BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan,akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

. BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Sesuai dengan pasal 33 ayat 3 UU Nomor 20 Tahun 2003, Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan menggunakan akal pikiran dan emosi yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan bangsa Indonesia salah satunya adalah mencerdasakan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. itu, untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan produktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa: Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, kepribadian, moral, pembentukan watak untuk. jenjang pendidikan yang selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian penting di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak terlepas dari peranan tenaga pendidik, peserta

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 dikemukakan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, menuntut manusia untuk terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang diharapkan. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan peroses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidangnya. Hal ini sesuai dengan pasal 33 ayat 3 UU Nomor RI No. 20 Tahun 2003. Kurikulum pada suatu jenjang dikembangkan sesuai dengan prinsip deversifikasi sesuai dengan aturan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Untuk mencapai tujuan tersebut pembinaan anak didik (siswa) yang akan terjun kemasyarakat harus dilakukan seoptimal mungkin, baik mengenai kompetensi kejuruan maupun bidang disiplin ilmu. Hal ini sesuai dengan tujuan SMK dalam 1

2 GBPP Tahun 2004 yaitu : (1) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, (2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri, (3) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, (4) Menyiapkan tamatan agar mampu menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Keberhasilan siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal merupakan kondisi dalam proses belajar yang berasal dari dalam diri siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Faktor internal ini antara lain kecerdasan, bakat, keterampilan/kecakapan, minat, motivasi, kondisi fisik dan mental. Faktor eksternal yaitu seluruh kondisi diluar individu siswa yang langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi belajarnya. Faktor eksternal ini diantaranya lingkungan sekolah, guru, keluarga, teman bermain dan masyarakat luas. Guru sebagai pengembang kompetensi siswa harus memiliki strategi untuk mengoptimalkan kompetensi siswa dengan memperhitungkan faktor internal dan eksternal siswa. Hal ini selaras dengan pendapat Rusman (2011:132) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Berbagai upaya telah dilakukan sekolah dan guru untuk mengatasi masalahmasalah tersebut. Menurut Suryosubroto (2002: 14-15), agar guru dapat mengajar secara efektif hendaknya syarat-syarat berikut dilakukan : a). membelajarkan siswa secara aktif, b). mempergunakan banyak model mengajar (variasi model), c). memberi motivasi belajar siswa yang tepat, d). mempertimbangkan perbedaan 2

3 individual siswa, e). selalu membuat perencanaan sebelum mengajar, f). mampu menciptakan situasi yang demokratis di sekolah, g). menghubungkan mata pelajaran disekolah dengan kebutuhan dimasyarakat, dll. Rusman (2011:133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pelajaran dan membimbing pelajaran didalam kelas atau yang lain. Hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, pengemasan yang kreatif dan pemeliharaan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Berdasarkan observasi peneliti yang dilakukan di SMK Negeri 2 Tanjungbalai pada tanggal 07 September 2015, meliputi pengamatan terhadap hasil belajar melalui Daftar Kumpulan Nilai (DKN) siswa kelas XI pada Tahun Ajaran 2012/2013, 2013/2014, dan 2014/2015 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sistem Pemindah Daya masih rendah. Sejalan dengan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Sistem Pemindah Daya, kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada mata pelajaran Sistem Pemindah Daya adalah 75. Untuk meningkatkan nilai siswa yang tidak lulus biasanya guru bidang studi tersebut akan mengadakan ujian ulangan. Perolehan hasil belajar mata pelajaran Sistem Pemindah Daya siswa kelas XI TKR T.A. 2014 2015 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini : 3

4 Tabel 1. Daftar Kumulatif Nilai Sistem Pemindah Daya Siswa XI TKR XI TKR Tahun Ajaran Jumlah % Tidak Jumlah Total % Tuntas Siswa Tuntas Siswa 2012/2013 56,67 17 43,33 13 30 2013/2014 59,26 16 40,74 11 27 2014/2015 62,07 18 37,93 11 29 (Sumber : DKN SMK Negeri 2 Tanjungbalai) 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 T.A. 2012/2013 T.A. 2013/2014 T.A. 2014/2015 Gambar 1. Diagram Ketuntasan Siswa Kelas XI TKR TUNTAS TIDAK TUNTAS Dari data diatas dapat dilihat pada Tahun Ajaran 2012/2013 persentase ketuntasan siswa pada mata pelajaran Sistem Pemindah Daya sebesar 56,67%, pada Tahun Ajaran 2013/2014 sebesar 59,26%, dan pada Tahun Ajaran 2014/2015 sebesar 62,07%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sistem Pemindah Daya yang dicapai masih rendah. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan sesuai dengan tuntutan kurikulum diperlukan suatu alternatif model pembelajaran dan penggunaan yang mengarah kepada pembelajaran siswa aktif dengan harapan dapat meningkatkan 4

5 penguasaan konsep dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi siswa pada mata pelajaran Sistem Pemindah Daya. Hal ini disebabkan pembelajaran masih berpusat pada guru dan metode penyampaian materi didominasi dengan metode konvensional yaitu ceramah dan mencatat, sehingga siswa hanya menerima pengetahuan dari guru saja, kurangnya interaksi dan aspek keterbukaan antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa sehingga segala kesulitan siswa dalam proses pembelajaran tidak bisa diketahui oleh guru, sumber belajar dominan yang digunakan siswa adalah catatan yang diberikan guru dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan model pembelajaran yang kurang mengarah pada upaya memberikan contoh-contoh penerapan materi yang diajarkan pada dunia nyata. Hal itulah yang menjadi faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa di SMK Negeri 2 Tanjungbalai tergolong rendah. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sistem Pemindah Daya supaya mencapai hasil yang sesuai dengan KKM adalah dengan menggunakan model pembelajaran. Setelah mempelajari strategi pembelajaran dan berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan, maka penulis mengambil satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sistem Pemindah Daya. Dalam pembelajaran kooperatif model STAD kelas dibagi beberapa tim. Setiap tim terdiri dari empat sampai lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis. Siswa akan mencoba menganalisis, membahas dan dapat 5

6 menemukan jawaban dari masalah yang dibahas bersama, sehingga setiap anggota kelompok akan memahami setiap materi yang diberikan oleh guru. Alasan dipilihnya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) karena, (1) situasi pembelajaran lebih kondusif, karena siswa dilibatkan secara penuh dalam pembelajaran, (2) guru tidak lagi menggunakan metode konvensional, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa, (3) guru akan termotivasi untuk mencari media pembelajaran baru (modeling) dari berbagai sumber. Selain itu siswa juga diajak untuk terlibat langsung mulai dari pemahaman materi, diskusi, pembentukan kelompok belajar hingga praktek. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sistem Pemindah Daya siswa kelas XI TKR dengan judul penelitian : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Teknik Kendaraan Ringan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions) Pada Mata Pelajaran Sistem Pemindah Daya Di SMK Negeri 2 Tanjungbalai T.A. 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi identifikasi masalah adalah: 1. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru. 2. Kurangnya interaksi dan aspek keterbukaan antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. 6

7 3. Sumber belajar dominan yang digunakan siswa adalah catatan yang diberikan guru dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Penggunaan model pembelajaran yang kurang mengarah pada upaya memberikan contoh-contoh penerapan materi yang diajarkan pada dunia nyata. 5. Hasil belajar siswa sebagian besar tidak sampai pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75. C. Pembatasan Masalah Dalam suatu penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : penggunaan model pembelajaran yang kurang mengarah pada upaya memberikan contoh-contoh penerapan materi yang diajarkan dan hasil belajar Sistem Pemindah Daya di kelas XI TKR yang tidak sampai pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75. D. Perumusan Masalah Bedasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sistem Pemindah Daya kelas XI TKR SMK Negeri 2 Tanjungbalai T.A. 2015/2016? 7

8 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) pada mata pelajaran Sistem Pemindah Daya di kelas XI TKR SMK Negeri 2 Tanjungbalai. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai berkut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan teknologi di bidang pendidikan, khususnya dalam bidang pembelajaran produktif di SMK. b. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi guru dalam menunjang keberhasilan belajar siswa, khususnya meningkatkan mutu pendidikan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions). 2. Manfaat Praktis Manfaat penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions). 8