investama (Danone AQUA) merupakan cabang dari industri AMDK yang sudah memiliki sistem berpredikat baik karena sistemnya diatur dan dikelola 4

dengan baik, dengan sistem penjadwalan yang baik dan pengadaan evaluasi setiap usai produksi. Pengolahan limbah sudah melalui standar pengolahan yang baik sehingga limbah aman untuk dibuang dan tidak mencemari lingkungan. Pengolahan limbah industri yang dilakukan dengan baik mencerminkan tanggung jawab moral perusahaan terhadap kelestarian lingkungan. Untuk menjaga mutu air baik itu dari sumber mata air maupun air minum dalam kemasan, pengendalian limbah perlu dilakukan untuk menghindari tercemarnya lingkungan dengan adanya bahan sisa bahkan limbah yang dihasilkan oleh industri. Pengolahan limbah cair menggunakan cara penetralan dengan cairan kimia dimana kebutuhannya disesuaikan dengan keadaan ph limbah cair. Jenis limbah berbeda-beda sesuai dengan bahan baku dan bahan kemas yang digunakan. Terdapat limbah cair, padat, dan limbah gas. Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan baik kegiatan industri maupun kegiatan manusia sehari-hari. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. 5

Selain itu juga terdapat limbah padat yaitu hasil buangan industri berupa padatan yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah padat ini memerlukan perlakuan khusus supaya tidak mencemari lingkungan dan sebisa mungkin dapat digunakan atau dimanfaatkan kembali. Jenis limbah padat yaitu kertas, kayu, kain, karet atau kulit tiruan, plastik, metal, gelas atau kaca, organik, bakteri, kulit telur, dan lain-lain. Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan. Untuk menanggulangi pencemaran tanah akibat penumpukan sampah itu dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti melalui program 3 R yaitu Reduce, Reuse, Recycle. Reduce artinya mengurangi atau mereduksi sampah yang akan terbentuk. Reuse, adalah program pemakaian kembali sampah yang sudah terbentuk seperti penggunaan bahan-bahan plastik/kertas bekas untuk benda-benda souvenir, bekas ban untuk tempat pot atau kursi taman, botol-botol minuman yang telah kosong diisi kembali dan sebagainya. Proses recycle berbeda dengan kedua program sebelumnya. Dalam hal ini sampah sebelum digunakan perlu diolah ulang terlebih dahulu. Bahan-bahan yang dapat didaur ulang (recycle) seperti kertas atau sampah bekas, pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi atau logam bekas dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur-ulang menjadi kompos (pupuk). Proses daur ulang ini juga dapat mengubah sampah menjadi energi panas yang dikenal dengan proses insenerasi. 6

Disamping itu terdapat limbah gas yang merupakan asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O 2, N 2, NO 2, CO 2, H 2, dan lain-lain. Maka dari itu sebelum dilepas ke udara, asap hasil produksi pabrik di saring dahulu supaya tidak membahayakan lingkungan sekitar. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih rnungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, dan kabut. Sedangkan pencemaran berbentuk gas dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO 2, NOx, CO, CO 2, hidrokarbon dan lain-lain. Maksud dari pembuatan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi fisik dari limbah yang dihasilkan dari industri AMDK ini dan membandingkannya dengan peraturan dan ambang batas yang menjadi landasan, apakah sudah memenuhi kriteria bila akan dilepas ke lingkungan atau belum. Pengukuran uji fisik dapat dilakukan dengan mengukur ph, suhu, warna, kecerahan atau kekeruhan, dan kadar oksigen terlarut. Dengan adanya pengukuran fisik ini maka penulis berharap akan dapat mengetahui bagaimana penerapan pengolahan limbah cair di industri AMDK, mengetahui apakah limbah yang dibuang apakah sudah aman atau belum, dan yang paling penting adalah penulis dapat mengetahui bagaimana proses produksi air minum dalam kemasan. Alasan mengapa uji fisik yang dipilih karena dapat mengetahui metode, proses, dan kegunaan analisa pengukuran ph, suhu, kekeruhan, konduktivitas, salinitas, warna dan bau, serta TDS (Total 7

Dissolved Solids).Terdapat beberapa masalah yang terdapat pada perusahaan yaitu alat tidak berjalan sebagaimana mestinya dikarenakan sensor tidak berjalan dengan baik. Akibat dari sensor tidak berjalan dengan baik adalah air limbah yang seharusnya dinetralkan di tangki penetrasi langsung mengalir ke sungai. B. Perumusan Masalah Permasalahan yang muncul dalam suatu lingkungan industri yang bergerak di bidang air minum dalam kemasan (AMDK) saat melakukan proses produksi dalam hal limbah yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan adalah limbah cair. Dengan mengukur dan memperhatikan penerapan pengendalian limbah yang ada di industri tersebut maka dapat mengetahui bagaimana penerapan limbah untuk dikendalikan supaya aman jika dibuang ke lingkungan dan tidak mencemari lingkungan. C. Batasan Masalah Batasan masalah yang akan di ambil untuk mempermudah meninjau pengolahan limbah cair di PT Tirta Investama Cianjur adalah : 1. Kajian pada debit dan sifat uji fisik limbah cair pada PT Tirta Investama. 2. Kajian yang dilakukan hanya pada uji fisik pada PT Tirta Investama. 8

D. Tujuan 1. Mengetahui kualitas limbah cair yang akan di buang ke lingkungan. 2. Mengetahui proses pengolahan limbah cair pada WWTP. E. Manfaat 1. Memberikan kontribusi ilmiah terhadap peningkatan kinerja sistem IPAL (Instalasi Pengendalian Air Limbah) agar effluent yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu yang sudah ditetapkan. 2. Mengetahui proses pengolahan limbah cair sampai aman untuk dilepas ke sungai di lingkungan sekitar. 3. Mengetahui cara mengukur dan menganalisa sampel limbah cair di laboratorium untuk influent dan effluent. 9